Anda di halaman 1dari 21

Preoperative Assesment

& Premedication

Zuniva Andan
1510029010

Pembimbing :
dr. Mulyono, Sp.An
Preoperative Assesment

Penilaian preoperasi yang efektif adalah
riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik,
yang harus mencakup semua obat yang
diambil oleh pasien diwaktu lampu, riwayat
alergi, dan respon serta reaksi terhadap
anestesi sebelumnya.
penilaian ini harus mencakup prosedur
diagnostik, prosedur pencitraan, atau
konsultasi dengan dokter yang lain.

Penilaian preoperasi menuntun rencana
anestesi: perencanaan preoperasi yang tidak
memadai dan persiapan pasien yang tidak
lengkap umumnya terkait dengan komplikasi
anestesi.
Tujuan Penilaian Peroperasi

Mengidentifikasi beberapa pasien yang
memiliki kemungkinan agar pelayanan
medisnya ditingkatkan.
Mengidentifikasi kondisi pasien yang sangat
buruk, operasi yang dilakukan nanti hanya
memiliki tujuan mempercepat kematian tanpa
meningkatkan kualitas hidup

Mengidentifikasi pasien dengan karakteristik
spesifik yang akan mempengaruhi rencana
anestesi yang diusulkan.
Mempersiapkan pasien dengan resiko anestesi


Unsur-unsur riwayat
preoperasi

Pasien yang menjalani operasi elektif dan
anaestei biasanya memerlukan penilaian
preoperasi yang terfokus pada riwayat fungsi
jantung dan paru, penyakit ginjal, penyakit
endokrin dan metabolik, masalah
muskuloskeletal dan anatomi yang
mengganggu menegemen jalan napas dan
anaestesi regional, dan respon serta reaksi
anestesi sebelumnya.
Masalah jantung

Penilaian jantung didasarkan pada apakah
kondisi pasien dapat ditingkatkan sebelum
operasi dijadwalkan, dan apakah pasien
memenuhi kriteria lebih lanjut penilaian
jantung sebelum operasi dijadwalkan.
Secara umum, indikasi penilaian
cardiovaskular adalah sama pada pasien
bedah atau pasien yang lainnya.
Masalah paru

Komplikasi paru preoperatif yang paling sering
adalah depresi pernapasan terutama pasca
operasi dan kegagalan pernapasan
American College of Physicians mengidentifikasi
pasien dengan usia 60 tahun atau lebih, orang
dengan penyakit obstruksi kronis, orang dengan
toleransi latihan nyata berkurang atau
ketergantungan fungsional, orang dengan gagal
jantung memiliki potensi untuk membutuhkan
intervensi praoperasi dan pasca operasi untk
menghindari komplikasi tersebut.

Resiko komplikasi paru pasca operasi
ASA 3 dan 4
Merokok
Operasi lebih dari 4 jam
Beberapa jenis operasi (dada, perut,
aneurisma aorta, kepala dan leher, dan
operasi darurat)
Anestesi umum

Upaya pencegahan komplikasi paru harus fokus
pada penghentian merokok sebelum operasi dan
teknik ekspansi paru (misalnya spirometri insentif)
setelah operasi pasien beresiko.
Pada pasien asma, yang mendapat terapi
suboptimal beresiko lebih besar untuk
bronkospasme selama manipulasi jalan napas.
Peggunaan yang tepat dan pemantauan analgesik
adalah kunci untuk menghindari depresi napas
pasca operasi pada pasien dengan obstructive
sleep apnea
Masalah Endokrin dan

Metabolik
Kecukupan pengendalian glukosa darah
jangka panjang dapat dengan mudah dan
dinilai dengan pengukuran HbA1c.
Operasi elektif harus ditunda pada pasien
dengan hiperglikemia
Masalah Pembekuan

Tiga masalah penting yang harus dinilai pada
penilaian preoperasi adalah
Bagaimana mengelola pasien dengan penggunaan
warfarin jangka panjang
Bagaimana mengelola pasien yang menggunakan
clopidogrel dan obat lain yang terkait
Bagaimana cara aman memberikan anestesi
regional yang baik pada pasien yang
menggunakan antikoagulan jangka panjang atau
yang menggunakan antikoagulan perioperatif

Keadaan pertama, pasien yang akan
menjalani operasi harus menghentikan
pemakaian warfarin 5 harii sebelum operasi
untuk menghindari kehilangan darah yang
berlebihan.
Pasien yang beresiko tinggi untuk trombosiss,
warfarin dapat digantika dengan heparin
intravena, atau dengan heparin intramuskular
untuk meminimalkan resiko

Clopidogrel dan agen terkait untuk pasien
dengan penyakit arteri koroner yang telah
menerima stenting intrakoroner. Peninkatan
resiko infark miokard jika clopidogrel dan
aspirin ihentkan
Pedoman saar ini merekomendasikan
menunda operasi darurat setidaknya 1 bulan
setelah intervensi koroner dan menyarankan
pilihan terapi selain drug-eluting stent

Keadaan ketiga mungkin lebih aman untuk
anestesi regional pada pasien yang menerima
terapi antikoagulan, tetapi hal ini juga masih
dalam perdebatan.
Masalah Gastrointestinal

Resiko aspirasi adalah komplikasi paru
Resiko aspirasi meningkat pada kelompok
pasien tertentu, misalnya ibu hamil, tidak
berpuasa, pasien dengan GERD
Pemeriksaan Fisik
Preroperasi

Tanda-tanda vital
Pemeriksaan jalan napas
Pemeriksaan jantung, paru dan sistem
muskuloskeletal
Neurologis
Gigi pasien harus diperiksa apakah ada yang
goyang, gigi palsu
Premedikasi

Mengurangi kecemasan
Mengurangi nyeri
Mengurangi kebutuha obat-obatan anestetik
Mengurangi sekresi saluran napas
Megurangi mual muntah pasaoperasi
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai