Anda di halaman 1dari 35

- KKS UNIVERSITAS MALAHAYATI SMF NEUROLOGI RSUD CIAMIS JAWA BARAT -

LAPORAN KASUS

ABSES CEREBRI
OLEH
DWI AMARIA R.A.I.S

DESSY LESTARI
S T A T U S P A S I E N

N
ID E N T ITA S PA S IE
N ID E N T ITA S PA S IE

Nama : Tn. Ajat Alamat : Sukamanah, karangsari,


Umur : 65 tahun Ciamis.Jawa Barat.
Jenis Kel : :Laki-laki
Suku : Sunda
Status : Menikah Agama : Islam
Pendidikan : SMA Tgl msk : 24-02-2017
Pekerjaan : Supir Truk No.CM : 464834
SUBJEKTIF:
Dilakukan secara alloanamnesis dengan
keluarga os dan autoanamnesa pada
pasien pada tanggal 27 februari 2017

KELUHAN UTAMA:

Lemas bagian tubuh kanan

Keluarga os mengatakan, awalnya os jatuh di kamar mandi


pukul 15:00, secara tiba-tiba lemas di bagian tangan dan kaki
kanan sejak sehari SMRS. Lemas dirasakan saat pasien bangun
tidur dan lemas timbul secara mendadak. Os mengeluhkan
anggota gerak sebelah kiri lemas makin lama makin berat
Pasien sebelumnya pernah merasakan sakit seperti ini 2
minggu yang lalu tetapi hanya bagian kakinya saja. Pasien juga
mengeluh nyeri kepala, mual dan muntah disangkal.

Riwayat Habituasi
Os mengaku sehari hari jarang berolahraga.
Os mengaku dulu perokok dan sudah berhenti merokok
5 tahun

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


Os mengaku mumpunyai riwayat pentakit TB paru 5
tahun yg lalu.
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

OS mengatakan bahwa dikeluarganya tidak ada yang


menderita sakit seperti ini.
Riwayat pengobatan
OS mengatakan pernah berobat ke dokter sebelum
nya.
PEMERIKSAAN STATUS
STATUS INTERNA
INTERNA

FISIK JANTUNG
JANTUNG

Inspeksi
Inspeksi :: Ictus
Ictus cordis
cordis tidak
tidak terlihat
terlihat
Kesadaran: CM Palpasi
Palpasi :: Ictus
Ictus cordis
cordis tidak
tidak teraba
teraba
Perkusi
Perkusi :: Batas
Batas jantung
jantung kanan
kanan :: ICS ICS 4
4
GCS : (E4.M6.V5)15 parasternal
parasternal kanan
kanan
Td : 130/80 mmHg Batas Batas jantung
jantung atas atas :: ICS
ICS 22
parasternal
parasternal
Nadi : 88 x/ menit Batas
Batas jantung
jantung kiri kiri :: ICSICS 55
midclavicula
midclavicula kiri kiri
Respirasi : 20 x/ menit Auskultasi:
Auskultasi: BJ BJ II II
II murni
murni reguler,
reguler, murmur
murmur
Suhu : 36,5 o c (-)
(-)
PARU
PARUgallop (-)
gallop (-)
Inspeksi
Inspeksi :: Simetris
Simetris hemitoraks
hemitoraks kanan-kiri
kanan-kiri
Palpasi
Palpasi :: Simetris
Simetris hemitorak
hemitorak kanan-kiri
kanan-kiri
pada
pada fremitus
fremitus fokal
fokal dan
dan taktil
taktil
Perkusi
Perkusi :: Sonor
Sonor pada pada kedua
kedua lapang
lapang paru
paru
Auskultasi
Auskultasi :: Suara
Suara nafas nafas vesikuler
vesikuler +/+,+/+,
ronkhi
ronkhi -/-,wheezing
-/-,wheezing -/-
-/-
ABDOMEN
ABDOMEN

Inspeksi
Inspeksi :: Permukaan
Permukaan cembungcembung
Auskultasi:
Auskultasi: Bising
Bising usus
usus (+)
(+) normal
normal
Perkusi
Perkusi :: Timpani
Timpani pada pada keempat
keempat quadran
quadran
abdomen
abdomen
Palpasi
Palpasi :: NT
NT (( -)
-) ,, hepar,
hepar, lien,
lien, ginjal
ginjal dalam
dalam
batas
batas normal.
normal.
PEMERIKSAAN
NEUROLOGIS NERVUS
NERVUS KRANIALIS
KRANIALIS

