Anda di halaman 1dari 19

Evaluasi Pelaksanaan Asuhan

Sayang Ibu Pada Ny N


G2P0A1H0 dengan Partus Lama
Di Ruang Kebidanan RSUD
Pariaman Tahun 2017
Oleh

MIRANIE SAFARINGGA

Program Pascasarjan S2 Kebidanan Fakultas


Kedokteran Universitas Andalas
Latar Belakang
Asuhan sayang ibu membantu ibu dan
keluarganya untuk merasa aman dan nyaman
selama proses persalinan. Asuhan sayang ibu
adalah asuhan dengan prinsip saling
menghargai budaya, kepercayaan dan keinginan
sang ibu (Depkes, 2004). Asuhan yang sayang
ibu ini akan memberikan perasaan aman dan
nyaman selama persalinan dan kelahiran artinya
asuhan sayang ibu harus di laksanakan pada
setiap praktek kebidanan pada ibu.
Asuhan sayang ibu perlu di monitor dan di
evaluasi pelaksanaan nya, agar setiap tindakan
berjalan sebagaimana mestinya
Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas


maka rumusan masalah pada kasus ini
Bagaimana Evaluasi Pelaksanaan Asuhan
Sayang Ibu Pada Ny N G2P0A1H0
dengan Partus Lama Di Ruang Kebidanan
RSUD Pariaman Tahun 2017
Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan laporan ini
adalah untuk mengevaluasi
pelaksanaan Asuhan Sayang Ibu
Pada Ny N G2P0A1H0 dengan
Partus Lama Di Ruang Kebidanan
RSUD Pariaman Tahun 2017
Asuhan Sayang Ibu
Definisi Asuhan sayang ibu adalah asuhan
yang saling menghargai budaya, kepercayaan
dari keinginan sang ibu pada asuhan yang
aman selama proses persalinan serta
melibatkan ibu dan keluarga sebagai
pembuat keputusan, tidak emosional dan
sifatnya mendukung (Depkes RI, 2008: 14).
Prinsip Umum Sayang
Ibu
Memahami bahwa kelahiran merupakan proses
alami dan fisiologis.
Menggunakan cara-cara yang sederhana dan
tidak melakukan intervensi tanpa ada indikasi.
Memberikan rasa aman, berdasarkan fakta dan
memberi kontribusi pada keselamatan jiwa ibu.
Asuhan yang diberikan berpusat pada ibu.
Menjaga privasi serta kerahasiaan ibu.
Membantu ibu agar merasa aman, nyaman dan
didukung secara emosional.
Memastikan ibu mendapat informasi, penjelasan
dan konseling yang cukup.
Prinsip Pelaksanaan Asuhan
Sayang Ibu Dalam Asuhan
Persalinan
Memberikan dukungan emosional
Membantu mengatur posisi
Memberi cairan nutrisi
Keleluasan kekamar mandi secara teratur
Pencegahan infeksi
Asuhan sayang ibu pada proses
persalinan kala II dan III

Menghargai ibu selama proses persalinan


Mengijinkan ibu untuk memilih orang yang akan
mendampinginya selama proses persalinan dan
kelahiran.
Cuci tangan dengan sabun dan air bersih yang
mengalir, kemudian dikeringkan hingga betul-
betul kering dengan handuk bersih
Bantu ibu mengambil posisi yang paling nyaman
baginya.
Setelah pembukaan lengkap anjurkan ibu hanya
meneran apabila ada dorongan kuat dan spontan
untuk meneran, jangan menganjurkan ibu untuk
meneran berkepanjangan dan menahan nafas.
Anjurkan ibu untuk minum selama persalinan kala dua,
dikarnakan pada kala ini ibu bersalin mudah sekali
mengalami dehidrasi selama proses persalinan dan
kelahiran bayi.
Berikan rasa aman dan semangat serta ketentraman
hatinya selama proses persalinan berlangsung.
Dukungan dan perhatian akan mengurangi perasaan
tegang, dan itu membantu kelancaran proses
persalinan dan kelahiran bayi.
Membersihkan perineum ibu
Membimbing ibu untuk meneran bila tanda pasti kala
dua setelah diperoleh, tunggu sampai ibu merasakan
adanya dorongan spontan untuk meneran
Menolong kelahiran bayi
Berikan penjelasan pada ibu, sebelum melahirkan
plasenta, tentang prosedur penatalaksanaan aktif kala
III
Definisi Persalinan
Lama
Persalinan yang berlangsung lebih lama
dari 24 jam di golongkan sebagai
persalinan lama. Persalinan lama atau
disebut juga distosia didefinisiskan sebagai
persalinan abnormal atau sulit (Saifuddin,
2011).Persalinan lama merujuk pada
kemajuan persalinan yang tidak normal.
Persalinan berlangsung lebih lama, lebih
nyeri dan tidak normal karena adanya
masalah pada mekanisme persalinan,
tenaga/kekuatan, jalan lahir dan janin yang
akan dilahirkan
LAPORAN KASUS

IBU BERSALIN G2A1P0 DENGAN KALA DUA MEMANJANG


DI RUANG BERSALIN RSUD PARIAMAN

Data Subyektif
Istri Suami
Nama : Ny N Nama : Tn S
Umur : 24 tahun Umur : 32 tahun
Suku : Minang Suku : Minang
Agama : Islam Agama
: Islam
Bangsa : Indonesia Bangsa : Indonesia
Pendidikan: SMU Pendidikan : SMU
Pekerjaan: Ibu Rumah Tangga Pekerjaan: Wiraswasta
Alamat : S. garinggiang Alamat : S. Gariggiang
Keluhan masuk ruang bersalin :
Pasien hamil anak kedua, masuk UGD RSUD
Pariaman rujukan dari bidan pukul 10.15 wib
dengan keluhan keluar air-air banyak sejak
pukul 08.00 pagi .Pembukaan lengkap.Ibu
telah dipimpin mengedan selama 2,5 jam.
Indikasi rujukan, kala dua memanjang. Ibu
G2P0A1H. HPHT 03-07-2016 TP 10-04-2017.
Usia kehamilan 40 minggu. Infus terpasang
RL 20 tts/menit.
Hasil Observasi Tanggal 11 April 2017 Pukul
10.45 Wib
Subjektif :
Pasien mengatakan letih dan ingin segera melahirkan
Pasien merasa cemas dengan tindakan vakum yang akan
dilakukan
Objektif :
Vakum ekstraksi dilakukan atas indikasi kala dua
memanjang
Bayi lahir pukul 10.55 wib, jenis kelamin laki-laki, BB 2800
gr, PB 47 cm
Penilaian bayi segera, ada upaya bernafas dan bayi
menangis, Apgar score 7/8
Plasenta lahir spontan dan lengkap, panjang tali pusat 50
cm, insersi sentralis
Kontraksi uterus baik
Pasien diberi induksin 1 amp iv/bolus, pospargin 1 amp
iv/bolus
Perdarahan normal
IUFD RL drip induksin : pospargin 1:1 20 tt/mnt
Luka laserasi derajat dua dijahit
Keadaan umum ibu sedang
ASSESMENT
Ibu P1A1H1 Partus kala IV post vakum
ekstraksi.

PLANING
Kontrol tanda-tanda vital, kontraksi dan perdarahan
Anjurkan ibu untuk inisiasi menyusui dini
Anjurkan ibu makan dan minum
Anjurkan ibu untuk beristirahat

KAJIAN ASUHAN KEBIDANAN
Pada kasus ini, pembukaan sudah lengkap dan telah
dipimpin meneran selama 2,5 jam oleh bidan namun bayi
tidak lahir hingga di rujuk ke ruang bersalin RSUD
Pariaman.. Tiba di ruang bersalin ibu tampak lelah, lemah,
sedikit pucat, ketuban sudah pecah dan kekuatan his
sedang. Tidak ada upaya meneran volunteer yang
dilakukan ibu.
Sumirah(2008) menyebutkan partus lama merupakan salah
satu indikasi dalam episiotomi. Episiotomi adalah tindakan
yang menimbulkan rasa sakit dan menggunakan anestesia
lokal adalah bagian dari asuhan sayang ibu. Namun dalam
kasus ini tidak sesuai dengan teori yang disebutkan karena
episiotomi dilakukan tanpa anestesi. Sulistyawati(2010)
menyatakan bahwa episiotomi dilakukan dengan anestesi
untuk memberikan kenyaman pada ibu sebagai tindakan
asuhan sayang ibu.
Peran bidan sebaiknya tetap berfokus terhadap pemenuhan
kebutuhan ibu bersalin dan upaya meminimalisir trauma
maternal, seperti penjelasan yang tepat dan jelas terhadap
prosedur tindakan yang akan dilakukan dan memperoleh
persetujuan dari pasien, pemenuhan kenyamanan ibu,
pengurangan nyeri serta pencegahan infeksi.
Selain itu pemberian dukungan emosional dan
psikologis ibu serta pendampingan sebagai bentuk
Asuhan Sayang ibu belum terlaksana. Pasalnya keluarga
ibu tidak di izinkan seorang pun ikut mendampingi.
Sehingga kebutuhan emosional ibu tidak terpenuhi.
Adanya support dalam menjalani prosedur tindakan akan
bermanfaat untuk mencegah ibu mengalami depresi
post partum pada masa postpartum. Seperti halnya yang
dinyatakan oleh Creedy et al, 2006 dalam Gamble, et al,
2007, bahwa prosedur melahirkan yang tidak sesuai
harapan, dramatis atau sangat menyakitkan akan
berkontribusi menimbulkan gejala stress akut. Stress dan
trauma persalinan tersebut pada beberapa wanita akan
bisa diadaptasi, namun bagi sebagian wanita bisa
berkembang menjadi depresi masa postpartum.
Table Ceklist Asuhan Sayang Ibu
Tindakan Asuhan Sayang Ibu Ada tidak
1. Memahami bahwa kelahiran merupakan proses alami dan fisiologis.
2. Menggunakan cara-cara yang sederhana dan tidak melakukan
intervensi tanpa ada indikasi.
3. Memberikan rasa aman, berdasarkan fakta dan memberi kontribusi
pada keselamatan jiwa ibu.
4. Asuhan yang diberikan berpusat pada ibu.
5. Menjaga privasi serta kerahasiaan ibu.
6. Membantu ibu agar merasa aman, nyaman dan didukung secara
emosional.
7. Memastikan ibu mendapat informasi, penjelasan dan konseling yang
cukup.
8. Mendukung ibu dan keluarga untuk berperan aktif dalam pengambilan
keputusan.
9. Menghormati praktek-praktek adat dan keyakinan agama.
10. Memantau kesejahteraan fisik, psikologis, spiritual dan sosial ibu/
keluarganya selama kehamilan, persalinan dan nifas.
11. Memfokuskan perhatian pada peningkatan kesehatan dan pencegahan
penyakit


Kesimpulan

Pelaksanan Asuhan Sayang ibu pada kasus ini belum


seutuhnya terlaksana dengan baik. Msih ada hal hal
prinsip yang tidak menjadi perhatian petugas selama
persalinan. Pemenuhan kebutuhan ibu akan informasi,
dukungan masih belum terpenuhi.
Pada kasus ini penatalaksanaan kala dua memanjang
dilakukan dengan mempercepat kala dua melalui
tindakan vakum ekstraksi.Tindakan vakum ekstraksi
lebih tepat karena dapat memperkecil trauma bagi ibu
dan janin.Selain itu pemenuhan kebutuhan fisik dan
psikis ibu bersalin tetap diperhatikan dalam manajemen
kasus persalinan lama akibat kala dua
memanjang.Dalam pelaksanaan episiotomi masih
terdapat kesenjangan dengan teori dimana episiotomi
dilakukan tanpa anestesi
Saran

Perlu adanya penilaian, identifikasi kebutuhan


kolaborasi dan rujukan yang tepat dalam
penatalaksanaan kala dua memanjang, sehingga
dapat diberikan penanganan yang sesuai
sehingga tetap memegang prinsip asuhan sayang
ibu

Untuk klinisi di ruangan di harapkan agar


melakukan prinsip asuhan sayang ibu secara
komprehensif

Anda mungkin juga menyukai