Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KLIEN DENGAN


MENINGITIS
DEFINISI
Meningitis / Radang selaput otak adalah
Infeksi pada cairan serebrospinal (CSS)
disertai radang pada pia dan araknoid; ruang
subaraknoid, jaringan superficial otak dan
medulla spinalis, kuman-kuman dapat masuk
ke setiap bagian ruang subaraknoid dan
dengan cepat sekali menyebar ke bagian yang
lain, sehingga leptomening medulla spinalis
terkena. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa meningitis selalu merupakan suatu
proses serebrospinal.(Harsono : 1996)
ETIOLOGI
Bakteri; Mycobacterium tuberculosa, Diplococcus

pneumoniae (pneumokok), Neisseria meningitis


(meningokok), Streptococus haemolyticuss, Staphylococcus
aureus, Haemophilus influenzae, Escherichia coli, Klebsiella
pneumoniae, Peudomonas aeruginosa
Penyebab lainnya lues, Virus, Toxoplasma gondhii dan

Ricketsia
Faktor predisposisi : jenis kelamin laki-laki lebih sering

dibandingkan dengan wanita


Faktor maternal : ruptur membran fetal, infeksi maternal

pada minggu terakhir kehamilan


Faktor imunologi : defisiensi mekanisme imun, defisiensi

imunoglobulin.
Kelainan sistem saraf pusat, pembedahan atau injury yang

berhubungan dengan sistem persarafan


KLASIFIKASI

1. Meningitis serosa

Radang selaput otak araknoid dan piameter


yang disertai cairan otak yang jernih

2. Meningitis purulenta
Radang bernanah arakhnoid dan piameter
yang meliputi otak dan medula spinalis
PATOFLOW
MANIFESTASI KLINIS

1. Sakit kepala dan demam


2. Penurunan tingkat kesadaran : Letargik, Tidak
responsif dan koma
3. Iritasi meningen : Rigiditas nukal, Tanda
kernik positif, tanda brudzinki
4. Foto fobia
5. Kejang
6. Infeksi fulminating dengan tanda-tanda
septikima
7. Peningkatan TIK
DIAGNOSTIK
1. Analisis CSS dari fungsi Lumbal
2. Glukosa serum
3. LDH serum
4. Sel darah putih
5. Elektrolit darah
6. ESR/EDL
7. Kultur darah/ Hidung/ Tenggorokan/ Urine
8. MRI/CT Scan
9. Rontgen dada/ kepala/ sinus
MEDIS
Meningitis Tuberculosa

1. Isoniazid 10-20 mg/kgBB/24 Jam


2. Rifampicin 15-20 mg/kgBB/24 Jam
3. Streptomicin Sulfat 20-40 mg/kgBB/24 Jam

Meningitis Bakterial

1. Sefalosporin generasi ketiga


2. Ampiciline 150-200 mg/kgBB/24 Jam IV, 4-6x sehari
3. Kloramfenicol 50 mg/kgBB/24 Jam IV, 4x sehari
MEDIS
Pengobatan Simptomatis

1. Antikonvulsi, Diazepam IV; 0,2-0,5 mgkgBB/dosis,


atau rectal: 0,4-0,6 mg/kgBB, atau fenitoin 5
mg/kgBB/24 jam, 3 x sehari atauFenobarbital 5-7
mg/kgBB/24 jam, 3 x sehari.
2. Antipiretik
3. Antiedema serebri
4. Pemenuhan oksigenasi dengan O2
5. Pemenuhan hidrasi atau pencegahan syok
hipovolemik
KOMPLIKASI
1. Hidrosefalus obstruktif
2. MeningococcL Septicemia ( mengingocemia )
3. Sindrome water-friderichen (septik syok,
DIC,perdarahan adrenal bilateral)
4. SIADH (Syndrome Inappropriate Antidiuretic
hormone)
5. Efusi subdural
6. Kejang
7. Edema dan herniasi serebral
8. Cerebral palsy
9. Gangguab mental
10.Gangguan belajar
11.Attention deficit disorder
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan perfusi jaringan sehubungan
dengan peningkatan tekanan intrakranial

2. Sakit kepala sehubungan dengan adanya


iritasi lapisan otak

3. Potensial terjadinya injuri sehubungan


dengan adanya kejang, perubahan status
mental dan penurunan tingkat kesadaran
TINJAUAN KASUS : ASUHAN KEPERAWATAN PADA
AN. I DENGAN MENINGITIS

A. IDENTITAS KLIEN
Nama : An. I
Umur : 2 Tahun
JK : Laki-laki
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia
Alamat : Kp. Cibodasa Tanara RT 01 RW 04
B. IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn. B
Umur : 28 Tahun
JK : Laki-Laki
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Kp. Cibodasa Tanara RT 01 RW 04

Hubungan dengan klien : anak


RIWAYAT KESEHATAN

1. Alasan masuk ICU


Pasien datang ke IGD dengan keluhan kejang 1 hari
sebelum masuk RS dan penurunan kesadaran dan
tidak menangis sehingga membutuhkan pemantauan
kesadaran dan hemodinamik secara ketat

2. Keluhan Utama

Penurunan kesadaran
3. Riwayat kesehatan sekarang

Pasien mempunyai riwayat jatuh dari tempat tidur


50 cm, pada tanggal 04 Februari 2017, setelah
jatuh pasien demam dan pada hari sabtu malam
minggupasien kejang 3x 3 menit.
RIWAYAT KESEHATAN

4. Riwayat kesehatan dahulu


Ibu mengatakan anaknya tidak sering mengalami batuk,
pilek, disertai demam dan tidak mempunyai riwayat
kejang

5. Riwayat kesehatan keluarga

Menurut keluarga di keluarga tidak ada yang


mempunyai penyakit yang sama dengan pasien,
tidak ada riwayat penyakit DM, Stroke, penyakit
paru, hanya nenek dan ibu pasien yang
mempunyai hipertensi
PEMERIKSAAN FISIK

1. Kesadaran : Stupor
2. Tanda-tanda Vital :
a. Suhu : 36,8C
b. Tekanan Darah : -
c. Nadi : 89 x/menit
d. Respirasi : 37 x/menit
e. Saturasi O2 : 100 %
DATA PENGKAJIAN FISIK FOKUS
Sistem Pernafasan

Bentuk paru simetris, pengembangan paru normal


Palpasi : Taksil fremitus tidak bisa dikaji
Perkusi : di 10 titik (anterior-superior) dan puncak
kebawah
terdengar sonor redup
Auskultasi : Terdengar ronchi di ICS 4, 5, 6 area basal paru
Kanan dan kiri
Sistem Kardiovaskuler

Auskultasi : Terdengar bunyi S1 dan S2


Ekstremitas : - CRT 2 detik
- Tidak terdapat oedem perifer
- Kekuatan otot
- Reflek Bicep (+) Lemah
- Reflek Tricep (+) Lemah
DATA PENGKAJIAN FISIK FOKUS
Pemeriksaan Nervus

NI : Olfaktorius tidak dapat dikaji


NII : Optikus Reflek cahaya (+)
NIII : Okulomorius pupil isokor
NIV : Toklearis tidak ada pergerakan
NV : Sensasi kulit tidak bisa
NVI : Abducent tidak ada pergerakan
NVII : Ekspresi wajah tidak bisa dikaji
NVIII : Pendengaran tidak bisa dikaji
NIX : Kemampuan menelan dan gerakan lidah
lemah
NX : Gerakan bahu dan kepala tidak bisa dikaji
NXII : Posisi lidah simetris
DATA PENGKAJIAN FISIK FOKUS
PROGRAM TERAPI

A. Nutrisi

Makanan cair via NGT 8x75 cc

B. Cairan

NaCl 0,9% 200 cc/24 jam : 8,3 cc/Jam


C. Obat-obatan
-Vicillin 4x500
-Cefotaxime 3x500
-Sibital 2x20 mg
-Dzp b/k 3 mg
ANALISA DATA
ANALISA DATA
DIAGNOSA KEPERAWATAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Anda mungkin juga menyukai