Anda di halaman 1dari 21

Meningioma Tubercullum

Sellae
(SKDI 1)

Oleh:
Hanif Nur Restiyanto
Rosita Sopwi Nur Lailly

Pembimbing:
dr. Novan, Sp. BS
Kasus
Nama : Ny. Y
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 33 tahun
Status : Menikah
Alamat : Tanggul Wetan
Suku : Madura
Tanggal Pemeriksaan : 08-11-2016
Anamnesis
KU: penurunan penglihatan
RPS: pasien mengeluh penglihatannya
menurun sejak 2 minggu yang lalu dengan
gangguan lebih berat pada mata kanan.
Pasien juga mengeluhkan nyeri kepala yang
berdenyut dan bertambah berat sejak 3
minggu yang lalu. Tidak didapatkan mual,
muntah, atau kejang. Pasien menggunakan
KB suntik 3 bulanan sejak 7 tahun yang
lalu.
RPD: riwayat trauma (-)
RPK: tidak ada keluarga yang mengalami
gangguan serupa
Pemeriksaan Fisik
KU: Cukup
Kesadaran : Allert
TD : 120/80 mmHg RR : 18 x/menit
HR : 88 x/menit T axilla : 36,5 C
K/L : a/i/c/d: -/-/-/-
Tho:
Cor: IC tampak, IC teraba di ICS V MCL sin, batas
jantung dbn, S1S2 tunggal, e/g/m: -/-/-
Pulmo: simetris, fr. raba normal, sonor +/+, vesikuler
+/+
Ext:
Akral hangat di keempat extremitas
Oedema (-)
Pemeriksaan Khusus
Nervus II
Ketajaman Pengihatan:
- VOD: 1/300
- VOS: >2/60
Lapangan Pandang (Visual Field):
Bitemporal hemianopsia
Pemeriksaan Refleks Cahaya
Langsung: -/+
Konsensual: +/-
Oftalmoskopik:
Atrofi papil pada OD
Pemeriksaan Penunjang
MRI: tampak massa solid yang
homogenous contrast enhancement ukuran
2,93x3,86x3,01 cm intra dan supracella
dengan snowman appearance.
Kesimpulan: Meningioma dd Astrocytoma
Resume
Pasien wanita usia 33 tahun mengeluh
penglihatannya menurun sejak 2 minggu yang lalu
dengan gangguan lebih berat pada mata kanan.
Nyeri kepala (+) sejak 3 minggu yang lalu. Mual,
muntah, kejang (-). Pasien menggunakan KB suntik 3
bulanan sejak 7 tahun yang lalu. Riwayat trauma (-)
Pemeriksaan Fisik Umum: dalam batas normal
Pemeriksaan Nervus II: ketajaman penglihatan (VOD
1/300; VOS >2/60), gangguan lapang pandang
bitemporal hemianopsia, refleks cahaya langsung (-/
+), refleks cahaya tidak langsung (-/-)
MRI: meningioma dd macroadenoma
Diagnosis
Meningioma tubercullum sellae
Macroadenoma hipofisis
Planning
Pro eksisi tumor
Tinjauan Pustaka
Definisi
Tumor berasal dari jaringan selaput otak
dan medulla spinalis (meninges) yang
timbul pada planus sfenoidale, sulkus
prekiasma, dan tuberkulum.
Etiologi
Belum diketahui. Beberapa faktor:
Herediter
Radiasi
Virus
Substansi karsinogen
Trauma kepala
Hormonal
Klasifikasi
Grade I
Meningioma tumbuh lambat, gejala
minimal
Grade II
Meingioma atypical. Tumbuh lebih cepat
dari grade I, rekurensi tinggi.
Grade III
Meningioma malignan/ anaplastik.
Berkembang agresif, rekuren.
Karakteristik
Lebih banyak pada wanita
Gangguan penglihatan, dimulai dari
unilateral bilateral
Nyeri kepala
Rasa tebal pada wajah, perubahan status
mental, kejang, endokrinopati, dan anosmia
jarang
Gangguan Penglihatan
Fisiologi Penglihatan
Rangsang cahaya ditangkap oleh sel batang dan
kerucut di retina dihantarkan oleh nervus optikus
Serabut yang menghantar rangsang dari bagian
medial menyilang di khiasma optik traktus optik
Serat dari traktus optikus bersinaps pada korpus
genikulatum lateralis dari dilanjutkan sebagai
radiasi optikum korteks visual primer dan
sekunder
Serabut refleks optik-pupil menyimpang di anterior
korpus genikulum lateral bersinaps di nukleus
pretektalis batang otak nukleus Edinger Westphal
nervus III
Unilate
ral
blindne
Binasal
ss
hemiano
pia
Bitemporal
hemianopi
a
Homonymou
s hemianopia
Homonymous
hemianopia
with makular
sparing
Superior
quadrantinop
ia
Inferior
quadrantinop
ia
Teknik Pemeriksaan
Ketajaman Penglihatan
Pasien diminta menutup sebelah mata, kemudian pasien
disuruh mengenali benda atau menyebutkan angka yang
ditunjukkan oleh tangan pemeriksa dari jarak tertentu.
Dilakukan bergantian
Lapangan Pandang
Pasien duduk/ berdiri berhadapan dengan pemeriksa dengan
jarak kira-kira 1 meter. Satu mata ditutup. Lalu pasien dan
penderita memfiksasi pandangannya satu sama lain.
Pemeriksa menggerakkan jari tangannya di bidang
pertengahan antara pasien dan pemeriksa, lalu
menggerakkan tangannya dari arah luar ke dalam. Jika
pasien mulai melihat gerakan jari pemeriksa, ia harus
memberi tahu dan hal ini dibandingkan dengan pemeriksa.
Pemeriksaan Penunjang
CT Scan
MRI
Tatalaksana
Tindakan operasi reseksi tumor, duramater,
tulang, dan jaringan sekitarnya yang
abnormal untuk mencegah rekurensi.
Grade I: observasi dengan MRI secara
periodik. Jika tumor semakin berkembang,
direkomendasikan tindakan operasi reseksi
Grade II: operasi reseksi, biasanya
dilanjutkan dengan terapi radiasi
Grade III: operasi reseksi diikuti dengan
terapi radiasi. Jika terjadi rekurensi tumor,
dapat dilakukan kemoterapi
Prognosis
Pada umumnya baik
Jika terjadi atrofi pada kiasma optikum
gangguan permanen pada penglihatan
Rekurensi tergantung grade

Anda mungkin juga menyukai