Anda di halaman 1dari 16

NA

PASCA SARJA

UPGRIS

KEPEMIMPINAN DAN
PERILAKU ORGANISASI
PENDIDIKAN
MOTIVASI DALAM ORGANISASI
1. Endang Widiastuti
2. Laela Wihdatul A
3. Sri Murwani
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Setiap orang melakukan suatu aktifitas pasti mempunyai faktor pendukung.
Faktor pendukung itulah yang biasa disebut dengan motivasi.
Motivasi berasal dari kata motif (motive) yang berarti dorongan,
sebab atau alasan seseorang untuk melakukan sesuatu.
Menurut Gibson dalam (Supriyono FX, 2013:11) menyatakan motivasi
merupakan konsep yang digunakan untuk menggambarkan
dorongan-dorongan yang timbul pada atau dalam diri seseorang individu
yang kemudian menggerakkan dan mengarahkan perilakunya.
Motivasi adalah suatu proses psikologi, namun demikian ini bukan berarti
bahwa motivasi adalah satu-satunya unsur yang bisa menjelaskan adanya
perilaku seseorang (Thoha, 2008: 203)

Dalam diri seseorang membutuhkan motivasi, baik secara pribadi maupun


berkelompok. Apalagi dalam suatu organisasi yang tentunya mempunyai tujuan,
dengan adanya motivasi dari diri setiap anggota dan saling memotivasi antar
sesamapersonil dalam organisasi maka tujuan
akan mudah dicapai dan kepuasan akan meningkat pula.
A. LATAR BELAKANG
Pengertian motivasi
Menurut Kamus Besar bahasa Indonesia, pengertian motivasi
(1) dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar untuk melakukan
suatu tindakan dengan tujuan tertentu (2) usaha yang dapat menyebabkan
seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena
ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan
perbuatannya, http://kbbi.web.id/motivasi)
Kats dan James dalam (Thahir, 2014: 92) motivasi adalah yang menggerakkan
seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu atau sekurang-kurangnya
mengembangkan suatu kecenderungan perilaku tertentu. Dorongan untuk
bertindak ini dapat dipicu oleh suatu rangsangan luar, atau lahir dari
dalam diri orang itu sendiri dalam proses fisikologi dan pemikiran individu itu.
Perbedaan motivasi merupakan faktor terpenting untuk memahami dan
meramalkan perbedaan dan perilaku individual.
Robbins dalam (Thohir 2014: 92) motivasi sebagai suatu proses yang
menghasilkan suatu proses yang menghasilkan suatu intensitas arah dan
ketekunan individual dalam usaha untuk mencapai tujuan.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan motivasi adalah faktor yang


mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu.
A. LATAR BELAKANG
Pengertian motivasi
Motivasi dibedakan menjadi 2 yaitu:

Motivasi instrinsik
Pendorong kerja yang bersumber dari dalam diri pekerja sebagai
individu, berupa kesadaran mengenai pentingnya atau manfaat/makna
pekerjaan yang dilaksanakannya.

Motivasi ekstrinsik
Pendorong kerja yang bersumber dari luar diri pekerja sebagai
individu berupa suatu kondisi yang mengharuskannya
melaksanakan pekerjaan secara maksimal.
Motivasi ekstrinsik dalam suatu organisasi lebih dominan dibanding
instrinsik. Kondisi itu terutama disebabkan tidak mudah untuk
menumbuhkan kesadaran dalam diri pekerja, sementara kondisi di
sekitar lebih banyak mengiringnya pada mendapatkan kepuasan kerja
yang hanya dipenuhi dari luarnya (Thahir , 2013: 102).
B. PERMASALAHAN

Teori-teori
C. TUJUAN motivasi
MAKALAH
Tujuan dari motivasi organisasi
Riset Motivasi
Faktor yang mempengaruhi adanya motivasi
BAB II PEMBAHASAN
A. TOERI-TEORI MOTIVASI
Teori motivasi terdiri dari dua pendekatan, yaitu: pendekatan isi/content approaches dan
pendekatan proses/process approachesPendekatan content meliputi teori hirarki
kebutuhan abraham Maslow, teori ERG, teori dua faktor dan teori kebutuhan McClelland,
Sedangkan pendekatan proses terdiri dari teori pengharapan, teori keadilan, dan
teori penetapan tujuan.
1. Teori Motivasi dari Herzberg
Faktor-faktor kepuasan kerja berkaitan dengan prestasi, pengakuan, karakteristik
pekerjaan, tanggung jawab, dan kemajuan. Faktor-faktor ini berhubungan dengan output
yang berkaitan dengan tugas yang sedang di kerjakan (Thoha, 2008:230). Faktor-faktor ini
disebut sebagai motivator karena berhubungan dengan usaha yang kuat dan prestasi yang baik.
Sementara itu faktor-faktor ketidakpuasan berkaitan dengan konteks pekerjaan dan lingkungan,
meliputi kebijakan dan administrasi perusahaan, pengawasan teknis, gaji, hubungan antar
pribadi dengan pengawas dan kondisi kerja. Faktor-faktor ini disebut sebagai faktor hygiene.
Menurut Herzberg, seseorang individu tidak akan mengalami ketidakpuasan kerja saat
dia tidak memiliki faktor hygiene.
Teori ini sebenarnya mematahkan anggapan sementara pemimpin atau manajer
bahwa persoalan dapat diatasi dengan pemberian upah atau gaji yang tinggi dan
memperbaiki tempat kerja.
Pemecahan ini ternyata tidak banyak menguntungkan karena hal tersebut tidak
memotivasi karyawan. (Thoha,2008:231)
BAB II PEMBAHASAN
A. TOERI-TEORI MOTIVASI
2. Teori Motivasi Alderfer
Menurut Alderfer ada tiga kebutuhan pokok yaitu kebutuhan Exitence
(sama dengan fisiologis dan rasa aman dari Maslow), kebutuhan relatedness
(sama dengan kebutuhan sosial dan status dari Maslow) dan kebutuhan Growth (sama
dengan kebutuhan penghargaan dan aktualisasi dari Maslow).
Teori ERG tidak menganggap kebutuhan sebagai sebuah hierarki yang kaku,
dimana seseorang harus memenuhi kebutuhan pada tingkat rendah dahulu
sebelum naik ke tingkat selanjutnya( Thoha,2008:233)
3. Teori Motivasi Prestasi McClelland
Teori ini dikembangkan oleh David McClelland dan kawan-kawannya,
yang menyatakan bahwa tiga kebutuhan yang dapat digunakan untuk
menjelaskan motivasi individu. Ketiga kebutuhan tersebut adalah:
a. Kebutuhan pencapaian/need of achievemennt.
b. Kebutuhan akan kekuasaan/need for power.
c. Kebutuhan afiliasi/need for affiliation.
Ketiga kebutuhan ini terbukti merupakan unsur yang amat penting dalam
menentukan prestasi seorang dalam bekerja (Thoha, 2008:236).
Untuk menyadari kelemahan dari asumsi teori X maka Mc.Gregor memberikan
alternatif lain yang dinamakan teori Y.
BAB II PEMBAHASAN
A. TOERI-TEORI MOTIVASI
4. Teori X dan teori Y dari Douglas McGregor
Teori X menyatakan sebagian orang lebih suka diperintah dan tidak tertarik
akan rasa tanggung jawab, serta menginginkan keamanan dalam segalanya.
Dengan membandingkan hierarki kebutuhan dari Maslow, McGregor
menyatakan bahwa asumsi teori X tersebut jika diterapkan secara menyeluruh
dan universal bagi setiap orang dalam organisasi akan sering tidak tepat.
Yang akhirnya muncul teori Y menyatakan orang-orang pada hakekatnya tidak malas
dan dapat dipercaya (Thoha, 2008:242)
5. Teori motivasi Dewasa dan tidak dewasa Chris Argyris
Pada perkembangannya teori X dan teori Y sudah tidak cocok lagi bagi
perkembangan organisasi. Argyris menyatakan bahwa banyak para pekerja yang tidak
mampu bersikap dewasa bukan karena mereka malas, akan tetapi karena
oleh perbuatan managemen. Sifat organisasi formal membuat para karyawan
tidak bisa berkembang sebagai orang yang dewasa. Oleh karena organisasi menurut
kebiasaannya menciptakan tujuan-tujuan yang harus dicapai secara kolektif, maka
organisasi formal seringkali merupakan arsitik dari konsepsi bagaimana tujuan
tersebut harus dicapai.
Dasar dari konsep ini adalah kekuasaan dan otoritas hendaknya berada dalam
genggaman tangan sekelompok kecil orang-orang yang menduduki posisi
puncak organisasi (Thoha, 2013: 251-253).
BAB II PEMBAHASAN
A. TOERI-TEORI MOTIVASI
6. Teori Kebutuhan dari Maslow
Setiap manusia memiliki kebutuhan dalam hidupnya, bahwa kebutuhan tersebut terdiri
dari kebutuhan fisik, kebutuhan psikologi dan kebutuhan spiritual.
Dalam teori ini kebutuhan diartikan sebagai kekuatan/tenaga (energi) yang
menghasilkan dorongan bagi individu untuk melakukan kegiatan, agar dapat
memenuhi kebutuhan tersebut. Kebutuhan yang sudah terpenuhi tidak
berfungsi untuk kehilangan kekuatan dalam memotivasi kegiatan, sampai saat
timbul kembali sebagai kebutuhan baru yang mungkin saja sama dengan
sebelumnya (Thahir, 2014: 94).

Gambar. Hierarki kebutuhan Maslow


BAB II PEMBAHASAN
A. TOERI-TEORI MOTIVASI
7. Teori Harapan (Expectancy)
Teori ini berpegang pada prinsip yang mengatakan: terhadap hubungan yang
erat antara pengertian seorang mengenai suatu tingkah laku dengan hasil yang
ingin diperolehnya sebagai harapan. Dengan demikian berarti juga harapan
merupakan energi penggerak untuk melakukan suatu kegiatan
(Thahir, 2014: 100).
8. Teori Tujuan sebagai Motivasi
Setiap pekerja yang memahami dan menerima tujuan oragnisasi/ perusahaan
atau unit kerjanya, dan merasa sesuai dengan dirinya akan ikut
bertanggung jawab dalam mewujudkannnya.
Dalam keadaan seperti ini tujuan akan berfungsi sebagai motivasi
dalam bekerja, yang mendorong pekerja memilih alternatif cara bekerja
yang baik atau yang paling efektif efisien (Thahir, 2014: 101).
BAB II PEMBAHASAN
B. TUJUAN MOTIVASI

tujuan yang berfungsi untuk memotivasi tingkah laku


dan juga menentukan seberapa aktif individu akan bertingkah laku.
Pada dasarnya tingkah laku manusia itu bersifat majemuk.
Selain tujuan pokok (primary goal), ada pula tujuan lain atau
tujuan sekunder (secondary goal).
Sebagaimana halnya dalam proses belajar instrumental, tujuan sekunder
juga diperoleh melalui suatu proses belajar.
Akan tetapi berbeda dengan proses belajar instrumental, seseorang seakanakan
secara sengaja mempelajari suatu cara untuk memperoleh sesuatu, dalam terjadinya
tujuan sekunder, tidak ada persoalan sengaja atau tidak sengaja abstrak.

Dan bila tujuan-tujuan ini bisa diperoleh, kebutuhan-kebutuhan terpenuhi.


Terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan ini juga barangkali hanya untuk sementara, sebab
pada saat lain, kebutuhan-kebutuhan itu mungkin bisa timbul lagi.
Tujuan ini juga bisa berupa objek yang konkret atau berupa objek yang diamati.
BAB II PEMBAHASAN
C. RISET MOTIVASI
Riset motivasi adalah mengetahui mengapa tingkah laku manusia (masyarakat)
selalu bereaksi pada hal-hal tertentu yang di hadapinya
(http://azanulahyan.blogspot.co.id/2014/05/
meningkatkan-penjualan-dengan riset-motivasi.html?m=1)
Yang perlu diketahui adalah:
1. Human behavior (manusia)
2. Attitude (tentang sikap)
3. Sensational (sensansi)
4. Image (citra)
5. Motivation (motivasi)
Motivasi terbagi menjadi dua jenis yaitu motivasi personal (personal motivation)
dan motivasi kelompok (group motivation).
Motivasi kelompok berkaitan dengan:
Motivasi personal berkaitan dengan:
Human behavior (anggota masyarakat)
Self preservation (pemeliharaan dan
Organizational membership
mempertahankan diri)
(keanggotaan organisasi)
Hunger (rasa lapar)
Work roles (peraturan tata pekerjaan)
Security (keamanan)
Reference group (reference kelompok)
Seks (kebutuhan seks)
Cultural norm (norma-norma budaya)
Emosional needs (kebutuhan emosional)
Primery group norm (norma-norma
Personal significance (kepentingan personal).
kelompok yang dianut)
BAB II PEMBAHASAN
D. FAKTOR ADANYA MOTIVASI DALAM ORGANISASI
BAB III PENUTUP
Perilaku seseorang pada prinsipnya ditentukan oleh keinginan
untuk mencapai beberapa tujuan.
Motivasi merupakan faktor pendorong agar seseorang itu
melakukan suatu kegiatan untuk mencapai tujuannya .
Kekuatan motivasi seorang akan mengalami perubahan seiring
dengan perjalanan waktu.
Suatu kebutuhan yang terpuaskan sudah memotivasi perilaku
seseorang.
Kalau usaha mencari kepuasan kebutuhan terhalang,
maka seseorang akan berusaha mencari jalan untuk
memuaskannya.

Faktorfaktor yang mempengaruhi motivasi kerja meliputi:


tujuan, tantangan, tanggungjawab,
keharmonisan serta perbedaan karakteristik
BAB III PENUTUP
Ada beberapa teori motivasi.

HIRARKI
ISI dari JENIS
(McGregor) KEBUTUHAN (Herzberg)
(Maslow)

DIKEMBANGKAN

BERPRESTASI
BERPRESTASI
LEBIH
LEBIH BAIK
BAIK KEDEWASAAN
(David
(David C.
C. TEORI X DAN TEORI Y
(Chris Argyris)
(McGregor)
McClelland)
McClelland)
Sekian.
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai