Anda di halaman 1dari 30

Pembimbing :

dr. Adi purnomo, Sp.B


dr. Suryo aji, Sp.B
dr. Edmond, Sp.B

Penyusun :
Muhammad Ikbal Nur
406151013
LATAR BELAKANG
Kanker payudara sering ditemukan di seluruh dunia
dengan insidens relatif tinggi, yaitu 20% dari seluruh
keganasan. Dari 600.000 kasus kanker payudara baru
yang didiagnosis setiap tahunnya. Sebanyak 350.000 di
antaranya ditemukan di negara maju, sedangkan 250.000
di negara yang sedang berkembang.

Kanker payudara merupakan kanker terbanyak kedua


sesudah kanker leher rahim di Indonesia. Di Indonesia
diperkirakan terdapat 100 penderita kanker baru untuk
setiap 100.000 penduduk per tahunnya.
EMBRIOLOGI

Gambar A. Milk line dari embrio mamalia secara umum, kelanjar mamma
terbentuk sepanjang garis ini. B. Tempat umum terbentuknya kelenjar
mamma atau supernumerary nipples pada manusia

Gambar Pembentukkan
payudara. A-D : stadium
pembentukkan kelenjar dan
sistem duktus berasal dari
epidermis. Septa jaringan ikat
berasal dari mesenkim dermis.
E : eversi putting menjelang
kelahiran.
ANATOMI
Pada wanita dewasa, mammae terletak di anterior dinding
thorax setinggi costa 2 atau 3 sampai dengan costa ke 6
atau ke 7, dan terbentang antara linea parasternalis
sampai dengan linea axillaris anterior atau media.

Arteri
Payudara mendapat perdarahan dari:
Cabang-cabang perforantes a. mammaria interna yang
memperdarahi tepi medial glandula mammae
Rami pektoralis a. thorakoakromialis yang memperdarahi glandula
mammae bagian dalam (deep surface)
A. thorakalis lateralis (a. mammaria eksterna) yang memperdarahi
bagian lateral payudara
Vena
Pada daerah payudara terdapat tiga grup vena yaitu:
Cabang cabang perforantes v. mammaria interna
Cabang-cabang v. aksilaris
Vena-vena kecil yang bermuara pada v.interkostalis

Persarafan Payudara
Persarafan sensoris di bagian superior dan lateral berasal dari
nervus supraklavikular (C3 dan C4)
Bagian medial = cabang anterior nervus interkostal torasik.
Kuadran lateral atas payudara dipersarafi terutama oleh
nervus interkostobrakialis ( C8 dan T1 ) (Hughes dkk, 2000).
Sistem Limfatik
Pembuluh getah bening
Kelenjar getah bening
PATOFISIOLOGI
Carsinoma mammae berasal dari jaringan epitel dan
paling sering terjadi pada sistem duktal, mula mula
terjadi hiperplasia sel sel dengan perkembangan sel
sel atipik. Sel - sel ini akan berlanjut menjadi carsinoma
insitu dan menginvasi stroma. Carsinoma mammae
bermetastasis dengan penyebaran langsung ke jaringan
sekitarnya dan juga melalui saluran limfe dan aliran
darah.
DEFINISI
Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan
pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga
mengambil pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan
tidak terkendali.

Kanker payudara (Carcinoma mammae) adalah suatu


penyakit neoplasma yang ganas yang berasal dari
parenchyma.
Carcinoma mammae stadium 3A
Kelanjutan dari kanker stadium 1 dan 2. Kanker payudara
stadium 3 merupakan fase sel - sel kanker berkembang
dalam tubuh semakin ganas.
STADIUM
KLINIK
T = ukuran primer tumor

Tx : Tumor primer tidak dapat dinilai.


To : Tidak terdapat tumor primer.
Tis : Karsinoma in situ.
Tis(DCIS) : Ductal Carcinoma In Situ.
Tis(LCIS) : Lobular Carcinoma In Situ.
Tis(Pagets) : Penyakit Paget pada putting tanpa adanya tumor.
Catatan : Penyakit Paget dengan adanya tumor dikelompokkan sesuai dengan ukuran tumornya.
T1 : Tumor dengan ukuran diameter terbesarnya 2cm atau kurang.
T1mic : Adanya mikroinvasi ukuran 0,1 cm atau kurang.
T1a : Tumor dengan ukuran lebih dari 0,1 cm sampai 0,5 cm.
T1b : Tumor dengan ukuran lebih dari 0,5 cm sampai 1 cm.
T1c : Tumor dengan ukuran lebih dari 1 cm sampai 2 cm.
T2 : Tumor dengan ukuran diameter terbesarnya lebih dari 2 cm - 5 cm.
T3 : Tumor dengan ukuran diameter terbesar lebih dari 5 cm.
T4 : Ukuran tumor berapapun dengan ekstensi langsung ke dinding dada atau kulit.
T4a : Ekstensi ke dinding dada tidak termasuk otot pektoralis.
T4b : Edema (termasuk peau dorange), ulserasi, nodul satelit pada kulit yang terbatas pada 1
payudara.
T4c : Mencakup kedua hal di atas.
T4d : inflammatory carcinoma.
N = kelenjar getah bening regional

Nx : Kgb regional tidak bisa dinilai (telah diangkat sebelumnya).


N0 : Tidak terdapat metastasis kgb.
N1 : Metastasis ke kgb aksila ipsilateral yang mobil.
N2 : Metastasis ke kgb aksila ipsilateral terfiksir, berkonglomerasi, atau
adanya pembesaran kgb ke mamaria interna ipsilateral (klinis) tanpa adanya metastasis ke
kgb aksila.
N2a : Metastasis pada kgb aksila terfiksir atau berkonglomerasi atau melekat
ke struktur lain.
N2b : Metastasis hanya pada kgb mamaria interna ipsilateral secara klinis
dan tidak terdapat metastasis pada kgb aksila.
N3 : Metastasis pada kgb infraklavikular ipsilateral dengan atau tanpa
metastasis kgb aksila atau klinis terdapat metastasis pada kgb aksila; atau metastasis
pada kgb supraklavikula ipsilateral dengan atau tanpa metastasis pada kgb aksila/mamaria
interna.
N3a : Metastasis ke kgb infraklavikular ipsilateral.
N3b : Metastasis ke kgb mamaria interna dan kgb aksila.
N3c : Metastasis ke kgb supraklavikula.

Catatan: Terdeteksi secara klinis; terdeteksi dengan pemeriksaan fisik atau secara imaging
(di luar limfoscintigrafi).
M = metastasis jauh
Mx : Metastasis jauh belum dapat dinilai.
M0 : Tidak terdapat metastasis jauh.
M1 : Terdapat metastasis jauh.
Stadium IIIA (T0 N2 M0 / T1 N2 M0 /
T2 N2 M0 / T3 N1 M0)

Tidak ada benjolan yang ditemukan


di payudara. Kanker ditemukan di
limfonodi axillaris yang saling
berdekatan satu sama lain atau
pada jaringan lainnya, atau bisa juga
ditemukan pada limfonodi sekitar
tulang dada
Stadium IIIA (T0 N2 M0 / T1 N2 M0 /
T2 N2 M0 / T3 N1 M0)

Benjolan berukuran 2 cm atau lebih


kecil. Kanker ditemukan di limfonodi
axillaris yang saling berdekatan satu
sama lain atau pada jaringan
lainnya, atau bisa juga ditemukan
pada limfonodi sekitar tulang dada
Stadium IIIA (T0 N2 M0 / T1 N2 M0 /
T2 N2 M0 / T3 N1 M0)

Benjolan berukuran 2-5 cm. Kanker


sudah menyebar ke limfonodi
axillaris yang saling berdekatan satu
sama lain atau pada jaringan
lainnya, atau kanker mungkin sudah
menyebar ke limfonodi sekitar tulang
dada
Stadium IIIA (T0 N2 M0 / T1 N2 M0 /
T2 N2 M0 / T3 N1 M0)

Benjolan lebih besar dari 5 cm.


Kanker sudah menyebar ke
limfonodi axillaris yang saling
berdekatan satu sama lain atau
pada jaringan lainnya, atau kanker
mungkin sudah menyebar ke
limfonodi sekitar tulang dada
GEJALA KLINIS
Terdapat benjolan yang berdiameter lebih dari 5 cm.

Gelenjar getah bening sudah mulai terinfeksi sel kanker


payudara.

Sel-sel kanker sudah melekat pada kulit payudara.

Warna kulit payudara berubah menjadi kemerahan.

Kulit payudara mengerut.

Terdapat proses peradangan pada kulit payudara.

Terdapat luka yang tidak kunjung sembuh dan mulai bernanah.


ETIOLOGI
Umur
Riwayat kanker payudara
Riwayat Keluarga
Perubahan Genetik
Riwayat reproduksi dan menstruasi
Wanita yang mendapat terapi radiasi pada daerah
dada
Diet
Pemeriksaan Palpasi
fisik terdapat massa, palpasi kelenjar
Inspeksi limfe di aksila, supraklavikula,
dan parasternal. Setiap massa
peau d orange,
yang teraba atau suatu
eritema, kulit retraksi, lymphadenopathy, harus dinilai
bersisik, puting tertarik ke lokasi, ukuran, konsistensi,
dalam bentuk, mobilitas, atau
fiksasinya
Pemeriksaan
PENUNJANG

Mammograf
skrining maupun diagnostik
Gambaran mammografi yang spesifik untuk
karsinoma mammae
antara lain massa padat dengan atau tanpa
gambaran seperti
bintang (stellate), penebalan asimetris jaringan
mammae dan
kumpulan mikrokalsifikasi
USG
Memperjelas pmx mamografi
Mengarahkan FNAB
Massa payudara jinak biasanya
menunjukkan kontur yang
halus, berbentuk oval atau bulat,
echo yang lemah di
bagian sentral dengan batas yang
tegas.
Karsinoma mammae disertai
dengan dinding yang tidak
beraturan, tetapi dapat juga
MRI
sangat sensitif tetapi tidak spesifik
MRI berguna dalam membedakan karsinoma
mammae yang
rekuren atau jaringan parut
MRI bermanfaat dalam memeriksa mammae
kontralateral pada
wanita dengan karsinoma payudara,
menentukan penyebaran
dari karsinoma terutama karsinoma lobuler atau
menentukan
respon terhadap kemoterapi neoadjuvan
Biopsi
Biopsi insisi ataupun eksisi merupakan metoda klasik
yang
sering dipergunakan untuk diagnosis berbagai tumor
payudara
Biopsi dilakukan dengan anestesi lokal ataupun umum

tergantung pada kondisi pasien. Apabila


pemeriksaan
histopatologi positif karsinoma, maka pasien kembali
ke
kamar bedah untuk tindakan bedah terapetik.
PENATALAKSANAAN

Mastektomi
Pasien yang pada awal terapi termasuk stadium 0, I, II dan
sebagian stadium III disebut kanker mammae operable. Pola
operasi yang sering dipakai adalah :
Mastektomi radikal
Lingkup reseksi mencakup kulit berjarak minimal 3 cm dari
tumor, seluruh kelenjar mammae, m.pectoralis mayor, m.pectoralis
minor, dan jaringan limfatik dan lemak subskapular.
Mastektomi radikal modifikasi
Lingkup reseksi sama dengan teknik radikal, tapi
mempertahankan m.pektoralis mayor dan minor (model
Auchincloss) atau mempertahankan m.pektoralis mayor, mereseksi
m.pektoralis minor (model Patey). Pola operasi ini memiliki
kelebihan antara lain memacu pemulihan fungsi pasca operasi, tapi
sulit membersihkan kelenjar limfe aksilar superior.
Mastektomi total
Hanya membuang seluruh kelenjar mammae tanpa
membersihkan kelenjar limfe, terutama untuk karsinoma in situ
atau pasien lanjut usia.
Mastektomi segmental plus diseksi
kelenjar limfe aksilar
Operasi konservasi mammae. Biasanya dibuat dua insisi
terpisah di mammae dan aksila, bertujuan mereseksi sebagian
jaringan kelenjar mammae normal di tepi tumor. Lingkup diseksi
mencakup jaringan aksila dan kelenjar limfe aksilar kelompok
tengah.
Mastektomi segmental plus biopsy
kelenjar limfe sentinel
Metode reseksi sama dengan di atas. Kelenjar limfe sentinel
adalah terminal pertama metastasis limfogen dari karsinoma
mammae, saat operasi dilakukan insisi kecil di aksila dan secara
tepat mengangkat kelenjar limfe sentinel lalu dibiopsi. Bila
patologik negative maka operasi dihentikan, bila positif maka
dilakukan diseksi kelenjar limfe aksilar.
Radiasi
Proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker dengan
menggunakan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan membunuh
sel kanker yang masih tersisa di payudara setelah operasi.

Kemoterapi
Proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam bentuk pil
cair atau kapsul atau melalui infus yang bertujuan membunuh sel
kanker.

Terapi hormonal
Diberikan jika penyakit telah sistemik berupa metastasis jauh,
diberikan secara paliatif sebelum kemoterapi karena efek terapinya
lebih lama. Pada penderita pramenopause, diberikan anti estrogen
seperti Tamoksifen atau Aminoglutetimid dan ovarektomy, dan pada
penderita postmenopause diberikan Tamoksifen.
Terapi stadium IIIa
Radical masectomy mengangkat
m.pectoralis mayor dan minor +
kemoterapi adjuvant (CMF,CAF,CEF,
T-A minimal 6 seri) dan radioterapi
PROGNOSIS
Seperti keganasan pada umumnya, prognosis kanker
payudara ditunjukkan oleh angka harapan hidup atau
interval bebas penyakit.

Angka kelangsungan hidup 5 tahun pada penderita


kanker payudara yang telah menjalani pengobatan yang
sesuai
95% untuk stadium 0
88% untuk stadium I
66% untuk stadium II
36% untuk stadium III
7% untuk stadium IV

Anda mungkin juga menyukai