Anda di halaman 1dari 25

Pendidikan Kesehatan

E. Hanny Windyalaras

Pelatihan Perkesmas
Wisma Haji Ciloto, 8 sd 18 Februari 2015
TUJUAN PEMBELAJARAN

A. Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu
melaksanakan pendidikan kesehatan kepada keluarga.

B. Tujuan Pembelajaran Khusus


Setelah selesai mengikuti materi ini peserta diharapkan
dapat :
1. Menjelaskan tentang perilaku kesehatan
2. Menjelaskan tentang prinsip-prinsip pendidikan kesehatan
3. Menjelaskan tentang ruang lingkup pendidikan kesehatan
4. Menjelaskan tentang metode pendidikan kesehatan
5. Menyebutkan alat bantu dan media pendidikan kesehatan
6. Melakukan tahap-tahap proses pendidikan kesehatan
Pendidikan Kesehatan

Definisi :
Upaya terencana untuk mengubah
perilaku individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat. Perubahan yang
diharapkan terjadi adalah perubahan
cara berfikir, cara bersikap dan cara
berbuat. Pendidikan kesehatan
merupakan satu bentuk intervensi
keperawatan yang mandiri untuk
membantu klien baik individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat dalam
mengatasi masalah kesehatan,
Domain Perilaku Kesehatan

1. Kognitif
2. Afektif
3. Psikomotor.
Cara Mengukur
Domain Kognitif --Pengetahuan (knowledge) terdiri dari enam tingkat :
1. Tahu
2. Memahami
3. Aplikasi
4. Analisis.
5. Sintesis .
6. Evaluasi.

Domain Affektif--Sikap (attitude) terdiri dari empat tingkat yaitu:


1. Menerima.
2. Merespon.
3. Menghargai.
4. Bertanggung jawab.

Domain Psikomotor -- Praktik ( practice) terdiri dari:


1. Persepsi,
2. Respons,
3. Mekanisme,
4. Adaptasi.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Perilaku Kesehatan
1. Faktor predisposisi (predispossing factors)
yaitu faktor internal yang ada dalam diri individu, keluarga,
kelompok atau masyarakat yang mempermudah individu untuk
berperilaku seperti pengetahuan, sikap, nilai, persepsi dan
keyakinan.

2. Faktor pemungkin (enabling factors)


yaitu faktor yang memungkinkan individu berperilaku, karena
tersedianya sumber daya, keterjangkauan, rujukan, dan
keterampilan.

3. Faktor penguat (reinforcing factors)


yaitu faktor yang menguatkan perilaku seperti sikap,
keterampilan petugas kesehatan, teman sebaya, orang tua atau
atasan.
Konsep Pendidikan Kesehatan
Pendidikan adalah proses belajar artinya dalam
pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan,
perkembangan atau perubahan kearah lebih baik,
lebih dewasa dan lebih matang pada diri individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat.

Pendidikan kesehatan dapat didefinisikan


sebagai usaha atau kegiatan untuk membantu
individu, keluarga, kelompok atau
masyarakat dalam meningkatkan
kemampuan berperilaku untuk mencapai
kesehatan mereka secara optimal.
Tujuan Pendidikan Kesehatan
Tujuan dari pendidikan kesehatan adalah membantu individu,
keluarga, atau komunitas untuk mencapai tingkat kesehatan
yang optimal.

Tujuan Pendidikan Kesehatan dalam keperawatan keluarga


adalah:
1. Keluarga memiliki tanggung jawab yang lebih besar pada
kesehatan keluarganya, lingkungan, dan masyarakat sekitarnya.
2. Keluarga melakukan langkah-langkah positif dalam mencegah
terjadinya masalah kesehatan, mencegah berkembangnya sakit
menjadi lebih parah, dan mencegah keadaan ketergantungan
melalui rehabilitasi cacat yang disebabkan oleh penyakit.
3. Keluarga memiliki pemahaman yang lebih baik tentang
eksistensi dan perubahan sistem dan cara memanfaatkannya
dengan efektif dan efisien.
4. Keluarga mempelajari apa yang dapat mereka lakukan
sendiri dan bagaimana caranya tanpa selalu meminta
pertolongan kepada sistem pelayanan kesehatan yang formal.
Proses Pendidikan Kesehatan

Latar
Belakang Kurikulum
Pendidikan
Sumber
Sosial
PROS Daya OUT
INPUTBudaya Perilaku Baru
Kesiapan ES Lingkungan PUT
Belajar
Fisik
Pedoman
Kesiapan
Psikologis
Ruang Lingkup Pendidikan
Kesehatan
Dimensi sasaran :
Individu
Keluarga
Kelompok
Masyarakat
Ruang Lingkup Pendidikan
Kesehatan
Dimensi Tempat Pelaksanaan
1. Pendidikan kesehatan di masyarakat (rumah/
keluarga dan lingkungan masyarakat)
2. Pendidikan kesehatan di tatanan institusi
(sekolah, lapas, pesantren, tempat kerja, panti,
asrama haji)
3. Pendidikan kesehatan di pelayanan kesehatan
(Posyandu, posbindu, pustu, puskesmas, RS dll)
4. Pendidikan kesehatan ditempat umum
(Terminal dll)
Ruang Lingkup Pendidikan
Kesehatan
Dimensi Tingkat Pelayanan
Dalam dimensi tingkat pelayanan kesehatan, pendidikan kesehatan
dapat dilakukan dalam 3 tingkat pencegahan yakni :
1. Pencegahan primer
Promosi kesehatan
Pada tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan misalnya dalam hal
kebersihan perorangan, pemeriksaan kesehatan berkala, peningkatan
gizi, dan kebiasaan hidup sehat.
Perlindungan khusus
Pada tingkat pelayanan ini pendidikan kesehatan diperlukan untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat, misalnya tentang pentingnya
imunisasi, perlindungan khusus di tempat kerja.
2. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder mencakup deteksi dini dan penanganan
secara tepat. Pendidikan kesehatan diperlukan karena rendahnya
tingkat pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan kesehatan dan
pencegahan penyakit. Pada tingkat ini pendidikan kesehatan yang
dilakukan meliputi penemuan kasus, survey penyaringan kasus, dan
penanganan masalah kesehatan secara tepat.
3. Pencegahan tersier
Pada tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan karena setelah sembuh
dari penyakit tertentu seseorang dapat mengalami kecacatan yang
memerlukan belajar/ latihan guna mencapai kemandiriannya.
METODE PENDIDIKAN
KESEHATAN
Metode pendidikan kesehatan pada dasarnya adalah kegiatan untuk
menyampaikan pesan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok atau
masyarakat agar terjadi perubahan perilaku

Metode Individual
Bimbingan dan Penyuluhan.

Metode Kelompok
1. Metode untuk kelompok besar, adalah:
Apabila peserta pendidikan kesehatan lebih dari 20 orang, metode yang
tepat adalah ceramah dan seminar
2. Metode untuk kelompok kecil, adalah :
Apabila peserta pendidikan kesehatan kurang dari 20 orang, metode yang
sesuai adalah: diskusi kelompok, curah pendapat, bola salju, bermain peran
(role play), dan permainan simulasi.

Metode Massa
Metode pendidikan massa untuk mengkomunikasikan pesan-pesan
kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat atau publik. Contoh metode
yang biasa digunakan adalah: ceramah, pidato, tulisan di media massa,
sinetron, billboard yang dipasang di pinggir jalan.
How To Create and Deliver
Presentation (Malouf, 1998)

Penciuman; 3% Pengecap; 4%
Peraba; 7%
Pendengaran; 11%

Penglihatan; 75%
ALAT BANTU PENDIDIKAN
KESEHATAN (Edgar Dale)

Kata-kata
Tuisan
Rekaman
Film
Televisi
Pameran
Kunjungan Lapangan
Demonstrasi
Sandiwara
Benda Tiruan
Benda Asli
Alat Bantu Pendidikan
Kesehatan
1. Alat bantu lihat (visual aids)
Alat bantu lihat berguna dalam menstimulasi indra
penglihatan pada waktu terjadinya proses belajar. Contoh :
Poster, stiker, brosur, leaflet, plifchart, billboard/baliho, spanduk
dll.

2. Alat bantu dengar (audio aids)


Alat bantu dengar adalah alat yang dapat membantu
menstimulasi indera pendengaran pada waktu proses
penyampaian bahan pendidikan, misalnya radio, tape, DVD, dll.

3. Alat bantu lihat dengar (Audio Visual Aids)


Selain dua hal di atas ada yang merupakan kombinasi yaitu
alat bantu lihat dengar misalnya: drama, televisi, video kaset,
komputer.
Media Pendidikan Kesehatan
Berdasarkan fungsinya media dibagi menjadi tiga yaitu:
1. Media cetak
Media cetak sebagai alat untuk menyampaikan pesan
bervariasi. Contohnya : booklet, leaflet, flyer (selebaran), rubrik
atau tulisan-tulisan pada surat kabar, poster.

2. Media elektronik
Media elektronik sebagai sarana untuk menyampaikan
pesan atau informasi kesehatan. Adapun jenis-jenisnya adalah :
televisi, radio, video, slide, film, internet, VCD.

3. Media papan (bill board)


Papan atau billboard yang di pasang pada tempat umum dapat
dipakai dan diisi dengan pesan-pesan atau informasi kesehatan.
Media ini juga mencakup pesan yang ditulis di lembaran seng yang
ditempel pada kendaraan umum (bus ataupun taksi)
TAHAP-TAHAP PENDIDIKAN
KESEHATAN DALAM
KEPERAWATAN KELUARGA

1. Pengkajian Kebutuhan Belajar


2. Diagnosis Keperawatan
3. Perencanaan Pendidikan Kesehatan
4. Implementasi Pendidikan
Kesehatan
5. Evaluasi Pendidikan Kesehatan
Pengkajian Kebutuhan Belajar
1. Pengkajian faktor predisposisi
Usia, persepsi klien tentang kesehatannya, kepercayaan klien
tentang kesehatan, agama dan peran gender, keadaan ekonomi,
gaya belajar klien, pengkajian fisik, pengkajian kesiapan klien untuk
belajar, kesiapan kognitif, kesiapan berkomunikasi, motivasi,
kemampuan membaca

2. Pengkajian faktor pemungkin


mencakup keterampilan serta sumber daya yang penting untuk
menampilkan perilaku sehat, meliputi fasilitas yang ada, tenaga
kesehatan yang tersedia. Faktor ini juga menyangkut
keterjangkauan sumber tersebut oleh klien: apakah biaya, jarak, dan
waktu dapat dijangkau?

3. Pengkajian faktor penguat


Faktor ini yang menentukan apakah tindakan kesehatan
memperoleh dukungan atau tidak. Faktor penguat dapat berasal dari
kepala keluarga, nenek, kakek atau keluarga
Diagnosa Keperawatan
Definisi kurang pengetahuan adalah pernyataan pada saat
individu, keluarga, kelompok atau komunitas tidak dapat
memahami, tidak dapat belajar, dan tidak dapat menunjukkan
pengetahuannya tentang tindakan tindakan keperawatan kesehatan
yang penting untuk mempertahankan kesehatan (NANDA).

Faktor yang berhubungan dengan atau menjadi penyebab


kurangnya pengetahuan mencakup: kurang terpapar informasi,
kurang mengulang pelajaran, adanya kesalahan dalam
menafsirkan, keterbatasan pengetahuan, kurangnya ketertarikan
dalam belajar, tidak familiarnya klien dengan sumber informasi.

Berikut adalah contoh diagnosis keperawatan yang dikemukakan


NANDA:
1. Kurangnya pengetahuan tentang diet DM
2. Kurangnya pengetahuan akan bahaya keamanan di rumah
3. Kurangnya pengetahuan tentang penyalahgunaan zat
Perencanaan Pendidikan Kesehatan
1. Menetapkan tujuan
Tujuan belajar yang ditetapkan harus mengikuti ketentuan sebagai berikut:
Terdapat kriteria waktu yang spesifik.
Menunjukkan perilaku atau penampilan yang dikehendaki.
Dapat diukur. Contohnya: klien dapat berjalan di sekitar rumahnya.
Menggambarkan kondisi yang diinginkan untuk mengklarifikasi dimana, kapan, atau
bagaimana perilaku yang ditampilkan.

2. Memilih substansi atau isi materi

3. Memilih strategi belajar

4. Memilih alat bantu dan media pembelajaran

5. Membuat rencana evaluasi


Rencana evaluasi harus disebutkan dalam perencanaan kegiatan pendidikan
kesehatan.
Evaluasi dapat dibedakan menjadi evaluasi proses dan evaluasi hasil.
Evaluasi proses menilai langkah-langkah yang telah dijadwalkan dalam perencanaan.
evaluasi hasil kegiatan
Implementasi Pendidikan Kesehatan
Perawat harus fleksibel dalam
mengimplementasikan berbagai rencana
pembelajaran.

1. Waktu
2. Kecepatan pengajaran
3. Keadaan lingkungan
4. Alat bantu pengajaran
5. Melakukan pengulangan
6. Materi dibahas mulai dari yang sederhana sampai
yang kompleks
7. Gunakan bahasa yang difahami
Evaluasi Pendidikan Kesehatan

1. Evaluasi belajar klien


Evaluasi aspek kognitif dapat dilakukan dengan cara observasi
langsung misalnya mengobservasi klien dengan memilih cara
pemecahan masalah yang menggunakan pengetahuannya yang
baru. Pengukuran bisa dengan cara menulis, misalnya dengan
memberikan test kepada klien dan pertanyaan secara oral.
Evaluasi kemahiran aspek psikomotor adalah dengan cara
mengobservasi bagaimana klien melakukan prosedur tindakan.
Evaluasi sikap adalah penilaian terhadap sikap klien, apakah
sikap atau nilai telah berubah.

2. Evaluasi pengajaran
Evaluasi pengajaran penting bagi perawat untuk menilai
kemampuannya. Klien dapat memberikan evaluasi
kepada perawat, apa yang telah membantunya, apa
yang menarik baginya.
Dokumentasi

Dokumentasi hasil pembelajaran adalah hal yang


sangat penting, karena merupakan suatu legalitas
bahwa pengajaran telah dilakukan.
Hal yang perlu didokumentasikan adalah respons
klien dan orang yang mendukungnya. Apa yang
dilakukan klien atau keluarganya mengindikasikan
bahwa proses belajar telah terjadi.
Dokumentasi hendaknya mencakup diagnosis
keperawatan, tujuan belajar, topik, hasil yang
dicapai, kebutuhan mengajar tambahan, dan
sumber sumber yang diberikan.
Simulasi
Bagi kelas besar kedalam 3 kelompok

Kelompok 1
Memberikan penkes kepada keluarga mengenai cara
merawat luka post op.

Kelompok 2
Memberikan penkes kepada kelompok anak TK
mengenai personal hygiene

Kelompok 3
Memberikan penkes via radio kepada pendengar
mengenai DBD

Anda mungkin juga menyukai