Anda di halaman 1dari 36

dr. Mimi Lotisna, Sp.

Bagian Ilmu Penyakit Saraf


Fak. Kedokteran Universitas Hasanuddin
Definisi
(WHO)
Sindrom Klinis berupa defisit
neurologis fokal/global yang
terjadi secara tiba-tiba,
berlangsung lebih dari 24 jam,
atau berakhir dengan kematian
tanpa diketahui sebab lainnya,
kecuali kelainan vaskular di otak
Anatomi
2/3 otak bagian depan diperdarahi oleh
sistem karotis dan 1/3 bagian belakang
(batang otak, bagian oksipital dan
bagian dalam otak) diperdarahi oleh
sistem vertebro basilar.
Normal tiap 100gr jaringan otak harus
mendapat darah 50 55 cc/menit =
1/5 dari Cardiac output
Anatomi
Kedua sistem arteri dihubungkan
oleh sepasang arteri komunikans
posterior, menghubungkan arteri
karotis interna dengan arteri
serebri posterior dan arteri
komunikans anterior yang
menghubungkan kedua arteri
serebri anterior.
Klasifikasi
1. Stroke Non Hemoragik
(iskemik / infark)
2. Stroke Hemoragik
(perdarahan intraserebral
dan perdarahan
subarakhnoid)
FAKTOR RESIKO
Faktor Resiko
1. Unmodified
Usia, jenis kelamin, ras
2. Modified
Hipertensi, DM, kelainan jantung,
merokok, dislipidemia,
hiperuricemia, hiperhomositeinemia,
penyakit imunologi dan kelainan
pembuluh darah (takayasu dan
moya-moya disease)
Patogenesis &
Patofisiologi
Diagnosis
- Anamnesis
- Pemeriksaan fisik
- Skoring untuk membantu
diagnostik
- Pemeriksaan penunjang
1. GEJALA MOTORIK :
Kelumpuhan atau kekakuan pada
satu sisi tubuh (hemiparesis )
Kesulitan menelan ( disfagia )
Gangguan keseimbangan (ataksia)
2. GANGGUAN BICARA
/BERBAHASA :
* Kesulitan mengucapkan atau
mengerti kata-kata (disfasia )
* Kesulitan membaca (disleksia),
atau menulis (disgrafia)
* Kesulitan berhitung (diskalkulia)
* Bicara pelo ( disartria )
3. GEJALA SENSORIS :

Somatosensoris
Gangguan sensasi pada satu sisi
tubuh, secara total atau sebagian
(gangguan hemisensoris )
Visual

Kehilangan penglihatan pada satu


mata, total atau sebagian ( kebutaan
sementara satu mata atau amaurosis
fugax) (hemianopia, kuadranopia )
Kehilangan lapangan pandangan
pada sisi kiri atau kanan atau
seperempat (hemianopia,
kuadranopia)
Kebutaan bilateral
Penglihatan dobel ( diplopia )
4. GEJALA VESTIBULAR :
Sensasi berputar ( vertigo )

5. GEJALA KOGNITIF DAN TINGKAH


LAKU :
Kesulitan berpakaian, menyisir
rambut, menggosok gigi, dll;
disorientasi tempat; kesulitan
mengopi diagram seperti jam, bunga
atau kubus ( disfungsi visual-spatial-
persepsi )
Pelupa ( amnesia )
Pemeriksaan Klinis
SKOR HASANUDDIN
Dari anamnesis dan pemeriksaan fisis
dapat kita ukur Skor Hasanuddin untuk
membantu menentukan Stroke
hemoragik atau Stroke Non Hemoragik.

Skor ini dapat digunakan sebagai


pembantu diagnosis sebelum CT scan.
no Variabel Skor
1. Tekanan Darah saat serangan/MRS :
- TD 200/110 mmHg 7,5
- TD 200/110 mmHg 1
2. Waktu Serangan :
- Aktif/bergiat 6,5
- tidak aktif/ istirahat 1
3. Sakit Kepala :
- Sangat Hebat 10
- Hebat 7,5
- Ringan 1
- Tidak ada 0
4. Kesadaran Menurun :
- Saat serangan, beberapa menit s/d 1 10
jam 7,5
- 1 jam s/d 24 jam saat serangan 1
- 24 jam saat serangan 0
- Tidak ada
5. Muntah :
- Saat serangan, beberapa menit s/d 1 jam 10
- 1 jam s/d 24 jam saat serangan 7,5
- 24 jam saat serangan 1
- tidak ada 0
Interpretasi Skor
Hasanuddin
Jika skor < 15 : Non Hemoragik
Stroke
Jika skor 15 : Hemoragik Stroke

Nilai terendah :2
Nilai Tertinggi : 44
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
EMERGENSI UNTUK EVALUASI
PASIEN STROKE
Darah lengkap
EKG
foto thoraks
Kimia darah

Bila diperlukan, dapat dilakukan pemeriksaan


lain (sesuai indikasi) seperti :
CT scan kepala tanpa kontras
Analisa gas darah ( BGA )
Elektrolit
PT, APTT, INR
Echocardiography
Pungsi lumbal
Penatalaksanaan
Atasi kegawat daruratan bila ada
(Resusitasi)
Pemeriksaan laboratorium (darah rutin,
Fungsi Ginjal, Gula darah, asam urat, lipid
profile, fungsi liver, analisa gas darah,
elektrolit, dan pemeriksaan lainnya sesuai
indikasi)
Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan Jantung (EKG dan echo
cardiografi sesuai indikasi)
Jaga jalan nafas tetap baik bila
perlu berikan oksigen (nasal,
sungkup, endotrakeal)
Jaga keseimbangan cairan dan
elektrolit
Nutrisi : jaga jangan sampai terjadi
under nutrisi (katabolisme)
Penatalaksanaan hipertensi pada stroke
Fase akut
Tekanan darah tidak diturunkan pada
stroke non hemoragik apabila TD sistemik
tidak melewati MABP( MABP > 130-140
mmHg pada dua kali pengukuran selang
30 menit ) kecuali ada gangguan pada
target organ
Penurunan TD tidak boleh >20% terutama
pada jam pertama pasca onset stroke
Tekanan darah diturunkan pada stroke
hemoragik apabila TD sistemik >180/105
mmHg
Penatalaksanaan hiperglikemi
Gula darah harus diturunkan apabila
>180 mg%
Hati hati dengan hiperglikemi reaktif
Hipoglikemi harus diatasi dengan
dextrose 40% sampai normal.
Bila ada kelainan keseimbangan
elektrolit harus dikoreksi.
Anti edema
Mannitol 20 % dengan dosis loading
dose 0,5-1gr/KgBB kemudian
dilanjutkan dengan dosis maintenance
0,25-0,5 gr/kgBB
Anti agregasi platelet
Aspirin 80 mg-325mg/hari.
Cilostazol, clopidogrel, dipiridamol, dll
Neuroprotektor
Antibiotik bila ada infeksi
Trombolisis (3 jam pasca onset)
Rehabilitasi
Dilakukan sedini mungkin
Pasif
Melakukan latihan lingkup
gerak sendi (ROM), mobilisasi
bertahap
Aktif
Dilakukan apabila
cardiovaskular stabil, dan
setelah fase akut terlewati
pada stroke hemoragik
Tujuannya : mencegah
kontraktur dan trombosis
vena dalam
Pencegahan Stroke
Primer
Ditujukan pada orang yang belum kena
stroke tapi mempunyai faktor resiko
Sekunder
Pada Orang yang pernah mengalami TIA
dan stroke

Anda mungkin juga menyukai