Anda di halaman 1dari 20

Transportasi

Laut
WAWASAN KEMARITIMAN
TRANSPORTASI LAUT

ALI MARSABAN E1B113 003


ANGGI SUHARYADI E1B113 005
HENDRYAWAN E1B113 007
MUH. SYAWAL E1B113 039
PUTRA WIJAYA E1B113
MEILANY K. E1B113010
Sebagai Negara kepulauan terbesar di dunia, dengan wilayah
geografis terdiri dari 17.504 pulau, Indonesia sangat
membutuhkan system transportasi laut yang berpihak pada
kepentingan ekonomi maritim. Atas tantangan dan potensi laut
yang demikian besar,sudah sepatutnya pembangunan di sektor
maritim menjadi prioritas utama dalam pembangunan
nasional.Salah satu sub-sektor utama di bidang kemaritiman
adalah transportasi.
Pada tahun 1994,modal laut mengangkut lebih 430,6 juta ton
dari 453 juta ton jumlah angkutan barang secara nasional atau
mendekati 95 persen. Sedangkan moda angkutan kereta api dan
udara masing-masing hanya 4,9 persen dan 0,1 persen. Untuk
angkutan penumpang, pada tahun yang sama, terdapat sekitar
146,2 juta penumpang. Dimana moda kereta api menempati
urutan teratas sebesar 79,3 persen,diikuti moda angkutan laut
sebesar 13,21 persen atau sekitar 10,87 juta penumpang.
Namun karena kurangnya saran transportasi maka potensi
yang ada belum optimal dikembangkan.Contohnya Maluku
utara memiliki luas potensi budidaya rumput laut 35.000
ha.Jika di kembangkan akan menghasilkan sekitar 560.000 ton
per tahun rumput laut kering, dengan nilai ekonomi sekitar 280
juta dolar AS.Nilai ini tidak akan berarti apa-apa jika tidak ada
sarana pengangkutan untuk ekspor maupun distribusi
kewilayah yang memiliki industri pengolahan rumput laut.
Tujuan pembangunan sarana transportasi (terutama
transportasi laut) antar pulau-pulau bagi bangsa Indonesia
adalah untuk mewujudkan perhubungan laut sebagai urat
nadi kehidupan ekonomi,politik,social budaya, pertahanan
keamanan,sarana untuk memperkokoh persatuan dan
kesatuan ,serta sebagai penyedia lapangan kerja dan
penghasil devisa Negara.

Berdasarkan data yang ada, 80 persen lebih proses


perpindahan barang dan jasa antar pulau menggunakan jasa
perhubungan laut.sektor kegiatan perhubungan laut
merupakan salah satu penunjang utama dalam pergerakan
ekonomi, social, budya, dan pertahanan keamanan suatu
kawasan.
Berikut Masalah-masalah yang ada di pelabuhan
Indonesia :
1. Tidak adanya International Hub Port
Wacana membangun International Hub Port atau Hub
Transhipment Port (IHP) di indonesia telah berkembang
cukup lama. Namun tidak banyak yang mengetahui
seberapa vital dan strategis pembangunan International
Hub Port bagi perkembangan sector riil di bidang
ekonomi dan industry bila konsep tersebut di
kembangkan di tanah air.

2. Pelabuhan dan logistic tak sinkron


Untuk membangun pelabuhan,perlu
mempertimbangkan pendekatan logistik.

TATA KELOLA PELABUHAN AMBURADUL


3. Kisruh otonomi pelabuhan
Pengelolaan pelabuhan daerah dapat meningkatkan
Pendapatan Asli Daerah (PAD),sehingga pertumbuhan
ekonomi di wilayah tersebut maju. Permasalahannya
adalah belum adanya anggaran dari APBN yang
dikeluarkan pemerintah pusat,pelaksanaan kewenangan
pengelolaan pelabuhan di daerah juga sering memicu
konflik atau benturan dengan PT Pelindo.

4. Perebutan kewenangan pelabuhan


Secara legal formal, kewenangan pelabuhan telah
didesentralisasikan terhadap daerah.Hal ini sebenarnya
sudah diatur dalam ketentuan Pasal 119 UU No 22/1999.
5. Tumpang tindih peraturan pelabuhan
Berlakunya UU No 22/1999 pada dasarnya tidak secara
otomatis membatalkan atau menghapuskan peraturan
organik di sektor lain.
Sekian banyaknya permasalahan yang di hadapi
armada pelayaran nasional menyebabkan
perkembangannya memprihatinkan. Bila dilihat
dari segi kapasitas armada nasional yang ada
pada sebuah Negara dengan luas lautnya 75
persen dari luas keseluruhan wilayah-wilayahnya
Indonesia berjumlah cukup menunjukkan sebagai
Negara maritim,ditingkat ASEAN-pun kekuatan
armada pelayaran nasional menempati urutan
terendah,berada di bawah Malaysia dan Filipina.

PELAYARAN NASIONAL TERPURUK


Sejarah mencatat bahwa awal dari kebangkitan
pelayaran pertama kali yaitu pada zaman kerajaan
sriwijaya dan kerajaan Majapahit. Pelaut-pelautnya yang
handal menjelajah ke berbagai pelosok, perdagangan
maju pesat. Lambat laun keadaan ini mulai suram
seiring dengan datangnya pedagang-pedagang dan
pelayar dari eropa yang mulai berdagang di Indonesia.
Kebangkitan kedua dimulai dengan deklarasi Djuanda
pada tahun 1957 dan PP No 5/1964 yang kemudian
dipertegas dengan PP No 1 dan PP No 2/1969. Pada era
itu perusahaan pelayaran Nasional mengalami kejayaan
karena perann ya yang dapat memberikan kontribusi
terhadap pembangunan Nasional.
Berdasarkan data Indonesia National Ship Owner
Association (INSA), sampai 2020 perusahaan pelayaran
nasional baru bisa mendapatkan pangsa pasar pelayaran
internasional sekitar 30 persen dari 550 juta ton peti
kemas yang nilainya 22 miliar dolar AS. Sementara pangsa
pasar domestic sampai 2020 perusahaan pelayaran
nasional diperkirakan mendapatkan 80 persen dari 370
juta ton muatan yang nilainya mencapai Rp23 triliun.
Kondisi saat ini, kegiatan ekspor-impor yang dilayani kapal
asing sebanyak 96,59 persen,sedangkan angkutan kargo
dalam negeri yang dilayani kapal asing sebesar 46,8
persen. Akibatnya , total devisa nasional yang diambil
kapal asing mencapai 11 miliar dolar AS atau Rp 99 triliun
per tahun.
SISTEM NAVIGASI LAUT MENGKHAWATIRKAN

Sistem navigasi laut sangat dibutuhkan bagi jalur pelayaran di


Indonesia. Namun,sarana dan pra sarana navigasi di negeri ini
sangat minim.
Sarana bantu navigasi meliputi :
Peta Laut (katalog dari peta-peta laut dan foto
peta)
Almanak nautika (berfungsi menentukan tempat
kedudukan kapal dengan benda-benda angkasa)
Buku-buku kepanduan bahari (digunakan untuk
membantu seorang navigator menemukan
keterangan-keterangan terinci berbagai aspek
dalam rute pelayaran di berbagai tempat di dunia)
Sedangkan benda-benda pembantu navigasi
meliputi:

Mercusuar
Kapal suar
Rambu radio
Isyarat-isyarat kabut
Pelampung pelampung
Serta alat-alat elektronik
(stasiun,decca,loran,dll)
Melihat luas wilayah indonesia yang dua pertiga
adalahlaut, Indonesia membutuhkan Sistem Navigasi
Terpadu (SNT).

Data GPS
(global position Antena Computer
Nelayan system)

Banyak konten yang bias di akses dengan system ini.selain informasi


posisi saat melaut,nelayan juga bias membantu TNI AL dalam
mengontrol adanya illegal fishing,mengetahui persebaran ikan dan lain-
lain.Selain itu mereka bisa mengirimkan sinyal SOS (Save Our Soul)
jika dalam bahaya,memberi peringatan atau informasi penting lainnya.
Dalam upaya meningkatkan pembangunan nasional di bidang maritim,
sector logistic memiliki peran penting.Perbaikan kinerja logistik berguna
dalam menurunkan biaya transportasi barang dan meningkatkan daya
saing.

SISTEM LOGISTIK NASIONAL MASIH LEMAH


Permasalahan mendasar dari sistem logistic transportasi laut
Indonesia adalah masih kurang memadainya sarana dan
prasarana dibandingkan dengan permintaan pelayanan jasa
transportasi.Penyediaan,kepemilikan,pengoperasian dan
pemeliharaan prasarana dan saran transportasi selama ini masih
di dominasi pemerintah dan BUMN,yang tarif pelayanannya
cenderung dibawah harga.Hal tersebut terjadi karena kebijakan
tarif yang diambil masih lebih menekankan pertimbangan politis
dari pada pertimbangan finansial.Akibatnya kinerja dan pelayanan
transportasi di Indonesia pada umumnya masih sangat buruk.

Berkaitan dengan manajemen transportasi laut,permasalahan


pertama terjadi akibat rendahnya kualitas sumber daya
manusia(SDM).Kualitas SDM yang belum sesuai dengan
perkembangan teknologi transportasi.kedua,dibutuhkan suatu
sistem transportasi yang terintegrasi,antar manajemen dan
pengaturan jaringan transportasi multimoda/antarmoda,
penerapan dokumen tunggal,serta system tiket terpadu.Belum
lagi masalah cuaca buruk yang menghambat distribusi barang
atau jasa angkutan.
Dosen pelayaran Institut Teknologi Sepuluh November (ITS)
Surabaya, SAUT GURNING mengemukakan perubahan
cuaca menimbulkan tambahan biaya transportasi di laut,
sehingga berdampak kepada kenaikan harga hingga biaya
logistik kapal. Cuaca yang ekstrim menyebabkan distribusi
barang antar pulau terhambat karena jumlah kapal yang
layak melaut berkurang,dan jumlah pelabuhan umum
maupun penyeberangan tertutup.

Kondisi itu mengakibatkan tambahan waktu distribusi


barang mencapai 60 jam.Hal itu berdasarkan pantauan di
pelabuhan dari 8 wilayah utama, yakni Jawa Timur, Jawa
Tengah, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, Sulawesi
Barat, Ambon, Kupang dan Jayapura.Untuk mengantisipasi
dampak kenaikan harga akibat perubahan cuaca, penyedia
jasa dan otoritas logistic Indonesia diminta proaktif dengan
membangun jaringan logistik bersama(logistical alliance
network) secara nasional,guna memeangkas dampak
gangguan pengiriman barang tersebut.
30-31 Mei 2012 IPC (Indonesia Port Corporation)
bersama dengan PT Pelabuhan Indonesia I,III dan
IV (Persero) menjadi tuan rumah
penyelenggaraan 10th ASEAN Ports and
Shipping 2012 Exhibition and Conference yang
diadakan di Jakarta.Dari hasil 10th ASEAN Ports
and Shipping 2012 Exhibition and Conference
Indonesia diminta memprioritaskan perbaikan
infrastruktur dan memperbaiki kualitas
transportasi menuju pelabuhan untuk
meningkatkan efisiensi logistik
nasional.Indonesia diharapkan bisa
melaksanakan regulasi yang ketat,dan tranparan
untuk menarik perdagangan luar negeri.
Disini diperlukan peningkatan infrastruktur pelabuhan
dalam hal peningkatan kualitas jalur transportasi di
antar pelabuhan atau jalur menuju
pelabuhan.Beberapa prioritas itu harus ditempuh
Indonesia guna meningkatkan produktivitas logistic.

Jika membandingkan kapasitas pelabuhan di tiga Negara anggota


Asean, yakni :
pelabuhan Singapura dengan kapasitas 29,9 juta twenty-foot
equivalent unit (TEUs) dan akan menjadi 55 juta TEUs pada 2018
Pelabuhan Laem Chabang Thailand yang saat ini memiliki
kapasitas 10,5 juta TEUs akan dikembangkan menjadi 18 juta
TEUs pada 2015.
Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta kapasitasnya saat ini 5,9 juta
TEUs dan pada 2017 menjadi 11 juta TEUs.
Terima kasih
Sampai saat ini, kinerja logistik Indonesia masih di
bawah Negara tetangga.Hal tersebut terlihat dari logistic
performance index yang di publikasikan Bank Dunia
(2010),di mana Indonesia menempati kinerja sector
logistik pada urutan 75 dari 155 negara. Posisi yang jauh
dibwah dibandingkan Negara tetangga,seperti
Singapura,Malaysia,Thailand,Vietnam,Filipina.

Anda mungkin juga menyukai