Anda di halaman 1dari 42

OTITIS MEDIA

AKUT
dr. Elia Nur Azizah

Puskesmas Balong - 2016


10
x
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
NAMA : AN. M
UMUR : 5 TAHUN
JENIS KELAMIN : LAKI-LAKI
ALAMAT : JALEN
NO. RM : 08006505
TANGGAL : 6 OKTOBER 2016
ANAMNESA
Pasien datang dengan keluhan nyeri pada telinga kanan sejak 2 hari yang lalu.
Tidak ada cairan yang keluar dari telinga, tidak gatal, penurunan pendengaran
dibandingkan dengan telinga kiri, telinga tidak berdenging. Riwayat trauma (-).
Pasien sering kadang suka mengorek telinganya.
Pasien juga menderita batuk dan pilek sejak 5 hari yang lalu disertai demam
sejak 3 hari yang lalu. Mimisan (-), bintik-bintik merah di badan (-), BAB dan BAK
dalam batas normal, Nafsu makan turun. Pasien belum pernah berobat
sebelumnya.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU :
Riwayat nyeri atau keluar cairan dari telinga sebelumnya (-)
Demam disertai kejang (-)
TELINGA HIDUNG TENGGOROK LARING
Ka / Ki Ka/ki

Gatal : -/- Rinore : +/+ Sukar Menelan : - Suara parau : -

Dikorek : +/- Buntu : +/- Sakit Menelan : - Afonia :-

Nyeri : +/- Bersin Trismus :- Sesak napas : -

Bengkak : -/- * Dingin/Lembab : - Ptyalismus :- Rasa sakit :-

Otore : -/- * Debu Rumah :+ Rasa Ngganjal : - Rasa ngganjal : -

Tuli : Berbau : -/- Rasa Berlendir : -


bengap /-

Tinitus : -/- Mimisan : -/- Rasa Kering :-

Vertigo :- Nyeri Hidung : -/-

Mual :- Suara sengau : -

Muntah :-
PEMERIKSAAN
FISIK
Kesadaran: compos mentis
Vital sign : Sianosis : -/-
RR : 20 x/menit Stridor inspirasi : -/-
t0 : 37,6 C Retraksi suprasternal :
Nadi : 88 x/menit -
Tinggi badan : 113 cm Retraksi interkostal : -/-
Berat badan : 21 kg Retraksi epigastrial : -/-
A/I/C/D : -/-/-/-
Thorax : V/V , wheezing -/-, Rhonki -/-
S1 S2 tunggal, Murmur (-)
Abdomen : BU (+), Supel, Timpani
Ekstremitas :
Akral Hangat +/+ Oedem -/-
DAUN TELINGA KANAN KIRI MEMBRAN TIMPANI KANAN KIRI

Anotia/ mikrotia/ makrotia - - Hiperemis + -

Keloid - - Edema - -
Perikonmdritis - -
Retraksi - -
Kista - - - -
Bulging
Fistel - -
- -
Atrofi
Ott Hematoma - -
Perforasi - -
Nyeri tekan tragus - -
Bula - -
Nyeri tarik daun telinga - -
Sekret - -
LIANG TELINGA KANAN KIRI
Refleks cahaya - Arah jam
Atresia - - 7

Serumen - - Intak + +

Epidermis prop - - RETRO-AURIKULER & PRE- KANAN KIRI


Korpus alienum - - AURIKULER

Jaringan granulasi - - Fistel - -

Osteoma - - Kista - -

Furunkel - - Abses - -

Exositosis - -
DIAGNOSA

OTITIS MEDIA AKUT


(OMA) STADIUM
HIPEREMIS
+ RHINITIS AKUT
TATALAKSANA
Ear toilet
Amoxicilin 3 x tab
Paracetamol 3 x tab
CTM 3 x tab
Monitoring
Minta pasien untuk kontrol ulang 3 hari kemudian, atau
setelah obat yang diberikan habis. Lihat apakah ada
perbaikan dari keluhan yang dialami pasien.
PROGNOS
IS
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad fungsionam : dubia ad bonam
TINJAUAN
PUSTAKA

OTITIS MEDIA AKUT


DEFINI
SI
OTITIS MEDIA adalah
peradangan sebagian atau
seluruh mukosa telinga tengah,
tuba eustachius,antrum
mastoid, dan sel-sel mastoid.
TUBA
EUSTACHIUS
Tuba Eustachius adalah saluran yang menghubungkan rongga telinga tengah
dengan nasofaring.

