Ba Bab X
Ba Bab X
SILOGISME HIPOTETIS
10.1. PENGERTIAN SILOGISME HIPOTETIS
Silogisme hipotetis adalah silogisme yang
memiliki premis mayor berupa proposisi
hipotetis, sementara premis minor dan
kesimpulannya berupa proposisi kategoris.
Berdasarkan jenis-jenis proposisi
hipotetisnya, ada tiga macam silogisme
hipotetis, yaitu silogisme kondisional,
silogisme disjungtif, dan silogisme
konjungtif.
10.2. SILOGISME KONDISIONAL
Silogisme kondisional adalah silogisme yang
mempunyai premis mayor berupa proposisi
kondisional, sementara premis minor dan
kesimpulannya berupa proposisi kategoris.
Rumusan silogisme semacam ini mengingatkan
kita tentang proposisi yang menyatakan
hubungan ketergantungan atau dependensi
antara dua klausa atau anak kalimat, yaitu
antesedens dan konsekuens. Kebenaran
putusan hipotetis semacam ini terletak di
antara kalimat yang satu (antesedens) dan
kalimat yang lainnya (konsekuens).
Contoh:
Jika ada hidup, maka ada perjuangan.
Hidup ini ada.
Ada dua bentuk silogisme kondisional
yang valid, yaitu modus ponens dan
modus tollens.
Contoh:
Jika A = B maka C = D Jika A = B,
maka C D
Padahal C D Padahal C =D
Jadi, A B Jadi, A B