Masa sebelum penjajahan (Tahun 1600 ). Kerajaan Kutai terletak pd jalur perdagangan dan pelayaran antara barat dan Timur, Kerajaan Tarumanegara di daerah Agraris shng kehidupan perekonomian masy adalah pertanian dan peternakan. Kerajaan Sriwijaya berada dipesisir utara Jawa Sumatera dan berada pada urat nadi perdagangan di Asia Tenggara sehingga masy Sriwijaya menguasai perdagangan. Kerajaan Mataran berada di bag tengah P Jawa, posisi ini membuat masy Mataram bertumpu pada sektor pertanian. Masa penjajahan Portugis ( 1509-1659) Portugis bangsa Eropa pertama yg tiba di kepulauan yg sekarang bernama Indonesia tahun 1512 dan mencoba untuk menguasai sumber rempah2 yg berharga dan membuat tawaran kerjasama dari Kerajaan Sunda, selain bangsa Portugis mengausai perdagangan khususnya rempah2 menjadi komoditi ekonomi negaranya. Pada saat itu kondisi perekonomian Indonesia lebih banyak diwarnai adanya perlawanan dari rakyat thd bangsa Portugis krn melakukan penjarahan dan eksploitasi. Masa Penjajahan Belanda (1602-1942) VOC (Vereenigde Oost Indishe Compagnie) adalah salah satu kebijakan dlm bidang ekonomi yg dilakukan Belanda, pada saat itu VOC mempunyai kewenangan mencetak uang, menyatakan perang dan damai, membuat angkatan bersenjata dan membuat perjanjian dg raja-raja. Bubarnya VOC muncul kebijakan yg disebut culture stelstel ( sistem tanam paksa) th 1836 oleh Van Den Bosh, bertujuan memproduksi berbagai komoditi yg diminta di pasar dunia, bagi pribumi sangat merugikan akan tetapi bagi Belanda menguntungkan dan secara tdk sengaja pula membangkitkan perekonomian desa. Masa penjajahan Jepang (1942-1945) Penjajahan Jepang diawali pd Juli 1942, saat itu Soekarno menerima tawaran Jepang mengadakan kampenye publik dan membentuk pemerintahan dan dapat memberi jawaban thd kebutuhan militer Jepang, Tahun 1953 membentu BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Kebijakan ekonomi pada penjajahan Jepang terdiri : perluasan areal persawahan, pengawasan pertanian dan perkebunan. Pengawan bidang perkebunan sangat ketat Jepang tdk mengizinkan masy menanam komiditi lain selain karet dan kina krn berhubungan langsung dg kepentingan Jepang, sedangkan kopi,teh dan tembakau laku di dunia Kebijakan pemerintah Jepang di bidang ekonomi telah mengakibatkan kehidupan rakyat Indonesia menjadi sengsara dan penuh penderitaan kondisinya lebih buruk jika dibandingkan dg penjajahan Belanda. Masa Orde lama (1945-1967) Dinamika perekonomian pada masa ini menraik untuk dicermati krn Indonesia bari saja merdeka karena berbagai fenomena muncul seiring dg berlangsungnya kahidupan politik yg berlangsung. Masa Kemerdekaan (1945-1950) Keadaan ekonomi sangat tidak menggembirakan terjadi inflasi yg disebabkan beredarnya lebih dari satu mata uang, Belanda menutup pintu perdagangan luar negeri mengakibatkan kekosongan kas negara, menghadapi krisis tsb pemerintah mengeluarkan kebijakan yaitu pinjaman nasional, memenuhi kebutuhan rakyat,melakukan konferensi ekonomi, mebuat rencana pembangunan, membangun partisipasi swasta dan nasionalisasi Bank Indonesia lanjutan Pembahasan peningakatan hasil produksi pangan, distribusi bahan makanan, sandang, serta status perekonomian asing dilakukan melalui konferensi ekonomi,kemudian membuat rencana lima tahunan (Kasimo Plan),memperbanyak kebuh bibit dan padi unggul, menanami tanah terlantar dan transmigrasi. Muncul kebijakan yg disebut sistem ekonomi gerakan banteng yg digagas oleh Soemitro Djojohadikusumo untuk memperbaiki dan perubahan struktur ekonomi peninggalan Belanda ke arah ekonomi nasional melalui gerakan konfrotansi ekonomi bertujuan melindungi pengusaha pribumi. Sistem ekonomi ali baba penggalangan kerjasama antara pengusha Cina dan Pribumi, pengusaha non pri memberikan latihan, pemerintah menyediakan kredit dan lisensi bagi pengusaha swasta nasional dan pada akhirnya tdk berjalan dg baik. Masa Demokrasi liberal (1950-1957) Pemerintah terkesan memaksakan sistem pasar meskipun sudah mengetahui dampaknya, maka dilakukan berbagai upaya untuk mengatasi masalah perekonomian al; pemotongan nilai uang yaitu untuk mengurangi jumlah uang yang beredar, melanjutkan program benteng dan memutuskan hasil konferensi meja bundar. Masa demokrasi terpimpin (1959-1967). Terjadi setelah muncul dekrit Presiden 5 juli 1959 konsekuensi berdampak pada struktur ekonomi Indonesia akhirnya cenderung berjalan melalui sistem etatisme negara dan aparatur ekonomi negara bersifat dominan serta mematikan potensi dan kreasi unit-unit ekonomi diluar sektor negara, yang berdampak adanya devaluasi tujuannya membendung inflasi yang tetap tinggi, mengurangi jumlah uang yang beredar di masy, Masa Orde baru (1967-2008) Dikenal beberapa tahapan pembangunan yang menjadi agenda, orde baru mengawali rezim dg menekankan pada prioritas stabilitas ekonomi dan politik,berorientasi pada pengendalain inflasi, penyelamatan keuangan negara dan pengamanan kebutuhan pokok rakyat. Pentingnya aspek pemerataan sehingga muncul 8 jalur pemerataan : kebutuhan pokok, pendidikan dan kesehatan, pembagian pendapatan,kesempatan kerja,kesempatan berusaha,partsipasi wanita dan generasi muda, penyebaran pembangunan dan peradilan. Pelita menunjukan hasil hasil yang signifikan dlm proses pembangunan ekonomi, th 1984 Indonesia berhasil swasembada beras, menurunkan angka kemiskinan, meningkatkan partisipasi pendidikan, menurunkan angka kematian bayi, dan peningkatan sektor industri, pd masa orba berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi tapi fundamental ekonomi justru rapuh. Masa Reformasi (1998-sekarang) Masa ini dianggap sbg tonggak baru perjalanan kehidupan namgsa Ind baik dari sisi sosial dan politik, kebijakan yg paling menonjol adanya pergeseran pengelolaan pemerintah dari sentralistik menjadi desentralistik atau otda, adanya pengaturan pelimpahan wewenang konsekuensi ini menuntut adanya good governancenmencakup pengelolaan keuangan negara dan daerah. Selain itu aspek kehidupan berdemokrasi munculnya pemilihan umum secara langsung. Masa Presiden BJ Habibie (21 Mei 98 s/d 20 okt 99) Salah satunya adalah kembali mendapatkan dukungan dari Dana Moneter Internasional dan komunitas negara donor untuk program pemulihan ekonomi pada masa ini nilai tukar rupiah terhadap dollar antara 10.000,-s/d 15.000,- untuk menyelesaikan krisis moneter dan perbaikan ekonomi Indonesia melakukan langkah-langkah : restrukturisai dan rekapitulasi perbankan melalui pembentukan BPPN dan unit pengelola aset negara. lanjutan Melikuidasi beberapa bank bermasalah, menaikan nilai tukar rupiah thd dollar hingga Rp. 10.000, membentuk lembaga pemantau dan penyelesaian masalah utang luar negri, mengimplementasikan reformasi ekonomi yg disyaratkan IMF, mesahkan UU No.5 tahun 1999nttg larangan praktik monopoli dan persaingan tdk sehat, dan UU ttg perlindungan konsumen
Prospek perekonomian Indonesia.
Ratnawaty mengemukakan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan masih akan diuntungkan oleh konsumsi domestik yg cukup besar. Wiryawan sektor investasi tahun 2010 dinilai cukup positif Indonesia akan menerapkan kebijakan untuk memudahkan dan memberikan kenyamanan investor dlm melakukan invest lanjutan Kondisi moneter dan beberapa sektor Indonesia juga menjadinmodal perekonomian,menurut Juoro dan Sugema terlihat dari stabilitas ekonomi terjaga baik dlm jangka menengah,inflasi rendah,suku bungan dapat diturunkan dan nilai rupiah cenderung menguat. Perekonomian jangka menengah secara sektoral pertumbuhan tinggi pd sektor non tarded seperti telekomunikasi, perumahan dan keuangan, sementara sektor traded seperti industri,manufaktur,pertanian dan pertambangan butuh revitalisasi.