Anda di halaman 1dari 20

Terapi Pada Anak dan

Remaja dengan ADHD


Anak merupakan individu yang berada
dalam satu rentang perubahan
pertumbuhan dan perkembangan
yang dimulai dari bayi hingga remaja
Bayi (0-1 tahun), Toddler (1-2.5 tahun),
pra sekolah (2.5-5), usia sekolah (5-11
tahun) hingga remaja (11-18).
Dalam proses pertumbuhan &
perkembangan anak memiliki ciri fisik,
kognitif, konsep diri, pola koping dan
perilaku sosial

Adanya hambatan dalam tahap


pertumbuhan & perkembangan dapat
menimbulkan masalah kesehatan jiwa
bila tidak terselesaikan dengan baik

ADHD
4.015 siswa usia 6-13 tahun di 10 sd wilayah
Jakarta menunjukan prevalensi 26,2% anak
ADHD. Data kongkrit yang ada menyebutkan
perkiraan ADHD akan menetap sekitar 15%
sampai dengan 20% saat dewasa. Sekitar 65%
akan mengalami gejala sisa saat usia dewasa
atau kadang secara perlahan menghilang. Angka
kejadian ADHD saat usia dewasa sekitar 2%
sampai dengan 7%.
Apabila ADHD tidak diintervensi maka dapat menjadi
faktor resiko yang besar pada masalah social,
emosional, termasuk kekerasan dan depresi ketika
beranjak remaja dan dewasa (Thyagarajan, 2016)
Sugiarmin (2007) menyatakan bila kondisi ini
dibiarkan akan berdampak pada prestasinya di
sekolah. Anak tidak dapat mencapai hasil yang
optimal sesuai dengan
kemampuannya, ataupun mengalami kesulitan
belajar. Akibat lain anak dapat tidak naik kelas dan
cukup besar kemungkinan untuk drop out dari sekolah
dengan segala permasalahan yang akan timbul.
Tujuan
Tujuan dari penulisan literature review ini adalah
mendeskripsikan terapi untuk anak ADHD untuk
penerapan asuhan keperawatan jiwa yang baik dalam
lingkup pelayanan kesehatan maupun keluarga dan
masyarakat
Metode penulisan yang digunakan dalam penulisan ini
adalah literature review berbasis jurnal yang ditelaah dari
18 jurnal mulai dari tahun 2007-2017
Langkah-langkah yang dilakukan adalah penentuan topik
besar, mencari jurnal-jurnal, screening, coding, membaca
jurnal, mengambil simpulan dari tiap jurnal yang terpilih,
dan selanjutnya dilakukan penyusunan tinjauan literature
ini
anak dengan ADHD membutuhkan
peningkatan dalam hal Self Control
dan Kemampuan Pemecahan Masalah

Attention Enhancement Techniques


Self Instruction and Covert Modeling
Attention Enhancement
Techniques
Menggambar
mewarnai
menulis
berhitung
bermain musik
Menulis

Kegiatan menulis baik diberikan untuk


anak dengan ADHD karena dengan
menulis, anak belajar untuk
mengendalikan emosi dan dorongan.
Menulis dapat meningkatkan fokus
anak pada satu hal dan menurunkan
perilaku hiperaktivitas dan impulsifitas
Musik
Anak lebih fokus dan konsisten dalam menjalani
terapi, baik dengan terapis maupun orang tua.
Penelitian ini berbasis musik dan menggunakan
gelombang alfa dengan frekuensi 12Hz yang
memiliki manfaat yang salah satunya adalah
meningkatkan jumlah dopamine dalam otak
sehingga dapat meningkatkan konsentrasi.
Selain dengan musik, gerakan juga dibutuhkan
karena gerakan dapat memperkuat fungsi
ingatan, yang membantu penguasaan dan
perkembangan kesadaran akan dirinya sendiri.
Brain Gym
Brain Gym membantu melepaskan
ketegangan yang tertahan dalam otot
dan tendon yang menahannya
sehingga dapat membantu anak untuk
mengurangi gejala kurang perhatian
Self Instruction and Covert Modeling

Bermain
Menirukan model
Role Play
Latihan Fisik
latihan fisik terdiri dari latihan kardio dan
non kardio. Latihan fisik dapat
meningkatkan fungsi fisik dan fungsi kognitif.

anak yang melakukan aktivitas fisik seperti


jogging selama 5-10 menit 3 kali per minggu
atau anak yang melakukan 5 menit
pemanasan dengan jogging menunjukan
penurunan perilaku yang mengganggu dan
peningkatan sikap yang lebih positif
Terapi Behavior
terapi behavioral dengan teknik
pencontohan perlu dilakukan. Terapi
behavior untuk lebih bisa
menenangkan anak ADHD yang
hiperaktif, sementara teknik
pencontohan adalah menyuruh anak
ADHD meniru perilaku seorang model
yang membuatnya nyaman
Terapi Bermain
terapi bermain mampu menangani anak
hiperaktif. Dengan terapi bermain, konsentrasi
dapat meningkat dan hiperaktif dapat
berkurang.
Terapi ini membuat perubahan tingkatan
perkembangan konsentrasi, akan tetapi
meningkatnya durasi konsentrasi subjek belum
mengalami perubahan secara keseluruhan dan
konsisten. Hal ini disebabkan karena keadaan
tingkat ketenangan dan kenyamanan kondisi
ruangan
Self Recording
Self Recording melakukan pencatatan diri
terhadap perilaku yang dilakukan anak
sehari hari.
Self Recording dapat menurunkan perilaku
hiperaktif pada subyek meskipun treatment
ini lebih berhasil diterapkan pada subyek
yang mempunyai kemampuan intelektual
rata-rata, lebih terkontrol, mudah diarahkan
dan cukup kooperatif
Back In Control
Perkembangan dari Metode Reward and
Punishment.
Program ini berbasis kepada system yang
berdasar pada aturan, jadi tidak
bergantung pada keinginan untuk patuh.
Program Back In Control ini mampu
meningkatkan kedisiplinan anak sehingga
orang tua dapat menjadikannya alternative
dalam mengasuh anak dengan ADHD.
Behavioral Parent Therapy
orang tua dan anak yang telah
diberikan terapi perilaku dan kognitif
akan mempengaruhi kurangnya
perhatian dan hiperaktivitas pada
anak
Cognitive Behavioral Therapy
terhadap Attention Deficit
Hyperactivity Disorder (ADHD)
CBT membantu mengontrol diri, kemampuan
memecahkan masalah dengan cara
modeling, role playing dan self-instruction.

3 spesifik domain
inattention,
hyperactivity dan
impulsivity
Kesimpulan
ADHD : Self Control, kemampuan
pemecahan masalah
Attention Enchancement Techniques,
Self Instruction & Covert Modeling
CBT adalah terapi yang tepat untuk
ADHD. Lebih efektif dikolaborasikan
dengan Parental Behavioral Training

Anda mungkin juga menyukai