Anda di halaman 1dari 67

Hubungan antara

Dokter
dan Pasien
Diambil dari:
Kaplan & Saddocks
Synopsis of Psychiatry, 10th edition
Behavioral Sciences/Clinical Psichiatry

Oleh:
dr Hotma Marintan, SpKJ
Bagian Psikiatri
RSU dr Doris Sylvanus Palangkaraya
Pendahuluan
Kemampuan mengembangkan hubungan
yang efektif membutuhkan penghargaan
terhadap kompleksitas dari perilaku
manusia, dan pembelajaran yang tekun
mengenai teknik berbicara dan
mendengarkan orang lain.

Dalam mendiagnosis, merawat dan


menyembuhkan orang yang sakit
dokter dan terapis harus belajar untuk
mendengarkan.
Mendengarkan secara Aktif
Mendengarkan apa yang ia dan pasien katakan,
dan perasaan yang mendasarinya (non-verbal).

Memonitor isi dari interaksi (apa yang


dikatakan) dan proses (apa yang
dimaksudkan).

Menyadari bahwa komunikasi antara manusia


terjadi pada beberapa tingkat sekaligus:
- Apa yang ia percaya mengenai dirinya;
- Apa yang ia ingin orang lain percaya mengenai
dirinya, serta akhirnya;
- Siapa dirinya sebenarnya
Hubungan yang efektif
ditandai dengan Rapport yang
baik:
Rapport adalah
perasaan sadar dan spontan dari
respon yang harmonis serta
mendukung berkembangnya aliansi
terapeutik yang konstruktif

implikasi: saling mengerti dan percaya


antara dokter dan pasien
Pasien menemukan kekuatan pada
seseorang yang dirasa mengerti,
memahami dan menerima mereka

The secret of the care of the patient is in


caring for the patient.
(Caring for the Patient; Francis Peabody, 1881-1927)

Rahasia dari perawatan pasien


adalah peduli terhadap pasien
6 Strategi dalam Mengembangkan
Rapport oleh Ekkehard Othmer dan
Sieglinde Othmer:

1. Menempatkan pasien dan


pewawancara dalam ketentraman
2. Menemukan rasa nyeri (keluhan) pasien
dan menunjukkan rasa belas kasih
3. Menilai tilikan (insight) pasien dan menjadi
sekutunya
4. Menunjukkan keahlian

5. Menegakkan kewenangan
sebagai dokter dan ahli
terapi

6. Menyeimbangkan peran
sebagai pendengar
empatik, seorang ahli dan
pihak yang berwenang
Checklist oleh Othmer E & Othmer SC
dalam meningkatkan rapport

Memungkinkan pewawancara dalam


mengenali masalah dan mengasah
ketrampilan mereka dalam
mengembangkan rapport, dengan
membantu:

mendeteksi dan mengeliminasi kekurangan


mereka dalam wawancara

menilai ketrampilan mereka dalam


membentuk dan menjaga rapport
Pada sebuah survey terhadap 700 pasien,
mereka umumnya sependapat bahwa
banyak dokter yang:
- tidak memiliki waktu dan kemauan
untuk mendengarkan dan
mempertimbangkan perasaan pasien
- tidak memiliki cukup pengetahuan
mengenai masalah emosional dan latar
belakang sosio ekonomi keluarga pasien
- meningkatkan rasa takut pasien dengan
memberi penjelasan dalam bahasa
teknis
empati
Suatu cara untuk meningkatkan rapport

Karakter esensial bagi dokter, namun


bukanlah kapasitas manusia secara universal

Tidak dapat dibuat, namun dapat difokuskan


dan didalami melalui pelatihan, observasi dan
refleksi diri

Ketidakmampuan untuk mengerti perasaan orang lain


dengan normal tampak sebagai inti dari gangguan
kepribadian tertentu, seperti kepribadian antisosial dan
narsistik!
Manifestasi klinis:

Dapat mengantisipasi apa yang


dirasakan sebelum pasien
mengatakannya
Membantu pasien mengartikulasikan
apa yang mereka rasakan
Menangkap petunjuk-petunjuk non
verbal (seperti postur tubuh, ekspresi
wajah)
Reaksi dari pasien terhadap dokter
dapat dimengerti dan diklarifikasi
Pasien kadang berkata, Bagaimana Anda
bisa memahami saya jika Anda tidak
pernah melalui apa yang saya lalui?

Psikiater percaya bahwa pengalaman


sebagai manusia seringkali mencukupi.

Pada saat mendiagnosis maupun terapi,


pasien mendapatkan kenyamanan
dengan mengetahui bahwa psikiaternya
tidak dikaburkan oleh penderitaan
mereka.
HUBUNGAN PASIEN - DOKTER
INTI PRAKTEK KEDOKTERAN

PX DR
HUB. INTERPERSONAL YANG BAIK

HARAPAN UPAYA
PERCAYA (KERAHASIAAN)
DITERIMA
DI MENGERTI
EMPATI
NYAMAN
PX DR
TRANSFERENS & COUNTER
TRANSFERENS
POS

TRANSFERENS
NEG

PX DR
- TIDAK DISADARI
- TRANSFER
- PANGALAMAN MASA LALU

PX DR POS

COUNTER TRANSFERENS
NEG
TERJADI DISTORSI
Transferensi:
adalah sekumpulan ekspektasi,
kepercayaan maupun respon emosional
yang dibawa pasien dalam hubungan
dokter-pasien.

tidak selalu didasari oleh siapa dokter


sebenarnya atau bagaimana ia bertindak
lebih pada pengalaman berulang yang
dimiliki pasien terhadap figur dengan
otoritas penting lain selama hidupnya.
Sikap Transferensial
Sikap pasien dapat bervariasi dari suatu
- kepercayaan mendasar yang realistis
bahwa dokter mengutamakan
kepentingan pasien,
- idealisasi berlebihan (over-idealization)
- fantasi erotis, maupun
- ketidakpercayaan yang mendasar
dengan ekspektasi bahwa dokter akan
merendahkan dan berpotensi menyiksa.
Kontra-transferensi

~ px dokter seringkali memiliki reaksi


kontra-transferensi (transferensi
balasan) terhadap pasien.

Dapat berupa perasaan negatif, dapat


pula berupa reaksi positif yang tidak
proporsional, idealisasi, bahkan erotis
terhadap pasien.
Umumnya pasien dianggap baik jika:
- menunjukkan gejala sesuai kelainan
biologis yang mudah didiagnosis,
- patuh terhadap pengobatan,
- terkontrol secara emosional,
- bersyukur/berterimakasih.

Jika tidak terpenuhi, pasien dapat:


- disalahkan,
- dianggap tidak menyenangkan, tidak
dapat bekerjasama, atau buruk
Membenci pasien
Secara aktif membenci cenderung
tidak efektif dalam menghadapi pasien
itu.

Emosi menumbuhkan emosi balasan


(kontra-emosi)

Contoh: dokter bersikap bermusuhan


pasien menjadi bermusuhan dokter
semakin marah hubungan memburuk.
Dokter secara tidak sadar memiliki kebutuhan
kuat untuk menjadi serba tahu dan mampu
segalanya menjadi masalah jika berhadapan
dengan pasien tertentu, antara lain yang:

- Berulang kali menentang usaha untuk


menolongnya misal: sakit jantung yang berat
namun terus merokok atau minum alkohol
- Tampak tidak kooperatif misal:
mempertanyakan atau menolak pengobatan
- Meminta pendapat kedua (second opinion)
- Tidak pulih sebagai respon pengobatan
- Menggunakan keluhan fisik/somatik untuk
menutupi masalah emosional misal:
somatisasi, nyeri, hipokondriasis atau
gangguan buatan
- Dengan kelainan kognitif kronis misal:
demensia tipe Alzheimer
- Mewakili kegagalan profesi sehingga
mengancam identitas dan harga diri dokter
misal: sekarat atau dengan nyeri kronis

Semakin dokter menyadari kebutuhan,


kemampuan dan keterbatasan dirinya,
semakin dirinya tidak akan terancam oleh
pasien-pasien tersebut.
Dokter dan Seksualitas
Dokter menyukai beberapa pasien lebih
dari yang lain jika dokter merasakan
daya tarik yang kuat + tergoda untuk
bertindak karenanya penting untuk
melangkah mundur dan menilai
situasinya.

Beberapa spesialisasi, terutama psikiatri,


terdapat larangan secara etika, bahkan
hukum, untuk secara romantis terlibat
dengan pasien.
Dokter sebagai Pasien

Contoh khusus dari kontra-transferensi

Masalah yang mungkin timbul:


pasien mengatur pengobatannya
sendiri
ketakutan dokter yang merawat
akan kritisisme terhadap
ketrampilan dan kompetensinya.
Model interaksi antara dokter
dan pasien

Pertanyaan yang ditanyakan pasien,


bagaimana sebuah kabar disampaikan dan
rekomendasi pengobatan dapat
mengambil beberapa bentuk yang
berbeda.

Dokter yang berbakat dan sensitif memiliki


pendekatan yang berbeda pada pasien
yang berbeda, atau pasien yang sama
dalam waktu dan kondisi medis yang
berbeda.
Model Paternalistik /
Autokratik
Diasumsikan bahwa dokter yang paling tahu dan
pasien diharapkan menuruti tanpa bertanya
Dokter dapat menahan informasi tertentu demi
kepentingan pasien
Dokter yang lebih banyak bertanya dan
mendominasi wawancara
Pada situasi darurat; dokter perlu memegang
kendali dan mengambil keputusan yang
menyelamatkan nyawa
Berisiko terhadap pertentangan nilai-nilai. Misal:
anestesi spinal >< melahirkan secara alami.
Model Informatif
Dokter memberikan informasi secara bebas,
keputusan sepenuhnya di tangan pasien.
Misal: statistik dari 5 year survival pada
berbagai terapi kanker payudara.
Sesuai dengan satu konsultasi dimana tidak
ada hubungan yang terbentuk dan pasien
akan kembali kepada dokter reguler yang
telah dikenalnya.
Pasien diletakkan pada peran otonom yang
tidak realistis dan meninggalkan kesan
dokter yang dingin dan tidak peduli.
Model Interpretif
Dokter yang lebih mengerti keadaan pasien
(kehidupan, keluarga, nilai-nilai dan
harapan) memberikan rekomendasi yang
lebih mempertimbangkan karakteristik unik
tiap pasien

Dengan partisipasi pasien terjadi


pengambilan keputusan bersama demi
menemukan yang terbaik untuk pasien ini.

Dokter bersikap flexibel dan bersedia


mempertimbangkan pertanyaan dan saran-
saran alternatif.
Model Deliberatif

Dokter bertindak sebagai teman atau


konselor, dengan secara aktif
menyarankan suatu tindakan tertentu
(tidak hanya memberikan informasi)

Untuk memodifikasi perilaku yang


merugikan, contoh: untuk berhenti
merokok atau menurunkan berat badan
Tidak ada model yang lebih baik dari lainnya,
dokter dapat menggunakan keempatnya dalam
satu visite hanya sebagai pedoman berpikir
mengenai hubungan dokter-pasien

Kesulitan timbul jika dokter secara kaku


menggunakan satu pendekatan saja dan tidak
bisa pindah ke lainnya, bahkan saat
diindikasikan.

Tidak menggambarkan ada atau tidaknya


kehangatan pribadi pasien sangat mungkin
melihat dokter yang paternalistik sebagai orang
yang manusiawi, penyayang dan perhatian.
Perilaku Sakit
Istilah yang menggambarkan reaksi-reaksi
pasien terhadap pengalaman sakit.

Aspeknya kadang dikenal dengan peran


sakit; peran yang diberikan masyarakat
terhadap seseorang ketika ia sakit.

Termasuk: diberikan kelonggaran dari


tanggungjawab tertentu, dan diharapkan
untuk menginginkan bantuan untuk
sembuh.
Sikap masyarakat dan kultur mengenai
ketergantungan dan ketidakberdayaan
sangat mempengaruhi apakah dan
bagaimana seorang meminta pertolongan
(sebagaimana faktor psikologis seperti tipe
kepribadian dan makna pribadi seseorang
terhadap menjadi pesakit).

beberapa mengalami penyakit sebagai:


- kehilangan besar
- tantangan yang harus dilalui
- hukuman yang layak mereka terima
Wawancara Psikiatrik vs Medis-
Bedah

Mack Lipkin, Jr.;


3 fungsi wawancara medis (~psikiatri dan
bedah) :
1. Menilai asal / sifat masalah
2. Mengembangkan dan menjaga hubungan
terapeutik
3. Mengkomunikasikan dan
mengimplementasikan rencana
pengobatan
Universal Mekanisme coping yang sering
digunakan pada penyakit (adaptif dan
maladaptif), termasuk didalamnya reaksi
cemas, depresi, regresi, pengingkaran,
kemarahan dan ketergantungan (Tabel 1-4)

dokter harus mengantisipasi, mengenali


dan memperhatikan reaksi-reaksi tersebut

tercapai pengobatan + intervensi yang


efektif.
Wawancara Efektif
Kemampuan wawancara yang efektif =
salah satu alat bantu dokter yang paling
penting.

untuk mengumpulkan data yang


dibutuhkan untuk memahami dan
mengobati pasien, serta

untuk meningkatkan pemahaman pasien


dan kepatuhannya terhadap saran dokter.
Banyak faktor yang mempengaruhi isi
dan proses wawancara,
Kepribadian dan gaya karakter pasien
mempengaruhi reaksi dan konteks emosional
Situasi klinis (misal: pasien di ruang rawat inap
umum, psikiatri, ird, atau rawat jalan) pertanyaan
dan rekomendasi yang berbeda
Faktor teknis (misal: interupsi telepon, penggunaan
penerjemah, pencatatan) dan penyakit pasien sendiri
(akut atau remisi)
Gaya, pengalaman, dan orientasi teori pewawancara
Pengaturan waktu kapan menunjukkan ekspresi
(misal: he eh) mempengaruhi kapan dan apa
yang mereka katakan/tidak katakan, sebagaimana
pasien secara tidak sadar berusaha mengikuti
petunjuk halus dari dokter
Memulai wawancara
Memberikan kesan pertama yang kuat pada
pasien mempengaruhi jalannya sisa wawancara

Pasien umumnya cemas pada pertemuan pertama


dengan dokter, merasa rapuh dan terintimidasi

Dokter yang membentuk rapport dengan cepat,


membuat pasien tenang dan menunjukkan rasa
hormat pertukaran informasi yang produktif
penting dalam membuat diagnosis yang tepat dan
menentukan tujuan pengobatan
Dokter dari awal harus memastikan bahwa ia
mengetahui nama pasien, juga sebaliknya.

Dokter juga harus memperkenalkan diri pada


orang lain yang datang bersama pasien dan
mencari tau apakah pasien menginginkan
orang lain hadir pada wawancara awal.

Permintaan akan hadirnya orang lain


sebaiknya dikabulkan, namun dokter juga
harus berusaha berbicara dengan pasien
secara pribadi untuk mengetahui apakah ada
yang pasien ingin dokter tahu tapi enggan
mengatakan di depan orang lain.
Pasien memiliki hak untuk mengetahui
posisi dan status profesional personel
yang terlibat dalam perawatannya.
Contoh:
Mahasiswa kedokteran harus
memperkenalkan diri sebagai mahasiswa
dan bukan dokter,
Dokter yang dipanggil oleh dokter lain
sebagai konsultan, pengganti atau terlibat
dalam wawancara untuk mengajari
mahasiswa, bukannya mengobati pasien.
Setelah pengenalan dan penilaian awal
lainnya, kalimat pembuka seperti;
Dapatkah Anda menceritakan masalah
yang membawa Anda kemari? atau
Ceritakan pada saya mengenai masalah-
masalah yang mengganggu Anda.

Diikuti dengan; Masalah apa lagi yang Anda


alami?
seringkali memberi informasi yang
awalnya enggan pasien berikan.
indikasi bagi pasien bahwa dokter tertarik
untuk mendengarkan sebanyak apapun
yang pasien ingin katakan.
Pendekatan tidak langsung:
Darimana kita bisa mulai? atau
Darimana Anda ingin mulai?

Jika pasien dirujuk oleh dokter lain, kalimat


pertama dapat mengindikasikan bahwa
dokter konsultan telah mengetahui sesuatu
mengenai pasien.
Contoh: Dokter anda telah mengatakan pada
saya sesuatu yang menjadi masalah bagi
Anda, namun saya ingin mendengar dari
Anda sendiri apa yang telah Anda alami.
Terkadang pasien merasa takut di awal wawancara
dan tidak mau menjawab pertanyaan
mengakui kecemasan pasien + memberikan
komentar dengan lembut dan suportif
mendorong pasien untuk membicarakan
perasaannya mengenai wawancara itu sendiri.
Contoh:
Saya perhatikan anda seperti merasa cemas
berbicara dengan saya. Apakah ada yang bisa
saya lakukan atau ada pertanyaan yang bisa
saya jawab untuk membuat ini lebih mudah?
atau
Saya tahu berbicara dengan dokter bisa
menakutkan, terutama yang belum pernah anda
temui sebelumnya, tapi saya ingin membuat ini
senyaman mungkin bagi anda. Apakah anda bisa
mengatakan/menunjukkan apa yang membuat
anda sulit berbicara dengan saya?
Wawancara yang baik
Dokter menemukan secara terinci apa yang
mengganggu pasien harus secara sistematis
membantu identifikasi masalah yang relevan
dalam konteks kerjasama yang empatik dan
berkelanjutan dengan pasien.

Isi dari wawancara secara harafiah adalah apa


yang terucap antara dokter dan pasien: topik
yang didiskusikan, subyek yang disebut.

Proses dari wawancara adalah yang terjadi


secara nonverbal antara dokter dan pasien,
yaitu apa yang terjadi di bawah permukaannya

Proses wawancara melibatkan perasaan dan
reaksi yang tidak disadari, misal:

- bahasa tubuh untuk menyatakan perasaan yang


tidak bisa diekspresikan secara verbal, contoh:
tangan yang mengepal, merobek-robek tissue
oleh pasien yang dari luar tampak tenang.
- mengubah arah wawancara dari subyek yang
mencetuskan kecemasannya menuju topik yang
netral tanpa disadari.
- kembali lagi dan lagi ke topik tertentu,
kemanapun arah wawancara.
- ucapan yang tampak tidak penting dan kasual
dapat mengungkap masalah mendasar yang
serius, contoh: Oya, ngomong-ngomong,
tetangga saya bilang kalau dia kenal seseorang
dengan gejala yang sama dengan anak saya, dan
orang itu terkena kanker.
Teknik Wawancara secara
Umum
1. Mengembangkan rapport sedini mungkin

2. Menentukan keluhan
utama

3. Menggunakan
keluhan utama
untuk
mengembangkan
differential diagnosis
yang provisional
4. Menyingkirkan atau menegakkan berbagai
kemungkinan diagnostik menggunakan
pertanyaan yang lebih detil dan fokus

5. Melanjutkan jawaban yang tidak jelas atau


meragukan dengan persistensi yang cukup
untuk menentukan jawaban yang akurat

6. Membiarkan pasien berbicara cukup bebas


untuk mengamati seberapa erat hubungan
antar pikiran

7. Menggunakan campuran antara


pertanyaan terbuka dan tertutup
7. Jangan takut menanyakan topik yang
mungkin dianggap sulit atau memalukan
bagi pasien maupun dokter

8. Menanyakan pikiran-pikiran mengenai bunuh


diri

9. Memberikan pasien kesempatan untuk


menanyakan pertanyaan di akhir wawancara

10.Menyimpulkan wawancara awal dengan


menyampaikan perasaan percaya diri dan,
jika mungkin, harapan
Pertanyaan Terbuka versus
Tertutup
Wawancara pasien manapun melibatkan
keseimbangan antara membiarkan cerita
pasien berkembang sesuai kemauannya
dan mendapatkan data yang diperlukan
untuk diagnosa dan pengobatan.

Banyak ahli setuju bahwa wawancara ideal;


dimulai dengan pertanyaan yang luas dan
terbuka
dilanjutkan dengan yang lebih spesifik
ditutup dengan pertanyaan yang terarah
dan rinci.
Contoh pertanyaan terbuka: Bisakah
anda menceritakan lebih jauh kepada saya
mengenai hal itu?
Contoh pertanyaan tertutup: Berapa lama
Anda telah meminum obat tersebut?

Pertanyaan tertutup lebih efektif dalam:


- mendapatkan respon yang lebih cepat
dan spesifik
- menilai ada/tidaknya, frekuensi, derajat
keparahan dan durasi gejala
fasilitasi
Membantu pasien dalam meneruskan
wawancara dengan memberi isyarat
verbal dan nonverbal yang
mendorongnya untuk tetap berbicara.

Contoh: menganggukkan kepala, duduk


menyondongkan diri ke depan,
berkata, ya, lalu? atau he eh,
lanjutkan.
Klarifikasi

Berusaha mendapatkan detil dari apa


yang telah dikatakan pasien

Contoh:
Anda merasa tertekan. Kapan
terakhir kali Anda merasa paling
tertekan?
Interpretasi
Ketika dokter menyatakan sesuatu mengenai perilaku
atau pemikiran pasien yang mungkin tidak
disadarinya.

Teknik yang sulit setelah dokter membangun rapport


yang baik dan sangat mengenal inter-relasi yang ada.
Butuh mendengarkan secara cermat pola dan tema
dasar dari cerita pasien.
Membantu pasien melihat inter-relasi yang tidak
terlihat.

