Perdarahan luas
Syok (rejatan)
Pleural Effusion
Penurunankesadaran
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan penderita dengan DHF adalah
sebagai berikut :
1. Tirah baring atau istirahat baring.
2. Diet makan lunak.
3. Minum banyak (2 2,5 liter/24 jam) dapat
berupa : susu, teh manis, sirup dan beri penderita
sedikit oralit, pemberian cairan merupakan hal
yang paling penting bagi penderita DHF.
4. Pemberian cairan intravena (biasanya ringer
laktat, NaCl Faali) merupakan cairan yang paling
sering digunakan.
5. Monitor tanda-tanda vital tiap 3 jam (suhu,
nadi, tensi, pernafasan) jika kondisi pasien
memburuk, observasi ketat tiap jam.
6. Periksa Hb, Ht dan trombosit setiap
hari.
7. Pemberian obat antipiretik
sebaiknya dari golongan asetaminopen.
8. Monitor tanda-tanda perdarahan
lebih lanjut.
9. Pemberian antibiotik bila terdapat
kekuatiran infeksi sekunder.
10. Monitor tanda-tanda dan renjatan
meliputi keadaan umum, perubahan
tanda-tanda vital, hasil pemeriksaan
laboratorium yang memburuk.
11. Bila timbul kejang dapat diberikan
Diazepam.
Pada kasus dengan renjatan pasien
dirawat di perawatan intensif dan segera
dipasang infus sebagai pengganti cairan
yang hilang dan bila tidak tampak
perbaikan diberikan plasma atau plasma
ekspander atau dekstran sebanyak 20
30 ml/kg BB.
Pemberian cairan intravena baik plasma
maupun elektrolit dipertahankan 12 48
jam setelah renjatan teratasi. Apabila
renjatan telah teratasi nadi sudah teraba
jelas, amplitudo nadi cukup besar,
tekanan sistolik 20 mmHg, kecepatan
plasma biasanya dikurangi menjadi 10
ml/kg BB/jam.
Transfusi darah diberikan pada
pasien dengan perdarahan
gastrointestinal yang hebat. Indikasi
pemberian transfusi pada penderita
DHF yaitu jika ada perdarahan yang
jelas secara klinis dan abdomen
yang makin tegang dengan
penurunan Hb yang mencolok.
Pada pasien renjatan :
Antibiotika
Kortikosteroid
Antikoagulasi
CARA PENCEGAHAN
Satu-satunya cara mencegah penyakit DHF dan
Chikungunya adalah dengan membasmi nyamuk
pembawa virusnya, termasuk memusnahkan
sarangpembiakan larva untuk menghentikan rantai hidup
dan penularannya. Cara sederhana yang sering dilakukan
masyarakat misalnya:
- Menguras bak mandi, paling tidak seminggu sekali.
Mengingat nyamuk tersebut berkembang biak dari telur
sampai dewasa dalam kurun waktu 7-10 hari.
- Menutup tempat penyimpanan air
- Mengubur sampah
- Menaburkan larvasida.
-Memelihara ikan pemakan jentik
- Pengasapan
- Pemakaian anti nyamuk
-Pemasangan kawat kasa di rumah.
Selain itu, nyamuk juga menyenangi tempat
yang gelap, lembab, dan pengap. Pintu dan
jendela rumah dibuka setiap hari mulai dari pagi
hingga sore, agar udara segar dan sinar
matahari dapat masuk, sehingga terjadi
pertukaran udara dan pencahayaan yang sehat.
Insektisida yang digunakan untuk membasmi
nyamuk ini adalah dari golongan malation,
sedangkan themopos untuk mematikan jentik-
jentiknya. Malation dipakai dengan cara
pengasapan, bukan dengan menyemprotkan ke
dinding. Hal ini dikarenakan nyamuk Aedes
aegypti tidak suka hinggap di dinding,
melainkan pada benda-benda yang
menggantung.
Halaman atau kebun di sekitar rumah harus
bersih dari benda-benda yang memungkinkan
menampung air bersih, terutama pada musim
hujan seperti sekarang. Pintu dan jendela rumah
sebaiknya dibuka setiap hari, mulai pagi hari
sampai sore, agar udara segar dan sinar
matahari dapat masuk, sehingga terjadi
pertukaran udara dan pencahayaan yang sehat.
Dengan demikian, tercipta lingkungan yang
tidak ideal bagi nyamuk tersebut.
Pencegahan individu dapat dilakukan dengan
cara khusus seperti penggunaan obat oles kulit
(insect repellent) yang mengandung DEET atau
zat aktif EPA lainnya. Penggunaan baju lengan
panjang dan celana panjang juga dianjurkan
untuk dalam keadaan daerah tertentu yang
sedang terjadi peningkatan kasus.