Anda di halaman 1dari 10

Reaksi hipersensitivitas

Muhammad irfan prabowo


pengenalan
Respon imun pada umumnya berfungsi
protektif,tetapi dapat menimbulkan akibat buruk
dan penyakit yang disebut hipersensitivitas
hipersensitivitas atau alergi menunjukkan suatu
keadaan dimana respon imun mengakibatkan
reaksi yang berlebihan sehingga menimbulkan
kerusakan pada jaringan tubuh
Reaksi ini secara khas terjadi pada orang
tertentu setelah kontak kedua kalinya dengan
suatu antigen khusus.kontak pertama
merupakan peristiwa awal yang diperlukan dan
menginduksi sesitisasi terhadap alergen tersebut
Pembagian reaksi
hipersensitivitas
Reaksi hipersensitivitas menurut waktu
Reaksi cepat
Reaksi intermediet
Reaksi lambat
Reaksi hipersensitivitas menurut mekanisme
imun yang terjadi
Tipe1
Tipe2
Tipe3
Tipe4
Catatan:tipe 1,2,3 berperantara antibodi
Tipe 2:hipersensitivitas
sitotoksik
Antibodi yang diarahkan pada antigen
permukaan sel akan mengaktifkan
komplemen untuk merusak sel
Antibodi (igG atau igM) melekat pada
antigen lewat daerah Fab dan berkerja
sebagai suatu jembatan ke komplemen
lewat daerah Fc.
Akibatnya dapat terjadi lisis yang
berperantara komplemen,seperti yang
terjadi pada anemia hemolitik,reaksi
transfusi ABO,atau penyakit hemolitik Rh
Berberapa obat seperti penisilin,fenasetin
dan kuinidin,dapat melekat pada protein
permukaan di sel darah merah dan memicu
pembentukan antibodi.antibodi autoimun
seperti itu kemudian dapat bergabung
dengan permukaan sel,dan mengakibatkan
hemolisis
Reaksi hipersensitivitas tipe 3
Reaksi sensitivitas tipe 3 mirip dengan tipe
2,yang melibatkan antibodi IgG dan
IgM,akan tetapi berkerja pada antigen yang
terlarut dalam serum
prosesnya
Ketika antigen pertama kali masuk,ia akan
mensensitasi pembentukan antibodi IgG dan IgM yang
spesifik.
Ketika pemaparan berikutnya oleh antigen yang
sama,IgG dan IgM spesifik ini akan berikatan dengan
antifen tersebut di dalam serum membentuk ikatan
antigen-antibodi kompleks. Kompleks ini akan
mengendap di salah satu tempat dalam jaringan
tubuh(misalnya di endotel pembuluh darah dan
ekstraseluler) sehingga menimbulkan reaksi inflamasi.
Aktifitas komplemen pun akan aktif sehingga
dihasilkannya mediator2 inflamasi yang
memungkinkan makrofag datang dan melisikannya
Akan tetapi,karena kompleks imun ini
mengendap di jaringan,aktifitas sel efektor
terhadapnya juga akan merusak jaringan
disekitarnya.
Inilah yang akan membuat kerusakan dan
menimbulkan gejala klinis,dimana
keseluruhannya terjadi dalam jangka waktu
2-8 jam setelah pemaparan antigen yang
sama untuk kedua kalinya.
Contoh penyakit yg ditimbulkan:
SLE,eritema nodosum,elephantiasis,serum
sickness
Hipersensitivitas tipe 4
Reaksi hipersensitivitas tipe 4 berbeda
dengan yang sebelumnya,karena reaksi ini
tidak melibatkan antibodi akan tetapi
melibatkan sel-sel limfosit.
Umumnya reaksi ini timbul lebih dari 12
jam setelah pemaparan pada
antigen,sehingga reaksi tipe ini disebut
reaksi hipersensitivitas tipe lambat.
Antigen untuk reaksi ini bisa berupa
jaringan asing,mikroorganisme
intraseluler,protein,bahan kimia yg dapat
menembus kulit
prosesnya
Ketika tubuh terpajan alergen pertama
kali,ia akan dipresentasikan oleh sel
dendritik ke limfonodus regional.
Disana ia akan mensensitasi sel Th untuk
proliferasi dan berdiferensiasi menjadi sel
DTH(delayed type hipersensitivity)
Bila sel DTH yang disensitasi terpajan ulang
dengan antigen yang sama,ia akan
melepas sitokin dan kemokin yang akan
menarik dan mengaktifkan makrofag yang
berfungsi sebagai sel efektor dalam reaksi
hipersensitifitas

Anda mungkin juga menyukai