Tiga fungsi penting

1. Ventilasi

2. Proteksi

3. Drainase
KLASIFIK
ASI
Otitis
Media

OM
OM OM OM
non-
Supuratif Spesifik Adhesiva
Supuratif

OMS OM OM OM
OMS OM
Akut Serosa Serosa Tuber-
Kronik Sifilitika
(OMA) Akut Kronik kulosa
OTITIS MEDIA AKUT
(OMA)
Peradangan telinga tengah kurang dari 3 minggu dengan gejala
dan tanda-tanda yang bersifat lokal atau sistemik dapat terjadi
secara lengkap atau sebagian, baik berupa otalgia, demam,
gelisah, mual, muntah, diare, serta otore, apabila telah terjadi
perforasi membran timpani.
ETIOLO
GI
Bakteri
Bakteri piogenik merupakan penyebab OMA yang paling sering.
Seperti : Streptococcus pneumoniae (40%), Haemophilus influenzae (25-30%) dan Moraxella
catarhalis (10-15%). Kira-kira 5% seperti Streptococcus pyogenes (group A beta-hemolytic),
Staphylococcus aureus, dan organisme gram negatif.
Virus

respiratory syncytial virus (RSV), influenza virus, atau adenovirus (sebanyak 30-40%). Kira-kira
10-15% dijumpai parainfluenza virus, rhinovirus atau enterovirus.
Distribusi mikroorganisme yang diisolasi dari cairan telinga
tengah pasien OMA di Pittsburgh Otitis Media Research
Center,
FAKTOR
RESIKO
Umur
Faktor genetik
Status sosioekonomi serta lingkungan, asupan air susu ibu (ASI) atau susu formula, lingkungan
merokok
Abnormalitas kraniofasialis kongenital
Status imunologi
Infeksi bakteri atau virus di saluran pernapasan atas
disfungsi tuba Eustachius
PATOGENESI
S
ISPA, alergi, Tumor, hipertrofi adenoid

Gangguan tuba Eustachius

Tekanan negative telinga tengah


Refluks bakteri atau virus
Akumulasi cairan di telinga tengah (-) infeksi OME

(+) infeksi OMA


GEJALA
KLINIS
Rasa nyeri di dalam telinga

Sekret mengalir ke liang telinga

Gangguan pendengaran berupa rasa penuh di telinga atau rasa kurang mendengar.

Suhu tubuh yang tinggi 39,5C

Riwayat batuk pilek sebelumnya

Pada anak : Gelisah, Sukar tidur, Diare, Kejang, Rewel, Suka memegang telinga
atau menarik-narik telinga yang sakit.
STADIUM
OMA
Stadium Oklusi Tuba Eustachius
Ditandai oleh retraksi membran timpani akibat tekanan negatif di dalam telinga tengah, dengan
adanya absorpsi udara. posisi malleus menjadi lebih horizontal, refleks cahaya juga berkurang.
membran timpani kadang-kadang tetap normal atau hanya berwarna keruh pucat.

MT retraksi
Normal Tampak air fluid level /
Air bubles
Stadium Hiperemis atau Stadium
Pre-supurasi
Terjadi pelebaran pembuluh darah di membran
timpani yang ditandai oleh membran timpani mengalami
hiperemis, edema mukosa dan adanya sekret eksudat
serosa yang sulit terlihat.
Stadium Supurasi
Terbentuknya sekret eksudat purulen di telinga tengah dan di
sel-sel mastoid. Selain itu edema pada mukosa telinga tengah
menjadi makin hebat dan sel epitel superfisial hancur.
menyebabkan membran timpani menonjol atau bulging.
Pasien gelisah, tampak sakit, suhu meningkat dan rasa nyeri
yang semakin hebat. Tekanan yang semakin meningkat akan
menyebabkan nekrosis yang berwarna kuning dan lebih lembek.
Stadium perforasi
Ditandai oleh ruptur membran timpani sehingga
sekret berupa nanah dalam jumlah banyak akan
mengalir dari telinga tengah ke liang telinga luar.
Kadang-kadang pengeluaran sekret bersifat
pulsasi (berdenyut).
Stadium Resolusi
Perforasi membran timpani menutup kembali dan sekret purulen akan berkurang dan akhirnya
kering. Pendengaran kembali normal.

GAGAL!!! maka akan berlanjut menjadi Otitis Media Supuratif Kronik.


Kegagalan stadium ini berupa perforasi membran timpani menetap, dengan sekret yang keluar
secara terus-menerus atau hilang timbul.

