Anda di halaman 1dari 33

ASPEK FARMAKOLOGI

OBAT-OBAT PADA
PEMBULUH DARAH

Nurliyasman, MPH, Apt. Bag. Farmakoterapi FK Uniba


Penyakit Vaskular Perifer
Penyakit-penyakit yang mengenai
pembuluh darah arteri maupun vena tepi,
baik pada dinding pembuluh darah dan
komponen2 darah, terutama yang
berkaitan dgn aspek hemoreologik,
aterosklerosis dan pelebaran
pembuluh darahnya.
1. P. Vaskular Perifer pada Arteri
2. P. Vaskular Perifer pada Vena
1. P. Vaskular Perifer pada Arteri
Dikenal kelompok Peripheral Arterial
Occusive Disease (PAOD) didasari
terbentuknya plak aterosklerotik.

2. P. Vaskular Perifer pada Vena


Dikenal sebagai Penyakit Tromboembolik
Vena dengan manivestasi Deep vein
thrombosis (DVT) dan Pulmonary
Embolisme (PE)
Penatalaksanaan
Non Farmakologis
Farmakologis

Non Farmakologis
Pengendalian faktor resiko ;
- stop merokok,
- turunkan hipertensi,
- turunkan hiperkolesterolemia,
- exercise trainning.
Farmakologis
1. Penatalaksanan PAOD
a. Anti platelet
- Aspirin ; mencegah agregasi platelet, dan
menurunkan kejadian vaskular serebral dan
koroner. Dosis 75 -325 mg sekali sehari. Bisa
dikombinasi dengan dipiridamol 3 x 25 mg.
- Ticlopidine ; menurunkan kadar fibrinogen
plasma dan viskositas darah.
dosis 250 mg 2x sehari.
- Clopidogrel ; penurunan resiko relatif dari
infark miokard, strok iskemik dan kematian
vaskular. Dosis 75 mg perhari.
b. Terapi hemoreologik
- Pentoksifilin : efek penurunan viskositas
darah, perbaikan fleksibilitas eritrosit,
penurunan plasma fibrinogen serta
menghambat agregasi platelet. Dosis 3 x
400mg. Umumnya ditoleransi dengan baik
pada dosis 250 mg 3x sehari

c. Terapi dgn agen metabolik.


- Propionyl L carnitine. Dosis 1-2 g
perhari terbagi atas 2 x.
d. Terapi dengan Vasodilator
zat-zat yang berkhasiat melebarkan
pembuluh darah. Ada 3 kelompok
vasodilator ;
1. obat-obat antihipertensi.
(di)hidralazin, minoksidil.
2. vasodilator koroner (obat angina
pectoris) nitrat, nitrit
3. vasodilator perifer (obat gangguan
sirkulasi). Buflomedil, pentoifilin,
Ekstrak Ginco biloba, siklandelat,
isoksuprin, dan turunan nikotinat.
Penggolongan secara kimiawi dan menurut
titik kerjanya ;
1. Alfa-blocker ; prazosin, buflomedil,
kodergokrin. Efek memperlemah daya
vasokontriksi noradrenaline terhadap atriol
2. Beta-adrenergik ;isoxsuprin. Efek
vasodilatasi di bronchia dan otot, tetapi
terutama di bagian yang tidak sakit.
3. Antagonis-Ca ; nifedipin, nimodipin,
flunarizin, sinarizin. Memblok saluran Ca
disel otot jantung, dan otot polos pembuluh,
shg menghindarkan kontraksi dengan efek
vasodilatasi di arteriol.
4. Derivat nikotinat ; nikotinilalkohol, xantinol,
dan metil nikotinat. Mendilatasi pembuluh
kulit di muka, leher dan otot lengan,
sedangkan penyaluran darah ke bagian
bawah tubuh justru berkurang, shg kurang
berguna thd gangguan sirkulasi di betis.
5. Obat lainnya; iloprost, pentoksifilin, ekstrak
Ginco biloba dan siklandelat Cyclospasmol.
e. Terapi dengan Inhibitor Fosfodiesterase
Cilostazol, bekerja menghambat agregasi
platelet, dan menimbulkan vasodilatasi.
Dosis 100mg 1x sehari.
f. Terapi dengan prostaglandin
- berafrost ; analog prostasiklin oral,
vasodilatasi dan penghambatan agretasi
platelet. Dosis 20, 40, 60 mcg 3 kali sehari,
perbaikan tampak pd hari ke 12.
- Prostaglandi E1 ; i.V. (5 hari/minggu selama
4 minggu, kemudian disusul 2 hari/minggu.)
hansilnya cukup memuaskan.
g. Terapi dengan antiserotonin
Naftidrofuryl ; antagonis serotonin
2spesifik dgn kerja memperbaiki
fleksibilitas eritrost, mencegah agregasi
platelet, melindungi endotel, dan
vasodilatasi. Dosis 300-600mg per hari
terbagi 2-3 x pemberian.
h. Terapi dengan Ginkgo biloba; bahan
aktif ginkgoflavonglikosid, efek
farmakodinamik vasodilatasi, antiagregasi
platelet dan antiradikal bebas. Dosis
3x40mg.
h. Terapi kelasi (Chelation Therapy)
masih kotroversial, adanya perbaikan tetapi
tidak banyak.
Zat yang diguankan adalah Na2EDTA untuk
mengikat kalsium pada penderita
atherosklerosis.
2. Penatalaksanaan Penyakit Tromboembolik
Vena.
Antiakoagulan merupakan preparat terpilih
utama untuk pencegahan dan pengobatan
DVT dan PE, dengan prinsip eliminasi
trombus. Umumnya yang digunakan adalah
heparin dan warfarin.
Antitrombotik
Zat-zat yang digunakan utk pengobatan dan
atau pencegahan trombosis dan emboli.
Trombosis terjadi pembentukan trombus
Trombus = bekuan darah di dalam pembuluh.
Emboli = penyumbatan arteri kecil atau
kapiler akibat embolus.
Zat-Zat Antitrombotik
1. Antikoagulansia (senyawa heparin dan
kumarin)
2. Penghambat penggumpalan trombosit
(asetosal, dipridamol, tilopidin, indobufen,
epoprostenol)
3. Trombolitik (fibrinolitika) ;
streptokinase, alteplase, urokinase,
reteplase(Rapilysin).
1. Anti koagulansia
zat-zat yang dapat mencegah
pembekuan darah dengan jalan
menghambat pembentukan fibrin.
Digunakan pada keadaan terdapat
kecendrungan darah untuk membeku yang
meningkat misalnya pada trombosis
koroner (infark).
a. Zat dengan kerja langsung
heparin, heparin BM rendah (enoxaparin,
nadroparin), zat-zat heparinoid.
b. Zat-zat dengan kerja tidak langsung
warfarin, asenokumarol, fenprokumon.
2. Penghambat Agregasi Trombosit
Agregasi trombosit terjadi bila darah mengalir
melalui suatu permukaan yang kasar,
seperti dinding pembuluh yang rusak atau
meradang. Khasiat menghindarkan
terbentuk dan berkembangnya trombi
dengan jalan menghambat
penggumpalannya. Asam asetil salisilat,
dipiridamol, tiklopidin, indobufen,
epoprostenol.
- Asam asetil salisilat ; asetosal, aspirin, aspilet,
dosis besar sebagai analgetis dan antiradang, dosis kecil
untuk merintangi penggumpalan trombosit. Banyak
digunakan untuk :
* prevensi sekunder dari infark otak dan jantung.
* prevensi sekunder TIA (Transient Ischaemic Attack) yakni
kehilangan kesadaran selewat akibat gangguan sirkulasi di
otak
* terapi angina pectoris instabil dan
* pasca pembedahan.
Dosis antiagregasi ; oral 1 dd 40-100mg p.c, atau 50-125 mg
asetosal kalsium (carbasalat). Anti nyeri 3 dd 500mg, anti
radang 3-4 dd 1g p.c.
Dosis prevensi sekunder infark otak/jantung 1 dd 100 mg
p.c., prevensi TIA 1 dd 30-100 mg p.c pada infark jantung
akut 75-160 mg sebelum infus dengan streptokinase pada
angina petoris 1 dd 75-100 mg.
- Clopidogrel ; plavix
Digunakan untuk prevensi sekunder dari infark
jantung dan CVA bila terdapat hipersensitivitas
terhadap asetosal yang sama efektifnya, tetapi
jauh lebih murah. Hat-hati bila dikombinasi dgn
NSAIDs
- Cilostazol ; Pletaal
Digunakan utk cludicatio, dengan gejala nyeri,
hilang rasa atau kelemahan di betis, paha dan
pinggul yang timbul sewaktu berjalan dan pulih
kembali setelah istirahat beberapa menit.
Efek Samping ; sakit kepala, pusing dan diare.
Tidak boleh digunakan penderita gagal jantung.
Dosis ; 2 dd 100 mg.
- Dipiridamol ; Persantin, Asasantin retard
Berkhasiat menghindari agregasi trombosit dan
adhesinya pada dinding pembuluh.
Terutama digunakan pada bedah katup jantung,
bersama antikoagulansia.
Efek Sampingnya ; seperti sakit kepala, gangguan
lambung-usus, debar jantung, dan pusing, akan
jauh berkurang pada dosis rendah.
Pada dosis diatas 200 mg, tensi dapat menurun dan
kolaps pada orang dengan sirkulasi buruk.
Dosis ; 1 dd 300 mg 1 jam a.c. Pada bedah katup
jantung 4 dd 75-100 mg, dikombinasi dengan
suatu antikoagulan.
- Ticlopidin ; Ticlid
menghambat agregasi trombosit yang
dietuskan oleh antara lain ADP (Adenosin
difosfat). Efeknya maksimal setelah 3 hari
dan bertahan selama 14 hari.
Efek samping ; gangguan saluran cerna, ruam
kulit, pusing dan hepatitis. Lebih gawat lagi
adalah efeknya terhadap sel-sel darah
(agrunolocytose, anemia aplastis dll). Yang
jarang terjadi tetapi berakibat fatal.
Dosis ; oral 2 dd 250 mg d.c/p.c (garam HCl).
- Indobufen
Berkhasiat menghambat agregasi
trombosit, lagi pula bekerja antiradang dan
analgetis. Terutama digunakan antara lain
pada trombosis vena dan gangguan jantung
ischemis serta prevensinya.
Efek sampingnya dapat berupa gangguan
lambung-usus, perdarahan hidung dan
gusi, juga reaksi alergi.
Dosis ; 2 dd 100 mg, lansia seprohnya.
- Epoprostenol ; (prostaglandin 12, prostacyline,
Fiolan)
Berkhasiat menghambat agregasi trombosit, juga
berdaya vasodilatasi kuat, merupakan antagonis
dari tromboxan (TxA2). Terutama digunakan untuk
prevensi trombosis pada waktu hemodialisa (ginjal)
sebagai zat pengganti heparin.
Efek sampingnya berupa muka merah, hipotensi,
nyeri kepala, tachycardi atau bradycardia, juga
gangguan lambung-usus dan mulut kering
Dosis ; infus i.v. Selama dialyse 4 ng/kg.
3. Trombolitik
Atau fibrinolitik berkhasiat melarutkan trombus
dengan cara mengubah plasminogen menjadi
plasmin, suatu enzim yang menguraikan fibrin.
Digunakan pada infark jantung akut untuk
melarutkan trombi yang telah menyumbat arteri
koroner.
a. Fibrinolysin (plasmin)
merombak jaringan fibrin dari trombus dan
protein plasma lainnya, seperti fibrinogen,
faktor beku 5 dan 8. Penggunaan secara
dermal untuk melarutkan jaringan mati di
borok, sepeti ulcus cruris dan deubitus.
Sekarang diganti dgn Colla-genase yg lebih
efektif.
b. zat-zat aktivator plasminogen ;
streptokinase, alteplase, urokinase, dan
reteplase (Rapilysin). Obat-obat ini
bekerja tak langsung dengan jalan
menstimulir pengubahan plasminogen
menjadi plasmin.
- Streptokinase ; Kabikinase, Streptase
Berdaya fibrinolitis dengan jalan membentuk
kompleks dengan plasminogen yang
mengubahnya menjadi plasmin.
Digunakan pada gangguan trombo-emboli,
misalnya emboli paru dan pada infark
jantung terutama intrakoroner dan i.v.
(infus)
Dosis ; ditentukan secara individual,
lamanya pengobatan 5 hari.
- Alteplase ; tPA (tissue Plasminogen Activator ) Actilyse.
Bekerja sebagai fibrinolitikum dengan jalan mengikat pada
fibrin dan mengaktivasi plasminogen jaringan. Plasmin
yang terbentuk kemudian mendegradasi fibrin dan dengan
demikian melarutkan trombus.
Digunakan pada infark otot jantung akut, sebaiknya dlm
waktu 1-3 jam setelah timbulnya gejala, maksimal 6 jam.
Untuk menghindarkan timbulnya trombus baru dianjurkan
untuk sesudahnya juga diberikan heparin dan antikoagulan
oral. Juga pada emboli paru.
Dosis ; infark jantung akut i.v. (infus) permulaan 10 mg dlm 1-
2 menit, lalu 50mg selama jam pertama dan 10mg dalam
30 menit, sampai maks 100mg dalam 3 jam.
-Tenecteplase ; (metalyse, 2000) adalah
varian alteplase, yang dibentuk dengan
manipulasi genetis.
T1/2 nya k.l 20 menit, spesifitasnya utk fibrin
lebih besar dan lebih tahan terhadap
penghambat activator-plasminogen.
Dosis ; i.v dlm k.l.10 detik, tergantung berat
badan 30mg/60kg sampai 50mg/90kg.
50 mg = 10.000 U teneteplase.
- Urokinase ; Ukidane, Medacinase
T1/2 nya 10-20 menit.
Digunakan pada trombose vena dalam dan
arteriil, juga pada emboli paru.
Dosis ; (infus) permula 250.000 UI dalam
larutan NaCl/glukosa selama 15 menit, lalu
100-250.000 UI/ jam selama 8-12 jam.
Aterosklerosis
Penyempitan pembuluh darah,
muncul sebagai akibat dari pengendapan lemak pada
pembuluh-pembuluh darah yang menyebabkan
tersumbatnya pembuluh darah tersebut, sehingga aliran
darah menjadi abnormal.

Lemak tersebut merupakan kolesterol yang muncul akibat


konsumsi lemak jenuh yang berlebihan.

Lemak inipun muncul akibat konsumsi gula dan kalori.


Tersumbatnya pembuluh darah ini dapat menggiring
penderitanya pada penyakit lanjutan yang lebih parah,
seperti jantung koroner dan stroke. Padahal, kedua
penyakit ini merupakan salah satu penyebab kematian
yang paling tinggi di Indonesia.
Stroke
Penyakit Stroke adalah penyakit pembuluh darah
otak yang ditandai dengan rusaknya jaringan
otak . Ada 2 macam penyakit stroke, yaitu ;
- kerusakan jaringan otak akibat penyumbatan /
penyempitan ( infark ) dan - akibat perdarahan
pembuluh darah otak ( bleeding ).

Penyempitan & penyumbatan pembuluh darah


sering diderita orang usia di atas 40 tahun oleh
karena beberapa sebab seperti menurunnya
elastisitas pembuluh darah dan atherosklerosis.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai