Anda di halaman 1dari 20

MINGGU II

Oleh :
Andi Ahsan Chalid
ANALISA KARAKTERISTIK MINERAL
SECARA STATISTIK

Di kenal dua cara dalam menganalisa karakteristik


cebakan mineral secara statistik, yaitu :
1. Statistik Klasik
2. Statistik Spatial
STATISTIK KLASIK

Penggunaan statistik klasik untuk menyatakan sifat


suatu nilai conto mengambil asumsi bahwa nilai conto
merupakan realisasi dari peubah acak.
Posisi conto secara relatif diabaikan, dan diasumsikan
bahwa semua nilai conto dalam cebakan mineral
mempunyai kemungkinan sama untuk dipilih
Hadirnya kecenderungan2 dan zona pengkayaan pada
mineralisasi akan diabaikan
Kenyataannya, pada ilmu kebumian, menunjukkan
bahwa dua conto yang diambil saling berdekatan
seharusnya mempunyai nilai yang lebih mirip jika
dibandingkan conto lain yang berjauhan
STATISTIK SPATIAL

Sebaliknya, statistik spatial digunakan jika nilai conto


merupakan realisasi fungsi acak.
Pada hipotesis ini, nilai conto merupakan suatu fungsi
dari posisinya dalam cebakan, dan posisi relatif conto
dimasukkan dalam pertimbangan
Kesamaan nilai-nilai conto yang merupakan fungsi
jarak antar conto serta yang saling berhubungan ini
merupakan dasar dari teori statistik spatial
STATISTIK SPATIAL

Untuk mengetahui sejauh mana hubungan spatial antar


titik-titik didalam cebakan, maka harus diketahui fungsi
strukturalnya yang dicerminkan oleh model variogram-
nya. Menetapkan model semivariogram-nya merupakan
langkah awal dalam perhitungan geostatistik
Model Semivariogram

Varians Estimasi

Varians Dispersi

Varians Kriging

Blok Kriging, dll


PEUBAH TERREGIONAL

Suatu peubah dikatakan terregional jika terdistribusi


dalam ruang dan biasanya mencirikan suatu fenomena
tertentu. Misalnya kadar logam yang merupakan
karakteristik suatu mineralisasi

Secara matematik, peubah terregional merupakan


penyajian nilai fungsi f(x) yang menempati setiap titik x
pada ruang
Conto yang diambil pada zona yang lebih kaya akan
mempunyai nilai rata-rata lebih tinggi dibandingkan
yang diambil pada zona yang lebih miskin, sehingga
nilai peubah terregional f(x) tergantung pada posisi
letak ruang x.
FUNGSI ACAK (1)
FUNGSI ACAK (2)
EKSPEKTASI MATEMATIK DARI MOMEN ORDER KE
SATU

Memandang suatu peubah acak pada suatu titik x. Jika


distribusi fungsi dari Z(x) mempunyai ekspektasi , maka
ekspektasi umum merupakan fungsi x, yang
dilambangkan :
E(Z(x)) = m(x)
dimana :
- E(Z(x)) adalah ekspektasi fungsi dari Z(x)
- m(x) adalah momen order 1 dari x
MOMEN ORDER KE 2

Terdapat tiga buah momen order ke 2 yang penting


untuk diketahui dan dipertimbangkan dalam
geostatistik. Ketiga momen order ke 2 tersebut adalah :
1. Varian
2. Kovarian
3. Semivariogram
VARIAN
KOVARIAN
SEMIVARIOGRAM
HIPOTESIS STATIONARITAS
STATIONARITAS ORDER KE DUA (1)
Suatu fungsi acak dikatakan menjadi stationaritas order
kedua jika :
STATIONARITAS ORDER KE DUA (2)
Suatu fungsi acak dikatakan menjadi stationaritas order
kedua jika :
SEKIAN
TERIMAKASIH
TUGAS-1
Suatu perusahaan A di Kabupaten Kolaka, Sulawesi
Tenggara memiliki IUP Eksplorasi dengan luas 100 Ha
(bujur sangkar) yang diketahui memiliki cadangan
Nikel. Kegiatan eksplorasi awal dilakukan untuk
menghitung beberapa variabel yang ingin diketahui
dengan data berat jenis Nikel = 4,1 gr/cm3. Adapun
data-data hasil pemboran diberikan pada tabel berikut.
Yang ingin dketahui oleh perusahaan A adalah :
1. Volume keselurahan tanah dari lokasi yang akan
ditambang
2. Rata-rata dari kandungan Nikel pada seluruh area yang
akan ditambang
3. Jumlah total tonase (ton) kandungan Nikel yang akan
ditambang

Anda mungkin juga menyukai