Anda di halaman 1dari 72

Teknik Pengukuran

dan Alat Ukur


4

1
Controlling Monitoring
Proses & Proses &
Operasi Operasi

Analisa
Teknik
Eksperimen 2
Monitoring proses & operasi

Hanya berfungsi sebagai ALAT


MONITOR tanpa proses
pengendalian
Contoh
: Termometer

Barometer
Anemometer
Spedometer
3
Pengendali proses & operasi

Berfungsi sebagai sistim PENGENDALI


OTOMATIS (membutuhkan adanya error
hasil pengukuran)
Contoh:

BIMETAL pada termostat untuk


Elemen
mengendalikan temperatur (AC,
radiator mobil, dll.)
Fuse (sekring) untuk membatasi
ARUS yang
lewat pada suatu sistim kelistrikan. 4
Gangguan
Variabel
Energi terkendali
MASUKAN KELUARAN
PROSES
Error
ELEMEN
PENGENDALI ELEMEN
AKHIR PENGUKURAN

PENGENDALI

Nilai variabel terkendali


yang diharapkan 5
Gangguan
Batas Kecepatan
kecepatan 40 km/jam
40 km/jam 80 km/jam
MASUKAN KELUARAN
PROSES
Proses mengemudi
Error
40 km/jam
ELEMEN
PENGENDALI ELEMEN
AKHIR PENGUKURAN
Katup trotel Jarum speedometer
Pompa
bahan PENGENDALI
bakar

Nilai variabel kecepatan 40


km/jam yang diharapkan 6
OUTPUT KUANTITATIF
Dinyatakan dengan angka numerik
(termometer, necara, dll)

OUTPUT
KUALITATIF
Dinyatakan dengan SIFAT hasil
eksperimen (colorimeter, mesin cuci,
dll)

7
4 tingkatan sistem pengukuran
Sensor-transducer
Signal-conditioning
Output
Feedback control
Ke 4 tingkat ini yang menjembatani sistem
pengukuran dari input ke output

8
Komponen Sistem Pengukuran

9
Sensor-transducer stage
ELEMEN PERASA
UTAMA (Primary Sensing
Element)

Elemen yang mengubah ENERGI


(besaran) yang diukur menjadi
ENERGI (besaran) lain yang mudah
diukur.
Komponen: Sensor
Tranduser
10
Contoh pengukuran profil
permukaan-nanometer scale
Atomic force microscope
Atomic force microscope with with sensor and
sensor stage transducer stages

11
Sensor
Hal penting yang perlu diperhatikan untuk
sensor
Pemilihan
Penempatan
Instalasi
Ketiga hal ini untuk meyakinkan sensor output
dapat merefleksikan hasilnya secara akurat

12
Transducer
ELEMEN PENGUBAH
VARIABEL

Mengubah variabel fisik


keluaran elemen perasa utama
menjadi variabel lain yang sesuai
tetapi tetap
Misal:GAYA GERAKmengandung informasi
Komponen:-
sinyal asalnya. Transmitting
TEKANA GERAK
N - Tranduser
13
Output stage
Mengkonversikan informasi yang dirasa
dari satu bentuk yang dapat dengan
mudah diukur

14
Output stage

ELEMEN PENYAJI DATA

Petunjuk pambacaan hasil


pengukuran sensor stage (pergeseran
jarum skala, tampilan angka numerik
pada instrumen digital)

15
Contoh bulb thermometer
dengan sensor-transducer-
output stages

16
Signal-conditioning stage
ELEMEN MANIPULASI
VARIABEL

Mengubah besaran dari elemen


sekunder (elemen pengubah variabel)
untuk mempermudah
pengamatan/pembacaan
Fungsi - Mengurangi kesalahanskala.
umum: pembacaan (filtering technique)
- Linearisasi
- Memperbesar skala 17
Contoh signal-conditioning
stage
Mengurangi kesalahan
Translation displacement dari caliper (sensor)
rotational displacement
Memperbesar skala
Diameter capillary of thermometer relative to
the bulb volume kenaikan cairan pada
termometer

