Anda di halaman 1dari 39

EFLORESENSI

Tujuan
dapat menggunakan
efloresensi kulit & cara
pemeriksaan penyakit
kulit u/ d/ penyakit-
penyakit kulit yg menjadi
kompetensi dokter umum
1. menjelaskan definisi efloresensi
2. menjelaskan definisi efloresensi
primer dan sekunder disertai contoh
masing-masing 5 penyakit kulit yang
mempunyai efloresensi utama dari
masing-masing efloresensi
primer/sekunder
3. melakukan anamnesis, pemeriksaan
fisik, pemeriksaan laboratorium
sederhana untuk mendiagnosis
penyakit kulit
Efloresensi
perubahan kulit normal yg dapat
dilihat dengan mata telanjang akibat
biasa dalam proses patologik
Jenis:
- Primer
- Sekunder
Efloresensi Primer
Makula:
daerah datar
dikulit, yg ditandai
oleh perubahan
warna yg berbatas
dg kulit N
Perhatikan:
warna, bentuk,
ukuran, jumlah,
permukaan, tepi,
distribusi,
Efloresensi Primer
Papula: masa padat
meninggi yang
berukuran sampai 0,5
cm dari sebesar
kepala jarum sampai
sebesar kacang
Plak: beberapa papul
yg menyatu,
permukaan menjadi
gembung & berukuran
lebih dari 0,5 cm.
Efloresensi primer
Nodula/nodul/nodus:
suatu massa padat
yang menjadi gembung
dan berukuran 0,5 cm
sampai 2 cm. Nodul
lebih padat
konsistensinya
daripada papul
Kista: nodul yang
terdiri dari ruang
berlapis epiterl berisi
cairan atau materi
semi solid
Efloresensi Primer
Vesikula/ vesikel:
daerah kecil dikulit
yg gembung
(lepuh) berisi
cairan & < 0,5 cm,
Puncak vesikula:
dapat bulat,
runcing/ umbilikasi.
Bula: vesikel
berukuran > 0,5 cm
Pustul: berisi pus
Efloresensi Primer
Tumor: massa padat besar,
meninggi, & > 2 cm, cenderung
berbentuk bulat, dapat lunak atau
keras, mobile atau terfiksasi pada
perabaan. Tumor dapat menonjol
dipermukaan atau tertanam kearah
dalam atau memiliki tangkai.
Efloresensi Primer
Urtika/ wheal/
bentol: kelainan kulit
akibat edema lapisan
dermis bagian atas
setempat yg timbul
mendadak atau
perlahan lahan,
tetapi bisa hilang
beberapa jam
kemudian merah
jambu atau merah
suram/luntur.
Efloresensi Sekunder
Skuama: jaringan mati
dari lapisan tanduk
yang terlepas,
mengandung keratin,
bisa tipis, kering dan
berminyak atau kasar;
warnanya dari putih
keabu abuan hingga
kuning atau coklat
karena tercampur
kotoran atau melanin
Efloresensi Sekunder
Krusta: akumulasi eksudat serosa
(mirip serum) atau seropurulen(pus) yg
mengering. Warnanya tergantung
warna eksudat atau sekret.
Erosi: hilangnya epidermis superfisial.
Biasanya daerah tersebut basah, tetapi
tidak berdarah sehingga sembuh tidak
meninggalkan jaringan parut.
Ekskoriasi: goresan atau garukan
dikulit. Kulit epidermis yg terkelupas
lebih dalam dari erosi sehingga bila
sembuh meninggalkan bekas.
Efloresensi Sekunder
Sikatriks / jaringan parut: kulit telah
digantikan oleh jaringan fibrosa. Jaringan
ikat fibrosa ini menggantikan jaringan
dermis atau jaringan lebih dalam yang
hilang akibat penyakit atau trauma.
Keloid : pembentukan jaringan parut
dikulit yg melebihi cedera awal. Keloid
tampak menjadi gembung, merah & padat.
Bila pada sikatriks terjadi absorbsi,
sehingga jaringan parut tampak tertekan
dan menjadi tipis, di sebut sikatrik atrofik.
Efloresensi Sekunder
Ulkus: hilangnya epidermis & lapisan kulit yg
lebih dalam (dermis, subkutis, otot) yg dapat
mengeluarkan darah & membentuk jaringan
parut. Diameternya: mm-cm. Deskripsi ulkus:
tepi, dinding, dasar dan isi ulkus ini.
Fagedenikum:
proses terjadinya
ulkus yg menjurus
kedalam & meluas,
bila proses menjurus
kedalam
telebrans, bila
Efloresensi Sekunder
Infiltrat: tumor yang terdiri atas
kumpulan sel radang.
Vegetasi: pertumbuhan berupa
penonjolan bulat atau runcing yang
menjadi satu. Anetoderma, bagian
yang jaringan elastisnya atrofi.
Likhenifikasi: penebalan kulit di
sertai relief kulit yang makin jelas.
Efloresensi Sekunder
Fissura : retak linier dikulit.
Guma: infiltrat berbatas tegas, menahun,
destruktif dan biasanya melunak.
Eksantema, kelainan kulit yg timbul serentak
dalam waktu singkat, tidak berlangsung lama
Eksantema lentikuler, warna tembaga
roseola.
Erupsi difus (generalisata atau lokalisata)
dan berbentuk eritema numular
eksantema skariatiformis, bila lentikuler
disebut eksantema morbiliformis.
Telangiektasi, pelebaran pembuluh darah
kapiler yg menetap pd kulit.
Efloresensi Sekunder
Fistula: hubungan rongga didalam
badan/dibawah kulit yg patologis dgn
luar kulit.
Collarate: sisik berbentuk garis
memanjang, kering, berwarna putih,
biasanya akibat garukkan.
Sclerosis: pengerasan kulit lokal atau
difus akibat edema lapisan dermis/
jaringan subkutan /infiltrat seluler
/proliferasi kolagen.
Ukuran
Miliar: ukuran/bentuk sebesar
kepala jarum pentul.
Lentikular: sebesar biji jagung.
Numular: sebesar uang logam.
Plakat : lebih besar dari numular.
Susunan
Linear: seperti garis lurus.
Sirsinar/anular: seperti lingkaran
Arsinar: berbentuk bulan sabit
Polisiklik: bentuk pinggiran yang
sambung menyambung.
Korimbiformis: susunan seperti
induk ayam yang dikelilingi anak
anaknya.
Sirkumskrip: berbatas tegas
Susunan
Difus: tidak berbatas tegas.
Diskret, terpisah satu dengan yang lain
Herpeticformis: vesikel berkelompok
Konfluens: dua atau lebih lesi yang
menjadi satu.
Serpiginosa, proses yang menjalar
kesatu jurusan diikuti oleh penyembuhan
pada bagian yang ditinggalkan.
Distribusi /penyebaran
Unilateral VS Bilateral
Generalisata VS Lokalisata
Soliter VS multipel
Simetris Vs Asimetris
Fleksural Vs ekstensor
Contoh Efloresensi
makula
PAPUL VESIKEL
Purpura
Pustul Bula
Contoh efloresensi

URTIKA
Lesi target Erosi
Skuama Krusta
S B
E E
L L
A A
M J
A A
T R

Anda mungkin juga menyukai