Anda di halaman 1dari 43

KEBUTUHAN LATIHAN

Rendi Editya Darmawan S. Kep, Ns

STIKES KUSUMA HUSADA


PROGRAM STUDI
S1 KEPERAWATAN
PENGERTIAN

Ambulasi merupakan upaya seseorang


untuk melakukan latihan jalan atau
berpindah tempat. (Kozier, 2009)
Mobilitas merupakan suatu
kemampuan individu untuk bergerak
secara bebas, mudah, dan teratur
dengan tujuan untuk memenuhi
kebutuhan aktivitas guna
mempertahankan kesehatannya.
( Perry dan Potter,2006)
Jenis Mobilitas :
1. Mobilitas penuh
Merupakan kemampuan seseorang
untuk bergerak secara penuh dan
bebas sehingga dapat melakukan
interaksi sosial dan menjalankan peran
sehari-hari.
Lanjutan...

2. Mobilitas sebagian
Merupakan kemampuan seseorang untuk
bergerak dengan batasan yang jelas, dan
tidak mampu bergerak secara bebas karena
dipengaruhi oleh gangguan saraf motorik dan
sensorik pada area tubuhnya. Hal ini dapat
dijumpai pada kasus cedera atau patah
tulang dengan pemasangan traksi. Pasien
paraplegi dapat mengalami mobilitas
sebagian pada ekstremitas bawah karena
kehilangan kontrol motorik dan sensorik.
Mobilitas sebagian dibagi menjadi dua
jenis, yaitu:

1. Mobilitas sebagian temporer


Merupakan kemampuan individu untuk
bergerak dengan batasan yang
sifatnya sementara. Hal tersebut
dapat disebabkan oleh trauma
reversibel pada sistem
muskuloskeletal, contohnya adalah
adanya dislokasi sendi dan tulang.
Lanjutan....

2. Mobilitas sebagaian permanen


Merupakan kemampuan individu untuk
bergerak dengan batasan yang sifatnya
menetap. Hal tersebut disebabkan oleh
rusaknya sistem saraf yang reversibel.
Contohnya terjadinya hemiplegia
karena stroke, paraplegi karena cedera
tulang belakang, dan untuk kasus
poliomielitis terjadi karena
terganggunya sistem saraf motorik dan
sensorik.
Faktor yang Mempengaruhi Mobilitas
(Hidayat, 2006)

1. Gaya hidup
2. Proses Penyakit/injuri
3. Kebudayaan
4. Tingkat Energi Seseorang
5. Usia dan Status Perkembangan
6. Pekerjaan
7. Tingkat emosi
GANGGUAN MOBILISASI
(POTTER & PERRY, 2006)
Imobilisasi
Tirah baring
Imobilisasi

Suatu keadaan ketika individu


mengalami atau beresiko mengalami
keterbatasan gerak fisik.
Perubahan dalam tingkat mobilisasi
fisik dapat mengakibatkan instruksi
pembatasan gerak dalam bentuk tirah
baring
Tirah Baring

Suatu intervensi dimana klien dibatasi


untuk tetap berada di tempat tidur
untuk tujuan terapeutik.
Lamanya tirah baring tergantung
penyakit atau cedera dan status
kesehatan klien sebelumnya
Lanjutan...
Tirah baring---kekuatan otot turun 3% sehari
Atrofi disuse: pengurangan ukuran normal serat
otot secara patologis setelah inaktivitas yang
lama akibat tirah baring, trauma, pemakaian gips,
kerusakan saraf lokal
Tujuan Umum Tirah Baring :
Mengurangi aktifitas fisik dan kebutuhan
oksigen untuk tubuh.
Mengurangi nyeri, meliputi nyeri pasca
operasi, dan kebutuhan analgesik dengan
dosis besar
Memungkinkan klien sakit atau lemah
untuk beristirahat dan mengembalikan
kekuatan
Memberikan kesempatan pada klien yang
letih untuk beristirahat tanpa terganggu
Kategori Tingkat Kemampuan
Tingkat Kategori
aktivitas/Mobilitas

Tingkat 0 Mampu merawat diri sendiri secara penuh

Tingkat 1 Memerlukan penggunaan alat

Tingkat 2 Memerlukan bantuan atau pengawasan


orang lain

Tingkat 3 Memerlukan bantuan atau pengawasan


orang lain dan peralatan

Sangat tergantung dan tidak dapat


Tingkat 4 melakukan atau berpartisipasi dalam
Respon Psikologis Pada
Imobilisasi
perubahan perilaku, peningkatan
emosi, perubahan dalam mekanisme
koping
RESPON FISIOLOGIS
IMOBILISASI
Setiap sistem tubuh berisiko terganggu
Tingkat keparahan tergantung umur,
kondisi kesehatan keseluruhan, tingkat
imobilisasi
1. Perubahan metabolik
Mengganggu laju metabolik (metabolisme
karbohidrat lemak, protein),
ketidakseimbangan cairan elektrolit,
ketidakseimbangan kalsium, gangguan
pencernaan
Proteinkeseimbangan nitrogen negatif (lebih
banyak nitrogen diekskresikan daripada
dimakan dalam bentuk protein)
Imobilisasi---pelepasan kalsium tulang ke
sirkulasi
Penurunan motilitas GI tractkonstipasi
Impaksi fekalobstruksi ususfungsi usus
tertekan, dehidrasi, terhentinya absorbsi,
gangguan cairan elektrolit
2. Perubahan sistem
respiratori
Bronkiolus tertutup sekresikolaps
alveolus distalatelektasis
Pneumonia hipostatikperadangan
paru karena stasis sekresi
3. Perubahan sistem kardiovaskuler

Hipotensi ortostatik: penurunan tekanan


darah sistolik 25 mmHg dan diastolik 10
mmHg ketika klien bangun
Imobilisasi pengumpulan darah di
ekstremitas bawahpenurunan respon
otonompenurunan venous return
penurunan curah jantungpenurunan
tekanan darah
Jantung bekerja tidak efisien
4. Perubahan sistem muskuloskeletal

Pemecahan proteinpenurunan masa


ototatrofi
Imobilisasipeningkatan resorpsi
tulangosteoporosis
Kontraktur sendi: kondisi abnormal &
biasanya permanen yang ditandai
sendi fleksi & terfiksasi
Footdropterfiksasi plantarfleksi
5. Perubahan sistem
integumen
Jaringan tertekandarah membelok &
vasokonstriksirespirasi seluler
teganggusel mati--dekubitus
6. Perkemihan

Klien dalam posisi datarurine sulit


mengalir dari ginjal ke vesika urinaria
stasis urinepeningkatan risiko ISK &
batu ginjal
Klien imobilisasi berisiko batu ginjal
karena gangguan metabolisme kalsium
MENGURANGI BAHAYA IMOBILISASI
1. Sistem metabolik
Perlu diet TKTP & tambahan viatmin B & C
Proteinmengganti jaringan rusak, membangun
cadangan protein
Tinggi kalorimemberi energi untuk
metabolisme, mengganti jaringan subkutan
Vit Cdiperlukan untuk mengganti cadangan
protein
Vit Bkeutuhan kulit & penyembuhan luka
2. Sistem pernapasan

Intervensi keperawatan bertujuan:


mendukung ekspansi dada & paru,
mencegah stasis sekret pulmonal,
mempertahankan kepatenan jalan
napas, mendukung pertukaran gas
Meningkatkan ekspansi dada & paru

Mengubah posisi tiap 2 jamparu


berkembang
Napas dalam & batuk efektif tiap 1/ 2
jam
Hati2 obat nyeri pascaoperasi
menekan pusat pernapasanajarkan
napas dalam & batuk efektif 30 menit
setelah pemberian obat
Mencegah stasis sekret

Mengurangi penumpukan sekret:


Perubahan posisi
Fisioterapi dada
Mempertahankan kepatenan jalan
napas
Napas dalam & batuk tiap 1/ 2 jam, 3x
napas dan batuk di ekspirasi terakhir
Suctionaseptik
3. Sistem kardiovaskuler

Mengurangi hipotensi orthostatik


perubahan posisi bertahap
Mengurangi beban kerja jantungtidak
menggunakan manuver Valsalva
Mencegah trombusheparin,
intermitten pneumatic compression
Pengaturan posisi
Latihan rentang gerak sendi
4. Sistem muskuloskeletal

Latihan gerak sendi


Latihan kekuatan otot
5. Sistem integumen

Pemriksaan kulit 1x sehari


Menjaga kebersihan kulit
Pelembab
Perubahan posisi
Gizi adekuat
6. Perkemihan

Hidrasi adekuat
Diet kaya air
WOC IMOBILISASI
PROSES KEPERAWATAN UNTUK
GANGUAN MOBILISASI
(Potter &Perry 2006)

Pengkajian
1. Riwayat keperawatan sekarang
Meliputi alasan pasien yang
menyebabkan terjadi keluhan/gangguan
dalam mobilitas dan imobilitas, seperti
adanya nyeri, kelemahan otot, kelelahan,
tingkat mobilitas dan Imobilitas, daerah
dan lama terjadinya gangguan mobilitas.
Riwayat keperawatan penyakit
yang pernah di derita
Pengkajian riwayat penyakit yang
berhubungan dengan pemenuhan
kebutuhan mobilitas, misalnya adanya
riwayat penyakit system neurologis
( kecelakaan cerebrovaskular, trauma
kepala, peningkatan TIK, miastenia
gravis, guillain barre, cedera medulla
spinalis, dll),
Lanjutan...

Riwayat kardiovaskuler (infark miokard,


gagal jantung kongestif), Riwayat
penyakit muskuloskletal (osteoporosis,
fraktur, arthritis), Riwayat penyakit
system pernafasan (penyakit paru
obstruksi menahun, pneumonia, dll),
riwayat pemakaian obat, seperti
sedative, hipnotik, depresan system
saraf, laksansia dll.
Diagnosa Keperawatan
Hambatan mobilisasi fisik yang berhubungan
dengan penurunan rentang gerak, tirah baring,
penurunan kekuatan
Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan
kesejajaran tubuh yang buruk, penurunan
mobilisasi
Resiko cedera yang berhubungan dengan
ketidaktepatan mekanika tubuh ketidaktepatan
posisi, ketidaktepatan tehnik pemindahan
Ketidakefektifan jalan nafas yang berhubungan
dengan stasis sekret paru, ketidaktepatan posisi
tubuh
Lanjutan...
Ketidakefektifan pola nafas yang berhubungan
dengan penurunan pengembangan paru,
penumpukan sekret paru, ketidaktepatan posisi tubuh
Gangguan pertukaran gas yang berhubungan dengan
pola nafas tidak simetris, penurunan pengembangan
paru, penumpukan sekret paru
Gangguan integritas kulit atau resiko gangguan
integritas kulit yang berhubungan dengan
keterbatasan imobilisasi, tekanan permukaan kulit,
gaya gesek
Gangguan eliminasi urine yang berhubungan dengan
keterbatasan mobilisasi, resiko infeksi, retensi urine
Lanjutan..
Resiko infeksi yang berhubungan dengan stasisnya
sekresi paru, kerusakan integritas kulit, stasisnya
urine
Inkontinensia total yang berhubungan dengan
perubahan pola eliminasi, keterbatasan mobilisasi
Resiko kekurangan volume cairan yang
berhubungan dengan penurunan asupan cairan
Ketidakefektifan koping individu yang berhubungan
dengan pengurangan tingkat aktivitas, isolasi sosial
Gangguan pola tidur yang berhubungan dengan
keterbatasan mobilisasi, ketidaknyamanan
Masalah Keperawatan Intoleransi
Aktifitas (Nanda, 2011)
Ketidakcukupan energi psikologis atau
fisiologis untuk melanjutkan atau
menyelesaikan aktifitas kehidupan
sehari-ari yang harus atau yang ingin
dilakukan
Masalah Keperawatan Hambatan
Mobilitas Fisik (Nanda, 2011)
Keterbatasan pada pergerakan fisik
tubuh atau satu atau lebih ekstremitas
secara mandiri dan terarah
Kasus 1:
Tn. N 45 tahun tinggal di Surabaya masuk ke UGD
Rumah Sakit Islam tanggal 28 Oktober 2008 dengan
diagnosa medis Close Fraktur Incomplete Tibia dan
Fibula. Pasien mengeluh kaki kanan nyeri bila digerakan,
klien tidak dapat mengangkat kaki kanannya,
pergerakan kaki kanan dengan bantuan, ekspresi wajah
meringis kesakitan, skala nyeri 8, nyeri seperti dirobek
robek, lokasi nyeri hanya didaerah tempat terjadinya
trauma, terdapat bengkak pada daerah trauma dan
terdapat krepitasi. Pasien kecelakaan kejatuhan tandon
waktu bekerja.
Data laboratorium tanggal 28 Oktober 2008 :
Darah Lengkap : Hasil pemeriksaan lab tgl 28/10/2008
: Hb 13,9; Leko 7.500; Thrombo 392; PCV 0,40; BUN
27; serum Creatinin 1,06; GDS 92 mg/dl.
Hasil foto terdapat fraktur incomplete Tibia & Fibula.
Kasus 2

Anak A berumur 4 tahun terdiagnosis


VSD. Setiap kali berjalan anak A
menangis dan mengeluh sesak.
Aktifitas mandi dan makan An A
dibantu oleh ibunya. TD : 100/80
mmHg, Nadi 88x/menit, RR :
20x/menit, Suhu : 36,7C. Diagnosa
keperawatan yang sesuai yaitu?
TERIMAKASIH
SEMOGA
BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai