Anda di halaman 1dari 21

PENGELOLAAN

PERTAMBANGAN
YANG BAIK DAN
BENAR

DISUSUN
OLEH:
OCTAVIANIE
NIM.212.15.003
2

PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL
VETERAN YOGYAKARTA
2016
PARADIGMA LAMA TENTANG
PERTAMBANGAN

DESTRUKTIF
MERUBAH LANSKAP
MEMOTONG
VEGETASI
PEMUNAHAN SATWA
PEMBUANGAN
LIMBAH
KECELAKAAN KERJA
PERUBAHAN TUNTUTAN
Tuntutan sutainable development
Perkembangan teknologi
Globalisasi/keterbukaan/ kemajuan
teknologi informasi
Efisiensi
Tuntutan HAM dan jaminan keamanan
Peran serta masyarakat
SEJARAH DAN KONSEP PEMBANGUNAN
BERKELANJUTAN

KONFERENSI PBB, 1972 DI STOCKHOLM


SWEDIA

INTERNATIONAL UNION FOR THE CONSERVATION OF NATURAL


RESOURCES, 1980
WORLD COMMISION ON ENVIRONMENT AND
DEVELOPMENT, 1983

KONFERENSI LINGKUNGAN, PBB, 1992, RIO DE


JANEIRO

KONFERENSI JOHANNESBURG, 2002

KONFERENSI RIO+20, RIO DE JANEIRO,


2012
TIGA PILAR PEMBANGUNAN
BERKELANJUTAN
KONSEP
PEMBANGUNAN
BERKELANJUTAN PADA
INDUSTRI
PERTAMBANGAN
SUMBER DAYA MINERAL
TAK TERBARUKAN
PERMASALAHAN SOSIAL
MASYARAKAT

UNI
K
International Institute for Sustainable Development
(IISD) dan World Business Council for Sustainable
Development (WBCSD), melalui laporan final proyek
Mining, Mineral and Sustainable Development
(MMSD) yang dirilis tahun 2002, merancang sebuah
kerangka kerja pembangunan berkelanjutan pada
sektor mineral

penerapan konsep pembangunan berkelanjutan pada


industri pertambangan bukanlah upaya membuat
satu tambang baru untuk mengganti tambang lain
yang sudah ditutup, tetapi melihat sektor
pertambangan secara keseluruhan dalam
memberikan kontribusi pada kesejahteraan manusia
saat ini tanpa mengurangi potensi bagi generasi
mendatang untuk melakukan hal yang sama
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
PADA SEKTOR MINERAL

Optimalisasi dampak-dampak positif yang ditimbulkan


dari kegiatan pertambangan dengan menitikberatkan
pada akulturasi pilar-pilar ekonomi, sosial dan
lingkungan (the triple bottom-line).
AUSTRALIAN CENTRE FOR
SUSTAINANBLE MINING
PRACTICES, 2011
PENGELOLAAN PERTAMBANGAN YANG BAIK DAN
BENAR

Pelaku Bisnis Pembuat Kebijakan

Good Mining
Practice

Efesiensi Pembang. masy./wilayah


Keuntungan; ROI Keberlanjutan
Produksi, efisiensi Menjembatani pembangunan
Resiko rendah dua perspektif Ketaatan terhadap
. Lingkungan peraturan
. Masyarakat Konservasi; nilai tambah;
Tanpa kecelakaan
Perlindungan lingkungan
UNDANG-UNDANG NO.4
TAHUN 2009, PASAL 95 (a)

PEMEGANG IUP dan IUPK WAJIB


MENERAPKAN KAIDAH
PERTAMBANGAN YANG BAIK
PENERAPAN TEKNIK PERTAMBANGAN YANG
TEPAT

UNDANG-UNDANG NO.4 TAHUN 2009


PASAL
a. 96 keselamatan dan kesehatan kerja
Ketentuan
pertambangan;
b. Keselamatan operasi pertambangan;
c. Pengelolaan dan pemantauan lingkungan
pertambangan, termasuk kegiatan reklamasi dan
pascatambang;
d. Konservasi sumber daya mineral dan batubara;
e. Pengelolaan sisa tambang dari suatu kegiatan
usaha pertambangan dalam bentuk padat, cair, atau
gas sampai memenuhi standar baku mutu
lingkungan sebelum dilepas ke media lingkungan.
TEKNIK PERTAMBANGAN
PARTISIPASI MASYARAKAT
KONSERVASI

PEDULI LINGKUNGAN
GOOD OPTIMALISASI
PENGELOLAAN
SUSTAINABLE
PEDULI K 3 MININ SUMBER DAYA
DEVELOPMEN

G MINERAL
NILAI TAMBAH PRACTICE

STANDARDISASI

EKONOMI

PERATURAN PERUNDANGAN
LINGKUNGAN DAN KESELAMATAN
KERJA
Dalam aspek lingkungan, Pemegang IUP dan IUPK
sejak awal harus memperhatikan Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan (AMDAL) yang telah dibuatnya
sesuai dengan Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup No.17 Tahun 2001 tentang Jenis
Rencana Usaha dan/ atau kegiatan yang wajib
dilengkapi AMDAL
PERUBAHAN EKOLOGI

DAMPAK LIMBAH

KEBISINGAN

POLUSI
KESELAMATAN KESEHATAN
KERJA
KONDISI YANG HARUS
DIUTAMAKAN

BIAYA YANG TIDAK SEDIKIT

MENDUKUNG PRODUKSI YANG BAIK


PENERAPAN PRINSIP
KONSERVASI

OPTIMALISASI MANFAAT

MEMINIMALISASI DAMPAK NEGATIF

MELINDUNGI SISA CADANGAN


STANDARISASI
PERTAMBANGAN
ISO 9001 TENTANG STANDAR
KUALITAS/ MUTU
ISO 14001 TENTANG STANDAR
LINGKUNGAN
OHSAS 18001 TENTANG KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA
Dalam prakteknya, telah terbukti sulit untuk
menangani ketiga sistem manajemen tersebut
secara terpisah dan untuk memastikan
keberpihakan mereka dengan strategi
organisasional. Oleh karena itu saat ini banyak
yang mengintegrasikan Quality Management
System (QMS) dalam hal ini ISO 9001, Environment
Management System (EMS) dalam hal ini ISO
14001, dan Occupational Health & Safety
Assessment Series (OHSAS) dalam hal ini OHSAS
18001 menjadi suatu sistem manajemen terpadu
karena pada dasarnya ketiga sistem tersebut
memiliki struktur yang sama dan sistem yang
mirip.
Di Indonesia, BSN mengeluarkan Standar
Nasional Indonesia (SNI) ISO 14001: 2015
Tentang Sistem Manajemen Lingkungan.
Demikian juga Kementrian Energi Sumber Daya
Mineral mengeluarkan Sistem Manajemen K3
Pertambangan yang tertuang dalam
Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya
Mineral No.38 Tahun 2014 Tentang Penerapan
Sistem Manajemen Keselamatan
Pertambangan Mineral dan Batubara.

Anda mungkin juga menyukai