Anda di halaman 1dari 36

KONSEP DASAR INTERNAL AUDIT

1. SEJARAH PERKEMBANGAN AUDITING


Terdapatbuktibahwaauditingsudahadasejakzamandulukala.Ternyata
raja-rajadulumentata-usahakankekayaankerajaannyadenganjalan
membagifungsipencatatandanpenyimpananuntukmencegah
penyelewengan.Olehkarenaberkembangnyaperdagangandanperindustrian,
makasangatdibutuhkanadanyapemeriksaanyangindependenuntuk
meyakinkanketelitian(accuracy)dankepercayaan( reability)dataakuntansi
yangdisajikan.Akuntansimulaiadasetelahmnusiaberkebudayaanyang
berkembangsesuaidengankemajuanteoriekonomiselamaabadke16,17,
dan18.Barupadaakhirabadke18adaorangyangmenamakadirinya
akuntanpublik.ProfesiakuntanberkembangsetelahadanyaBritish
CompaniesActtahun1862.Masyarakattelahmerasakanperlunyasisitem
akuntansiyangteraturdandistandarisasikan.Perkembanganprofesiakuntan
diinggrissejaktahun1862sampai1905menyebarpulakeAmerikaSrikat
mulaitahun1900.Semulaauditingdititikberatkanpadausahauntuk
menentukankecurangan( detection of fraud).
Menurut Montgomery tujuan auditing dulu kala
adalah:
a.Menemukan dan mencegah kecurangan.
b.Menemukan dan mencegah kesalahan
(error).

Kemudian sejak tahun 1940 sampai sekarang


tujuan audit adalah:
a.Meyakinkan kelayakan kondisi keuangan dan
hasil usaha
perusahaan sebagai tujuan utama.
b.Menemukan dan mencegah kecurangan atau
kesalahan
sebagai tujuan sampingan.[1]
Evolusi dan teknik auditing menurut The accounting
Review, Oktober 1962 yang dikutip dari buku James A Cashin
adalah sebagai berikut:
TABEL 1
Periode Tujuan pemeriksaan Luasnya verifikasi Pentingnya internal
control
Dulu kala sampai Menemukan kecurangan. Mendetail Belum dikenal
tahun 1500.
Tahun 1500-1805. idem idem idem
Tahun 1850-1905. Menemukan kecurangan dan kesalahan Beberapa di uji secara Belum dikenal.
pembukuan. sampling tapi kebanyakan
masih mendetail.
Tahun 1905-1933 Menentukan kelayakan posisi Mendetail dan beberapa di uji Internal control mulai di
keuangan yang dilaporkan dan secara sampling. kenal.
menentukan kesalahan dan
kecurangan.
Tahun 1933- 1940 Menentukan kelayakan posisi Menguji secara sampling. Mulai dirasakan perlunya
keuangan yang dilaporkan dan review internal control.
menemukan kesalahan dan kecurangan
Tahun 1940-1960 Menentukan kelayakan laporan Menguji secara sampling. Benar-benar di tekankan
keuangan yang disajikan. pentingnya review internal
control.[2]
SEJARAH INTERNAL AUDIT
Sejarah internal audit berkembang dari waktu ke wktu mengikuti
perubahan yang terjadi pada dunia usaha. Audit internal telah
dimulai 3.500 tahun SM yaitu semenjak zaman peradaban
Mesopotamia.
Sejarah mencatat beberapa Negara pada waktu ituseperti: Mesir,
Cina, Yahudi mulai menerapkan internal audit masih sangat
sederhana, misal: setiap penyerahan hasil pertanian ke
organisasidesamensyaratkanadanyadokumenyangsah,sehingga
mudahdiperiksadandiverifikasiolehyangberwenang.
Berbedadiyunanidimanaorang-orangYunanitelahmementingkan
control atau transaksi-transaki keuangan, sedangkan kerajaan
Romawi kuno menerapkan sistem dengan laporan, dimana
verifikasimelaluipelaporanlisanatassemualaporankeuangan.
Internal Audit di Abad Pertengahan
Padaabadke13dimulaipencatatankeuanganmelalui
systempembukuanberpasangan ( double entry )yaitu
setiaptransaksidicatatpadasisidebitdankredit.Sistem
inimemudahkanmengawasiaruskasmasukdankeluar
sehingga seorang auditor mudah untuk memeriksa
keuanganperusahaanmaupunkeuanganNegara.

Internal Audit di Masa Revolusi Industri


Dimulai ketika terjadi Revolusi Industri di Inggris, dimana
perusahaan-perusahaan mulai memperkerjakan akuntansi
untuk memeriksa catatan keuangannya melaui jurnal
maupunlaporankeuangandandokumen-dokumenlainnya
sebagaibahanbukti.
Audit Internal di Abad 19
Orang-orang kaya Inggris mulai ber Investasi ke lintas
Negara seperti ke Amerika Serikat dan mereka
menginginkanverifikasikeuangancesaraindependentatas
investasinya melalui auditor-auditor dari Inggris dengan
memakai metode dan prosedue audit yang bisa diterima
olehpihak-pihakterkait.
Munculnya undang-undang perusahaan Inggris maka
pentingnya pertanggungjawaban kepada Investor, karena
ASbelummemilikiundang-undangyangmengaturtentang
pemeriksaan keuangan, sehingga audit merupakan
pengganti untuk memenuhi kebutuhan para pengusaha.
Kebutuhan ini memberikan tekanan pada audit neraca,
dengan lebih menitikberatkan pada pendekatan analitis
terhadapakun-akunkeuangan.
DEFINISI INTERNAL AUDIT
.

Definisi IA menurut Sukrisno Agoes (2004: 221)

Internal audit (pemeriksaan intern) adalah pemeriksaan


yang dilakukan oleh bagian internal audit perusahaan, baik
terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi
perusahaan, maupun ketaatan terhadap kebijakan
manajemen puncak yang telah ditentukan dan ketaatan
terhadap peraturan pemerintah dan ketentuanketentuan dari
profesi yang berlaku. Peraturan pemerintah misalnya
peraturan di bidang perpajakan, pasar modal, lingkungan
hidup,perbankan,perindustrian,investasi,danlain-lain.[3]
Definisi internal audit menurut Institute of Internal Auditor yang
dikutip oleh Boynton (2001:980), dapat diterjemahkan sebagai berikut:
The Institute of Internal Auditors (1999) memberikan definisi Internal
Auditing adalah: Internal auditing is an independent, objective
assurance and consulting activity that adds value to and improves an
organization's operations. It helps an organization a ccomplish its
objectives by bringing a systematic, disciplined appr oach to evaluate
and improve the effectiveness of risk management, control, and
governance processes. [4]
Internal Audit adalah kegiatan konsultasi dan dan assurance yang
independenyangdirancanguntukmeningkatkannilaidankegiatanoperasi
perusahaan.Internalauditmembantuorganisasiuntukmencapaitujuannya
dengancaramelakukanpendekatanyangsistematisdanberdisiplindalam
mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas dari manajemen risiko,
pengendalian,danprosestatakelola(governance process).[5]
Definisi Internal Audit menurut Sawyer (2005: 10) adalah:
Internal auditing is an independent appraisal function established
within an organization to examine and evaluate its activities as a
service to organization.[6]
Internal audit adalah sebuah penilaian yang sistematis dan obyektif yang
dilakukanauditorinternalterhadapoperasidankontrolyangberbeda-beda
dalamorganisasiuntukmenentukanapakah:
(1)informasikeuangandanoperasitelahakuratdandapatdiandalkan;
(2)risikoyangdihadapiperusahaantelahdiidentifikasidandiminimalisasi;
(3) peraturan eksternal serta kebijakan dan prosedur internal yang bisa
diterimatelahdiikuti.
(4)kriteriaoperasiyangmemuaskantelahdipenuhi.
(5)sumberdayatelahdigunakansecaraefisiendanekonomisdan,
(6) tujuan organisasi telah dicapai secara efektifsemua dilakukan
dengan tujuan untuk dikonsultasikan dengan manajemen dan membantu
anggotaorganisasidalammenjalankantanggungjawabnyasecaraefektif.
PERBEDAAN INTERNAL AUDIT DENGAN EKSTERNAL AUDIT
TABEL 1
PERBEDAAN INTERNAL AUDIT DENGAN EKSTERNAL AUDIT

NO ASPEK INTERNAL AUDIT EKSTERNAL AUDIT


1 Konsumen Manajer (manager) / Pemegang saham
Komite Audit (Audit committee) ( Stock holder )

2 Fokus Risiko usaha ( Business Risk ) Risiko laporan keuangan


( Financial statement risk)

3 Orientasi Saat ini dan yang akan datang Yang lalu sampai saat ini
(current & future oriented ) ( Historical to current )

4 Pengendalian Langsung (Direct) Tidak langsung ( Indirect )


5 Kecurangan Langsung (Direct) Tidak langsung ( Indirect )
6 Kebebasan Obyektivitas ( Objectivity ) Berdasarkan status
7 Kegiatan Proses yang sedang berjalan Tiap periode akuntansi
( On going process ) ( Accounting period )
TABEL 2
PERBEDAAN INTERNAL AUDIT DENGAN EKSTERNAL AUDIT
INTERNAL AUDIT EKSTERNAL AUDIT
Subjek adalah pegawai organisasi Subjek adalah pihak luar yang
yang bersagkutan atau dapat pula independen (akuntan publik ).
pihak luar dalam hubungan kerja
outsourcing
Melayani kebutuhan manajemen, oleh Melayani kebutuhan pihak ketiga
karena itu fungsi audit internal yang memerlukan informasi
merupakan bagian dari organisasi keuangan yang reliabel.
yang bersangkutan
Fokus ke masa depan untuk membantu Fokus pada akrasi dan dapat di
manajemen mencapai sasaran dan pahaminya kejadian historis seperti
tujuan organisasi secara efektif dan yang di ekspresikan dalam laporan
efisien. keuangan.
TABEL 2
PERBEDAAN INTERNAL AUDIT
DENGAN EKSTERNAL AUDIT

Berkepentingan secara langsung dalam Berkepentingan secara insidental dalam


pencegahan fraud ( kecurangan ) dalam pencegahan atau pendeteksian fraud
berbagai bentuk dan tingkat aktivitas ( kecurangan ) secara umum, tetapi
yag di review. berkepentingan secara langsung bila
terdapat pengaruh yang bersifat material
pada laporan keuangan.

Independen terhadap aktivitas yang di Independen terhadap manajemen atau


audit, tetapi siap merespon kebutuhan klien baik dalam penampilan mauoun
dan keinginan manajemen. sikap mental.
Review atas aktivitas di lakukan secara- Review atas catatan atau dokumen yang
terus menerus ( kontinyu) mendukung laporan keuangan secara
periodik ( umumnya setiap satu tahun
sekali).
Perbedaan Misi
Tanggungjawabutamaauditoreksternaladalahmemberikanopini atas
kewajaran pelaporankeuangan organisasi, terutama dalam penyajian
posisi keuangan dan hasil operasi dalam suatu periode. Mereka juga
menilai apakah laporan keuangan organisasi disajikan sesuai dengan
prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum (SAK Indonesia),
diterapkan secara konsisten dari periode ke periode, dan seterusnya.
Opini ini akan digunakan para pengguna laporan keuangan, baik di
dalam organisasi terlebih di luar organisasi, antara lain untuk melihat
seberapabesartingkatreliabilitaslaporankeuanganyangdisajikanoleh
organisasitersebut.
Sementara itu, tanggung jawab utama auditor internal tidak terbatas
pada pengendalian internal berkaitan dengan tujuan reliabilitas
pelaporankeuangansaja,namunjugamelakukanevaluasi desain dan
implementasi pengendalian internal, manajemen risiko,
dan governance dalam pemastian pencapaian tujuan organisasi.
Selain tujuan pelaporan keuangan, auditor internal juga mengevaluasi
efektivitas dan efisiensi serta kepatuhan aktivitas organisasi terhadap
ketentuan perundang-undangan dan kontrak, termasuk ketentuan-
ketentuaninternalorganisasi.
Perbedaan Organisasional
Auditor Internal merupakanbagian integraldari
organisasi di mana klien utama mereka adalah
manajemen dan dewan direksi dan dewan komisaris,
termasuk komite-komite yang ada.Biasanya auditor
internal merupakan karyawan organisasi yang
bersangkutan. Meskipun dalam perkembangannya pada
saatinidimungkinkanuntukdilakukanoutsourcing atau
co-sourcinginternalauditor,namunsekurang-kurangnya
penanggungjawabaktivitasauditinternal(CAE)tetaplah
bagianintegraldariorganisasi.
Sebaliknya, auditor eksternal merupakanpihak
ketigaalias bukan bagian dari organisasi. Mereka
melakukan penugasan berdasarkan kontrak yang diatur
dengan ketentuan perundang-udangan maupun standar
profesionalyangberlakuuntukauditoreksternal.
Perbedaan Pemberlakuan
Secara umum, fungsi audit internaltidak wajibbagi
organisasi.Namun demikian untuk perusahaan yang
bergerak di industri tertentu, seperti perbankan, dan
juga perusahaan-perusahaan yanglistingdi Bursa
Efek Indonesia diwajibkan untuk memiliki auditor
internal. Perusahaan-perusahaan milik negara
(BUMN) juga diwajibkan untuk memiliki auditor
internal.
Sementara itu, pemberlakuan kewajiban untuk
dilakukanauditeksternallebihluasdibandingkanaudit
internal. Perusahaan-perusahaan yang listing, badan-
badan sosial, hingga partai politik dalam keadaan-
keadaan tertentu diwajibkan oleh ketentuan
perundang-undanganuntukdilakukanauditeksternal,
Perbedaan Fokus dan Orientasi
Auditor internal lebihberorientasi ke masa depan,
yaitu kejaidan-kejadian yang diperkirakan akan terjadi,
baik yang memiliki dampak positif (peluang) maupun
dampak negatif (risiko), serta bagaimana organisasi
bersiap terhadap segala kemungkinan pencapaian
tujuannya.
Sedangkan auditor eksternal terutama berfokus pada
akurasi dan bisa dipahaminyakejadian-kejadian
historissebagaimana terefleksikan pada laporan
keuanganorganisasi.
Perbedaan Kualifikasi
Kualifikasi yang diperlukan untuk seorang auditor
internaltidak harus seorang akuntan, namun juga
teknisi, personil marketing, insinyur produksi, serta
personil yang memiliki pengetahuan dan pengalaman
lainnya tentang operasi organisasi sehingga memenuhi
syaratuntukmelakukanauditinternal.
AuditorEksternalharusmemilikikualifikasiakuntanyang
mampu memahami dan menilai risiko terjadinya
errorsdanirregularities, mendesain audit untuk
memberikan keyakinan memadai dalam mendeteksi
kesalahan material, serta melaporkan temuan
tersebut.Pada kebanyakan negara, termasuk di
Indonesia, auditor perusahaan publik harus menjadi
anggota badan profesional akuntan yang diakui oleh
ketentuanperundang-undangan.
Perbedaan Timing
Auditor internal melakukan review
terhadap aktivitas organisasi secara
berkelanjutan, sedangkan auditor
eksternalbiasanyamelakukan secara
periodik/tahunan.[7]
5. PERAN DAN TUJUAN INTERNAL AUDIT
a. Tujuan
Tujuandantugaspengauditaninternalpadadasarnya
membantuanggotamanajemendalammeringankan
tanggungjawabnyadenganaktivitaspenelaahan,rangkaian,
penilaian,dananalisainformasiaktivitasperusahaan.
Denganhasilpengauditannyamemberikankesimpulandan
rekomendasikepadamanajeryangberkepentingandengan
menyediakansuatulandasanuntuktindakanperbaikanyang
harusdilakukan.Tujuantugaspengauditaninternalmenakup
dalampeningkatanberbagaijenispengendalianyangada
dalamorganisasiperusahaanlebihefektifdenganmanfaat
danbebansecaralayak.
b. Peran
Adabeberapaperanyangdibawakanolehauditorinternadalahsebagaiberikut:
1.Peransebagaipemecahmasalahtemuanauditpadahakikatnyaadalahmasalah.
Auditorinternharusmampumenggunakanmetodepemecahanmasalah( problem
solving )yangrasional.
2.Temuanyangadadaripelaksanaanauditbisamenjuruspadatimbulnyakonflikbila
seorangauditorkurangmampumenyelesaikandenganaudit.Konflikdapatbisadi
laluidengancara:
a.Dihindari.Auditoryangsuakenghindarikonflikcenderungmerekareaksi
emosionaldenganmencaricarayanglebihamanmintadipindahkanatau
bahkankeluardaripekerjaannya.
b.Dibekukan.Membekukankonflikadalahtaktikuntukmenangguhkantindakan.
c.Dikonfrontasikan.Masalahatautemuanbisalangsungdikonfrontasikandengan
auditee.
Konfrontasibisadilakukandengan2jalan,yaitu:
1.Denganmemakaikekerasan,misalnyadengankekuasaan
direkturutamaauditeedipaksamelaksanakanrekomendasi
audit.
2.Denganmemakaistrateginegosiasi,denganstrategiini
keduapihakbisamenang.
3.Peranpewawancara.Komunikasiyangakandilakukan
olehauditorseringkaliberbentukwawancara.

Tujuannya adalah mencari fakta dan bukan opini.


4. Perannegosiatordankomunikator,keduaperaninijuga
dijumpai pada saat melakukan auditing, mungkin peran
komunikator akan lebih menonjol dibanding dengan
negosiator.
Sebagai komunikator, posisi auditor agak berbeda meskipun
komunikasi bukan hal yang baru lagi, auditor mewujudkan
komunikasiyangefektifbukanlahhalyangmudah.
Dengan demikian ke empat peran di atas
perlu di pahami, karena bisa jadi auditor
membutuhkanlangkah-langkahkhususketik
berhadapan dengan manajemen. Selain itu
auditor harus mengembangkan hubungan
antar manusia yang baik. Dalam hal ini,
peran kepribadian auditor menjadi sangat
menentukan.
6. DASAR HUKUM INTERNAL AUDIT
Dasarhukuminternalaudityaitu:
1.PeraturanPemerintahRepublikIndonesiaNOMOR
60Tahun2008tentangSISTEMPENGENDALIAN
INTERNPEMERINTAH[8].
2.KetetapanMPRNomorVIII/MPR/2001,Tanggal9
NovembertentangPemberantasandanPencegahan
Korupsi,KolusidanNepotisme.
3.Undang-undangNomor28tahun1999tentang
penyelenggaraanNegarayangbersihdariKorupsi,
KolusidanNepotisme.
4.Undang-undangNomor2Tahun2004tentang
PegelolaanKeuanganNegara.
5.InstruksiPresidenNomor1Tahun1989Tentang
PedomanPengawasanMelekat.
7. LEMBAGA INTERNAL AUDIT
A. Lembaga Tingkat Nasional
1. Forum Komunikasi Satuan Pengawasan Intern (FK SPI)
Forum ini awalnya bernama FKSPI BUMN/BUMD karena anggotanya para
auditor internal yang bekerja pada Satuan Pengawasan Intern (SPI) di
BUMN/BUMD.Sehubungandengankeanggotaanyangterbukabagiauditorintern
yang bekerja di sektor perusahaan swasta, multi nasional maupun asing maka
berubahmenjadiFK SPI.
Organisasi profesi auditor internal di lingkungan BUMN / BUMD ini baru muncul
pada tahun 1985 dengan di bentuknya FKSPI ( Forum Komunikasi Pengawas
Intern) BUMN /BUMD. Anggota dari FKSPI BUMN /BUMD adalah para internal
auditor yang bekerja di Satuan Pengawas (SPI) BUMN maupun BUMD. Saat ini
organisasitersebutberubahmenjadiForumKomunikasiSatuanPengawasIntern
(FK SPI) karena anggotanya bukan hanya internal auditor yang bekerja di
BUMN /BUMD, namun termasuk internal auditor yang bekerja di perusahaan
swastadanperusahaanmultinasional/perusahaanasing.
SPI adalah satuan pengawasan intern yang bertujuan mengawal kepentingan
perusahaandalammenjalankanoperasiuntukmenujusasaran(goal).TugasSPI
adalah sebagai mata dan tangan direksi dalam pengawasan pengelolaan
perusahaan. Namun SPI modern dalam menjalankan tugasnya bukan bertindak
sebagai watchdog, namun harus mampu menjadi jembatan antara pengambil
keputusan dan pelaksana. Oleh sebab itu SPI harus mampu menjadi auditor
sekaliguskonsultan.
PadaumumnyaSPImempunyaitugas:
1.Auditdanmengevaluasikemampuan,efisiensidanketaatanazasdankualitas
dimanajemenoperasional.
Melakukanpenilaianefesiendanefetivitasdalampenggunaansarana
perusahaan.
NamunSPIharusmampumenunjukankualitasdalammelaksanakantugas-
tugasnya.Danstandartauditharusmerupakansalahsatusyaratyangharus
dipenuhiuntukmenjagakualitasauditor.Kareahasilaudityangdilakukanharus
bisadigunakanuntukmembantupelaksanaanunitoperasionalatauauditeeyang
diaudit
AnggotaSPIyangterdiridariparaauditorharusmemenuhikualitas:
profesionalismedalammelaksanakanaudit,sehinggahasilauditakan
transparandanbermanfaatbagioperasionalperusahaan.Danauditortidak
bolehmenjadipenanggungjawabatauterlibatlangsungdalampengembangan
sistembaru,kecualimemberikansarandanpendapattentangmetodebaru
tersebut.Dalammenjalakantugas-tugasnyasatuanpengawasinternalharus
mampumenciptakangood coorporate governance(GCG).

