Anda di halaman 1dari 28

ISOLASI

KERING
KELOMPOK 9
LATAR BELAKANG
Kawasan
Berfungsi
Jenis
Teknik
Hutan
Tujuan
Tempatspesies
isolasi
pelestarian
konservasi
secara
homogen dan
kering
penelitian,
hidup optimal
keanekaragaman
banyak yang
alam
pantai
ilmu sebagai
dikelolatanah
organisme
pengetahuan,
triangulasi sistem
secara
jenis
taman mesofauna
penyangga
ide
menunjang
nasional kehidupan
budidaya,
alas purwo bany
TUJUAN PENELITIAN
1. Mengetahui jenis spesies meso-
mikrofauna yang terdapat di hutan
homogen Pantai Triangulasi Taman
Nasional Alas Purwo.
2. Mengetahui nilai Kenanekaragaman,
Kemerataan dan Kekayaan spesies yang
ditemukan di hutan homogen Pantai
Triangulasi Taman Nasional Alas Purwo.
3. Mengetahui hubungan keanekaragaman
meso-mikrofauna dengan lingkungan
abiotiK di kawasan Hutan Pantai
Triangulasi Taman Nasional Alas Purwo.
RUANG LINGKUP
1.Pengambilan sampel tanah diambil
di hutan homogen Pantai Triangulasi
Alas Purwo Banyuwangi.
2.Hewan yang diamati hanya hewan
tanah.
3.Metode isolasi kering menggunakan
alat rancangan barless tullgreen
funnel.
4.Faktor abiotik diukur menggunakan
rapitest dan soil termo.
METODOLOGI
ALAT BAHAN
Cetok Reaktan
Gelas kaca Formalin 7%
Saringan Tanah
Corong Kertas Label
Kantong kain Aquades
Botol Plakon Tisue
Mikroskop Stereo
Kaca arloji
Kuas
Botol aqua 100 ml
Prosedur
Diambil tanah pada plot 9 dengan mengg
Teknik Analisis Data
DATA TABEL HEWAN
DATA ABIOTIK
Parameter Kelompok Kelompok Kelompok
/Kelompok 9 4 14
Suhu 32oC 31
Udara
Kelembab 70% 60
an Udara
Suhu 33oC 31 oC 33 oC
Tanah
Kelembab 1 0,3
an Tanah
pH Tanah 3,2 6,9

Kesuburan too little 3,5


ANALISA DATA
Mengitung indeks kenaekaragaman
Shanon-Wiener

Rumus : H1 = - (Pi lnPi)
Spesies Pi Ln Pi Pi Ln Pi
Oniscus asellus 0,411765 -0,8873 -0,36536
Pheretima sp 0,117647 -2,14007 -0,25177
Dolichoderus sp 0,117647 -2,14007 -0,25177
Oechophylla smaragdina 0,058824 -2,83321 -0,16666
Zorotypus hubbardi 0,058824 -2,83321 -0,16666
Scolopendrella sp 0,058824 -2,83321 -0,16666
Austrammo harveyi 0,058824 -2,83321 -0,16666
Deuterobella imadatei
0,058824 -2,83321 -0,16666
Camponotus carnelius 0,058824 -2,83321 -0,16666
Jumlah Pi Ln Pi -1,86886
H' 1,868863
Pada praktikum isolasi kering ini, sesuai
dengan data pengamatan yang diperoleh 9
jenis hewan tanah diantaranya Oniscus
asellus, Pheretima sp, Dolichoderus sp,
Oechophylla smaragdina, Zorotypus
hubbardi, Scolopendrella sp, Austrammo
harveyi, Deuterobella imadatei,
Camponotus carnelius . Data yang diperoleh
kemudian dianalisis untuk mengetahui
indeks keragaman, kemerataan dan
kekayaan. Dari hasil perhitungan diperoleh
indeks keanekaragaman (H) =1,868863 ,
indeks Kemerataan (E) = 0,850556101,
indek kekayaan (R)= 2,823648991
PEMBAHASAN
Pada praktikum isolasi kering ini,
sesuai dengan data pengamatan yang
diperoleh 9 jenis hewan tanah
diantaranya Oniscus asellus,
Pheretima sp, Dolichoderus sp,
Oechophylla smaragdina, Zorotypus
hubbardi, Scolopendrella sp,
Austrammo harveyi, Deuterobella
imadatei, Camponotus carnelius .
Data yang diperoleh kemudian
dianalisis untuk mengetahui indeks
keragaman, kemerataan dan
Kriteria yang digunakan untuk
meninterpretasikan keanekaragaman
Shannon-Wiener yaitu :
H < 1,5: keanekaragaman rendah
H 1,5-3,5 : keanekaragaman sedang
H > 3,5: keanekaragaman tinggi
Sehingga jika dilihat dari hasil analisis,
didapat nilai H sebesar 1,868863, hal ini
menunjukkan komunitas yang dijadikan
sampel yaitu hutan homogen Pantai
Triangulasi Alas Purwo Banyuwangi
memiliki keanekaragaman komunitas
sedang (stabil) .
Menururt Ulum, dkk. (2012)
keanekaragaman jenis dipengaruhi oleh
Indeks kemerataan jenis menunjukkan
perataan penyebaran individu dari jenis-jenis
organisme yang menyusun suatu ekosistem.
(Suin,1989) menyatakan bahwa kriteria yang
digunakan untuk menginterpretasikan
kemerataan Evenness yaitu :
E < 0,3: kemerataan rendah
E 0,3 0,6 : kemerataan sedang
E > 0,6: kemerataan tinggi
Sehingga jika dilihat dari hasil analisis,
didapat nilai E sebesar 0,850556101, hal ini
menunjukkan komunitas yang dijadikan
sampel yaitu hutan homogen Pantai
Triangulasi Alas Purwo Banyuwangi memiliki
kemerataan tinggi.
Pola distribusi dalam suatu ekosistem
yang menggambarkan kemerataan
tersebarnya spesies dan tergantung
pada; 1) sifat fisika dan kimia substrat
meliputi pH, garam-garam
organik,tekstur tanah; 2) ketersedian
pakan; 3) potensial reproduktif dan
kemampuan persebaran. Pola distribusi
yang masih ada yang
mengelompokdisebabkan oleh habitat
itusendiri yang memiliki zonasi tertentu.
Menurut Fitriana (2006), pola persebaran
yang tidak merata terjadi karena adanya
persaingan individu sehingga mendorong
pembagian ruang secara merata.
Nilai indeks kekayaan dihitung berdasarkan rumus Indeks
kekayaan Margallef. Kekayaan spesies didasarkan pada
jumlah spesies yang hadir pada lokasi penelitian (Leba,
dkk., 2013).
Kekayaan jenis menunjukkan jumlah spesies dalam suatu
komunitas yang dipelajari. Untuk menentukannya perlu
dilakukan suatu kajian intensif untuk dapat memperoleh
informasi yang tepat mengenai jumlah spesies yang ada.
Semakin banyak jenis spesies yang ada di suatu daerah,
semakin tinggi tingkat kekayaannya.
Maguran (1988) menyatakan bahwa kriteria yang
digunakan untuk menginterpretasikan kemerataan
Evenness yaitu :
< 3,5 = kekayaan jenis rendah
3,5 5 = kekayaan jenis sedang
> 5 = kekayaan jenis tinggi

Hasil analisis data menunjukan di lokasi penelitian yakni


kebun mempunyai kekayaan yang rendah, hal ini terlihat
dari rendahnya nilai indeks kekayaan jenis sebesar
2,823648991.
Pada praktikum ini nilai abiotik didapatkan dari
kompilasi data dari kelompok 9, 4 dan 14. Data yang
didapatkan yaitu suhu udara, kelembapan udara,
sushu tanah, kelembapan tanah, pH tanah,
kesuburan tanah. Nilai indeks kekayaan merupakan
efek dari komplesitas faktor lingkungan pada stasiun
penelitian, misalnya berkaitan dengan keragaman
substrat, salinitas, suhu, keberhasilan settlemen,
pemangsaan serta faktor abiotik lainnya (Rau, dkk.,
2013)
Menurut Suin (1989), perkembangan hewan tanah
tidak terlepas dari pengaruh faktor biotik dan abiotik
dari habitat tempat tinggalnya. Namun secara garis
besar faktor abiotik sangat banyak mempengaruhi
perkembangan dan kepadatan suatu populasi
serangga. Disamping ukuran pori-pori tanah,
distribusi suhu, kelembaban dan faktor lingkungan
lainnya juga ikut menentukan distribusi vertikal
hewan dalam tanah.
Kehidupan hewan tanah, selain
ditentukan oleh struktur vegetasi,
tetapi juga ditentukan oleh faktor-
faktor lain seperti zat kimia dalam
tanah, pH tanah, kandungan air
tanah, iklim dan cahaya matahari
sehingga dapat menentukan
kehadiran suatu jenis tertentu dari
hewan tanah dan kepadatan populasi
hewan tanah. Faktor ketersediaan
makanan juga menentukan kepadatan
dan distribusi hewan yang ada
didalam tanah. Secara umum semakin
besar kedalaman tanah maka jumlah
individu semakin sedikit disebabkan
KESIMPULAN
1. Pada praktikum isolasi kering ini, sesuai
dengan data pengamatan yang diperoleh
9 jenis hewan tanah diantaranya Oniscus
asellus, Pheretima sp, Dolichoderus sp,
Oechophylla smaragdina, Zorotypus
hubbardi, Scolopendrella sp, Austrammo
harveyi, Deuterobella imadatei,
Camponotus carnelius.
2. Pada parktikum isolasi kering ,
didapatkan pengitungan analisis data
diperoleh indeks keanekaragaman (H)
=1,868863 , indeks Kemerataan (E) =
0,850556101, indek kekayaan (R)=
2,823648991.

Anda mungkin juga menyukai