Anda di halaman 1dari 15

MINI - CEX

Hiperemesis Gravidarum
Pembimbing : dr. Yulice Soraya, SpOG

Muhammad Dhiya R
3010206667
Pendahuluan
50-90% perempuan hamil
mengalami keluhan mual dan
muntah
Jika mengganggu aktivitas sehari-
hari atau menimbulkan komplikasi,
disebut
Hiperemesis gravidarum
Etiopatogenesis
Faktor biologis
Disebabkan perubahan kadar hormon selama
kehamilan.
Peningkatan kadar human chorionic gonadotropin
(hCG) Induksi ovarium untuk memproduksi
estrogen, yang dapat merangsang mual dan
muntah
Progesteron hambat motilitas lambung dan
irama kontraksi otot-otot polos lambung.
Kehamilan ganda atau mola hidatidosa kadar
hCG lebih tinggi daripada perempuan hamil lain
keluhan mual dan muntah lebih berat.
Diagnosis
1. Tegakkan diagnosis kehamilan terlebih
dahulu
Anamnesis
Px Obstetrik
Px Penunjang
2. Menyingkirkan Penyebab Hiperemesis
Lain
awitan mual dan muntah pada HEG :
biasanya dimulai dalam delapan minggu
setelah hari pertama haid terakhir.
Deteksi Komplikasi Hiperemesis
Gravidarum
Px Fisik; amati :
Abnormalitas tanda-tanda vital
Peningkatan frekuensi nadi (>100 kali per
menit)
Penurunan tekanan darah
Kondisi subfebris
Penurunan kesadaran
Tanda-tanda dehidrasi
Penurunan berat badan
Bau napas Aseton (Tanda Ketosis)
Contd
Px Penunjang
Lab. Darah
Peningkatan relatif hemoglobin dan
hematokrit
Hiponatremia dan hipokalemia Alkalosis
Metabolik
Badan keton dalam darah
Urin Rutin
Proteinuria
Menentukan Derajat Hiperemesis
Gravidarum
Secara klinis
HEG derajat I
HEG derajat II
HEG derajat III
Hiperemesis gravidarum
tingkat I
Muntah yang terus-menerus disertai dengan penurunan
nafsu makan dan minum.
Terdapat penurunan berat badan dan nyeri
epigastrium.
Pertama-tama isi muntahan adalah makanan,
kemudian lendir beserta sedikit cairan empedu, dan
dapat keluar darah jika keluhan muntah terus berlanjut.
Px Fisik :
PR 100 kali per menit
Tekanan darah sistolik menurun
Mata cekung, lidah kering, penurunan turgor kulit dan
penurunan jumlah urin
Hiperemesis gravidarum
tingkat II
Pasien memuntahkan semua yang
dimakan dan diminum, berat badan
cepat menurun, dan ada rasa haus yang
hebat.
Px Fisik :
PR 100-140 kali/menit
Tekanan darah sistolik 80 mmHg.
Pasien terlihat apatis, pucat, lidah kotor,
kadang ikterus, dan ditemukan aseton serta
bilirubin dalam urin.
Hiperemesis gravidarum
tingkat III
Sangat jarang terjadi
Hiperemesis gravidarum tingkat II +
muntah yang berkurang atau bahkan
berhenti, Penurunan kesadaran
(delirium sampai koma).
Pasien dapat mengalami ikterus,
sianosis, nistagmus, gangguan
jantung dan dalam urin ditemukan
bilirubin dan protein
Tata Laksana Emesis Gravidarum
Tata Laksana Awal
Istirahat
Hindari makanan yang merangsang ; makanan pedas,
berlemak, suplemen besi
Menu makanan yang banyak mengandung protein
Eupeptic Redakan mual
Manajemen stres

Tata Laksana Farmakologis


Vitamin B6 (piridoksin), antihistamin dan agen-agen
prokinetik
Toleransi oral pasien buruk Pertimbangkan IV
Tatalaksana Rekomendasi
ACOG
farmakoterapi lini pertama yang
aman dan efektif :
10 mg piridoksin + 12,5 mg doxylamine
per oral setiap 8 jam
Urutan Penggunaan Obat
1. Antihistamin
2. Fenotiazin atau metoklopramid

3. Note :
1. KI fenotiazin : hipersensitivitas terhadap golongan
fenotiazin, penyakit kardiovaskuler berat, penurunan
kesadaran berat, depresi sistem saraf pusat, kejang
yang tak terkendali, glaukoma sudut tertutup
2. Metoklopramid ESO tardive dyskinesia, tergantung
durasi dan total dosis kumulatif. Penggunaan selama
lebih dari 12 minggu harus dihindari
Tata Laksana Hiperemesis
Gravidarum
Penatalaksanaan utama
Rehidrasi dan penghentian makanan peroral.
Pemberian antiemetik dan vitamin secara intravena

Tatalaksana Awal :
Rawat inap di rumah sakit
Rehidrasi dengan NaCl/RL
Penghentian pemberian makanan per oral selama 24-48 jam
Pemberian antiemetik jika dibutuhkan.
Penambahan glukosa, multivitamin, magnesium, pyridoxine,
atau tiamin perlu dipertimbangkan.
Penatalaksanaan di-lanjutkan sampai pasien dapat
mentoleransi cairan per oral dan didapatkan perbaikan hasil
laboratorium
Evaluasi Keberhasilan Terapi
Tujuan terapi emesis atau hiperemesis gravidarum :
Untuk mencegah komplikasi seperti ketonuria, dehidrasi,
hipokalemia dan penurunan berat badan lebih dari 3 kg
atau 5% berat badan.
Jika sudah terjadi komplikasi, perlu dilakukan tata
laksana terhadap komplikasi tersebut.
Penilaian keberhasilan terapi dilakukan secara klinis
dan laboratoris.
Secara klinis, keberhasilan terapi dapat dinilai dari
penurunan frekuensi mual dan muntah dan perbaikan
tanda-tanda vital dan dehidrasi.
Parameter laboratorium yang perlu dinilai adalah perbaikan
keseimbangan asam-basa dan elektrolit.

Anda mungkin juga menyukai