KEPALA N.
N. II (olfaktorius)
(olfaktorius)
Subyektif
Subyektif :: tidak
tidak dilakukan
dilakukan
Bentuk : normocephalus Dengan
Dengan bahan
bahan :: tidak
tidak dilakukan
dilakukan
LEHER
N.
N. II
II (optikus)
(optikus)
Kaku kuduk : (-) Tajam
Tajam penglihatan
penglihatan :: tidak
tidak dilakukan
dilakukan
KGB : DBN Lapang
Lapang peglihatan
peglihatan :: tidak
tidak dilakukan
dilakukan
Warna
Warna & & fundus
fundus okuli
okuli :: tidak
tidak dilakukan
dilakukan
Tiroid : DBN

N.
N. III
III (oculomotor)
(oculomotor)

Sela
Sela mata
mata :: simetri
simetri kanan
kanan kiri
kiri sama
sama
Pergerakan
Pergerakan bulbus
bulbus :: Dolls
Dolls eyes
eyes phenomen
phenomen (( -- ))
Strabismus
Strabismus :: (-)
(-)
Nistagmus
Nistagmus :: (-)
(-)
Eksopftalmus
Eksopftalmus :: (-) (-)
Pupil
Pupil :: simetris
simetris bulat
bulat isokor
isokor
Refleks
Refleks cahaya
cahaya :: (+/+)
(+/+)
N.III,IV
N.III,IV dan
dan VIVI :: Dalam
Dalam batas
batas normal.
normal.
-/-
-/-
N. V (trigeminus)

Membuka mulut:
DBN
Menguyah : DBN
Mengigit : DBN N.VII (fascialis)

Sensibilitas muka: Mengerutkan dahi : DBN


DBN Menutup mata : DBN
Memperlihatkan gigi : DBN
Bersiul : DBN
Perasaan lidah
2/3 bagian depan lidah: tidak
dilakukan

N.VIII ( vestibulo cochlear)

Tes Weber : tidak dilakukan


Tes Rinne : tidak dilakukan
Tes Swabach : tidak dilakukan
N.IX (glosofaringeus)

BADAN DAN ANGGOTA GERAK 8


Perasaan lidah
(1/3 bagian belakang): tidak dilakukan
Sensibilitas faring : tidak dilakukan 1. BADAN

N.X (vagus) Refleks kulit perut atas : tidak dilakukan


Refleks kulit perut tengah: tidak dilakukan
Arkus faring : tidak dilakukan Refleks kulit perut bawah: tidak dilakukan
Uvula : tidak dilakukan
Berbicara : DBN 2. ANGGOTA GERAK ATAS
Menelan : DBN
Motorik : hemiparese dextra
N.XI (asesorius) Kekuatan : 2/5
Tonus : spastic
Menengok: DBN Atropi : (-)
Mengangkat bahu : DBN
REFLEKS
N.XII (hipoglosus) Biceps : +/+
Trisep : +/+
Pergerakan lidah : DBN Brakio Radialis : +/+
Lidah deviasi : DBN Sensibilitas : +/+
Artikulasi : DBN

Fungsi Luhur : DBN


3. ANGGOTA GERAK BAWAH
Motorik : hemiparese sinistra
Kekuatan : 3/5
Atropi : (-)
Sensorik : +/+

REFLEKS FISIOLOGIS
Patella : + / +
Achilles : + / +

REFLEKS PATOLOGIS
Babinsky : (- /-)
Chaddock : (-/-)
Openhaeim : (-/-)
Gordon : (-/-)
Schaefer : (-/-)
Test Laseque : (-)
Test brudzinsky I : (-)
Test kernig : (-)
Meningeal Sign : kaku kuduk (-)
HASIL LABORATORIUM
HASIL CT SCAN:
1.Massa solid hipodens dengan tepi yang lebih isodens multipel didaerah
parietalis kiri dengan edema perofokal luas disekitarnya yang
menyebabkan mid line shif sejauh 13mm ke kanan disertai tanda-tanda
hidrocephalus obstruksi dan sinusitis ethmoidalis kanan
2. Dicurigai suatu abses di parietalis sinistra berukuran 2,5x2,9x3,8
disertai vasogenik edema luas menyebabkan midline shif 1cm ke kanan
FOLLOW UP HARI KE 1

T : 150/90 mmHg
N : 84 x/menit
R : 22 x/menit
S: 36,8 Celcius
Subjek :
Lemas pada tangan dan kaki kanan.
Nyeri kepala.

Objek :
Kesadaran : Compos Mentis
GCS : E4 M5 V6 (15)
R.Kaku kuduk : (-)
Motorik : 3 5
3 5
Sensorik : + /+
Nervus Cranial : DBN Terapi :
IVFD Asering 20gtt/i
Refleks fisiologis :+ / + Citicoline 2x500mg (inj)
PCT 500mg 3x1 tab
Reflek patologis : - /-
Fungsi Luhur : Baik
Fungsi vegetatif: Baik
FOLLOW UP HARI KE 2
T : 150/90 mmHg
N : 80 x/menit
R : 20 x/menit
S: 36,7 Celcius
Subjek :
Lemas bagian tubuh kanan. Nyeri
kepala (-)
Objek :
Kesadaran : Compos Mentis
GCS : E4 M5 V6 (15)
R.Kaku kuduk : (-)
Motorik : 2 5
3 5
Sensorik : +/+
Nervus Cranial : DBN Terapi :
IVFD Asering 20gtt/i
Refleks fisiologis : + / + Citicoline 2x500mg (inj)
Reflek patologis : -/- Ranitine 2x1 amp
CPG 1x1
Fungsi Luhur : DBN Aspilet 80 mg 1x1
Fungsi vegetatif: Baik
Assemsment :
Stroke infark carotis
Sinistra dd SOL
RAWAT HARI ke 3
T : 160/1000 mmHg
N : 82 x/menit
R : 20 x/menit
S: 36,5 Celcius
Subjek :
Lemas bagian tubuh kanan. Nyeri
kepala (-), bicara terkadang tidak
nyambung.
Objek :
Kesadaran : Compos Mentis
GCS : E4 M5 V6 (15)
R.Kaku kuduk : (-)
Motorik : 2 5
3 5
Sensorik : +/+
.

Nervus Cranial : DBN


Terapi :
Refleks fisiologis : + / +
IVFD NACL 0,9% 30gtt/i
Reflek patologis : -/-
Citicolin 2x500mg (inj)
Fungsi Luhur : Baik Dexamethason 3x2 amp
Fungsi vegetatif: Baik Ranitidin 2x1 amp

Assemsment :
SOL supratentorial
DD Abses cerebri dengan
glioma
FOLLOW UP HARI KE 4
T : 130/80 mmHg
N : 81 x/menit
R : 20 x/menit
S: 36,8 Celcius
Subjek :
Lemas bagian tubuh kanan.
Objek :
Kesadaran : Compos Mentis
GCS : E4 M5 V6 (15)
R.Kaku kuduk : (-)
Motorik : 2 5
2 5
Sensorik : +/+
Terapi :
IVFD NACL 0,9% 20gtt/i
Nervus Cranial : DBN
Citicolin 2x500mg (inj)
Refleks fisiologis : + / + Dexsametason 3x1 amp

Reflek patologis : -/- Ceftriaxone 2x1 gr


Metronidazole 3x500 mg
Fungsi Luhur : Propepsa syr 3x1 C
Fungsi vegetatif: BAB Pantoprazole vial 1x1
Lab ( ureum, creatinin)
sering > 6x Radiologi (CT Scan ulang dengan
Assemsment : contras)
FOLLOW UP HARI KE 5
T : 110/80 mmHg
N : 86 x/menit
R : 18 x/menit
S: 36,5 Celcius
Subjek :
Lemas bagian tubuh kanan. Perut
terasa perih. Nyeri kepala (-)
Objek :
Kesadaran : Compos Mentis
GCS : E4 M5 V6 (15)
R.Kaku kuduk : (-)
Motorik : 2 5
3 5
Sensorik : +/+
Terapi :
IVFD NACL 0,9% 20gtt/i
Nervus Cranial : DBN
Citicolin 2x500mg (inj)
Refleks fisiologis : + / + Dexsametason 3x1 amp

Reflek patologis : -/- Ceftriaxone 2x1 gr


Metronidazole 3x500 mg
Fungsi Luhur : Propepsa syr 3x1 C
Fungsi vegetatif: Pantoprazole vial 1x1
FOLLOW UP HARI KE 6
T : 120/80 mmHg
N : 85 x/menit
R : 20 x/menit
S: 36,8 Celcius
Subjek :
Lemas bagian tubuh kanan. Nyeri
kepala.
Objek :
Kesadaran : Compos Mentis
GCS : E4 M5 V6 (15)
R.Kaku kuduk : (-)
Motorik : 2 5
3 5
Sensorik : +/+
Terapi :
IVFD NACL 0,9% 20gtt/i
Nervus Cranial : DBN
Citicolin 2x500mg (inj)
Refleks fisiologis : + / + Dexsametason 3x1 amp

Reflek patologis : -/- Ceftriaxone 2x1 gr


Metronidazole 3x500 mg
Fungsi Luhur : Propepsa syr 3x1 C
Fungsi vegetatif: Pantoprazole vial 1x1
PCT tab 3x1
Assesmen: MRI

Abses serebri
FOLLOW UP HARI KE 7
T : 120/80 mmHg
N : 81 x/menit
R : 20 x/menit
S: 36,6 Celcius
Subjek :
Lemas bagian tubuh kanan. Nyeri
kepala
Objek :
Kesadaran : Compos Mentis
GCS : E4 M5 V6 (15)
R.Kaku kuduk : (-)
Motorik : 3 5
3 5
Sensorik : +/+
Terapi :
IVFD NACL 0,9% 20gtt/i
Nervus Cranial : DBN
Citicolin 2x500mg (inj)
Refleks fisiologis : + / + Dexsametason 3x1 amp

Reflek patologis : -/- Ceftriaxone 2x1 gr


Metronidazole 3x500 mg
Fungsi Luhur : Propepsa syr 3x1 C
Fungsi vegetatif: Pantoprazole vial 1x1
PCT tab 3x1
Assemsment : MRI
Abses Serebri
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Abses otak (abses cerebri) adalah infeksi
intraserebral fokal yang dimulai sebagai
serebritis yang lokalisatorik dan berkembang
menjadi kumpulan pus yang di kelilingi oleh
kapsul otak disebabkan oleh berbagai macam
fariasi bakteri, fungus dan protozoa. Pada
beberapa sumber dikatakan bahwaabses otak
dapat terjadi tanpa faktoratau dari sumber
yang tidak diketahui.
etiologi
sebagian besar abses otak timbul secara
penyebaran langsung dari infeksi telinga
tengah, sinusitis, atau mastoiditis. Sinusitis
dapat berupa sinusitis paranasal, sinusitis
etmoidalis,sfenoidalis dan maksilaris. Juga
dapat diakibatkan oleh infeksi paru sistemik,
endokarditis bakterial akut dan subakut, serta
sepsis mikroemboli menuju ke otak.Penyebab
lain tetapi jarang adalah osteomielitis tulang
tengkorak,sellulitis, erisipelas pada wajah,
infeksi gigi, luka tembus pada tengkorak oleh
trauma. Bahkan masih banyak penulis lain yang
masih belum menemukanpenyebab yang jelas
Manifestasi klinik

Pada stadium awal gambaran klinik


Abses Otak tidak khas, terdapat gejala-
gejala infeksi seperti demam, malaise,
anoreksi dan gejala-gejala peninggian
tekanan intrakranial berupa muntah,
sakit kepala dan kejang. Dengan semakin
besarnya abses otak gejala menjadi khas
berupa trias abses otak yang terdiri dari
gejala infeksi, peninggian tekanan
intrakranial dan gejala neurologik fokal.
PATOFISIOLOGI
Reaksi radang yg difus pada jar. Otak
dngn infiltrasi leukosit disertai oedem
dan perlunakan jar. otak

Nekrosis dan pencairan dari


pusat lesi

Terbentuk rongga
abses

Astroglia, fibroblas dan


makrofag mengelilingi jar.
nekrosis

Awalnya abses tidak


berbatas tegas
Fibrosis yang
progresif
Terbentuk kapsul dan
cincin

1. Stadium seretbritis dini (early


ceretritis)
2. Stadium serebritis lanjut (late
cerebritis)
3. Stadium pembentukan kapsil dini
(early capsula formation)
4. Stadium pembentukan kapsul
lanjut (late capsula formation)
PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Laboratorium : Leukosit
dan LED
2. CT scan
3. LCS
4. EEG
5. Angiograf
6.MRI
KOMPLIKASI

Robeknya kapsul abses kedalam ventrikel atau ke


ruang subarachniod
Penyubatan cairan serebrospinal Hidrosefalus
Edema otak
Herniasi tentorial oleh masa abses otak
PENATALAKSAAN

Penatalaksanaan abses cerebri secara umum yaitu


dengan medical treatment dan atau dengan surgical
treatment.
Pada medical treatment digunakan antibiotik
(vancomicyn, sephalosporin generasi 3,
metronidazole dan penicilin), antifungal
(amphotericin B) dan steroid.
Untuk surgical treatment metode yang dapat digunakan
antara lain : needle aspiration, external drainage dan
pemberian antibiotik langsung pada lokasi abses.
PROGNOSIS

Prognosis abses cerebri tergantung dari :


1. Cepatnya diagnosis ditegakkan
2. Derajat perubahan patologis
3. Soliter atau multipel
4. Penanganan yang adekuat
TERIMAKASIH
ATAS PERHATIANYA

Anda mungkin juga menyukai