Anda di halaman 1dari 22

PENTINGNYA MAKNA DAN LANDASAN

PANCASILA
OLEH:
Kelompok VI

Afif Maruf Yulfriza (Moderator)


Bambang Irawan (Pembahas I)
Maslan Harahap (Pembahas II)
Syaiful Khahar (Pembahas II)
Werdani Siregar (Penyaji I)
Andri Al Aziz (Penyaji II)
Wilson Siregar (Penyaji III
Latar Belakang
Sebagai dasar negara, Pancasila kembali diuji ketahanannya
dalam era reformasi sekarang. Pancasila telah ada dalam
segala bentuk kehidupan rakyat Indonesia, terkecuali bagi
mereka yang tidak Pancasilais. Pancasila lahir 1 Juni 1945,
ditetapkan pada 18 Agustus 1945 bersama-sama dengan
UUD 1945.

Sejarah Indonesia telah mencatat bahwa di antara tokoh


perumus Pancasila itu ialah, Mr Mohammad Yamin, Prof Mr
Soepomo, dan Ir Soekarno. bangsa Indonesia yang sejati
sangat cinta kepada Pancasila, yakin bahwa Pancasila itu
benar dan tidak bertentangan dengan keyakinan serta
agamanya. Sehingga baik golongan muda maupun tua tetap
meyakini Pancasila sebagai dasar negara Indonesia tanpa
adanya keraguan guna memperkuat persatuan dan
kesatuan bangsa dan negara Indonesia.
Rumusan Masalah

Apakah yang dimaksud dengan


Pancasila?
Apa saja Landasan dari Pancasila itu
?
PENGERTIAN PANCASILA
Untuk memahami Pancasila secara kronologis baik
menyangkut rumusannya maupun peristilahannya maka
pengertian Pancasila meliputi:

ti m olo
E
gis

Historis

Terminologis
Pengertian Pancasila secara
Etimologis
Etimologis adalah cabang ilmu linguistik yang
mempelajari asal usul suatu kata. Pancasila berasal
dari bahasa Sansekerta dari India, menurut Muhammad
Yamin dalam bahasa Sansekerta kata Pancasila
memiliki dua macam arti secara leksikal, yaitu :
Panca artinya lima
Syila artinya batu sendi, alas, dasar
Syiila artinya peraturan tingkah laku yang baik/senonoh
Secara etimologis kata Pancasila berasal dari istilah
Pancasyila yang memiliki arti secara harfiah dasar yang
memiliki lima unsur.
PENGERTIAN PANCASILA SECARA HISTORIS
Perumusan Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia tidak terlepas dari sejarah
perjuangan bangsa Indonesia untuk merebut kemerdekaan. Pada masa pendudukan
Jepang tahun 1942, awalnya bangsa Indonesia menyambut baik kedatangan Jepang.
Rupanya kedatangan Jepang tidak mengubah nasib bangsa ke arah yang lebih baik,
bahkan sebaliknya, ternyata lebih kejam daripada pemerintah Hindia Belanda.

Di samping itu, mereka juga menghadapi perlawanan di setiap daerah. Kondisi semacam
ini dimanfaatkan oleh bangsa Indonesia untuk mendesak Jepang agar bersedia
memberikan kemerdekaan kepada bangsa Indonesia. Desakan tersebut ternyata
mendapatkan respon dari pemerintah Jepang. Pada tanggal 7 September 1944 Perdana
Menteri Koyso menjanjikan kemerdekaan kelak di kemudian hari.

Untuk meyakinkan bangsa Indonesia terhadap janji tersebut dibentuklah BPUPKI


(Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau Dokuritsu
Zyunbi Tyoshakai pada 1 Maret 1945. Anggota BPUPKI ini terdiri dari 60 anggota
berasal dari Indonesia, 4 anggota keturunan Cina, satu anggota keturunan Belanda dan
satu anggota dari keturunan Arab. Dalam salah satu sidang BPUPKI, tepatnya tanggal 1
Joni 1945, telah diadakan pembicaraan mengenai dasar negara Indonesia.
Proses Perumusan Pancasila diawali dalam siding BPUPKI I dr. Radjiman
Widyadiningrat, tiga orang pembicara yaitu Muhammad Yamin, Soepomo dan Soekarno.
Rumusan Pancasila
a. Mr. Muhammad Yamin c. Ir. Soekarno
Pada sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945
Pada sidang BPUPKI tanggal 1. Nasionalisme atau Kebangsaan Indonesia
29 Mei 1945, 2. Internasionalisme atau Perikemanusiaan
1. Peri Kebangsaan 3. Mufakat atau Demokrasi
4. Kesejahteraan Sosial
2. Peri Kemanusiaan 5. Ketuhanan yang berkebudayaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan Rakyat d. Piagam Jakarta
1.Ketuhanan dengan kewajiban
menjalankan sya,riat Islam bagi
b. Mr. Soepomo pemeluk
Pada sidang pemeluknya.
BPUPKI tanggal 31 Mei 1945 2. Kemanusiaan yang adila dan
1. Persatuan beradab.
2. Kekeluargaan 3. Persatuan Indonesia.
3. Keseimbangan lahir dan 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh
bathin
kebijaksanaan dalam
4. Musyawarah
permusyawaratan
Pengertian Pancasila Secara Terminologis

Dalam Pembukaan UUD 1945 yang ditetapkan tanggal 18Agustus


1945oleh PPKI tercantum rumusan Pancasila sebagai berikut :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalampermusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Rumusan Pancasila sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945


inilah yang secara konstitusional sah dan benar sebagai dasar Negara
Republik Indonesia sesuai denganKetetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 dan
Ketetapan MPR No. III/MPR/2000. Namun dalam sejarah ketatanegaraan
Indonesia dalamupaya bangsa Indonesia mempertahankan proklamasi dan
eksistensinya,terdapat pula rumusan-rumusan Pancasila sebagai berikut :
a. Dalam Konstitusi Republik Indonesia Serikat (29 Desember 17 Agustus 1950) :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Peri Kemanusiaan
3. Kebangsaan
4. Kerakyatan
5. Keadilan Sosial

b. Dalam UUD Sementara 1950 (17 Agustus 1950 5 Juli 1959)


1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Peri Kemanusiaan
3. Kebangsaan
4. Kerakyatan
5. Keadilan Sosial

c. Dalam kalangan masyarakat luas


1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Peri Kemanusiaan
3. Kebangsaan
4. Kedaulatan Rakyat
5. Keadilan Sosial
LANDASAN PANCASILA
Pancasila adalah dasar falsafah Negara Indonesia sebagaimana tercantum dalam
Pembukaan UUD 1945. Oleh karena itu, setiap warga Negara Indonesia harus
mempelajari, mendalami, menghayati, dan mengamalkannya dalam segala
bidang kehidupan.

Pancasila sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 dalam


perjalanan sejarah kemerdekaan bangsa Indonesia telah mengalami persepsi
dan intrepetasi sesuai dengan kepentingan rezim yang berkuasa. Pancasila telah
digunakan sebagai alat untuk memaksa rakyat setia kepada pemerintah yang
berkuasa dengan menempatkan pancasila sebagai satu-satunya asas dalam
kehidupan bermasyarakat.

Nampak pemerintahan Orde Baru berupaya menyeragamkan paham dan ideologi


bermasyarakat dan bernegara dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang
bersifat pluralistik. Oleh sebab itu, MPR melalui sidang Istimewa tahun 1998
dengan Tap. No.XVII/MPR/1998 tentang Pencabutan Pedoman Penghayatan dan
Pengamalan Pancasila (P4) dan menetapkan Pancasila sebagai dasar Negara.
Secara Historis
Keberadaan pancasila sebagai dasar filsafat negara dapat
ditelusuri secara historis sejak adanya sejarah awal masyarakat
indonesia. Keberadaan masyarakat ini dapat dilacak melalui
berbagai peninggalan sejarah yang berupa peradaban, agama,
hidup ketatanegaraan, kegotongroyongan, struktur sosial dari
masyarakat indonesia.

Pada masa kerajaan kutai berkuasa telah ada adat kenduri dan
memberikan sedekah kepada para brahmana. Kemudian para
brahmana membangun yupa (tiang batu) sebagai tanda
terimakasih kepada raja mulawarman. Fenomena ini
menggambarkan adanya nilai sosial politik dan ketuhanan pada
masa itu.

Sriwijaya merupakan kerajaan besar di wilayah. Sriwijaya dikenal


sebagai kerajaan maritim yang kuat pada masa itu. Di sekitar
keluarga raja di bentuk administrasi pusat yang terdirai dari hakim
raja yang menjalankan kekuasaan raja untuk mengadili yang
disebut Dadanayaka. Pada masa ini telah dimulai adanya
pembagian kekuasaan berupa parddatun yang diperintah oleh
Mohammad Yamin mengatakan bahwa kerajaan sriwijaya merupakan
negara indonesia yang pertama yang berdasarkan kedatuan yang
didalamnya ditemukan nilai-nilai material pancasila meliputi nilai
ketuhanan , nilai kemasyarakatan, persatuan, keadilan yang terjalin
satu sama lain dengan nilai internasionalisme yang tejalin dalam
bentuk hubungan dagang dengan negeri-negeri di seberang lautan.

Pada masa majapahit telah terdapat suatau sistem sosial yang tanda
adanya peradaban yang lebih maju, seperti peraturan perundang-
undangan yang disebarluasakan kepada masyarakat melalui pejabat
pusat dan daerah. Majapahit di bawah raja prabhu hayam wuruk dan
patih mangkubumi gajah mada telah berhasil mengintegrasikan
nusantara. Faktor-faktor yang di manfaatkan untuk menciptakan
wawasan nusantara itu ialah : kekuatan religio-magis yang berpusat
pada sang prabu, ikatan sosial kekeluargaan terutama antara kerajaan
yang ada di daerah dengan pusat kerajaan.

Pancasila sebagai filsafat hidup bangsa merupakan jati diri bangsa


yang menunjukan adanya ciri khas, sifat, karakter bangsa yang
berbeda dengan bangsa lain.
Secara Yuridis
Pendidikan pancasila memiliki landasan yuridis yang dapat
dilihat dasar rasionalnya dimulai dari tujuan negara
indonesia yang termuat di dalam pembukaan UUD 1945
yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Sebagai
konsekuensi dari adanya tujuan negara tersebut, maka
negara berkewajiban untuk menyelenggarakan pendidikan
dan pengajaran dalam suatu system pendidikan nasional
indonesia diatur dalam undang-undang Nomor 20 Tahun
2003:
Bab I. Ketentuan Umum:
Pasal 1 ayat 2 menyatakan bahwa pendidikan nasional
adalah pendidikan yang berdasarkan pancasila dan undang-
undang dasar Negara Republik Indonesia 1945, yang
berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional
indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan
zaman.
Bab II. Dasar, Fungsi dan Tujuan
Pasal 3 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat

dalam rangka mencerdaskan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya


potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.

Bab III. Prinsip Penyelenggaraan Pendidikan


Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak
diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai
keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa.

Dari uraian pasal-pasal tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan


indonesia bersumber pada pancasila, maka tujuan pendidikan nasional
juga mencerminkan terwujudnya nilai-nilai pancasila dalam diri mahasiswa
sebagai warga negara indonesia.

Secara Kultural
Pancasila sebagai Kosa Materialis yaitu kepribadian, jati diri,
Identitas dan Nilai reigius bangsa Indonesia merupakan
pencerminan nilai-nilai yang telah lama tumbuh dalam
kehidupan bangsa Indonesia. Nilai-niali yang dirumuskan dalam
Pancasila bukanlah pemikiran satu orang, melainkan pemikiran
konseptual dari tokoh-tokoh bangsa Indonesia, seperti Soekarno,
Drs. Moh.Hatta, Mr. Muhammad Yamin, Prof. Mr. Dr. Supomo .

Sebagai hasil pemikiran dari tokoh-tokoh bangsa Indonesia yang


digali dari budaya bangsa sendiri, Pancasila tidak mengandung
nilai-nilai yang terbuka masuknya nilai-nilai baru yang positif,
baik yang datang dari dalam negeri maupun yang datang dari
luar negeri. Dengan demikian generasi penerus bangsa dapat
memperkaya nilai-nilai Pancasila sesuai dengan perkembangan
zaman.
Secara Filosofis
Pendidikan pancasila di perguruan tinggi merupakan kajian ilmiah
yang bersifat interdisipliner (kajian antar bidang). Pembahasan ini
mendudukan pancasila dari dua sisi. Pertama, pancasila di
posisikan sebagai objek kajian (objek material) untuk memahami
makna yang terdalam dari sila-sila pancasila. Kedua, pancasila di
posisikan sebgai objek formal (perspektif) dalam menyelesaikan
berbagai macam pesoalan kehidupan bebangsa, bernegara dan
bermasyarakat di indonesia.

