Migren merupakan nyeri kepala primer tipe episodik,
yang ditandai dgn kumpulan ganggua neurologis, gastrointestinal dan sistem otonom WHO : 324 juta penderita migren di seluruh dunia, Wanita lebih berat > pria Faktor genetik memegang peranan ( kembar monozigot > dizigot ) Penatalaksanakaan migren pada fase akut akan sangat bermanfaat Salah satu ukuran kesuksesan terapi : mengembalikan pasien menjadi bebas nyeri kepala dalam 2 jam setelah pengobatan tanpa adanya serangan ulang dalam 24 jam. DIAGNOSIS Menurut Kriteria IHS 2004, Migren dibagi dalam beberapa subtipe yaitu : 1. Migren tanpa aura 2. Migren dengan aura 3. Sindrom periodik pada anak yg pada umumnya menjadi prekusor migren 4. Migren retinal 5. Komplikasi migren 6. Migren Basiler Migren tanpa aura (Common migraine) Migren biasanya terasa berdenyut di satu sisi kepala ( unilateral ) Intensitas sedang - berat dan bertambah dengan aktivitas. Dapat disertai mual dan/ muntah atau fonofobia dan fotofobia. Serangan migren bila tak diterapi akan berlangsung antara 4 72 jam KRITERIA DIAGNOSIS
A.Sekurang kurangnya nyeri kepala berlangsung
selama 4 72 jam ( belum diobati atau sudah diobati akan tetapi belum berhasil ) B. Nyeri kepala mempunyai sedikitmya dua diantara karakteristik berikut : . Lokasi Unilateral . Kualitas berdenyut . Intensitas nyeri sedang sampai berat . Keadaan diperberat oleh aktivitas fisik atau diluar kebiasaan aktivitas fisik rutin ( seperti berjalan, naik tangga ) C. Selama nyeri kepala disertai salah satu di bawah ini . Nausea dan atau muntah . Fotofobia dan fonofobia D. Tidak berkaitan dengan penyakit yang lain Migren dengan aura (Classic migraine )
. Suatu serangan nyeri kepala berulang yang
didahului gejala neurologi fokal yang reversibel secara bertahap 5 20 menit dan berlangsung kurang dari 60 menit. . Gambaran nyeri kepala menyerupai migren tanpa aura, biasanya timbul sesudah aura. . Pada migren klasik terdiri atas empat fase yaitu : - fase prodormal ( 25 % kasus ), - fase aura (15 % kasus), - fase nyeri kepala dan - fase postdromal. Pembentukan Nyeri migren
Proses berikut dianggap mendasari kejadian
serangan migren : . Cortical spreading depression . Aktivasi sistem Trigemino Vaskuler . Sensitisasi area perifer dan sentral otak. Proses sensitisasi menyebabkan kortek serebral pasien pada status hipereksitabilitas dan sebagai konsekuensinya menyebabkan kondisi nyeri kronik dan berulang, yang mengakibatkan perubahan bentuk dari migren episodik menjadi migren kronik . Sedangkan kualitas nyeri pulsating /throbbing dari nyeri kepala migren yang meningkat saat aktivitas dipercaya sebagai akibat proses sensitisasi perifer Terdapat hubungan antara cortical spreading depression(CSD) & aktivasi aferen n trigeminal Secara spesifik, pencetusan CSD menimbulkan peningkatan aliran darah yang berjangka panjang pada arteri meningea media.
Peningkatan ini tergantung aktivasi trigeminal
dan parasimpatis Teori Neurovaskuler
Aktivasi dari nervus trigeminal menimbulkan efek
pada meningen dan batang otak yang konsisten dengan apa yang dilihat saat terjadi serangan migrain PRINSIP TERAPI
- Pasien harus diobati sedini mungkin dengan
- menggunakan jenis obat dan dosis yang adekuat. - Idealnya, terapi akut harus dibatasi tak lebih dari 2-3 kali per minggu untuk menghindari medikasi yang berlebihan. - Pada banyak kasus pemberian obat parentral dapa diberikan bila sakit kepala disertai dengan mual dan muntah yang berlebihan. - Pemberian terapi spesifik migren seperti sumatriptan injeksi akan memberikan hasil yang lebih efektif dibandingkan pemberian per oral. Tujuan jangka pendek terapi migren adalah . Meminimalkan nyeri . mengobati gejala ( simtom ) . meminimalkan disabilitas, Tujuan utamanya adalah menghilangkan rasa nyeri dalam 2 jam dan tidak terjadinya kekambuhan dalam 24 jam. Tujuan jangka panjang adalah . supaya mencegah pengobatan yang berlebihan ( overuse ) . meminimalkan panggilan telpon, urgent care, dan kunjungan ke dokter PENATALAKSANAAN . Terapi akut Awalnya, pengobatan migren berdasarkan teori vaskuler ( Wolff dan Graham , 1938 )yang menghubungkan migren dengan vasokonstriksi sehingga zat yang menyebabkan vasokonstriksi dapat menghentikan serangan migren preparat ergot dikembangkan dan efektif tapi dengan efek samping yang bermakna . Pada tahun 1990-an diperkenalkan sumatriptan, suatu Serotonin Receptor 5 Hydroxytryptamin 1 ( 5-HT1 ) agonis yang sama efektifnya dengan preparat ergot dengan efek samping yang lebih sedikit. Terapi akut Spesifik : Triptan . Triptan adalah agonis reseptor serotonin selektif 5 Hidroxytriptamin 1b & 1d ( 5 HT1b, 5 HT 1d ) . . Mekanisme antara lain : 1. Vasokonstriksi pembuluh darah intra kranial ( 5HT 1b ) 2. Inhibisi neuronal perifer ( 5 HT 1d ) 3. Stimulasi pre sinaptik dorsal horn ( 5 HT1d ) menghasilkan inhibisi neuronal lapis dua batang otak. 4.Triptan juga meningkatkan inhibisi jalur nyeri descenden & mempengaruhi fungsi reseptor 5 Hydroxytriptamine 1f (5 HT 1f ) Ergot
Dihydroergotamin ( DHE ) adalah satu
satu golongan ergot yang digunakan secara luas Injeksi DHE ( 0,5 mg 1 mg diulangi dalam 1 jam dengan dosis maksimal 3 mg) biasanya diberikan pada pasien di UGD maupun rawat inap. Pemberiannya secara berulang dalam beberapa hari dipercaya aman dan efektif dan dapat membantu pada serangan yang refrakter atau status migren. Kontra indikasi penggunaan preparat ini antara lain Terapi Akut Non Spesifik . Obat anti inflamasi non steroid Tabel 2. NSAID for outpatient migraine medication Formulation Dose for Migrain
Aspirin Tablet, oral solution 650 mg to 100 mg
Ibuprofen Tablet, oral 400 mg to 800 mg solution, capsule Maximum initial dose of 1 g ketorolac Tablet 10 mg
naproxen Tablet, oral solution 125 mg to 550 mg
Meclofenamate Capsule 50 mg, 100 mg
Diclofenac pottasium Tablet, powder pack 50 mg
Etodolate Tablet, capsule 200 mg to 500 mg
Ketoprofen capsule 50 mg to 500 mg Terapi Preventif
Terapi preventif bertujuan untuk mengurangi
frekuensi, tingkat keparahan & durasi sakit kepala. Beberapa bukti menyatakan bahwa dengan terapi pencegahan / preventif akan menyebabkan meningkatnya respon terhadap terapi akut dan mengurangi penggunaan obat. Selain itu pencegahan juga dapat menghambat progesifitas migren. Kriteria penghentian pengobatan profilaksis migren
. Adanya efek samping obat
. Obat tidak menunjukkan efikasi yang nyata dalam 1 bulan pemberian, dapat diganti dg obat jenis lain . Pasien menunjukan pengurangan nyeri, frekuensi serangan dan waktu harinya sebanyak 50 % atau lebih . Jika pengobatan profilaksis berhasil selama 6 12 bulan maka pengobatan profilaksis dihentikan secara tapering off Terapi Non farmakologis
. Walaupun terapi farmakologis merupakan terapi
utama migren, namum terapi non farmakologis juga memegang peranan penting. . Pada kehamilan, bahkan terapi ini lebih diutamakan. . Terapi non farmakologis dimulai dengan edukasi dan menenangkan pasien. . Pada saat serangan pasien dianjurkan untuk menghindari stimulasi sensoris berlebihan. Bila mungkin beristirahat di tempat yang gelap dan tenang dengan dikompres dingin. . Hindari pencetus yang mungkin merupakan terapi pencegahan yang murah Intervensi terapi perilaku ( behavior ) sangat berperan dalam mengatasi nyeri kepala yang meliputi terapi cognitive behavior, terapi relaksasi serta terapi EMG biofeedback
Olahraga terarah dan teratur dan meningkat
secara bertahap umumnya sangat membantu. Terapi alternative lain : meditasi, hypnosis, akupuntur dan fitofarmaka. Pada migren menstrual dapat dianjurkan mengurangi konsumsi garam dan retensi cairan. Terapi lain : toksin botulinum tipe A injeksi perikranial pada otot di glabela, frontalis dan temporalis 25 260 U secara simetris setiap 3 bulan memberi hasil yang menjanjikan pada terapi preventif migren sedang sampai berat Beberapa factor pencetus migren
Kurang /kebanyakan tidur, perubahan jadwa
tidur / jetlag Kelelahan Stress dan kecemasan Terlambat makan, lapar Perubahan hormonal seperti haid, obat hormonal Makanan tertentu : MSG/bumbu penyedap, nitrit, aspartam Alkohol Trauma kapitis Bau menyengat, minyak wangi, asap tembakau Cahaya terang / silau Ketinggian tempat Perubahan cuaca . Obat seperti nitrogliserin, histamine, reserpin, ranitidine, hidralasin KESIMPULAN
Untuk penatalaksanaan migren yang baik
diawali dengan diagnostik yang akurat serta pemahanan mengenai patofisiologinya. Dalam memberikan terapi farmakologis juga perlu dipahami mengenai obat-obat apa saja yang dapat diberikan pada migren serta kapan dan berapa lama pemberiannya. Disamping itu tidak boleh juga dilupakan mengenai terapi non farmakologis