Anda di halaman 1dari 25

Gagal Jantung Akut pada laki

laki 62 tahun
D6
Barlina S. D. Watloly (10.2008.220)
Thomas Lekawael (10.2009.235)
Hilda Melisa Lumban Batu (10.2010.062)
Yulius Adipratama Ciputra (10.2010.089)
Angelin Rittho Papayungan (10.2010.154)
Steven Martin Fuliman (10.2010.195)
Alethea Andantika (10.2010.251)
Rucmana Aga (10.2010.350)
Muhammad Hanif (10.2010.361)
Ratri Puspitaningrum (10.2011.447)
Skenario
Seorang laki laki berusia 62 tahun datang ke RS dengan keluhan sesak
nafas yang memberat dan berlangsung terus menerus sejak 2 hari terakhir.
1 minggu yang lalu pasien juga mengatakan mengalami nyeri dada namun
membaik sendiri, setelah itu mulai timbul sesak, namun lama kelamaan
timbul sesak yang bertambah terutama saat aktifitas. Pasien
sering terbangun malam hari karena sesak dan tidur dengan
menggunakan 2 bantal untuk mengurangi sesaknya. Pasien memiliki riwayat
merokok namun sudah berhenti sejak 5 thn terakhir dan riwayat
diabetes.

PF: Tampak sakit berat. TD:140/90mmHg, FN: 90x/mnt, S:36,5, FP: 28x/mnt,
JVP: 5+2cm H2O, Paru: ronki basah diseluruh lapang paru, Jantung: murmur
(-), gallop S3 (+), Hepatomegali (+), akral hangat dan sianosis (-).

Lab : Hb:14g/dl, Leukosit: 10.000/uL, trombosit: 350.000/uL


i ng
pp Pemeriksaan
M a Penunjang
ind Pemeriksaan WD & DD
M Fisik

Anamnesis Epidemiologi

Gagal Jantung
Akut pada pria 62
Prognosis Etiologi
tahun

Pencegahan
Patofisiologi
Komplikasi

Penatalaksanaan
Anamnesis
K.U
Angina
Dispnoe
palpitasi
Sinkop
Edema Perifer
Fatigue
Anamnesis
Riwayat Keluarga Riwayat Sosial
IHD Apakah pasien merokok
Hiperlipidemia atau pernah merokok?
Kematian mendadak Bagaimana konsumsi
Kardiomiopati alkohol pasien?
Penyakit jantung Apa pekerjaan pasien?
kongenital dalam Bagaimana kemampuan
keluarga olahraga pasien?
Adakah keterbatasan
gaya hidup akibat
penyakit?
Angina Pectoris
Angina Pectoris
Pemeriksaan Fisik

Inpeksi Palpasi Perkusi Auskultasi


Warna kulit Derajat Batas batas BJ1&2
Bentuk toraks Edema jantung Apakah ada
Pola Kelembaban S3, S4?
Pernapasan kulit Tekanan
Kualitas darah
denyut nadi
Frekuensi
denyut nadi
Pemeriksaan Penunjang
Elektrokardiogram
Pemeriksaan Penunjang
EKG
frekuensi, irama, sistem konduksi,etiologi (kadang), dll.
Foto thorax
kongesti paru, efusi pleura, infiltrat atau kardiomegali
Laboratorium
- HbAnemia
- Elektrolit Hiponatremi
- Fungsi Ginjal Blood urea nitrogen (BUN)
- Sodium rendah, ureum-kreatinin tinggi buruk
Ekokardiografi = utama
Working Diagnosis

Gagal Jantung
Akut

kegagalan jantung untuk menjalankan fungsinya yang terjadi


secara cepat atau timbul tiba-tiba yang memerlukan
penanganan segera

Serangan pertama gagal jantung atau merupakan perburukan


dari gagal jantung kronik sebelumnya
Klasifikasi Killip
Stage I gagal jantung ( - ) tanda dekompensasi jantung ( - ).
Prognosis kematian 6%

StageII Gagal jantung (+) : ronkhi, S3 gallop & hipertensi vena


pulmonalis, kongesti paru dengan ronkhi basah halus pada lapang
bawah paru. Prognosis kematian 17%
StageIII Gagal jantung berat, dengan edema paru berat &ronkhi pada
seluruh lapang paru. Prognosis kematian 38%

StageIV Shock Kardiogenik. Pasien hipotensi dengan SBP <90mmHg, &


bukti adanya vasokontriksi perifer seperti oliguria, sianosis, dan
berkeringat. Prognosis kematian 67%
Epidemiologi
Di Eropa kejadian gagal jantung berkisar 0,4%-
2% dan meningkat pada usia yang lebih lanjut,
dengan rata-rata umur 74 tahun. Setengah dari
populasi pasien gagal jantung akan meninggal
dalam 4 tahun sejak diagnosis ditegakkan, dan
pada keadaan gagal jantung berat lebih dari
50% akan meninggal dalam tahun pertama.
Etiologi
Di Eropa
Disfungsi miokard, endokard, perikardium,
pembuluh darah besar, aritmia, kelainan katup,
dan gangguan irama.

Di Indonesia
Hipertensi sebagai penyebab terbanyak, penyakit
jantung koroner dan katup.
Patofisiologi
Manifestasi Klinis
Orthopnea
Paroxysmal Nocturnal Dyspenea (PND)
Pernapasan Cheyne-Stokes
Edema Pulmoner Akut
Gejala Lainnya
keluhan gastrointestinal, gejala serebral,
nocturia
Penatalaksanan Medika Mentosa
Oksigen
Morfin & analog morfin
Angiotensin-converting enzyme inhibitors
Diuretik
-Blocker
Antagonis Reseptor Aldosteron
Antagonis Penyekat Reseptor Angiotensin II
Vasodilator
Anti trombolitik
Anti Aritmia
Penatalaksanan Non Medika Mentosa

Edukasi
Istirahat, olahraga, aktivitas sehari-hari
Edukasi pola diet
Monitor berat badan
Mengurangi berat badan pada pasien
dengan obesitas
Hentikan kebiasaan merokok.
Pada perjalanan jauh dengan pesawat,
ketinggian, udara panas dan humiditas
memerlukan perhatian khusus
Menghindari obat-obat tertentu seperti
NSAID, antiaritmia klas I, verapamil,
diltiazem, dihidropiridin efek cepat,
antidepresan trisiklik, steroid
Komplikasi Gagal Jantung

Tromboemboli

Fibrilasi atrium

Kegagalan pompa progresif

Aritmia ventrikel
Prognosis
berdasarkan klasifikasi Killip
Stage I gagal jantung ( - ) tanda dekompensasi jantung ( - ).
Prognosis kematian 6%

StageII Gagal jantung (+) : ronkhi, S3 gallop & hipertensi vena


pulmonalis, kongesti paru dengan ronkhi basah halus pada lapang
bawah paru. Prognosis kematian 17%
StageIII Gagal jantung berat, dengan edema paru berat &ronkhi pada
seluruh lapang paru. Prognosis kematian 38%

StageIV Shock Kardiogenik. Pasien hipotensi dengan SBP <90mmHg, &


bukti adanya vasokontriksi perifer seperti oliguria, sianosis, dan
berkeringat. Prognosis kematian 67%
Differential Diagnosis
Gagal Jantung kronik
Gagal jantung kronik ditujukan pd kondisi gagal
jantung yg relatif stabil namun tetap beri sindrom
klinik yang komplek yang disertai sesak, fatigue,
edema
Kriteria Framingham yang dapat digunakan
untuk diagnosis CHF : 1 kriteria major dan 2
kriteria minor

Kriteria Major Kriteria Minor


Paroksismal nokturnal Edema ekstremitas
dispnea Batuk malam hari
Distensi vena leher
Dispnea deffort
Ronki paru
Kardiomegali Hepatomegali
Edema paru akut Efusi pleura
Gallop S3 Penurunan kapasitas
Peninggian tekanan vital 1/3 dari normal
vena jugularis Takikardia (>120
Refluks hepatojugular menit)
Differential Diagnosis
PPOK (Penyakit paru obstruktif kronik)
Penyakit paru yang berlangsung lama dan
ditandai oleh peningkatan resistensi terhadap
aliran udara.

PPOKsesak napas, batuk kronik,


penurunan berat badan karena kurang nafsu
makan, edema tungkai dan mudah lelah
Kesimpulan

Pasien berusia 62 tahun yang mengalami sesak


napas yang memberat sejak 2 hari terakhir,
memburuk saat aktifitas dan sering terbangun
saat malam hari menderita gagal jantung akut.
Gagal jantung adalah keadaan patofisiologis
ketika jantung sebagai pompa tidak mampu
memenuhi kebutuhan darah untuk metabolisme
jaringan.

Anda mungkin juga menyukai