Hamersma (1981: 10) mengatakan bahwa Filsafat merupakan


pengetahuan metodis, sistematis, dan koheren tentang seluruh
kenyataan Jadi, dari definisi ini nampak bahwa kajian filsafat itu
sendiri adalah realitas hidup manusia yang dijelaskan secara
ilmiah guna memperoleh pemaknaan menuju hakikat
kebenaran.
Burung garuda berwarna kuning emas
mengepakkan sayapnya dengan gagah
menoleh ke kanan. Dalam tubuhnya
mengemas kelima dasar dari Pancasila. Di
tengah tameng yang bermakna benteng
ketahanan filosofis, terbentang garis tebal
yang bermakna garis khatulistiwa, yang
merupakan lambang geografis lokasi
Indonesia. Kedua kakinya yang kokoh kekar
mencengkeram kuat semboyan bangsa
Indonesia Bhinneka Tunggal Ika yang berarti
Warna keemasan pada burung Garuda melambangkan keagungan dan kejayaan.
Garuda memiliki paruh, sayap, ekor, dan cakar yang melambangkan kekuatan
dan tenaga pembangunan.
Jumlah bulu Garuda Pancasila melambangkan hari
proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, antara lain:
17 helai bulu pada masing-masing sayap, melambangkan tanggal 17 hari
kemerdekaan indonesia.
8 helai bulu pada ekor,melambangkan bulan agustus.
19 helai bulu di bawah perisai atau pada pangkal ekor dan 45 helai bulu di leher,
melambangkan tahun kemerdekaan indonesia yaitu tahun 1945.
Perisai adalah tameng yang telah lama dikenal dalam kebudayaan dan
peradaban Indonesia sebagai bagian senjata yang melambangkan perjuangan,
pertahanan, dan perlindungan diri untuk mencapai tujuan.
Di tengah-tengah perisai terdapat sebuah garis hitam tebal yang melukiskan
garis khatulistiwa yang menggambarkan lokasi Negara Kesatuan Republik
Indonesia, yaitu negara tropis yang dilintasi garis khatulistiwa membentang dari
timur ke barat.
Warna dasar pada ruang perisai adalah warna bendera kebangsaan Indonesia
"merah-putih". Sedangkan pada bagian tengahnya berwarna dasar hitam.
Pada perisai terdapat lima buah ruang yang mewujudkan dasar negara Pancasila.
Pengaturan lambang pada ruang perisai adalah sebagai berikut:
Sila Pertama: Ketuhanan YME dilambangkan dengan Bintang
Sila Kedua: Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab. Rantai yang disusun atas
gelang-gelang kecil ini menandakan hubungan manusia satu dengan yang lainnya
yang saling membantu. Gelang yang lingkaran menggambarkan wanita, gelang
yang persegi menggambarkan pria.
Sila Ketiga: Persatuan Indonesia. Pohon beringin (Ficus benjamina) adalah
sebuah pohon Indonesia yang berakar tunjang - sebuah akar tunggal panjang
yang menunjang pohon yang besar tersebut dengan bertumbuh sangat dalam ke
dalam tanah. Ini menggambarkan kesatuan Indonesia. Pohon ini juga memiliki
banyak akar yang menggelantung dari ranting-rantingnya. Hal ini
menggambarkan Indonesia sebagai negara kesatuan namun memiliki berbagai
akar budaya yang berbeda-beda.

Sila Keempat: : Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam


Permusyawaratan/Perwakilan. Binatang banteng (Latin: Bos javanicus) atau lembu
liar adalah binatang sosial, sama halnya dengan manusia cetusan Presiden
Soekarno dimana pengambilan keputusan yang dilakukan bersama (musyawarah),
gotong royong, dan kekeluargaan merupakan nilai-nilai khas bangsa Indonesia.

Sila Kelima: Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Padi dan kapas (yang
menggambarkan sandang dan pangan) merupakan kebutuhan pokok setiap
masyarakat Indonesia tanpa melihat status maupun kedudukannya. Hal ini
menggambarkan persamaan sosial dimana tidak adanya kesenjangan sosial satu
dengan yang lainnya, namun hal ini bukan berarti bahwa negara Indonesia
memakai ideologi komunisme.
Kasus Pelanggaran
Pancasila
Hina Lambang Negara, Zaskia Gotik Kok
Jadi Duta Pancasila?
Detik-detik Soeharto 'Kudeta' Bung
Karno
Militer Australia Hina Pancasila
Kasus Dugaan Penghinaan Pancasila
Habib Rizieq
idak Hanya Menistakan Al-Maidah 51,
Ahok Juga Dianggap Menghina Pancasila
Yang Harus Kita lakukan
Terhadap Pancasila
Warganegara Indonesia merupakan sekumpulan
orang yang hidup dan tinggal di negara Indonesia
Oleh karena itu sebaiknya warga negara Indonesia
harus lebih meyakini atau mempercayai,
menghormati, menghargai menjaga, memahami
dan melaksanakan segala hal yang telah dilakukan
oleh para pahlawan khususnya dalam pemahaman
bahwa falsafah Pancasila adalah sebagai dasar
falsafah negara Indonesia. Sehingga kekacauan
yang sekarang terjadi ini dapat diatasi dan lebih
memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dan
negara Indonesia ini.
THANK YOU :*

Anda mungkin juga menyukai