Contoh: Ketika Anda mengatakan betapa marah anda


karena keluarga anda tidak suportif, saya rasa anda
juga mengatakan betapa anda khawatir saya juga akan
meninggalkan anda. Bagaimana menurut anda?
Ringkasan

Selama wawancara, dokter dapat mengambil


waktu secara berkala untuk meringkas apa
yang sejauh ini telah dikatakan pasien
dokter dan pasien yakin bahwa dokter
telah mendengarkan informasi yang ingin
disampaikan oleh pasien.

Contoh: OK, saya hanya ingin memastikan


bahwa saya telah mendengarkan semua
dengan benar sampai saat ini.
Penjelasan

Dalam bahasa yang mudah dimengerti

Berikan pasien waktu untuk merespon


dan bertanya

Ketika meresepkan obat, pasien harus


diberi penjelasan mengenai beberapa
efek samping yang sering terjadi.
Contoh:
Penting untuk Anda datang ke RS karena
seriusnya kondisi anda. Anda akan mulai
dirawat malam ini melalui IRD dan saya akan
berada di sana untuk mengatur semuanya.
Anda akan diberi obat dalam dosis kecil yang
akan membuat Anda mengantuk. Nama obat
tersebut Lorazepam dan dosisnya 0.25mg.
Saya akan kembali menemui anda pagi-pagi
dan kita akan membahas semua prosedur
yang dibutuhkan sebelum apapun dilakukan.
Sekarang, apa yang ingin Anda tanyakan?
Saya tahu pasti Anda punya beberapa
pertanyaan.
Dukungan Positif
Membuat pasien merasa nyaman untuk
membicarakan apapun dengan dokter.

termasuk hal-hal seperti


ketidakpatuhan dalam pengobatan.
Contoh: Saya menghargai Anda
memberitahu saya bahwa anda telah
berhenti minum obat. Dapatkah Anda
memberitahu saya apa masalahnya?
Nasihat
Agar efektif dan dianggap empatis daripada
lancang nasihat diberikan setelah pasien
dibiarkan berbicara dengan bebas mengenai
masalahnya dokter memiliki informasi
yang layak dijadikan dasar nasihat.
Jika terlalu cepat pasien merasa dokter
tidak begitu mendengarkan atau merasa
selalu lebih tahu dari pasien.

Kadang pasien tidak ingin nasihat,


melainkan hanya telinga yang obyektif,
peduli dan tidak menghakimi.
Mengakhiri Wawancara
Dokter ingin pasien di akhir wawancara merasa
dimengerti dan dihormati + percaya bahwa setiap
informasi yang penting telah sampai pada
pendengar yang empatis.
Memberi kesempatan pasien bertanya dan
mengetahui sebanyak mungkin mengenai rencana
selanjutnya.
Berterimakasih karena pasien telah berbagi
informasi penting dan informasi tersebut membantu
kejelasan langkah selanjutnya.
Obat yang diresepkan harus dieja dengan jelas dan
sederhana, dan pasien mengerti bagaimana aturan
pakainya.
Buat janji pertemuan selanjutnya atau buat rujukan.
Keberadaan Dokter
Sekali pasien mengikat kontrak dengan dokter
tertentu, dokter tersebut bertanggung jawab
untuk mengatur cara menyediakan jasa
emergency di luar jadwal pertemuan.
Misal: nomor telepon darurat atau dokter
pengganti.
Pasien harus tahu bahwa dokternya tetap ada
di antara jadwal untuk menjawab pertanyaan
dan pertemuan tambahan dapat diatur jika
diperlukan.
Pada beberapa pasien, harus dijelaskan
batasannya, bahwa perihal non-emergency
dapat ditunda sampai pertemuan selanjutnya.
Kualitas dari Dokter
Banyak dokter yang perfeksionis, penuntut
terhadap diri sendiri dan perhatian terhadap
detil.
Harus diimbangi dengan pengertian terhadap diri
sendiri, rendah hati, humor dan kebaikan.
William Osler,MD (1814-1919) dalam bukunya
Aequanimitas mendiskusikan karakteristik dan
kualitas ideal seorang dokter (dirangkum dalam
Tabel 1-7) namun harus toleran terhadap
keterbatasan secara jujur dan realistis mengenai
apa yang bisa dicapai.
agar tidak depresi + dapat menghadapi
pekerjaan yang sehari-hari diisi dengan penyakit,
rasa sakit, kesedihan, penderitaan dan kematian.
WAWANCARA PSIKIATRIK (1):
WAWANCARA PSIKIATRIK (2):
WAWANCARA PSIKIATRIK (3):
WAWANCARA PSIKIATRIK (4):
WAWANCARA PSIKIATRIK (5):
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai