Pertemuan Ke 3 Widyatama
Pertemuan Ke 3 Widyatama
Septian Sukma
Pertemuan ke tiga
Review pertemuan I dan II
Kelas NJOP+Cara Menghitung PBB
Dasar Penagihan dan Bagi Hasil PBB
Denda+Prosentase Bagi Hasil
BPHTB
Dasar Hukum,Objek dan subjek, NPOP,
NPOPTKP, Cara menghitung BPHTB,
Pembayaran, SKPKB, bagi hasil,
keberatan, banding, pengurangan
Review Pertemuan I
Kelas NJOP: untuk menghitung PBB
NJOP harus dimasukkan ke dalam
Kelas masing-masing
Cara menghitung PBB:
NJOP Total (dikelasnya) x 20% atau 40%
x 0,5%
Review Pertemuan II
Kewajiban mengisi SPOP dengan
Lengkap, Jelas, Benar,
ditandatangani
Keberatan diajukan Maksimal 3 bulan
setelah SPPT diterima, DJP harus
memberi keputusan maksimal 12
bulan
Pengurangan PBB dapat diberikan
untuk kondisi tertentu
PENAGIHAN PBB
Pasal 10, 11, 12, dan 13 UU No.12 Tahun 1985
Penagihan Aktif
Sesuai Denda bunga 2% sebulan,
Ketentuan SPPT
maximal 24 bulan
JT 6 bulan
S Belum lunas
P Tidak
tepat
O waktu SKP STP
P (denda 25%) (denda bunga ST 7 hari
PBB > 2% sebulan)
SPOP JT 1 bulan
Setelah JT JT 1 bulan SP 21 hari
Denda Administrasi belum lunas
SPMP
1 x 24 jam
Permintaan Lelang
Dasar penagihan : 10 hari
1. SPPT
2. SKP
Pelaksanaan Lelang
3. STP
Ibu Cinta Laura Menerima SPPT PBB Tahun
2006 dengan tanggal jatuh tempo pada tanggal
31 oktober 2006 dengan besar pajak terutang
Rp.500.000,- Berapa yang harus dibayar Ibu
Cinta Laura jika dibayar pada tanggal:
15 Juni 2006
7 Agustus 2006
10 Agustus 2006
8 Desember 2006
23 Februari 2007
6 Agustus 2008
5 Oktober 2008
PEMBAGIAN HASIL PBB
Pasal 18 UU No.12 Tahun 1985 jo PP No. 16 Tahun 2000
3,5 %
Insentif
10 %
Pemerintah Pusat
6,5 %
Dibagi rata
9%
Biaya
Petugas Bank Operasional Pemungutan
Pemungut V
Tempat
Bank Persepsi
Pembayaran
16,2 %
Daerah Provinsi
BPHTB
BEA PEROLEHAN
HAK ATAS TANAH
DAN BANGUNAN
BPHTB
Dasar Hukum
OBJEK , Subjek
Dasar Pengenaan,NPOP Tidak Kena
Pajak
Tarif,Cara Menghitung
Penagihan, Bagi hasil
Keberatan, banding,
Pengurangan,restitusi
01 Januari 1998
2. Perppu No. 1/Tahun 1997, tentang
DASAR
penangguhan HUKUM
pemberlakuan UU BPHTB
BPHTB,
dengan adanya Krisis Ekonomi dan
Moneter maka pemberlakuan UU BPHTB
ditunda dan diberlakukan mulai 01 Juli
1998
3. UU No 1/Tahun 1998 tentang
penetapan Perppu No 1/Tahun 1997 Pusat
menjadi UU
4. UU No. 20/Tahun 2000, tentang
Perubahan UU BPHTB berlaku sejak 01
Januari 2001
5. UU No. 28/Tahun 2009, tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah berlaku
Daera
sejak 01 Januari 2011 h
6. Perda 02 Tahun 2011 tentang BPHTB
SUBJEK PAJAK (Pasal 86)
Orang pribadi atau badan yang
memperoleh hak atas tanah dan
atau bangunan
Wajib Pajak
OBJEK PAJAK
Pasal 85
PEROLEHAN HAK
ATAS TANAH DAN/ATAU BANGUNAN
G Pemindahan Hak
A Pemberian Hak Baru
Jenis Perolehan Hak atas Tanah dan/atau
Bangunan
Pasal 85 ayat (2)
hak milik
hak guna usaha Diatur dlm UUPA
hak guna bangunan (UU No. 5 / 1960)
hak pakai
Maksimal
5%
Pasal 87 :
NPOP = Rp 70.000.000,00
NJOP = Rp 75.000.000,00
Mana yang dipakai
Sebagai dasar
pengenaan ?
taofik-inc.2006
NPOPTKP (Pasal 87 ayat 4-5)
Ditetapkan oleh Pemda setempat
27
Cara menghitung BPHTB
BPHTB: (NPOP-NPOPTKP)xtarif
Latihan
SSPD
SURAT SETORAN PAJAK DAERAH
BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN Lembar 1
( SSPD-BPHTB ) Untuk Wajib Pajak
3. Kelurahan/Desa: 4. RT/RW:
5. Kecamatan: 6. Kabupaten/Kota:
Bangunan 8 m2 10 Rp 12 Rp
... ... ....... angka 8 x angka 10
NJOP PBB: 13 Rp
....... angka 11 + angka 12
15. Jenis perolehan hak atas tanah dan atau bangunan: 14. Harga transaksi / Nilai pasar: Rp
SKPD
KB
Dasar
penagihan
pajak (Pasal 97
Kurang / + bunga 2% / bln. ayat 1)
tidak maks. 24 bln
dibayar sejak saat pajak
FISKUS WAJIB
terutang s/d PAJAK
diterbitkanSKPDKB
Contoh jumlah kekurangan pajak yang
terutang kurang bayar
Pasal 97 Ayat (1) UU PDRD-BPHTB
Wajib Pajak memperoleh tanah dan
bangunan pada tanggal 29 Januari 2011 ;
NPOP Rp 100.000.000,00
NPOPTKP Rp 60.000.000,00
NPOP kena Pajak Rp 40.000.000,00
NPOP Rp 150.000.000,00
NPOPTKP Rp 60.000.000,00
SKPD SKPD
KBT KBT
Dasar
penagihan
(Pasal 97)
NOVUM WAJIB
FISKUS PAJAK
data baru bahwa NPOP sbgmn tersebut dalam penjelasan Pasal 97 ayat (3)
ternyata adalah
Contoh Perhitungan Pasal 97 Ayat (3)
Rp 230.000.000,00, maka pajak yg seharusnya terutang :
NPOP Rp 230.000.000,00
NPOP TKP Rp 60.000.000,00
NPOP kena Pajak Rp 170.000.000,00
100% X Rp 4. 000.000,00 = Rp
4.000.000,00
SKPDKBT
SKPDLB
SKPDKB
SKPD
N
KEPUTUSAN
- Ditolak
- Diterima
a. maks 3 - Menambah
bln sejak maks (Pasal 104)
tanggal 12 bln
surat
b. membayar
WAJIB PAJAK paling Pemerintah Daerah
sedikit
sejumlah
yang telah
Banding Pengadilan Pajak: Putusan 12 bln
-Tolak
-Diterima sel/sebag
Pasal
Surat
105 -Tambah
-Tdk dpt diterima
-Pembetulan
-dan/ Batal
Keputusan maks. 3 bln sejak
Hal khusus, perpanjang 3 bln:
SK Keberatan
-Pembuktian rumit
-Waktu lama panggil saksi
Keberatan Diterima
Banding
PENGADILAN
WAJIB PAJAK PAJAK
(Menolak)
WAJIB PAJAK
(Menerima) PEMBAYARAN
Bank TP
BAGIAN KEEMPAT
Pasal 103 s.d 106 UU PDRD - BPHTB
Tentang Prosedur
Penanganan Banding
dan BPHTB.
Pasal 106 ayat 1 dan 2 :
Apabila pengajuan keberatan atau permohonan
banding dikabulkan sebagian atau seluruhnya,
kelebihan pembayaran pajak dikembalikan dengan
ditambah imbalan bunga sebesar 2 % (dua persen)
sebulan untuk jangka waktu paling lama 24 bulan
dihitung sejak tanggal pembayaran yang
menyebabkan kelebihan pembayaran
pajak sampai dengan diterbitkannya
SKPDLB.
PENGURANGAN
Pasal 107 UU PDRD - BPHTB
Sebab-sebab Restitusi :
1. Pajak dibayar > pajak terutang :
a. Permohonan pengurangan dikabulkan
b. Permohonan keberatan dikabulkan
c. Permohonan banding dikabulkan
d. Perobahan peraturan
2. Pajak dibayar yg seharusnya tdk terutang
Pemerintah Daerah setelah melakukan Pemeriksaan
kemudian menerbitkan :
Terbit
SKPDLB / SKPDN
taofik-inc.2006
IMBALAN BUNGA BPHTB
(pasal 106 ayat 1 dan 2)
Diberikan dalam hal :
1. Kelebihan pembayaran BPHTB krn pengajuan
keberatan atau permohonan banding
dikabulkan Bunga 2%/bln maks.24 bln sejak
bulan pelunasan sampai dengan SKPDLB
2. Keterlambatan pengembalian kelebihan
pembayaran BPHTB bunga 2%/bln sejak
bulan pelunasan sampai dengan SKPDLB
Ketentuan Bagi Pejabat
Pasal 91
Syarat :
Bukti
Pem-
bayaran
BPHTB
PPAT/Notaris/Pejabat Lelang - Penandatanganan Akta/
Kakan Pertanahan Kab/Kota Risalah Lelang
- Pendaftaran
hak/peralihan hak
Undang-undang Nomor 28
Tahun 2009 Tentang PDRD
LEMBARAN NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 2009 NOMOR 130
taofik-inc.2006 55
Kewajiban Ber NPWP dalam proses
BPHTB
Pengecualian yaitu :
Bagi pembeli, tidak wajib mencantumkan NPWP jika NJOP atau NPOP
di bawah Rp60.000.000,-
Bagi penjual, tidak wajib mencantumkan NPWP jika PPh Final
terutangnya di bawah Rp3.000.000,-.
MATRIK PERBANDINGAN BPHTB
UU BPHTB UU PDRD
Orang pribadi atau badan yang memperoleh hak
Sama
Subjek atas tanah dan atau bangunan
(Pasal 86 Ayat 1)
(Pasal 4)
DJP masih melaksanakan BPHTB untuk TA 2010, selanjutnya mulai tahun 2011
BPHTB menjadi tanggung jawab Kab/Kota. (Pasal 182 Ayat 2, UU nomor 28/2009)