Anda di halaman 1dari 27

Konsep Asuhan Keperawatan

Pada Klien dengan Acute


Respirator Distress
Syndrome (ARDS)
Pengertian
ARDS adalah suatu penyakit
yang disebabkan oleh kerusakan
luas alveolus dan/atau membrane
kapiler paru. ARDS selalu terjadi
setelah suatu gangguan besar
pada system paru, kardiovaskuler,
atau tubuh secara luas. (Ellizabeth
J. Corwin, 1997).
Etiologi
Trauma langsung pada paru
Pneumoni virus,bakteri,fungal
Contusio Paru
Aspirasi cairan lambung
Inhalasi asap berlebih
Inhalasi toksin
Menghisap O2 konsentrasi tinggi
dalam waktu lama
Trauma tidak langsung
Manifestasi klinis
ARDS biasanya timbul dalam waktu 24
hingga 48 jam setelah kerusakan awal
pada paru.
Awalnya pasien akan mengalami dispnea,
kemudian biasanya diikuti dengan
pernapasan yang cepat dan dalam.
Sianosis terjadi secara sentral dan perifer,
Sedangkan pada auskultasi dapat ditemui
ronkhi basah kasar, serta kadang
wheezing.
Pathway
Pemeriksaan diagnostik
Analisis gas darah arteri
Sinar x dada
GDA
Tes fungsi paru
Pengukuran pirau (Qs/Qt)
Gradien alveolar-arterial (gradien
A-a)
Komplikasi
Ketidak seimbangan asam basa
Kebocoran udara (pneumothoraks,
neumomediastinum,
neumoperkardium,dll)
Perdarahan pulmoner
Displasia bronkopulmoner
Apnea
Hipotensi sistemik
Penatalaksanaan
Intubasi untuk pemasangan ETT
Pemasangan Ventilator mekanik
(Positive end expiratory pressure)
untuk mempertahankan
keadekuatan level O2 darah.
Sedasi untuk mengurangi
kecemasan dan kelelahan akibat
pemasangan ventilator
Pengobatan tergantung klien dan
proses penyakitnya :
Inotropik agent (Dopamine) untuk
meningkatkan curah jantung &
tekanan darah.
Antibiotik untuk mengatasi infeksi
Kortikosteroid dosis besar
(kontroversial) untuk mengurangi
respon inflamasi dan
mempertahankan stabilitas
membran paru
Pasang jalan nafas yang adekuat
( Pencegahan infeksi)
Ventilasi Mekanik ( Dukungan
nutrisi)
TEAP Monitor system terhadap
respon
Pemantauan oksigenasi arteri
(Perawatan kondisi dasar)
Cairan
Farmakologi ( O2, Diuretik)
Konsep Asuhan
Keperawatan
Pengkajian
Identitas Klien
Meliputi : nama, jenis kelamin
(frekuensi sama antara laki-laki
dan perempuan); umur (lebih
menyerang orang dewasa di
banding anak anak, namun saat
ini ditemukan bahwa seluruh
usia dapat terkena ARDS).
Riwayat Kesehatan
Keluhan utama
Klien sering mengeluh sesak napas
Riwayat penyakit sekarang
ARDS dapat terjadi dalam 24-48
jam timbulnya serangan, ditandai
dengan napas pendek, takipnea,
dan gejala yang berhungan dengan
penyebab utamanya, misalnya syok
Riwayat penyakit dahulu
Apakah ada riwayat ARDS
terdahulu, Syok, Trauma, Cidera
system saraf yang serius dll
Riwayat penyakit keluarga
Apakah diantara keluarga klien
yang mengalami penyakit yang
sama dengan penyakit yang
dialami klien
Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : lemas
Kesadaran : composmentis
Tanda-tanda vital
Suhu : normal (36,5oC 37,5oC)
Nadi : normal (60 -
100x/menit)
RR : (16-24x/menit)
TD : normal (120/80 mmHg)
Hasil pemeriksaan fisik yang
didapatkan berdasarkan stadium
akan di uraikan melalui penjelasan
berikut:
Fase eksudatif (exudative phase)
Kelemahan , menurunya kesadaran,
tidak mampu berkonsentrasi, takipnea,
dan alkalosis respiratori. Hasil inspeksi
dada didpatkan penggunaan otot bantu
pernapasan dan adanya peningkatan
tekanan darah arteri.
Fase fibroprolifelatif
(fibroproliverative phase)
Peningkatan tekanan darah arteri,
peningkatan workload ventrikel kiri.
Suara nafas crackles/rales, agitasi yang
berhubungan dengan hipoksia,
hiperventilasi, hiperkardia, peningkatan
kerja napas, asidosis laktat
(berhubungan dengan metabolisme
aerob), perubahan dalam perfusi (denyut
jantung meningkat, penurunan tekanan
darah, perubahan temperature dan
warna kulit, penurunan capillery refill).
Disfungsi pada organ seperti :
Otak, terjadi perubahan kesadaran, agitasi
dan halusinasi;
Jantung, terjadi penurunan curah jantung,
(cardiac output) yang mengakibatkan angina,
CHF (gagal jantung kongestif), disritmia, dan
miokard infark.
Ginjal, terjadi penurunan produksi urin atau
laju filtrasi glomerulus (LFG)
Kulit, terdapat bintik bintik dan ditemukan
adanya tanda iskemik.
Hati, didapati adanya peningkatan SGOT,
biliriubim, alkalin fosfat, dan penurunan
albumin
Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan pertukaran gas
berhubungan dengan Akumulasi
protein dan cairan dalam
interstisial/area alveolar
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif
berhubungan Peningkatan
jumlah/viskositas secret paru.
3. Kelebihan volume cairan berhubungan
dengan Gangguan mekanisme regulasi
Rencana Keperawatan
1. No. Dx. 1
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 3x24 jam diharapkan tidak terjadi
kerusakan pada pertukaran gas
Kriteria hasil :
Menunjukkan perbaikan ventilasi dan
oksigenasi adekuat dengan GDA dalam
rentang normal dan bebas gejala
distress pernapasan.
Berpartisipasi dalam program
pengobatan dalam kemampuan / situasi
Intervensi Rasional
Kaji status pernapasan Takipnea adalah
dengan sering, catat mekanisme
peningkatan frekuensi / kompensasi untuk
upaya pernapasan atau hipoksemia dan
perubahan pola napas. peningkatan upaya
pernapasan dapat
menunjukkan derajat
hipoksemia.

Catat adanya/tidak Bunyi napas dapat


adanya bunyi napas menurun, tidak sama
dan adanya bunyi atau tak ada pada area
tambahan, contoh yang sakit. Kreleks
krokels, mengi. adalah bukti
peningkatan cairan
Observasi Dapat menunjukkan
kecendrungan tidur, berlanjutnya hipoksemia
apatis, tidak perhatian, dan/atau asidosis.
gelisah, bingung,
somnolen.
Auskultasi frekuensi Hipoksemia dapat
jantung dan irama. menyebabkan mudah
terangsang pada
miokardium,
menghasilkan berbagai
disritmia.

Berikan periode Menghemat energy


istirahat dan pasien, menurunkan
lingkungan tenang. kebutuhan oksigen.
Berikan oksigen lembab Memaksimalkan
dengan masker CPAP sediaan oksigen untuk
sesuai indikasi. pertukaran, dengan
tekanan jalan napas
positif kontinu.

Bantu dengan/berikan Meningkatkan ekspansi


tindakan IPPB. penuh paru untuk
memperbaiki
oksigenasi dan untuk
memberikan obat
nebulizer ke dalam
jalan napas. Intubasi
dan dukungan ventilasi
diberikan bila PaO2
kurang dari 60 mmHg
Awasi/gambarkan seri Menunjukkan ventilasi /
GDA/oksimetri nadi. oksigenasi dan status
asam/basa. Digunakan
sebagai dasar evaluasi
keefektifan terapi atau
indicator kebutuhan
perubahan terapi.

Berikan obat sesuai Pengobatan untuk SDPD


indikasi contoh steroid, sangat mendukung lebih
antibiotic, bronkodilator, besar atau dibuat untuk
ekspektoran. memperbaiki penyebab
SDPD dan mencegah
berlanjutnya dan potensial
komplikasi fatal
hipoksemia. Steroid



Semoga
Bermanfaat....

Anda mungkin juga menyukai