PENDAHULUAN Pengertian kesehatan kerja adalah adanya jaminan kesehatan pada saat melakukan pekerjaan. Menurut WHO/ILO (1995), kesehatan kerja bertujuan untuk peningkatan dan pemeliharaan derajat kesehatan fisik, mental dan sosial yang setinggi-tingginya bagi pekerja di semua jenis pekerjaan, pencegahan terhadap gangguan kesehatan pekerja yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan; perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaannya dari risiko akibat faktor yang merugikan kesehatan; dan penempatan serta pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan kerja yang disesuaikan dengan kondisi fisiologi dan psikologisnya. Secara ringkas merupakan penyesuaian pekerjaan kepada manusia dan setiap manusia kepada pekerjaan atau jabatannya. Secara eksplisit rumusan atau batasannya adalah bahwa hakikat kesehatan kerja mencakup dua hal, yakni: Pertama : sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi - tingginya. Kedua : sebagai alat untuk meningkatkan produksi, yang berlandaskan kepada meningkatnya efisiensi dan produktifitas. Apabila kedua prinsip tersebut dijabarkan ke dalam bentuk opersional, maka tujuan utama kesehatan kerja adalah:
1. Pencegahan dan pemberantasan penyakit-penyakit
dan kecelakaan-kecelakaan akibat kerja. 2. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan dan gizi tenaga kerja. 3. Perawatan mempertinggi efisiensi dan produktifitas tenaga kerja. 4. Pemberantasan kelelahan kerja dan meningkatkan kegairahan serta kenikmatan kerja. 5. Perlindungan bagi masyarakat sekitar dari bahaya- bahaya pencemaran yang ditimbulkan oleh perusahaan tersebut. 6. Perlindungan bagi masyarakat luas dari bahaya- bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh produk- produk perusahaan. Ruang lingkup kesehatan kerja sangat luas. Kesehatan kerja meliputi berbagai upaya penyerasian antara pekerja dengan pekerjaan dan lingkungan kerjanya baik fisik maupun psikis dengan cara/metode kerja, proses kerja dan kondisi kerja. Penyerasian antara pekerja dengan pekerjaan dan lingkungan kerjanya bertujuan untuk: 1. Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan kerja masyarakat pekerja di semua lapangan kerja setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun kesejahteraan sosialnya. 2. Mencegah timbulnya gangguan kesehatan pada masyarakat pekerja yang diakibatkan oleh keadaan/kondisi lingkungan kerjanya. 3. Memberikan pekerjaan dan perlindungan bagi pekerjanya dari kemungkinan bahaya yang disebabkan oleh faktor-faktor yang membahayakan kesehatan. 4. Menempatkan dan memelihara pekerja di suatu lingkungan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan fisik dan psikis pekerjanya. Kesehatan kerja pekerja dipengaruhi oleh beberapa aspek secara menyeluruh berupa: Aspek Lingkungan (Environment) Penyakit Akibat Kerja (PAK), Penyakit Akibat Hubungan Kerja (PAHK) maupun kecelakaan yang terjadi di tempat kerja sebagian besar disebabkan karena faktor-faktor lingkungan. Aspek Pelayanan Kesehatan Upaya pelayanan kesehatan bagi pekerja yang diberikan di sarana pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta meliputi pelayanan kesehatan kerja promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang diselenggarakan secara komprehensif. Aspek Perilaku Kerja Perilaku pekerja dipengaruhi antara lain oleh tingkat pendidikan dan pengetahuan, kebiasaan- kebiasaan dan fasilitas penunjang yang tersedia. Perilaku kerja ini juga sangat terkait erat dengan status ekonomi dan budaya pekerja. Aspek Keturunan (Genetic) Dibandingkan dengan 3 faktor lainnya, maka faktor genetika kecil peranannya terhadap status kesehatan pekerja. Namun faktor genetika seseorang dapat menyebabkan seorang pekerja lebih rentan terhadap suatu penyakit tertentu. LANDASAN HUKUM KESEHATAN KERJA
1. UU No. 14 tahun 1969, tentang
Ketentuan Pokok Tenaga Kerja, 2. UU No.1 tahun 1970, tentang Keselamatan Kerja, 3. UU No. 23 tahun 1992, tentang Kesehatan, 4. UU No. 3 tahun 1992, tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja 5. Beberapa Keputusan bersama antara Departemen Kesehatan dengan Departemen lain yang berkaitan dengan Kesehatan dan Keselamatan Kerja, 6. P.P No. 32 tahun 1996, tentang Tenaga Kesehatan, 7. Keputusan Presiden No. 22 tahun 1993, tentang Penyakit yang Timbul karena Hubungan Kerja, 8. Permenkes RI No.986/1992 dan Keputusan Dirjen P2M-PL No. HK.00.06.44 dan No. 00.06.6.598, mengenai Beberapa Aspek Persaratan Lingkungan Rumah Sakit, 9. SK Menkes No. 43 tahun 1988, tentang Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB), 10. Konvensi No. 155/1981, ILO menetapkan kewajiban setiap negara untuk merumuskan melaksanakan dan mengevaluasi kebijaksanaan nasionalnya di bidang Kesehatan dan Keselaman Kerja serta Lingkungannya. Strategi Mengembangkan kebijakkan dan pemantapan manajemen program kesehatan kerja, Meningkatkan SDM Kesehatan Kerja, Surveilans epidemiologi PAK dan PAHK, Identifikasi Penatalaksanaan PAK dan PAHK, Mengambangkan Sistem Informasi Kesehatan Kerja (SIM-KK), Pengembangan model Lingkungan Kerja sehat berbasis Wilayah, Meningkatkan kemitraan dan promosi kesehatan kerja. KEBIJAKKAN Menggali sumber daya untuk optimalisasi tugas dan fungsi institusi pelayanan kesehatan dasar dan rujukan pemerintah maupun swasta di bidang Pelayanan Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Meningkatkan Profesionalisme para pelaku dalam pembinaan dan pelayanan kesehatan kerja di Pusat, Propinsi, Kabupaten/Kota. Mengembangkan jaringan kerjasama pelayanan kesehatan dan keselamatan kerja serta meningkatkan mutu pelayanan kesehatan kerja bagi angkatan kerja. Mengembangkan tenaga ahli kesehatan kerja dan dokter kesehatan kerja sebagai pemberi pelayanan kesehatan utama dengan pelayanan kesehatan paripurna, Mengembangkan kerjasama lintas sektor dan kemitraan dengan lembaga swadaya masyarakat dan organisasi profesi, Mendorong agar setiap angkatan kerja menjadi peserta dana sehat/asuransi kesehatan sebagai perwujudan keikutsertaannya dalam upaya pemeliharaan kesehatan diri, keluarga dan lingkyungannya, Mengembangkan iklim yang mendorong dunia usaha yang partisipatif dalam pelembagaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja di tempat kerja, Mengembangkan peran serta masyarakat pekerja dengan meningkatkan pembentukan UKBM maupun mengaktifkan kegiatan Pos UKK yang siudah ada, Mengembangkan sistem informasi Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja sebagai upaya pemantapan surveilans epidemiologi penyakit dan kecelakaan akibat kerja. PROMOSI KESEHATAN Promosi Kesehatan di tempat kerja merupakan komponen kegiatan pelayanan pemeliharaan/perlindungan kesehatan pekerja dari suatu pelayanan kesehatan kerja. Sehat berarti tidak hanya ketiadaan suatu penyakit tapi optimalnya kondisi fisik, mental dan kesejahteraan sosial. Promosi kesehatan kerja didefinisikan sebagai proses yang memungkinkan pekerja untuk meningkatkan kontrol terhadap kesehatannya. Jika dilihat dalam konteks yang lebih luas, promosi kesehatan di tempat kerja adalah rangkaian kesatuan kegiatan yang mencakup manajemen dan pencegahan penyakit, baik penyakit umum maupun penyakit yang ada hubungannya dengan pekerjaan serta peningkatan kesehatan pekerja secara optimal. Jadi dapat disimpulkan bahwa Promosi Kesehatan di Tempat Kerja (health promotion at the workplace) adalah program kegiatan yang direncanakan dan ditujukan pada peningkatan kesehatan para pekerja beserta anggota keluarga yang ditanggungnya daam konteks tempat kerja. TUJUAN PROMOSI KESEHATAN Tujuan Promosi Kesehatan di tempat kerjaadalah untuk mempengaruhi sikap masing-masing pekerja mengenai kesehatannya secara individu, sehingga dari hari ke hari mereka akan menentukan keputusan atas pilihannya secara personal, menuju gaya hidup yang sehat dan lebih positif. Tujuan Khusus secara jelas harus dinyatakan dan disampaikan pada semua pekerja yang berpartisipasi dalam program.
Yang termasuk dalam tujuan khusus adalah:
1. Mempengaruhi pekerja untuk menerima dan
memelihara gaya hidup yang sehat dan positif, 2. Mempengaruhi pekerja untuk menerima dan memelihara kebiasaan makan makanan dengan kandungan gizi yang optimal, 3. Mempengaruhi pekerja untuk berhenti merokok, 4. Menmpengaruhi pekerja untuk mengurangi/menurunkan/menghilangkan penyalahgunaan obat dan alkohol, 5. Membantu pekerja untuk terbiasa mengatasi stress yang dialami dalam kehidupannya, 6. Mengajarkan pekerja mengenai kemampuan P3K dan CPR, 7. Mengajarkan pekerja mengenai penyakit umum dan penyakit yang berhubungan dengan pekerjaannya serta bagaimana mencegah serta meminimalisasi akibanya, 8. Mengadakan penilaian menyeluruh secara medis. MANFAAT PROMOSI KESEHATAN
Bagi pihak manajemen tempat kerja,
Meningkatkan dukungan terhadap program kesehatan dan keselamatan pekerja di tempat kerja, Citra positif (tempat kerja yang maju dan peduli kesehatan), Meningktnya moral staf, Menurunya angka kemangkiran karena sakit, Meningkatnya produktivitas, Menurunnya biaya kesehatan, Bagi pekerja, Meningkatnya percaya diri, Menurunnya stress, Meningkatnya semangat kerja, Meningkatnya kemampuan mengenali dan mencegah penyakit, Meningkatnya kesehatan individu, keluarga dan masyarakat sekitar. PENDEKATAN PROGRAM Tahun-tahun belakangan ini menunjukkan bahwa meningkatnya sejumlah pengusaha dalam mengimplementasikan kegiatan promosi kesehatan di tempat kerja bagi pekerjanya. Program yang diperkenalkan ini merupakan kegiatan pelayanan kesehatan kerja yang sifatnya sukarela, akan tetapi terbukti manfaatnya bagi pekerja dan merupakan kegiatan yang cukup populer dan dilakukan secara bertahap sesuai ketersediaan fasilitas di tempat kerja. Secara langsung, program ini dijalankan oleh pengusaha, dan hasilnya cukup berhasil dengan adanya dukungan dari assosiasi pekerja. Manajemen program yang ditawarkan harus terspesialisasi dan profesional serta diawali dengan kegiatan yang mudah diterapkan oleh pekerja. Secara khusus, program promosi kesehatan di tempat kerja diterapak melalui 3 pendekatan, yakni: Pendidikan Kesehatan (health education), Kdokteran Pencegahan (preventive medicine), dan Kebugaran Fisik (physicall fitness). Mari kita Tingkatkan Kesehatan Kerja