18
Feedback control stage
Berisi suatu kontroler yang
menginterprestasikan signal yang diukur
dan membuat suatu keputusan mengenai
kontrol dari suatu proses
Contoh: termostat pada pemanas, setrika,

19
Contoh Feedback control

20
Contoh Feedback control

21
Feedback control
Expert system: Mechatronic mechanical
electrical components
Microprocessor
Controller
Measurement

22
Secara umum sistim pengukuran mempunyai
tiga
kerangka kerja yang terdiri dari
tingkatan/fase:
Tingkat I : Tingkat sensor-tranduser atau
tingkat
pengindera.(sensor dalam
hal ini sebagai alat
peraba.
Tingkat II : Tingkat menengah, yg disebut juga
tingkat
penyiapan sinyal .
23
Tingkat III: Tingkat akhir atau tingkat
Tingkat I. Sensor - Tranduser
Fungsi:
Mendeteksi atau mengindera
benda yang diukur.
Harus sensitif HANYA terhadap
besaran
Contoh: masukan.
Elmn Mekanis: Jarum kontak, massa-pegas,
tabung
bourdon u/ tekanan.
Elmn Hidraulik-pneumatik: Pelampung, orifis, venturi,
dsb
Elmn Listrik: kontaktor, tahanan, kapasitor, kristal
piezoelektrik, termokopel, dsb. 24
Tingkat II. Penyiapan sinyal
Fungsi:

Memodifikasi keluaran dari sensor-


tranduser sehingga dapat diterima
oleh tingkatan akhir.
Contoh:
Elmn Mekanis: Roda gigi, engkol, rantai
penghubung,
kam, dsb.
Elmn Hidraulik- pneumatik: Perpipaan, katup, dsb.
Elmn Optis: Cermin, lensa, fiber optik, dsb.
Elmn listrik: sistim amplifier, filter, IC (Integrated
25
Circuit)
Tingkat III. Pembacaan akhir
Fungsi:

Memberikaninformasi yg mampu
merangsang indera manusia atau
sistim pengendali, agar dengan cepat
dan mudah diketahui operator.
Contoh:
- Pergeseran relatif jarum skala
- Digital display monitor

26
Langkah
Perancanaan disain eksperimen
Merencanakan desain parameter
Merencanakan sistem dan toleransi
desain
Merencanakan desain data reduction

27
Disain Parameter
Menentukan tujuan pengujian dan
mengidentifikasi variabel proses dan
parameter dan sarana

Pertanyaan apa yang ingin dijawab?


Apa yang akan diukur?
Variabel dan parameter apa yang mempengaruhi
hasil?
28
Disain sistem dan toleransi
Pemilihan teknik pengukuran, peralatan
dan prosedur pengujian yang didasarkan
pada pertimbangan batas toleransi error

Bagaimana cara pengukuran dilakukan?


Seberapa bagus hasil yang dibutuhkan
untuk menjawab pertanyaan yang ada?
29
Disain pengurangan data
Merencanakan bagaimana untuk
menganalisa, menyajikan dan mengguna
data untuk antisipasi

30
Disain pengurangan data

Bagaimana menginterpretasikan hasil


data?
Bagaimana menjawab pertanyaan dengan
menggunakan data yang ada?
Seberapa bagus jawabannya?
Apakah jawaban tersebut masuk akal?
31
Variabel
Merupakan sesuatu yang mempengaruhi
pengujian (test)
Semua proses variabel yang diketahui
harus dievaluasi untuk menentukan
hubungan sebab-akibat

32
Variabel
Independent variable: suatu variabel yang
dapat diubah tanpa pengaruh dari variabel
lain
Dependent variable: suatu variabel yang
dipengaruhi oleh perubahan satu atau
lebih variabel

33
Variabel
Variabel kontinu: stress dengan
perubahan load
Variabel diskrete: seseorang bermain
dadu

34
Variabel
Extraneous variable: variabel yang tidak
dapat dikontrol selama pengukuran tetapi
dapat mempengaruhi hasil pengukuran
Hasil pengukuran dapat mengaburkan
analisa
Pengaruh variabel ini dapat dikatakan
sebagai bentuk noise atau penyimpangan
(drift)
35
Parameter
Didefinisikan sebagai hubungan fungsional
antar variabel
Parameter yang memiliki pengaruh dari
perilaku yang diukur dikatakan sebagai
parameter kontrol
Contoh:
Nilai dari Reynolds number ditentukan dari nilai
sekelompok variabel
f(x,y)
36
Reynold number

37
Noise and interference
Noise adalah nilai variasi random yang
terukur akibat variasi dari extraneous
variabel
Akibat dari kontrol variabel yang belum
sempurna, contoh: kondisi lingkungan,
thermal noise karena gerakan elektron
dalam wiring

38
Noise and interference
Noise akan meningkatkan data scatter

39
Noise and interference
Interference: gangguan yang
menyebabkan hasil pengukuran memiliki
kecenderungan yang tidak diharapkan
Hasilnya dapat berbeda dari perilaku
kondisi yang sebenarnya
Jika terjadi secara periodik, bisa tidak
diketahui kecenderungan kesalahannya

40
Noise and interference
Akibat dari extraneous variabel
Contoh: local ac power line noise 50 atau
60 Hz

41
Noise and interference

42
Randomization
Pengaruh dari pengukuran yang dilakukan
dengan secara acak untuk mengubah nilai
independent variabel yang diaplikasikan
Dapat mengurangi kecenderungan
interferensi

43
Replication and repetition
Repetition: pengulangan pengukuran yang
dilakukan selama pengukuran pada
pengujian tunggal atau pada sekelompok
produk
Contoh: perusahaan bearing
pengulangan tidak memperhatikan
kondisi operasi

44
Replication and repetition
Replication: penduplikasian independen
serangkaian pengukuran pada kondisi
operasi yang sama
Contoh: perusahaan bearing cek
seberapa beda diameter bearing pada
suatu mesin atau seorang operator pada
hari yang yang berbeda

45
Contoh repetition and
replication
Sebuah termostat furnace.
1. set pada beberapa kondisi, lakukan
pengulangan pengukuran dari temperatur
furnace tersebut. Kesimpulan yang didapat
rata-rata nilai dan variasi dari temperatur
ruang furnace sesuai setting termostat.
Penilaian yang didapatkan adalah
seberapa bagus termostat dapat menjaga
kondisi ruangan.
46
Contoh repetition and
replication
2. mengubah-ubah setting temperatur termostat
tapi terkadang balik ke kondisi setting awal dan
dilakukan pengukuran.
Hasilnya ada 2 kelompok hasil pengukuran yang
merupakan replikasi satu sama lain. Kesimpulan
yang didapat temperatur rata-rata dari test
pertama dan kedua akan berbeda. Perbedaan
ini dapat digunakan untuk menyarankan setting
dan pengontrolan temperatur ruang.

47
Calibration
Tujuannya untuk mengurangi error
Kalibrasi dilakukan dengan
membandingkan instrumen terhadap
Nilai input yang telah diketahui
Standar sekunder (memiliki akurasi lebih tinggi)
Standar primer (Badan Standar
Nasional/International)
Contoh: flow meter

48
Static calibration
Paling banyak digunakan
Prosedurnya adalah nilai yang diketahui
sebagai input kalibrasi sistem dan sistem
output dicatat.
Istilah static karena tidak bervariasi
terhadap waktu ataupun ruang.

49
Static calibration
Yang dipentingkan hanya besarnya nilai
input yang diketahui dan output
pengukuran
Nilai input biasanya variabel independen
yang terkontrol, sedang nilai output adalah
dependen variabel dari kalibrasi

50
Contoh Static calibration curve

51
Dynamic calibration
Dynamic calibration yaitu menentukan
hubungan antara input dari perilaku
dinamik dan keluaran sistem pengukuran.
Variabel yang diukur tergantung pada
waktu atau ruang.
Contoh: signal sinusoidal

52
Static sensitivity
Static sensitivity adalah hubungan suatu
pengukuran output terhadap perubahan
yang diberikan pada input statik

53
Range
Range merupakan batasan nilai minimum
dan maksimum dari sistem pengukuran
yang digunakan. Input operating range

Full scale operating range

54
Accuracy and error
Error yaitu perbedaan nilai yang terukur
dan nilai sebenarnya

Relatif error yang didasarkan pada nilai


reference diperkirakan sebesar

55
Contoh Calibration curve form
of a deviation plot

56
Random and systematic errors
and uncertainty
Random error menyebabkan variasi
random dari nilai pengukuran yang terjadi
pada pengulangan pengukuran
Systematic error menyebabkan suatu
perbedaan antara nilai rata-rata sejumlah
data dengan nilai sebenarnya.
Random dan systematic error
mempengaruhi sistem akurasi.
57
Pengaruh random dan sistematik
error pada pembacaan kalibrasi

58
Penyebab utama scatter data
Sistem pengukuran dan metode pengukuran
Variabel yang tidak terkontrol

59
Uncertainity
Uncertainity yaitu suatu perkiraan numerik
dari batasan error pengukuran
Dituliskan dalam bentuk

60
61
Hysteresis
Hysteresis error mengacu pada
perbedaan antara upscale sequential test
dan downscale sequential test.
Sequential test mengaplikasikan urutan
variasi pada nilai input yang melebih input
range yang diharapkan.

62
Hysteresis
Maximum hysteresis error dinyatakan
sebagai persentase dari full scale output
range ro

63
64
65
Data teknis yang menunjukkan
kemampuan alat ukur.
Daerah pengukuran (range)
Daerah yang menunjukkan nilai
minimal dan
maksimal yang dapat diukur oleh
instrumen
tanpa merusak instrumen tersebut.

Daerah dimana penunjukan instrumen


masih
cukup akurat (mis. range 66
Rentang pengukuran
(span)
Selisih antara nilai tertinggi
(batas atas) dan nilai terendah
(batas bawah) yang dapat ditunjukkan
oleh instrumen.
Mis: Voltmeter dengan range 10-100 V
mempunyai
span sebagai berikut: (100-10) V = 90 V.

67
Ketelitian
(accuracy)
Perbedaan maksimum antara
penunjukkan instrumen dengan
nilai sebenarnya. Akurasi sering juga
disebut
Akurasi dengan ERROR MAKSIMUM.
berdasar
Pembacaan
V V
Acc r a
100% (2-1)
Va
Dimana:
Vr = hasil pengukuran

Va = nilai sebenarnya besaran yg diukur 68


Akurasi berdasar Skala penuh
Vr Va
Acc 100% (2-2)
V fs
Dimana:
Vr = hasil pengukuran

Va = nilai sebenarnya besaran yg diukur

Mis:
Vfs =Pengukuran tekanan
skala maksimum dng skala
instrumen (batas atas)
maksimum 100 psi dan akurasi 1% skala
penuh.
1

ERROR yang terjadi: 100 Psi 1 Psi
100
69
Ketepatan
(precision)
Kemampuan instrumen dalam
menghasilkan atau menunjukkan
ulang suatu pembacaan.
Untuk akurasi
tertentu Vrm Vr
Ketepatan 100%
(2-3)

Va

Dimana:
Vrm = penunjukan maksimum /
minimum

= harga rata-rata pengukuran 70

Va = nilai
Contoh

Suatu instrumen digunakan untuk mengukur


tegangan listrik yang nilai sebenarnya 100 V. Hasil
pengukuran yang dilakukan sebanyak lima kali,
didapatkan hasil sebagai berikut: 104; 103; 105;
103 dan berdasar
Akurasi 105 volt. skala pembacaan:

(105 100 )
Acc 100% 5 % 5 Volt
100
(105 104 )
Ketepatan = 100% 1 % ( 1V )
100
(103 104)
= 100% 1% ( 1V )
100

Ketepatan alat ukur = 1 % atau 1


71
Volt.
Kemampuan Baca

Keterdekatan (closeness) dari


skala yang dapat terbaca oleh
instrumen.
Mis. Untuk daerah pengukuran yg sama, panjang
skala 12 cm memiliki kemampu bacaan lebih
tinggi dr panjang skala 6 cm.

72

Anda mungkin juga menyukai