DanpadaintinyatugasSPIadalahbertanggungjawabmemberikananalisa,
evaluasidankonsultasisertarekomendasitentangaktifitasunit-unitkerjayang
diaudit.
2. Perhimpunan Auditor Internal Indonesia (PAII)

Organisasi ini menghimpun para auditor internal yang


telahmemilikigelarQualifiedInternalAuditor(QIA).
PAII ( perhimpunan InternalAuditor ) baru dibentuk pada
tahun 1999. Pebentukan wadah ini untuk menampung
atau mengorganisasikan para pemegang gelar QIA yang
berasaldariberbagaiperusahaan.
3. Asosiasi Auditor Internal (AAI)
Anggota AAI tersebar di seluruh Indonesia baik yang berasal dari
BUMN/BUMD/Swasta. AAI juga membuka keanggotaan dengan auditor
internal dari perguruan tinggi berstatus Badan Hukum Milik Negara dan
perusahaanbaikBUMN/BUMDmaupunprivat.
VisiAAIadalahmenjadiorganisasiprofesiterdepansebagaiagenperubahan
dibidangauditintern.SedangkanmisiAAIyaitu:
1).Menyediakanwadahuntukmeningkatkankompetensidanintegritas
anggotasecaraberkesinambungan;
2).Mendorongpemberdayakanfungsidanperanauditorinternal;
3).Meningkatkankualitasauditorinternalsesuaituntutanperkembangan
lingkungandanstandarprofesi;
4).Membangunkomitmenanggotadalampengembanganprofesionalisme
auditintern.
AAI akan menyelenggarakan Ujian Sertifikasi Auditor Internal untuk
meningkatkan penguasaan auditor atas pengetahuan dan komptensi teknis
dibidangpelaporankeuangan(financial reporting), Corporate Governance,
dan pengawasan perusahaan (corporate control). Juga dalam hal
Pencegahan Kecurangan (Fraud Prevention), Pendeteksian Kecurangan
(Fraud Detection), dan Penginvestigasian Kecurangan (Fraud
Investigation). Ke depan AAI akan menjadi Lembaga Sertifikasi Profesi
(LSF)untukprofesiauditorinternal.
4. Yayasan Pendidikan Internal Audit (YPIA)
GagasanberdirinyaLembagaPendidikandanPelatihandibidang
Internal Audit ini dicetuskan oleh Pengurus Forum Komunikasi
SatuanPengawasInternBadanUsahaMilikNegara/BadanUsaha
Milik Daerah (FKSPI BUMN/BUMD) periode 1992-1995. Ide ini
timbul dengan latar belakang bahwa pada waktu itu, tepatnya
padatahun1994FKSPIBUMN/BUMDmengalamikesulitanuntuk
meningkatkan kemampuan dan mutu para anggotanya karena
tidak adanya lembaga pendidikan dan pelatihan internal audit di
Indonesia yang menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan
secarateraturdanterjadwal.
Gagasan tersebut pada permulaan tahun 1994, tepatnya bulan
Pebruari1994,dilaporkankepadaBapakDrs.SoedarjonoKepala
BPKP selaku Pembina FKSPI BUMN/BUMD dan pada dasarnya
beliau menyetujui tentang pendirian Yayasan yang bergerak di
bidangpendidikandanpelatihaninternalaudit.]
Selanjutnya pada kesempatan Musyawarah Kerja
FKSPIBUMN/BUMDtahun1994diUjungPandang
(Makassar) yang diselenggarakan tanggal 24 dan
25 Mei 1994 dan dihadiri oleh pejabat yang
mewakili Direktur Jenderal Pembinaan BUMN
DepartemenKeuanganRI,BapakDrs.Soedarjono
secararesmimengumumkanakanberdiriYayasan
yang bergerak di bidang pendidikan dan pelatihan
internal audit. Untuk menindak lanjuti hal tersebut
BadanPengurusFKSPIBUMN/BUMDmembentuk
Tim Persiapan Pendirian Yayasan dengan tugas
pokok menyusun Anggaran Dasar dan
menyelesaikantugas-tugasyangberkaitandengan
legalitasnya.[9
B. Lembaga Tingkat Internasional
1. Institute of Internal Audit (IIA)
sebagai ikatan internal auditor di Amerika yang dibentuk pada tahun 1941
merumuskandefinisiinternalauditsebagaiberikut:

Internal Auditing is an independent, objective assurance and consulting


activity designed to add value and improve an organization's operations.
It helps an organization accomplish its objectives by bringing a
systematic, disciplined approach to evaluate and improve the
effectiveness of risk management, control, and governance processes.
Organisasi profesi internal auditor tingkat internasional adalah instutute of
internal auditors (IIA). Anggota IIA tersebar di beberapa negara dan masing-
masing negara dibentuk IIA chapter. Indonesia juga memiliki IIAchapter yaitu
IIA Indonesian Chapter. IIA secara periodik mengadakan pertemuan atau
kongresataukonferensitingkatduniayangtempatnyadisuatunegarasecara
bergantian. Pada waktu kongres atau konferensi tersebut dapat berkumpul
lebih dari 1000 anggota IIAsi seluruh dunia dan biasanya sekaligus diadakan
seminar ilmiah yang membahas tentang perkembangan profesi internal audit
secaracurrentissueseputarinternalaudiit.
Alasan Mengapa The IIA perlu menetapkan SPPIA:

1.Menggariskanprinsip-prinsipdasarygmenunjukkan
bagaimanasebaiknyapraktikauditinternal.
2.Memberikankerangkabagipelaksanaandan
perluasanrangekegiatanauditinternal.*)
3.Menetapkandasarbagievaluasikinerjaauditinternal.
4.Mendorongperbaikanprosesdanoperasi
organisasionalauditinternal.
8. KESIMPULAN DAN SARAN
a. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan
bahwa profesi internal audit sudah dimulai3.500
tahunSMyaitusemenjakzamanperadaban
Mesopotamiadanterusberkembangsampai
sekarang,antaralainditunjukandengan:
1.Perkembangan dari masa-kemasa menunjukan
perkembangan dan kemajuan yang sangat baik dilihat dari
zaman peradaban Mesopotamia sampai sekarang.
2.Terdapat organisasi-organisasi, peran dan fungsi,
dasar hukum serta auditor-auditor yang lebih baik lagi.
3.Para internal auditor berusaha memperbaiki tujuan
utama yang didasari hukum dasar internal audit yang ada
baik dalam internal audit pemerintah ataupun swasta.
b. Saran
1. Internal Auditor Harus Bisa Memberikan Nilai Tambah

2.Fungsi Audit Internal Harus Didasarkan pada


Mandat/Kewenangan yang Kuat dan Jelas

3.Pahami dengan Baik Tujuan Stakeholders

4.Fungsi Audit Internal Harus Memperoleh dan


Menyajikan Informasi Secara Akurat

5.Fungsi Audit Internal Harus Mencermati Budaya dan


Situasi Politis yang Sedang Berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA
Sawyers,LawrenceB.,Sawyers Internal Auditing: The Practice
of Modern Internal Auditing, The Institute of Internal
Auditors,2003.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia NOMOR 60 Tahun 2008
tentang SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH, yang di
perbanyakolehBPKP.
Lal Balkaran., Adaptasi Two Sides of Auditing (Internal
Auditor, Back to Basics,),Oktober2008
Maitland Avenue., The Institute of Internal Auditors,Statement on
Internal Auditing Standards (SIAS) no.9: Risk Assessment,
AltamonteSprings,Florida,1991,hal249.
Kokasih Ruchyat, AUDITING PRINSIP DAN PROSEDUR, Ananda,
Yogyakarta,1984,hal6.
http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/presenting/2155712-
satuan-pengawasan-intern-auditor/#ixzz2Nl05qUvQ
http://www.ypia.co.id/read/tentang-ypia/sejarah-ypia/1-Sejarah-
YPIA.html

Anda mungkin juga menyukai