Anda di halaman 1dari 18

Proposal Tesis

ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI DAERAH


(Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Gorontalo)

Oleh :

RAHMA DEWI LIPUTO


NIM. 15062103049

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SAM
RATULANGI
MANADO
2017
Ketua Tim : Dr. Jessy D.L. Warongan, SE, M.Si, Ak,
CA Tim Diskusi
Pembahas 1 : Dr. Herman Karamoy, SE, M.Si, Ak,
CA
Pembahas 2 : Dr. Dr. Lintje Kalangi, SE, ME, Ak,
CA
Pembimbing 1 : Dr. Jullie J. Sondakh, SE, M.Si, Ak,
CPA, CA
Pembimbing 2 : Dr. Jessy D.L. Warongan, SE, M.Si,
Ak, CA
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
UU NO. 23 TAHUN
2014 Tentang
Pemerintahan
Daerah Otonomi Daerah adalah hak,
wewenang dan kewajiban daerah
otonom untuk mengatur dan
mengurus sendiri
PASAL 1 AYAT 6 urusanpemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat
dalam sistem Kesatuan Negara
Republik Indonesia (NKRI)
Desentralisasi adalah penyerahan
PASAL 1 AYAT 8 Urusan Pemerintahan oleh
Pemerintah Pusat kepada daerah
otonom berdasarkan Asas Otonomi.
Latar
Belakang
Desentralisasi sebagai salah satu kebijakan pembangunan
dimana didalamnya ada pendelegasian wewenang dari
pemerintah pusat ke pemerintah daerah dalam penyelenggaraan
pemerintahan di daerah.
Untuk melaksanakan urusannya, pemerintah daerah
membutuhkan anggaran yang bersumber dari pemerintah pusat
melalui Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK)
dan Dana Dekonsentrasi serta anggaran yang bersumber dari
Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang terdiri atas Pajak Daerah,
Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
Dipisahkan dan lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah.
Kemandirian daerah merupakan hal yang harus dimiliki oleh
pemerintah daerah dalam hal penerapan desentralisasi. Hal ini
merupakan permasalahan karena masih banyak daerah-daerah
yang memiliki ketergantungan dana transfer dari pemerintah
pusat untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahannya.
Untuk memperkecil atau menghilangkan ketergantungan akan
dana transfer tersebut maka setiap daerah harus bisa menggali
potensi penerimaan dari sumber-sumber penerimaan yang ada di
daerah.
Latar
BelakangUU NO. 28 Tahun 2009 Tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah

Memberikan kewenangan yang besar kepada daerah


dalam upaya peningkatan penerimaan PAD yang
bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas daerah
dalam penyediaan layanan.

Sumber penerimaan daerah yang berkontribusi langsung


terhadap penyediaan layanan publik oleh Pemerintah
Daerah adalah Retribusi Daerah.

Sebagai tindak lanjut dari penerapan UU No 28 Tahun


2009, maka dibuat Peraturan Daerah sebagai pedoman
dalam upaya mengoptimalkan penerimaan daerah, yang
ditetapkan oleh DPRD sesuai kondisi wilayah daerah
masing-masing.
Latar
Belakang
Penerimaan retribusi daerah di Kabupaten Gorontalo bersumber
dari tiga jenis retribusi yaitu : retribusi jasa umum, retribusi jasa
usaha dan retribusi perizinan tertentu. Persentase capaian ketiga
jenis retribusi tersebut selang tahun 2011 s/d 2015 masih fluktuatif,
hal ini menimbulkan pertanyaan apakah target retribusi ditetapkan
berdasarkan potensinya. Target dan Realisasi penerimaan retribusi
daerah di Kabupaten Gorontalo tahun 2011 2015 dapat dilihat
pada tabel berikut iniTarget
Tahun : Realisasi Persentase
2011 4.754.900.820, 3.987.710.578,00 83,87%

00
2012 7.753.632.837, 7.241.840.494,00 93,40%

00
2013 5.954.103.635, 7.409.739.876,00 124,45%

00
2014 4.685.508.251, 5.625.088.308,00 120,05%

00
2015 5.650.887.038, 4.754.767.518,00
Sumber Data : DPPKAD 84,14%
Kabupaten Gorontalo
00
Latar
Belakang
Walaupun ada peningkatan realisasi penerimaan retribusi daerah
pada tahun 2011 s/d 2014, akan tetapi sejak tahun 2013 kontribusi
penerimaan retribusi daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah
malah mengalami penurunan bahkan pada tahun 2015 hanya
3,32% dari total PAD yang berasal dari penerimaan retribusi
daerah. Hal ini merupakan suatu fenomena yang perlu penelitian
lebih lanjut atas pengelolaan retribusi daerah di Kabupaten
Realisasi
Gorontalo.
Tahun PAD Retribusi Kontribusi
Daerah
2011 39.566.107.587 3.987.710.578 10,08%
2012 61.209.676.217 7.241.840.494 11,83%
2013 76.409.439.677 7.409.739.876 9,70%
119.352.592.86
2014 0 5.625.088.308 4,71%
143.292.911.73
2015 5 4.754.767.518 3,32%
Sumber Data : DPPKAD
Kabupaten Gorontalo
Rumusan Masalah
Berdasarkan fenomena tersebut di atas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana potensi penerimaan retribusi daerah di Kabupaten
Gorontalo ?
2. Bagaimana strategi peningkatan penerimaan retribusi daerah di
Kabupaten Gorontalo ?
Tujuan
Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan diatas, maka
tujuan penelitian ini adalah, untuk mengetahui potensi penerimaan
retribusi daerah di Kabupaten Gorontalo dan strategi peningkatan
penerimaan retribusi di Kabupaten Gorontalo.
Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah, sebagai sarana
Penelitian
untuk menambah wawasan peneliti, sebagai bahan pertimbangan
dan masukan dimasa yang akan datang dalam upaya mengoptimalkan
penerimaan retribusi daerah di Kabupaten Gorontalo serta,
memberikan kontribusi pengembangan literatur akuntansi sektor
publik di Indonesia terutama sistem penerimaan daerah.
BAB 2
TINJAUAN
Landasan
PUSTAKA
TeoriTeori
Peacock and Wiseman
Teori Pengambilan Keputusan
Pendapatan Asli Daerah (UU Nomor 33 /2004)
Retribusi Daerah ( UU Nomor 28/2009)
Potensi ( Mahmudi, 2010)
Strategi (Hunger and Wheelen, 2003 dan Richard Vancil,
2003)
Penelitian Terdahulu
Fernandes Simangunsong (2015)
Kajian Evaluasi Penetapan Target Penerimaan Retribusi Izin Mendirikan
Bangunan Kecamatan di Kabupaten Bandung.
Rizka, et al (2014)
Analisis Strategi Peningkatan Pendapatan Asli Daerah dan retribusi Daerah
Dalam Rangka Meningkatkan kemampuan Daerah DI Kota Banda Aceh.
Eny Kustiyah dan Suryani (2014)
Efektivitas Pajak Reklame Terhadap Peningkatan PAD di Kota Surakarta.
Riri I.C. Lumikis (2015)
Analisis Potensi Penerimaan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Terhadap
Peningkatan PAD di Seluruh Kabupaten/Kota Provinsi Maluku Utara.
Ekalia Yuniza (2016)
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Retribusi Pelayanan Parkir Tepi
Jalan Umum di
Kota Bandar Lampung.
Moses Atakpa dan Stephen Ocheni (2012)
Analysis Of Option For Maximizing Local Goverment Internally Generated
Revenue In Nigeria.
Olajide Raji Alade (2015)
Revenue Generation As A Major Source Of Income For The State Goverment : An
Empirical
Analysis Of Two Parstatals.
BAB 3
Kerangka Konseptual
Pertanyaan Riset dan Proposisi
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah ditetapkan
pada bab sebelumnya, maka pertanyaan riset pada penelitian ini adalah :
1.Bagaimana potensi penerimaan retribusi di kabupaten Gorontalo ?
2.Bagaimana strategi peningkatan retribusi pada Pemerintah Kabupaten
Gorontalo ?
Untuk bisa mengembangkan dan menemukan jawaban atas pertanyaan
riset tersebut di atas, maka peneliti menyiapkan pedoman wawancara
dengan daftar pertanyaan sebagai berikut :
3.Bagaimana pemahaman tentang aturan yang mendasari pengelolaan
retribusi daerah?
4.Bagaimana sistem dan prosedur pengelolaan retribusi daerah di
Kabupaten Gorontalo?
5.Bagaimana kualitas Sumber Daya Manusia pengelola retribusi daerah di
Kabupaten Gorontalo?
BAB 3
Kerangka Konseptual

4. Apakah hambatan-hambatan yang ditemukan serta upaya


mengatasi hambatan tersebut dalam proses pengelolaan
retribusi daerah di Kabupaten Gorontalo?
5. Strategi apa yang dilakukan dalam upaya peningkatan
penerimaan retribusi ?
Sebagaimana uraian dalam proses membangun pertanyaan riset
diatas, langkah berikut adalah membangun proposisi (hipotesis teori)
yaitu:
1.Potensi penerimaan retribusi merupakan dasar dalam
penetapan target penerimaan retribusi daerah.
2.Untuk meningkatkan penerimaan retribusi daerah di Kabupaten
Gorontalo diperlukan strategi yang menjadi acuan dan bisa
digunakan dalam optimalisasi penerimaan retribusi daerah.
Model Analisis
BAB 4
Metode Penelitian
Jenis Penelitian
Metode penelitian kualitatif menurut Sugiyono (2014:1) sering disebut
metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada
kondisi yang alamiah (natural setting). Metode kualitatif ini dipilih agar
data yang diperoleh akan lebih lengkap, lebih mendalam, kredibel dan
bermakna sehingga tujuan penelitian dapat dicapai.
Pendekatan studi kasus menurut Robert K. Yin (2015:18) adalah suatu
inkuiri empiris yang menyelidiki fenomena didalam konteks kehidupan
nyata, bilamana batas-batas antara fenomena dan konteks tak tampak
dengan tegas dan dimana multisumber bukti dimanfaatkan.
Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data
Berdasarkan sumbernya, sumber data terdiri dari sumber data primer
dan sumber data sekunder. Dalam penelitian ini sumber data yang
didapatkan atau dikumpulkan sendiri yakni diperoleh langsung peneliti
dari informan/partisipan melalui teknik observasi, dokumentasi,
wawancara, studi kepustakaan, dan dokumen pendukung lainnya.
BAB 4
Metode Penelitian
Tehnik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini merujuk pada

tehnik pengumpulan data yang disusun oleh Robert K. Yin (2015) mengungkapkan

bahwa terdapat enam sumber bukti yang dapat dijadikan fokus bagi pengumpulan

data studi kasus yaitu, (1) Dokumentasi, (2) Rekaman arsip, (3) Wawancara, (4)

Observasi langsung , (5) Observasi partisipan, (6) Perangkat fisik .

Keuntungan dari enam sumber bukti di atas dapat dimaksimalkan jika tiga prinsip

pengumpulan data diikuti, prinsip-prinsip ini relevan terhadap keenam sumber bukti

dan bilamana digunakan secara semestinya, dapat membantu dalam menghadapi

persoalan penyusunan validitas konstruk dan realibilitas studi kasus Ketiga prinsip

pengumpulan tersebut antara lain : (1) menggunakan multisumber bukti, (2)

menciptakan data dasar studi kasus, (3) memelihara rangkaian bukti.


BAB 4
Metode Penelitian
Objek Penelitian dan Waktu Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di Kabupaten Gorontalo dengan beberapa
SKPD pengelola retribusi daerah. Adapun jangka waktu penelitian
diperkirakan selama 3 (tiga) bulan
Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini, instrumen utamanya adalah peneliti sendiri (human
instrument), yang berfungsi untuk menetapkan fokus penelitian, memilih
informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai
kualitas data, melakukan analisis data, serta menafsirkan data dan membuat
kesimpulan atas temuannya.
Teknik Pengujian Keabsahan Data
Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi, (1) uji credibility
(validitas internal) dengan menggunakan metode triangulasi, (2)
transferability (validitas eksternal), (3) dependability (reliabilitas) dan (4)
confirmability (objektivitas).
BAB 4
Metode Penelitian

Teknik Analisa Data


Dalam penelitian ini proses analisis data menggunakan tahapan
yang dikemukakan oleh Miles & Huberman yaitu :
(1) Reduksi Data,
(2) Kategorisasi,
(3) Penarikan Kesimpulan.
Setelah melalui tahap-tahap analisis data di atas, maka langkah
berikutnya adalah menganalisis potensi retribusi dan
mengklasifikasikannya untuk menentukan tingkat potensial dari
jenis retribusi tersebut, sehingga bisa ditentukan apa yang perlu
dilakukan untuk mengoptimalkan penerimaan retribusi. Untuk itu
perlu dilakukan pemetaan isu atau faktor strategis yang ada
dengan menggunakan alat analisis SWOT (Strength, Weakness,
Opportunity, Threat), sehingga dapat diketahui struktur serta
tingkat strategis dari faktor-faktor tersebut.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai