Presentasi Referat - Bronchopneumonia
Presentasi Referat - Bronchopneumonia
Insidensi >>
bayi dan anak
kecil berkaitan
imunitas
Streptococcus
pneumoniae Haemophilus
influenzae
Problem kesehatan
mencolok : SKN 2001
27,6% angka kematian
bayi dan 22,8% kematian
DEFINISI
Pneumonia viral : - asal dari penyebaran infeksi di jalan napas atas sehingga
terjadi kerusakan epitel respiratorius, menyebabkan obstruksi
jalan napas akibat bengkak, sekresi abnormal, dan debris
seluler.
Takipneu (WHO) :
Usia < 2 bulan 60 x/menit
Usia 2-12 bulan 50 x/menit
Usia 1-5 tahun 40 x/menit
Usia 6-12 tahun 28 x/menit
Kadar CRP biasanya lebih rendah pada infeksi virus dan infeksi bakteri superfisialis
daripada infeksi bakteri profunda.
Pemeriksaan CRP dan prokalsitonin juga dapat menunjang pemeriksaan radiologi untuk
mengetahui spesifikasi pneumonia karena pneumokokus dengan nilai CRP 120 mg/l
dan prokalsitonin 5 ng/ml.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Mikrobiologis
Tidak rutin dilakukan kecuali pada pneumonia berat,dan jarang didapatkan hasil yang
positif.
Spesimen dapat berasal dari usap tenggorok.
Diagnosis definitif : kuman ditemukan dari darah, cairan pleura, atau aspirasi paru.
Pemeriksaan serologis
Uji serologik deteksi antigen dan antibodi pada infeksi bakteri tipik mempunyai
sensitivitas dan spesifitas yang rendah.
Diagnosis infeksi Streptokokus grup A : peningkatan titer antibodi seperti
antistreptolisin O, streptozim, atau antiDnase B.
Uji serologik IgM dan IgG antara fase akut dan konvalesen pada anak dengan infeksi
pneumonia oleh Chlamydia pneumonia dan Mycoplasma pneumonia memiliki hasil
yang memuaskan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Roentgenografi
Dasar diagnosis utama : Foto rontgen toraks proyeksi anterior-
posterior.
Tidak rutin dilakukan, direkomendasikan pada pneumonia berat
yang dirawat dan timbul gejala klinis berupa takipneu, batuk,
ronki, dan peningkatan suara pernafasan.
Kelainan foto rontgen toraks tidak selalu berhubungan dengan
gambaran klinis.
Tidak dapat menentukan jenis infeksi bakteri, atipik, atau virus.
Tetapi gambaran foto rontgen toraks dapat membantu
mengarahkan kecenderungan etiologi.
Pada pneumonia virus : kecenderungan penebalan peribronkial,
infiltrat interstitial merata dan hiperinflasi.
Pada pneumonia bakteri : Infiltrat alveolar berupa konsolidasi
segmen atau lobar, bronkopneumoni dan air bronchogram
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Secara umum gambaran foto toraks terdiri dari:
Infiltrat interstisial, ditandai dengan peningkatan corakan
bronkovaskular, peribronchial cuffing dan overaeriation. Bila
berat terjadi pachy consolidation karena atelektasis.
Infiltrat alveolar, merupakan konsolidasi paru dengan air
bronchogram. Konsolidasi dapat mengenai satu lobus
disebut dengan pneumonia lobaris atau terlihat sebagai lesi
tunggal yang biasanya cukup besar, berbentuk sferis,
berbatas yang tidak terlalu tegas dan menyerupai lesi tumor
paru disebut sebagai round pneumonia
Bronkopneumoni ditandai dengan gambaran difus merata
pada kedua paru berupa bercak-bercak infiltrat yang
dapat meluas hingga daerah perifer paru disertai dengan
peningkatan corakan peribronkial
DIAGNOSIS
Diagnosis etiologik berdasarkan pemeriksaan mikrobiologis dan/atau serologis
merupakan dasar terapi yang optimal. Akan tetapi, penemuan bakteri penyebab
tidak selalu mudah karena memerlukan laboratorium penunjang yang memadai.
Tidak ada gejala distress pernafasan, takipneu, batuk, ronki, dan peningkatan
suara pernafasan dapat menyingkirkan dugaan pneumonia.
Terdapatnya retraksi epigastrik, interkostal, dan suprasternal merupakan
indikasi tingkat keparahan.
Pada bronkopneumoni, bercak-bercak infiltrat didapati pada satu atau beberapa
lobus.
Foto rontgen dapat juga menunjukkan adanya komplikasi seperti pleuritis,
atelektasis, abses paru, pneumotoraks atau perikarditis.
Gambaran ke arah sel polimorfonuklear juga dapat dijumpai. Pada bayi-bayi
kecil jumlah leukosit dapat berada dalam batas yang normal. Kadar hemoglobin
biasanya normal atau sedikit menurun
DIAGNOSIS
Berdasar pedoman WHO yang bertujuannya menyederhanakan kriteria
diagnosis berdasarkan gejala klinis yang dapat dideteksi, menetapkan
klasifikasi penyakit, dan menentukan penatalaksanaan.
Klasifikasi pneumonia berdasarkan pedoman tersebut :
Pneumonia
Bila ada nafas cepat 60 x/menit atau sesak nafas
Harus dirawat dan diberikan antibiotik
Bukan pneumonia
Tidak ada nafas cepat atau sesak nafas
Tidak perlu dirawat, cukup diberikan pengobatan simptomatik
KRITERIA MRS
Pneumonia berat
Kloramfenikol 25 mg/kgBB setiap 8 jam
Seftriakson 50 mg/kgBB i.v setiap 12 jam
Ampisilin 50 mg/kgBB i.m sehari empat kali, dan gentamisin 7,5 mg/kgBB sehari sekali
Benzilpenisilin 50.000 U/kgBB setiap 6 jam, dan gentamisin 7,5 mg/kgBB sehari sekali
Pemberian antibiotik diberikan selama 10 hari pada pneumonia tanpa komplikasi, sampai
saat ini tidak ada studi kontrol mengenai lama terapi antibiotik yang optimal
PENATALAKSANAAN
Pemberian antibiotik
berdasarkan umur
Neonatus dan bayi muda (< 2 Bayi dan anak usia pra sekolah (2 bl-5
thn)
bulan) :
* beta laktam amoksisillin
* ampicillin + aminoglikosid * amoksisillin- klavulanat
* golongan sefalosporin
* amoksisillin-asam * Kotrimoksazol
klavulanat * makrolid (eritromisin)
* amoksisillin + aminoglikosid
Anak usia sekolah (> 5 thn)
* sefalosporin generasi ke-3 amoksisillin/makrolid
(eritromisin, klaritromisin,
azitromisin)
Bila penyakit bertambah berat atau tidak menunjukkan perbaikan yang nyata
dalam 24-72 jam ganti dengan antibiotik lain yang lebih tepat sesuai dengan
kuman penyebab yang diduga (sebelumnya perlu diyakinkan dulu ada tidaknya
penyulit seperti empyema, abses paru yang menyebabkan seolah-olah
antibiotik tidak efektif).
PENATALAKSANAAN
3. Penatalaksanaan bedah
Pada umumnya tidak ada tindakan bedah kecuali bila terjadi
komplikasi pneumotoraks atau pneumomediastinum
PROGNOSIS
Bronkopneumonia = peradangan pada paru dimana proses peradangannya ini menyebar membentuk bercak-bercak
infiltrat yang berlokasi di alveoli paru dan dapat pula melibatkan bronkiolus terminal.
Penyebab bervariasi tergantung pada usia (menentukan jenis bakteri dan virus), status imunologis, status
lingkungan, kondisi lingkungan (epidemiologi setempat, polusi udara), status imunisasi, faktor pejamu (penyakit
penyerta, malnutrisi).
Jenis pneumonia yang umum adalah pneumonia bakterialis yang paling sering disebabkan oleh pneumokokus. Penyakit
ini dimulai dengan infeksi dalam alveoli, membran paru mengalami peradangan dan berlubang-lubang sehingga cairan
dan bahkan sel darah merah dan sel darah putih keluar dari darah masuk kedalam alveoli. Dengan demikian, alveoli
yang terinfeksi secara progresif menjadi terisi dengan cairan dan sel-sel, dan infeksi disebarkan oleh perpindahan
bakteri dari alveolus ke alveolus.
Pada stadium permulaan sukar dibuat diagnosis dengan pemeriksaan fisik, tetapi dengan adanya nafas cepat dan
dangkal, pernafasan cuping hidung dan sianosis sekitar mulut dan hidung baru dipikirkan kemungkinan pneumonia.
Umumnya pemeriksaan yang diperlukan untuk menunjang diagnosis pneumonia hanyalah pemeriksaan roentgen posisi
AP.
TERIMA KASIH