OTITIS
OTITIS
OTITIS MEDIA
MEDIA
MEDIA AKUT SUPURATIF
SUBAKUT
KRONIK

< 3 Minggu 3 Minggu 2 Bulan > 2 bulan


DIAGNOSIS
Menurut Kerschner (2007), kriteria diagnosis OMA harus memenuhi tiga hal berikut, yaitu:
Penyakitnya muncul secara mendadak dan bersifat akut.
Ditemukan adanya tanda efusi.
Efusi merupakan pengumpulan cairan di telinga tengah. Efusi dibuktikan dengan adanya salah
satu di antara tanda berikut, seperti menggembungnya membran timpani atau bulging,
terbatas atau tidak ada gerakan pada membran timpani, terdapat bayangan cairan di
belakang membran timpani, dan terdapat cairan yang keluar dari telinga.
Terdapat tanda atau gejala peradangan telinga tengah, yang dibuktikan dengan adanya
salah satu di antara tanda berikut, seperti kemerahan atau erythema pada membran
timpani, nyeri telinga atau otalgia yang mengganggu tidur dan aktivitas normal.
DIAGNOSA
BANDING
Otitis eksterna
Otitis media efusi
Eksaserbasi akut otitis media kronik
Infeksi saluran napas atas
PENATALAKSANA
AN
Stadium oklusi tuba Stadium Hiperemis
Amoksisilin (50mg/kgBB/hari) 3X1 selama
7 hari

obat tetes hidung HCl efedrin 0,5 % dalam larutan fisiologik untuk anak kurang
HCl efedrin 0,5 % / 1% dalam larutan
dari 12 tahun
HCl efedrin 1 % dalam larutan fisiologis untuk anak yang berumur atas 12 tahun
fisiologik
pada orang dewasa.
Mengobati sumber infeksi lokal dengan antibiotika bila penyebabnya kuman. Parasetamol 3x500mg
PENATALAKSANA
AN
Stadium Supurasi Stadium Perforasi

ear toilet H2O2 3% selama 3 sampai


selain diberikan antibiotik, pasien harus
dengan 5 hari serta Antibiotik yang
dirujuk untuk melakukan miringotomi adekuat sampai 3 minggu.
bila membran timpani masih utuh.
Biasanya sekret akan hilang dan perforasi akan
menutup kembali dalam 7 sampai dengan 10
hari.
MIRINGOTOMI
insisi pada pars tensa membran timpani, supaya terjadi drainase sekret dari telinga tengah
ke liang telinga luar.

Syarat : harus dilakukan secara dapat dilihat langsung (a-vue) , anak harus tenang sehingga
membran timpani dapat dilihat dengan baik.

Lokasi miringotomi ialah di kuadran posterior-inferior.

Indikasi miringotomi pada anak dengan OMA adalah nyeri berat, demam, komplikasi OMA
seperti paresis nervus fasialis, mastoiditis, labirinitis, dan infeksi sistem saraf pusat.

Miringotomi merupakan terapi third-line pada pasien yang mengalami kegagalan terhadap dua
kali terapi antibiotik pada satu episode OMA.
Pemasangan pipa ventilasi (Grommet-tube)
TIMPANOSINTESI
S
Merupakan pungsi pada membran timpani, dengan analgesia lokal supaya
mendapatkan sekret untuk tujuan pemeriksaan.

Indikasi : terapi antibiotik tidak memuaskan, terdapat komplikasi supuratif, pada bayi baru
lahir atau pasien yang sistem imun tubuh rendah.
ADENOIDEKTO

MI
efektif dalam menurunkan risiko terjadi otitis media dengan efusi dan OMA rekuren, pada anak
yang pernah menjalankan miringotomi dan insersi tuba timpanosintesis, tetapi hasil masih
tidak memuaskan.
KOMPLIKASI

Intratemporal : Perforasi membran timpani, Mastoiditis akut,


Paresis nervus fasialis, Labirinitis.

Ekstratemporal : Abses subperiosteal dan intracranial (Abses


otak, Tromboflebitis).
PENCEGAHAN
Pencegahan terjadinya ISPA pada bayi dan anak
Menjaga kebersihan cuci tangan dan mainan.
Pemberian ASI minimal 6 bulan
Hindari dari pajanan asap rokok,
Biasakan untuk tidak sering mengorek-ngorek liang telinga
PROGNOSIS

Ad vitam : Ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
Ad functionam : dubia ad bonam
EDUKA
SI
Menjelaskan mengenai penyakit pasien, termasuk faktor yang
memperberat penyakit tersebut.
Menjelaskan kepada pasien mengenai tujuan dan manfaat dari
pengobatan yang diberikan kepada pasien.
Memberitahu kepada pasien akan pentingnya kontrol ulang dan terapi
yang adekuat untuk penyakitnya.
Memberitahukan kepada pasien untuk menutup telinga ketika mandi
untuk mencegah telinga menjadi lembab dan tidak lagi mengorek
telinga.
Mengingatkan pasien untuk datang tiga hari lagi dengan membawa
orangtua untuk dilakukan miringotomi.
Menyarankan pasien untuk tetap menjaga higienitas dan memakan
ANAK ADA RASA NYERI DI DALAM TELINGA
DAN SUHU TUBUH YANG TINGGI.
RIWAYAT BATUK PILEK SEBELUMNYA.
SUKA MENARIK-NARIK DAUN TELINGA PADA
BAYI, KELUARNYA CAIRAN DARI TELINGA,
BERKURANGNYA PENDENGARAN, SULIT
MAKAN, SERTA REWEL.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai