Anda di halaman 1dari 36

Basil Gram Negatif

Ance Roslina
Bagian Mikrobiologi FK UISU
Medan
Salmonella

Kingdom Bacteria Spesies:


: - S. typhi
Phylum: Proteobacteria - S. paratyphi A,B dan
Class: Gamma C
Proteobacteria
Order: Enterobacteriales
Family: Enterobacteriaceae
Genus: Salmonella
Morfologi dan Pertumbuhan

Basil Gram
Bergerak dengan
flagel peritrik
Fimbria +
Mati oleh disenfektan,
pemanasan
Dapat bertahan
hidup beberapa
bulan pada salju, air,
tanah dan makanan
Struktur Antigen:
- Antigen Somatik= antigen O, berasal dari
dinding lipopolisakarida, tahan panas dan
alkohol
- Antigen flagel=antigen H, dari flagelin, rusak
oleh panas dan alkohol
- Antigen Kapsul= antigen K
- Antigen Vi= antigen virulensi
Gejala klinik:
Masa inkubasi: 1-2 minggu
Demam
Anoreksia
Malaise
Nyeri otot
Sakit kepala
Diare/konstipasi
Komplikasi:
Sistem saraf; ensefalitis

Pada usus; perdarahan dan perforasi


Patogenesis
Sumber penularan berasal dari manusia
Reservoar infeksi oleh Salmonella dapat
dari hewan; babi, sapi , kelinci, unggas
Tempat masuk infeksi: mulut
Maniferstasi klinik: tergantung virulensi
bakteri, jumlah sel yang masuk, dan daya
tahan hospes
Tiga tipe penyakit pada manusia:
1. Demam enterik
2. Bakteremia
3. Enterolokolitis/gastroenteritis

Faktor patogenitas:
1. Toksin (endotoksin, enterotoksin dan
sitotoksin)
2. Pili/faktor perlekatan
3. Kemampuan bergerak
Diagnosa laboratorium
Kultur: darah, tinja, urin, apus rektum, cairan
serebrospinal, sumsum tulang,
makanan/sumber air yang tercemar
Isolasi/identifikasi: Salmonella-shigella agar,
agar Bismuth sulfit, atau Deoxycholate citrat
Reaksi gula-gula
Uji serologik widal: diagnosis demam tifoid atau
paratifoid kenaikan titer anti serum O sebesar
4X
Epidemiologi: penularan melalui tinja mulut
Pengobatan: kloramfenikol (pilihan)

sanitasi lingkungan
penyiapan makanan/minuman
yang memenuhi syarat
kesehatan
Shigella

Bakteri usus patogen, habitat alami hanya


pada saluran cerna
Penyebab Disentri basiler
Diagnosis banding: Entamoba hystolitica
Spesies: 1. S. dysentriae
2. S. flexneri
3. S. boydii
4. S. sonnei
Morfologi dan pertumbuhan:

- Basil Gram negatif


- Tidak dapat bergerak

Patogenesis:

- kemampuan menginvasi mukosa


kolon akut inflamasi, pembentukan
abses tinja bercampur darah
- Menghasilkan eksotoksin: enetrotoksin,
sitotoksin, neurotoksin
Aspek Klinis:

- Kolitis, inflamasi akut


- demam
- malaise, anoreksia
- mialgia
- sindroma disentri: diare berdarah,
mukopurulen, kram abdominal, tenesmus
- dehidrasi
- gagal fungsi ginjal
Diagnosis laboratorium
- Tinja, apus rektum, makanan
yang terkontaminasi
- Media selektif: SS agar, agar
hektoen enteric

Epidemiologi:
penyebaran melalui tinja-mulut
wabah kepadatan penduduk,
sanitasi dan higiene yang jelek
Vibrio Cholera
Kingdo Bacteria
m:
Phylum Proteobacteria
:
Class: Gamma
Proteobacteria
Order: Vibrionales
Family: Vibrionaceae
Genus: Vibrio
Species V. cholerae
:
Famili: vibrionaceae
Spesies: vibrio cholera, vibrio el tor, vibrio
parahaemolyticus
Morfologi dan pertumbuhan:
Basil Gram negatif
Berbentuk koma
Flagel monotrik
Uji oksidasi positif
Tidak meragi laktosa
Pertumbuhan: aerob
Struktur antigen:
V.cholera dan V. el tor antigen H dan
antigen O 3 serotipe yaitu: ogawa, inaba
dan hijima
Patogenesis:
kemampuan bergerak
enterotoksin (unit A dan unit B) mengaktifkan
enzim adenil siklase hipersekresi Cl, K, Na,
HCO3dan H2O
V.cholera dan el tor infeksi ektraintestinal
V.parahaemolyticus keracunana makanan
Gejala klinik:
Muntah proyektil
Tanpa nausea
Tanpa demam
Diare seperti air cucian beras tanpa darah
Dehidrasi, hipotansi
Kram
Asidosis
Diagnosa laboratorium: Epidemiologi:
tinja, muntahan, Penyebaran dari
makanan, air konsumsi
kontaminasi makanan/
Media transport: air minuman
pepton alkali Sanitasi jelek
Media selektif diferensial:
V. parahemolyticus
agar TCBS
keracunan makanan
Uji serologi dengan anti makanan laut yang infektif
serum polivalen vibrio O1,
antiserum ogawa, inaba
dan hijima
Uji kanagawa + vibrio
patogen
Pengobatan: rehirdasi, pemberian
elektrolit dan pemberian antimikroba

Pencegahan :
Sanitasi lingkungan
Managemen limbah domestik
Perbaikan penyediaan air minum
Memasak makanan/minuman dengan baik
Bakteri Penghasil Toksin
Corynebacterium diphteriaeium
Mycobacterium
Clostridium tetanus
Corynebacterium diphteriae
Penyebab infeksi akut saluran nafas
bagian atas dengan disertai pembentukan
eksotoksin dan pseudomembran
Morfologi:
Basil Gram positif
Tidak bergerak
Tidak berspora
Membentuk formasi huruf V, W, L atau huruf
cina
Patogenesis:
Penularan droplet infection

Bakteri membentuk pseudomembran pada

mukosa pharynx, dengan mengelurkan


eksotoksin yang dapat merusak otot jantung,
syaraf dan adrenal
Gejala:

Demam
stridor ekspiratoir
adanya pseudomembran
komplikasi myokarditis
Diagnosa laboratorium:
Bahan pemeriksaan: hapus tenggorok, hapus hidung

pem,. Mikroskopik pewarnaan Gram seperti huruf

cina
Pewarnaan khusus Neisser / Albert

Biakan:

Aerob, pada suhu 37


Media darah, media yang mengandung telurit
Perbenihan Loffler mengdung serum ( bakteri ini
lebih cepat tumbuh)
Uji toksigenisitas:
In vitro dengan gel-imunodifusi

In vivo, dengan percobaan binatang


Pengobatan: pemberian anti difteri serum (ADS) dan
antibiotika
Pencegahan: isolasi penderita, vaksinasi dengan difetri
toksoid
Mycobacteria
Kingdo Bacteria
m:

Phylum: Actinobacteria

Order: Actinomycetales

Suborde Corynebacterineae
r:
Family: Mycobacteriaceae

Genus: Mycobacterium
Lehmann &
Neumann 1896
Mycobacterium leprae
Sifat khas;
dinding selnya dilapisi lipid dalam jumlah besar

Relatif tidak permebel terhadap zat warna basa sulit

diwarnai dengan Gram


Bila telah menyerap zat warna, walaupun telah

dilunturkan dengan zat asam kuat/alkohol bakteri


tahan asam (acid fast bacteria)
Spesies patogenik: M.TBC dan M.leprae
M. leprae:
Pertama sekali
ditemukan oleh
Hansen (1874)
Morbus Hansen
Morfologi:
Tidak dapat dibedakan
dengan M lain
Sifat intraseluler
obligat untuk
hidupnya perlu
jaringan hidup
Struktur antigen:
Antigen khusus
spesies M.leprae

Infeksi imun respon
seluler dan humoral
Bahan diganostik
dari jaringan penderita
Tes lepromin reaksi
hipersensitifitas
Patogenesis:
Lesi berupa granulomatous khronik yang
mirip tuberculosis, terdiri dari sel-sel epiteloid
dan sel raksasa
Predileksi primer: pada jaringan
syarafmengenai kulit ke jaringan lain
Diagnosa laboratorium
BTA +; mukosa hidung, cuping telinga atau lesi kulit

Biakan pada hewan percobaan
Tes lepromin
Reaksi serologik dengan antigen spesifik dengan
tehnik Elisa/ antibodi monoklonal

Pengobatan:
Sama seperti OAT

Rifampisin


Dapsone
Lampren
Clostridia
Kingdom: Bacteria

Phylum: Firmicutes
Class: Clostridia
Order: Clostridiales
Family: Clostridiaceae
Genus: Clostridium
Prazmowski
1880
Morfologi:
Basil Gram positif

Spora +

Banyak ditemukan di: tanah, debu

Beberapa spesies flora normal saluran pencernaan

manusia/hewan
Infeksi berhubungan dengan kerusakan jaringan

( mionekrosis)
Spesies:
Cl. tetani tetanus

Obligat anaerob
Spora terminal, seperti pukulan genderang
Swarming pada media padat
Eksotoksin: tetanospasmin dan tetanolisin
Infeksi berhubungan dengan jaringan luka:
luka bakar, luka ujung umbilikus, luka garukan,
luka jahitan bedah
Gejala Klinis:
Konvulsi kontraksi tonik dari otot
tubuh
Kejang dimulai tempat infeksi
otot mulut (risus sardonicus)
seluruh tubuh (opistotonus)
Kesadaran tetap ada, rasa sakit
yang hebat
Kematian oleh karena gangguan
alat pernafasan
Pencegahan:
Pembersihan luka
Imunisasi aktif dengan toksoid
Imunisasi pasif dengan ATS
Pemberian antibiotik

Anda mungkin juga menyukai