Anda di halaman 1dari 26

KESEHATAN KERJA

Pengampu

Dr. Edy Suwarso, S.U., Apt.


PENDAHULUAN
Pengertian kesehatan kerja adalah adanya jaminan
kesehatan pada saat melakukan pekerjaan. Menurut
WHO/ILO (1995), kesehatan kerja bertujuan untuk
peningkatan dan pemeliharaan derajat kesehatan
fisik, mental dan sosial yang setinggi-tingginya bagi
pekerja di semua jenis pekerjaan, pencegahan
terhadap gangguan kesehatan pekerja yang
disebabkan oleh kondisi pekerjaan; perlindungan
bagi pekerja dalam pekerjaannya dari risiko akibat
faktor yang merugikan kesehatan; dan penempatan
serta pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan
kerja yang disesuaikan dengan kondisi fisiologi dan
psikologisnya.
Secara ringkas merupakan penyesuaian pekerjaan
kepada manusia dan setiap manusia kepada
pekerjaan atau jabatannya.
Secara eksplisit rumusan atau batasannya
adalah bahwa hakikat kesehatan kerja
mencakup dua hal, yakni:
Pertama : sebagai alat untuk mencapai
derajat kesehatan yang
setinggi - tingginya.
Kedua : sebagai alat untuk
meningkatkan produksi, yang
berlandaskan kepada
meningkatnya efisiensi dan
produktifitas.
Apabila kedua prinsip tersebut dijabarkan ke dalam
bentuk opersional, maka tujuan utama kesehatan
kerja adalah:

1. Pencegahan dan pemberantasan penyakit-penyakit


dan kecelakaan-kecelakaan akibat kerja.
2. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan dan gizi
tenaga kerja.
3. Perawatan mempertinggi efisiensi dan
produktifitas tenaga kerja.
4. Pemberantasan kelelahan kerja dan meningkatkan
kegairahan serta kenikmatan kerja.
5. Perlindungan bagi masyarakat sekitar dari bahaya-
bahaya pencemaran yang ditimbulkan oleh
perusahaan tersebut.
6. Perlindungan bagi masyarakat luas dari bahaya-
bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh produk-
produk perusahaan.
Ruang lingkup kesehatan kerja sangat
luas. Kesehatan kerja meliputi
berbagai upaya penyerasian antara
pekerja dengan pekerjaan dan
lingkungan kerjanya baik fisik
maupun psikis dengan cara/metode
kerja, proses kerja dan kondisi kerja.
Penyerasian antara pekerja dengan pekerjaan dan
lingkungan kerjanya bertujuan untuk:
1. Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan
kerja masyarakat pekerja di semua lapangan kerja
setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun
kesejahteraan sosialnya.
2. Mencegah timbulnya gangguan kesehatan pada
masyarakat pekerja yang diakibatkan oleh
keadaan/kondisi lingkungan kerjanya.
3. Memberikan pekerjaan dan perlindungan bagi
pekerjanya dari kemungkinan bahaya yang
disebabkan oleh faktor-faktor yang membahayakan
kesehatan.
4. Menempatkan dan memelihara pekerja di suatu
lingkungan pekerjaan yang sesuai dengan
kemampuan fisik dan psikis pekerjanya.
Kesehatan kerja pekerja dipengaruhi oleh
beberapa aspek secara menyeluruh berupa:
Aspek Lingkungan (Environment)
Penyakit Akibat Kerja (PAK), Penyakit Akibat
Hubungan Kerja (PAHK) maupun kecelakaan
yang terjadi di tempat kerja sebagian besar
disebabkan karena faktor-faktor lingkungan.
Aspek Pelayanan Kesehatan
Upaya pelayanan kesehatan bagi pekerja yang
diberikan di sarana pelayanan kesehatan baik
pemerintah maupun swasta meliputi pelayanan
kesehatan kerja promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif yang diselenggarakan secara
komprehensif.
Aspek Perilaku Kerja
Perilaku pekerja dipengaruhi antara lain oleh
tingkat pendidikan dan pengetahuan, kebiasaan-
kebiasaan dan fasilitas penunjang yang tersedia.
Perilaku kerja ini juga sangat terkait erat dengan
status ekonomi dan budaya pekerja.
Aspek Keturunan (Genetic)
Dibandingkan dengan 3 faktor lainnya, maka
faktor genetika kecil peranannya terhadap status
kesehatan pekerja. Namun faktor genetika
seseorang dapat menyebabkan seorang pekerja
lebih rentan terhadap suatu penyakit tertentu.
LANDASAN HUKUM KESEHATAN KERJA

1. UU No. 14 tahun 1969, tentang


Ketentuan Pokok Tenaga Kerja,
2. UU No.1 tahun 1970, tentang
Keselamatan Kerja,
3. UU No. 23 tahun 1992, tentang
Kesehatan,
4. UU No. 3 tahun 1992, tentang Jaminan
Sosial Tenaga Kerja
5. Beberapa Keputusan bersama antara
Departemen Kesehatan dengan
Departemen lain yang berkaitan dengan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja,
6. P.P No. 32 tahun 1996, tentang Tenaga
Kesehatan,
7. Keputusan Presiden No. 22 tahun 1993,
tentang Penyakit yang Timbul karena
Hubungan Kerja,
8. Permenkes RI No.986/1992 dan Keputusan
Dirjen P2M-PL No. HK.00.06.44 dan No.
00.06.6.598, mengenai Beberapa Aspek
Persaratan Lingkungan Rumah Sakit,
9. SK Menkes No. 43 tahun 1988, tentang Cara
Pembuatan Obat yang Baik (CPOB),
10. Konvensi No. 155/1981, ILO menetapkan
kewajiban setiap negara untuk merumuskan
melaksanakan dan mengevaluasi
kebijaksanaan nasionalnya di bidang
Kesehatan dan Keselaman Kerja serta
Lingkungannya.
Strategi
Mengembangkan kebijakkan dan pemantapan
manajemen program kesehatan kerja,
Meningkatkan SDM Kesehatan Kerja,
Surveilans epidemiologi PAK dan PAHK,
Identifikasi Penatalaksanaan PAK dan PAHK,
Mengambangkan Sistem Informasi Kesehatan
Kerja (SIM-KK),
Pengembangan model Lingkungan Kerja sehat
berbasis Wilayah,
Meningkatkan kemitraan dan promosi kesehatan
kerja.
KEBIJAKKAN
Menggali sumber daya untuk optimalisasi tugas
dan fungsi institusi pelayanan kesehatan dasar
dan rujukan pemerintah maupun swasta di
bidang Pelayanan Kesehatan dan Keselamatan
Kerja,
Meningkatkan Profesionalisme para pelaku
dalam pembinaan dan pelayanan kesehatan
kerja di Pusat, Propinsi, Kabupaten/Kota.
Mengembangkan jaringan kerjasama pelayanan
kesehatan dan keselamatan kerja serta
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan kerja
bagi angkatan kerja.
Mengembangkan tenaga ahli kesehatan kerja
dan dokter kesehatan kerja sebagai pemberi
pelayanan kesehatan utama dengan pelayanan
kesehatan paripurna,
Mengembangkan kerjasama lintas sektor dan
kemitraan dengan lembaga swadaya
masyarakat dan organisasi profesi,
Mendorong agar setiap angkatan kerja menjadi
peserta dana sehat/asuransi kesehatan sebagai
perwujudan keikutsertaannya dalam upaya
pemeliharaan kesehatan diri, keluarga dan
lingkyungannya,
Mengembangkan iklim yang mendorong dunia
usaha yang partisipatif dalam pelembagaan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja di tempat
kerja,
Mengembangkan peran serta masyarakat
pekerja dengan meningkatkan pembentukan
UKBM maupun mengaktifkan kegiatan Pos UKK
yang siudah ada,
Mengembangkan sistem informasi Manajemen
Kesehatan dan Keselamatan Kerja sebagai
upaya pemantapan surveilans epidemiologi
penyakit dan kecelakaan akibat kerja.
PROMOSI KESEHATAN
Promosi Kesehatan di tempat kerja
merupakan komponen kegiatan
pelayanan pemeliharaan/perlindungan
kesehatan pekerja dari suatu pelayanan
kesehatan kerja.
Sehat berarti tidak hanya ketiadaan suatu
penyakit tapi optimalnya kondisi fisik,
mental dan kesejahteraan sosial.
Promosi kesehatan kerja didefinisikan
sebagai proses yang memungkinkan
pekerja untuk meningkatkan kontrol
terhadap kesehatannya.
Jika dilihat dalam konteks yang lebih luas,
promosi kesehatan di tempat kerja adalah
rangkaian kesatuan kegiatan yang
mencakup manajemen dan pencegahan
penyakit, baik penyakit umum maupun
penyakit yang ada hubungannya dengan
pekerjaan serta peningkatan kesehatan
pekerja secara optimal.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Promosi
Kesehatan di Tempat Kerja (health
promotion at the workplace) adalah
program kegiatan yang direncanakan dan
ditujukan pada peningkatan kesehatan
para pekerja beserta anggota keluarga
yang ditanggungnya daam konteks tempat
kerja.
TUJUAN PROMOSI KESEHATAN
Tujuan Promosi Kesehatan di tempat
kerjaadalah untuk mempengaruhi sikap
masing-masing pekerja mengenai
kesehatannya secara individu, sehingga
dari hari ke hari mereka akan menentukan
keputusan atas pilihannya secara
personal, menuju gaya hidup yang sehat
dan lebih positif.
Tujuan Khusus secara jelas harus dinyatakan dan
disampaikan pada semua pekerja yang
berpartisipasi dalam program.

Yang termasuk dalam tujuan khusus adalah:

1. Mempengaruhi pekerja untuk menerima dan


memelihara gaya hidup yang sehat dan positif,
2. Mempengaruhi pekerja untuk menerima dan
memelihara kebiasaan makan makanan
dengan kandungan gizi yang optimal,
3. Mempengaruhi pekerja untuk berhenti
merokok,
4. Menmpengaruhi pekerja untuk
mengurangi/menurunkan/menghilangkan
penyalahgunaan obat dan alkohol,
5. Membantu pekerja untuk terbiasa mengatasi
stress yang dialami dalam kehidupannya,
6. Mengajarkan pekerja mengenai kemampuan
P3K dan CPR,
7. Mengajarkan pekerja mengenai penyakit
umum dan penyakit yang berhubungan
dengan pekerjaannya serta bagaimana
mencegah serta meminimalisasi akibanya,
8. Mengadakan penilaian menyeluruh secara
medis.
MANFAAT PROMOSI KESEHATAN

Bagi pihak manajemen tempat kerja,


Meningkatkan dukungan terhadap
program kesehatan dan keselamatan
pekerja di tempat kerja,
Citra positif (tempat kerja yang maju dan
peduli kesehatan),
Meningktnya moral staf,
Menurunya angka kemangkiran karena
sakit,
Meningkatnya produktivitas,
Menurunnya biaya kesehatan,
Bagi pekerja,
Meningkatnya percaya diri,
Menurunnya stress,
Meningkatnya semangat kerja,
Meningkatnya kemampuan mengenali dan
mencegah penyakit,
Meningkatnya kesehatan individu,
keluarga dan masyarakat sekitar.
PENDEKATAN PROGRAM
Tahun-tahun belakangan ini menunjukkan bahwa
meningkatnya sejumlah pengusaha dalam
mengimplementasikan kegiatan promosi
kesehatan di tempat kerja bagi pekerjanya.
Program yang diperkenalkan ini merupakan
kegiatan pelayanan kesehatan kerja yang
sifatnya sukarela, akan tetapi terbukti
manfaatnya bagi pekerja dan merupakan
kegiatan yang cukup populer dan dilakukan
secara bertahap sesuai ketersediaan fasilitas di
tempat kerja.
Secara langsung, program ini dijalankan oleh
pengusaha, dan hasilnya cukup berhasil dengan
adanya dukungan dari assosiasi pekerja.
Manajemen program yang ditawarkan harus
terspesialisasi dan profesional serta diawali
dengan kegiatan yang mudah diterapkan oleh
pekerja.
Secara khusus, program promosi kesehatan di
tempat kerja diterapak melalui 3 pendekatan,
yakni: Pendidikan Kesehatan (health education),
Kdokteran Pencegahan (preventive medicine),
dan Kebugaran Fisik (physicall fitness).
Mari kita Tingkatkan
Kesehatan Kerja

Anda mungkin juga menyukai