Anda di halaman 1dari 18

Analisa Penerapan Manajemen

Risiko Pada Proyek


Pembangunan Blast Furnace
PT. Krakatau Steel (Persero)
tbk.

MUHAMMAD IRFAN (1304106001010)


PEMBIMBING : PRIMA DENNY SENTIA, ST.,
OUT LINE

Latar
Belakang Gambaran Umum
Perusahaan
Gambaran
Proses
Tugas
Khusus
Kesimpulan &
Saran
ENGINEERING

RISK
PROCUREMENT MANAGEMENT FINISH

CONSTRUCTION

1. LATAR
BELAKANG
GAMBARAN
PERUSAHAAN
PT. KRAKATAU ENGINEERING didirikan pada tanggal 12 Oktober
1988 sebagai anak perusahaan PT. KRAKATAU STEEL (Persero) Tbk.
Yang bergerak dibidang industri jasa konstruksi. PT. KRAKATAU
ENGINEERING disiapkan untuk menangani jasa Enginering,
Procurement, dan Construction (EPC) untuk pengembangan PT.
KRAKATAU STEEL (Persero) Tbk.
Kemampuan PT. KRAKATAU
ENGINEERING:
GAMBARAN
PROSES
PERUSAHA
NAN
PROSES PRODUKSI

BESI SPONS BAJA BILLET BAJA SLAB BAJA LEMBARAN


(IRON (BILLET (SLAB PANAS
MELTING) STEEL) STEEL) (HOT STRIP MILL)

BAJA LEMBARAN BATANG KAWAT


DINGIN (WAYER ROAD
(COLD ROLLING MILL)
MILL)

*SUMBER (www.krakatausteel.com)
PROSES PRODUKSI
GAMBARAN
UMUM (SMB)
PROSES Pengumpulan Hasi
data l

Pengolahan
4. TUGAS Data

KHUSUS
Analisa Penerapan Manajemen Risiko Pada Proyek Blast Furnace PT.
KRAKATAU STEEL (Persero) Tbk.
Tabel Hasil Brainstrorming
NO JENIS RISIKO Tahap 7 PENYEBAB DAMPAK
Peluang
Terjadi
Level Usulan Tindak Lanjut

1 Ketidaksesuaian Volume concrete untuk pekerjaan land concrete (Lc) Volume pekerjaan concrete aktual mengalami M T - -
volume antara mengalami peningkatan karena diminta oleh CERI peningkatan jauh diatas volume kontrak, selisih volume
kontrak dan aktual dengan pertimbangan bahwa tanah dasar belum pekerjaan tersebut nantinya akan dilakukan claim kepada
di lapangan mencapai lapisan tanah keras, sehingga untuk CERI selaku penggung jawab design. Hal tersebut
mempertahankan elevasi struktur, maka dilakukan berpotensi tidak dapat diclaim jika tim proyek kurang
penambahan Lc sampai dengan kedalaman tanah tanggap dalam melakukan pencatatan perubahan volume
keras yang disetujui CERI. tersebut yang disetujui oleh CERI.

2 ketidaksesuaian Metode kerja yang direncanakan pada saat Hal tersebut mengakibatkan proses pelaksaan pada B T - -
metode SNI melakukan penawaran kepada owner adalah beberapa pekerjaan mengalami hambatan karena
(Indonesia) dengan metode kerja dengan Standar SNI, namun dikerjakan menurut metode yang diluar SNI untuk
Metode Negara Lain aktualnya banyak desain yang dibuat oleh CERI mempertahankan desain CERI. Contohnya pengecoran
tidak sesuai / tidak berkorelasi dengan Standar SNI. tapak pondasi, sambungan rebar, dll.
Akibatnya terjadi banyak ketidaksesuaian pada
metode pekerjaan yang digunakan.

3 Gangguan Malam hari sering terdapat beberapa aktifitas Progress pekerjaan secara tidak langsung menjadi TB SK - -
Masyarakat sekitar warga sekitar yang mencari scrap pada wilayah terhambat, karena ruang gerak alat (excavator) menjadi
(perkumpulan, area Blast Furnace. Umumnya pencarian mereka terbatas. Selain itu hal tersebut berpotensi pada
asosiasi, dll) pada area yang baru dilakukan pekerjaan terjadinya kehilangan material proyek.
excavation atau sedang dalam tahap excavation.

4 Area Blast Furnace adalah area yang ditimbun pekerjaan excavation banyak terhambat karena banyak B B - -
(Sumber: Divisi dengan material slag sisa dari PT. KS. Pada proses ditemukan material yang tidak dapat ditangani oleh
Manajemen Risiko pelaksanaan banyak kendala yang dihadapi terkait excavator atau breaker.
PT. Krakatau lahan kerja yang ada, salah satunya adalah
Engineering) pekerjaan excavation
Kendala kondisi
Geo Teknik tempat
kerja

(Sumber: Divisi Manajemen Risiko PT. Krakatau Engineering)


PENGOLAHAN
(Sumber: Divisi Manajemen Risiko PT. Krakatau Engineering)

DATA
PENGOLAHAN
(Sumber: Divisi Manajemen Risiko PT. Krakatau Engineering)

DATA
Peluang
NO JENIS RISIKO PENYEBAB DAMPAK Level Usulan Tindak Lanjut
Terjadi

1 Ketidaksesuaian Volume concrete untuk pekerjaan land Volume pekerjaan concrete aktual mengalami M T Ekstrim Diharapkan tim proyek dapat
volume antara concrete (Lc) mengalami peningkatan karena peningkatan jauh diatas volume kontrak, selisih meminta legalitas (agar dapat
kontrak dan aktual diminta oleh CERI dengan pertimbangan volume pekerjaan tersebut nantinya akan ditagihkan) kepada CERI perihal
di lapangan bahwa tanah dasar belum mencapai lapisan dilakukan claim kepada CERI selaku penggung penambahan pekerjaan akibat
tanah keras, sehingga untuk mempertahankan jawab design. Hal tersebut berpotensi tidak dapat perubahan desain yang dilakukan
elevasi struktur, maka dilakukan penambahan diclaim jika tim proyek kurang tanggap dalam CERI, disamping pencatatan berupa
Lc sampai dengan kedalaman tanah keras melakukan pencatatan perubahan volume NCR yang telah dijalankan oleh tim
yang disetujui CERI. tersebut yang disetujui oleh CERI. proyek.

2 ketidaksesuaian Metode kerja yang direncanakan pada saat Hal tersebut mengakibatkan proses pelaksaan B T Ekstrim Jika terhadap suatu pemakaian
metode SNI melakukan penawaran kepada owner adalah pada beberapa pekerjaan mengalami hambatan metode yang diluar Standar SNI
(Indonesia) metode kerja dengan Standar SNI, namun karena dikerjakan menurut metode yang diluar memerlukan biaya ekstra untuk
dengan Metode aktualnya banyak desain yang dibuat oleh SNI untuk mempertahankan desain CERI. pengerjaannya, maka tim proyek
Negara Lain CERI tidak sesuai / tidak berkorelasi dengan Contohnya pengecoran tapak pondasi, diharapkan melakukan perbandingan
Standar SNI. Akibatnya terjadi banyak sambungan rebar, dll. menggunakan metode SNI yang
ketidaksesuaian pada metode pekerjaan yang mana selisih nilai atas pekerjaan
digunakan. tersebut diharapkan dapat di claim
kepada owner.

3 Gangguan Malam hari sering terdapat beberapa aktifitas Progress pekerjaan secara tidak langsung TB SK Rendah Lakukan koordinasi dengan PT. KS
Masyarakat warga sekitar yang mencari scrap pada menjadi terhambat, karena ruang gerak alat agar dapat meminta warga mencari
sekitar wilayah area Blast Furnace. Umumnya (excavator) menjadi terbatas. Selain itu hal scrap hanya pada area yang non
(perkumpulan, pencarian mereka pada area yang baru tersebut berpotensi pada terjadinya kehilangan progress, sehingga keselamatan
asosiasi, dll) dilakukan pekerjaan excavation atau sedang material proyek. warga tidak terancam dan progress
dalam tahap excavation. pekerjaan proyek tidak terganggu.

4 Kendala kondisi Area Blast Furnace adalah area yang ditimbun pekerjaan excavation banyak terhambat karena B B Tinggi Diharapkan tim proyek menempatkan
Geo Teknik tempat dengan material slag sisa dari PT. KS. Pada banyak ditemukan material yang tidak dapat personil khusus yang memantau
kerja proses pelaksanaan banyak kendala yang ditangani oleh excavator atau breaker. pekerjaan excavation, diharapkan
dihadapi terkait lahan kerja yang ada, salah dengan demikian pemakaian
satunya adalah pekerjaan excavation peralatan (excavator) akan menjadi
efektif sehingga cost dapat
dikendalikan secara maksimal.

Tabel Hasil Pengolahan Data Menggunakan SIMARIS PT. Krakatau Engineering


KESIMPULAN

1. Terdapat empat jenis risiko yang kemungkinan terjadi pada proyek Blast
Furnace PT. Krakatau Steel (Persero) tbk yaitu, ketidaksesuaian volume antara
kontrak dan aktual di lapangan, ketidaksesuaian metode SNI (Indonesia)
dengan metode negara lain, gangguan masyarakat sekitar, dan kendala
kondisi geo teknik tempat kerja.

2. Proses identifikasi risiko pada proyek Blast Furnace PT. Krakatau Steel
menggunakan teknik brainstrorming dan diolah menggunakan Sistem
Manajemen Risiko (SIMARIS) PT. Krakatau Engineering.

3. Terdapat dua jenis risiko yang berada pada level Ekstrem yaitu ketidaksesuaian
volume antara kontrak dan aktual di lapangan dan ketidaksesuaian metode
SNI (Indonesia) dengan metode negara lain, kedua jenis risiko ini berada pada
level Ekstrem dikarenakan dapat membuat perusahaan mengalami kerugian
dan juga menghambat pekerjaan proyek. Jenis risiko gangguan masyarakat
sekitar berada pada level ringan karena dapat diantisipasi langsung oleh
pekerja di lapangan. Jenis risiko kendala kondisi geo teknik tempat kerja
berada pada level Tinggi karena dapat menghambat pekerjaan proyek.
SARAN

1. Melakukan monitoring secara terus menerus dan bila


perlu dilakukan inspeksi mendadak langsung ke
proyek, untuk mengetahui dan mendapatkan data
yang kemungkinan disembunyikan oleh tim proyek.

2. Perlunya pelatihan kepada tim proyek dilapangan oleh


divisi Manajemen Risiko mengenai berbagai macam
risiko yang kemungkinan terjadi, dampak bagi kinerja
Perusahaan, serta cara penanganannya. Hal ini
diperlukan agar setiap personil (tidak hanya PM)
paham dan sigap dalam segala kemungkinan yang
dapat menyebabkan kerugian bagi perusahaan.
Any questions?

THANKS!

Anda mungkin juga menyukai