Anda di halaman 1dari 63

ELEKTROKARDIOGRAFI

PRAKTIS Oleh
Dr.H. KHAIRULLAH, Sp.PD

SMF ILMU PENYAKIT DALAM


RSUD Dr ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI

DIBACAKAN PADA PELATIHAN PERAWATAN JANTUNG


RSAM..
PENDAHULUAN
Sejak EINTHOVEN dapat mencatat patensial
listrik yang ditimbulkan pada waktu jantung
berkontraksi, maka alat EKG merupakan alat
diagnostik yang penting dalam bidang
kedokteran.
Pada saat ini pemeriksaan jantung yang tidak
disertai pemeriksaan EKG, dianggap kurang
lengkap. Pemeriksaan EKG merupakan satu
pemeriksaan bantuan, yang sama halnya
dengan pemeriksaan Rontgen atau
pemeriksaan laboratorium yang lain.
Memang pada beberapa keadaan, kelainan
kelainan pada jantung hanya dapat dilihat pada
EKG saja. Walaupun demikian kita tidak boleh
memberikan penilaian yang berlebihan pada
sebuah EKG dan di klinik pemeriksaan anamnesis
dan pemeriksaan fisik sekali-kali tidak boleh
diabaikan.
Pada saat penilaian sebuah EKG haruslah di
adakan hubungan antara keadaan penderita,
yaitu umur, berat badan, bentuk badan, tekanan
darah, obat-obatan yang dipakai, keluhan-
keluhan angina dan lain- lainnya dengan
kelainan- kelainan yang dijumpai pada EKG.
Pada umumnya EKG yang tidak normal disertai
pula dengan kelainan fungsi atau anatomi serta
struktur jantung. Akan tetapi tidak jarang pula
jantung yang berfungsi baik menunjukkan
kelainan- kelainan EKG, sedangkan sebaliknya
ada pula kelainan- kelainan jantung yang tidak
jelas disertai kelainan EKG. Oleh karena itu amat
penting untuk melihat seorang penderita itu
keseluruhannya.
Sebuah EKG itu adalah suatu pencatatan grafis
dari potensial listrik yang ditimbulkan pada waktu
jantung mengadakan kontraksi mekanis.
Guna EKG untuk mengetahui:

1.Hipertrofi atrium dan ventrikel


2. Infark miokard
3. Aritmia
4. Perikarditis
5. Efek obat- obatan ( khususnya digitalis )
6. Ganguan elektrolit ( misalnya kalsium )
7. Beberapa penyakit sistemik ( misalnya
hipertiroidia )
Ukuran kertas EKG
Pada kertas EKG terdapat kotak kotak dalam
ukuran mm, dimana:
Satu kotak kecil = 1 mm x 1 mm
Satu kotak sedang = 5 mm x 5 mm
Umumnya pada setiap 5 kotak sedang terdapat
satu garis tanda yang menunjukan panjang
kertas EKG ialah:
5 mm x 5 mm = 25 mm
Pada rekaman EKG standar, telah ditetapkan
bahwa:
1.Kecepatan rekaman = 25 mm/det
2. Kekuatan voltage = 10 mm = 1mili Volt (mV)
Jadi ini berarti dikertas EKG :
a. Pada garis horizontal:

- tiap 1 mm = 1/25 det = 0,04 det


- tiap 5 mm = 5/25 det = 0,20 det
- tiap 25 mm = 25/25 det = 1,00 det
b. Pada garis vertikal:

- 1 mm = 0,10 mV
- 10 mm = 1,00 mV
Sandapan EKG
Pada umumnya untuk rekaman rutin, terdapat 12
sandapan ( lead ) yaitu:
1. Sandapan bipolar ( standar ) = I, II, III

2. Sandapan unipolar ekstremitas = a VR, aVL, aVF

3. Sandapan unipolar prekordial = V1 V6

Sandapan standar dan ekstremitas ini merekam


dalam bidang frontal, sedangkan sandapan
prekordial merekam dalam bidang horizontal
Sandapan Bipolar
I. menggambarkan perbedaan potensial antara
lengan kanan ( RA ) dan lengan kiri ( LA ),
dimana LA bermuatan lebih ( + ) dari RA.
II. menggambarkan perbedaan lengan kanan
( RA ) dan tungkai kiri ( LL ), dimana LL
bermuatan lebih ( + ) dari RA.
III. menggambarkan perbedaan potensial lengan
kiri ( LA ) dan tungkai kiri ( LL ), dimana LL
bermuatan lebih ( + ) dari LA.
Sandapan Ekstremitas
Adalah rekaman perbedaan potensial antara
lengan kanan , lengan kiri atau tungkai kiri, yaitu:
aVR = augmented Vector of right arm lead

aVL = augmented Vector of left arm lead

aVF = augmented Vector of left feet lead


Sandapan prekordial
V1 = sela iga 4 garis sternal kanan
V2 = sela iga 4 garis sternal kiri

V3 = antara V2 dan V4

V4 = sela iga 5 garis mid klavikula kiri

V5 = garis aksila depan sejajar V4

V6 = garis aksila tengah sejajar V4

Bila perlu:
V7 = garis aksila belakang sejajar V4

V8 = garis skapula belakang sejajar V4

V9 = dibatas kiri kolumna vertebralis sejajar V4


Elektrofisiologi
Sel sel otot jantung mempunyai sifat khusus
yaitu:
1. Dapat menimbulkan implus berirama yang
menyebabkan kontraksi otot jantung.
2. Dapat menghantarkan implus tersebut keseluruh
jantung.
Simpul SA, Simpul AV, berkas His, cabang
kekanan berkas His, cabang ke kiri berkas His,
dan akhirnya serabut Purkinye
Karena adanya implus yang berirama tersebut.
Maka sel otot jantung dapat kita jumpai dalam 3
macam keadaan yaitu:
1. Keadaan diam = polarisasi
2. Keadaan terangsang implus = depolarisasi
3. Keadaan repolarisasi = kembali seperti semula
EKG yang normal
Implus yang menyebabkan kontraksi atrium dan
ventrikel jantung menimbulkan pada EKG 6
macam gelombang yang ditandai dengan huruf:
P, Q, R, S, T, dan U.
Sebelum EKG direkam, maka selalu harus dibuat
dulu satu penerapan ( standarisasi ) dari alat,
sehingga defleksi 10 mm sama dengan 1 mV. Jadi
1 mm = 0,1 mV. Kertas EKG ini dijalankan dengan
kecepatan 25 mm/ det
Pace maker jantung normal ialah simpul SA dengan
frekwensi 70 80 x/ menit.
Disamping itu terdapat pula beberapa potensial
pace maker, yaitu:
Atrium : 75 x/ menit

Simpul AV : 60x / menit

Berkas His : 50x/ menit

Serabut purkinye dan otot ventrikel = 30 40x /

menit
Gelombang P
Terjadi akibat depolarisasi atrium yang menyebar
secara radial dari simpul SA ke simpul AV.
Jadi panjang waktu dari gelombang P sama dengan
waktu impuls itu berjalan dari simpul SA ke
simpul AV. Arah gelombang P normal selalu ( + )
di II dan selalu ( - ) di aVR.
Nilai normal:
Tinggi < 3 mm ( 2,5 mm )

Lebar < 3 mm ( 0,11 det )


Guna:
menandakan adanya aktivitas atrium

menunjukkan arah aktivitas atrium

menunjukkan tanda tanda hipertrofi atrium

NB:
Karena arah implus gelombang P sejajar dengan
sandapan II dan elektrode V1 terletak paling
dekat dengan atrium kanan, maka gelombang P
dan perubahan perubahannya paling jelas
terletak di sandapan II dan V1.
Gelombang Q
Defleksi ( - ) pertama dari QRS kompleks
Menggambarkan awal dari fase depolarisasi

ventrikel
Ciri ciri gelombang Q patologis:

- Lebar 0,04 det ( 1 mm )


- Dalamnya > 25% amplitudo gelombang R
Guna: Menunjukkan adanya nektosis miokard
( infark miokard )
Gelombang R
Defleksi (+) pertama dari Q RS kompleks
Menggambarkan fase depolarisasi ventrikel

Guna:
- menandakan adanya hipertrofi ventrikel
- menandakan adanya tanda tanda BBB
Gelombang S
defleksi (-) sesudah gelombang R
menggambarkan fase depolarisasi ventrikel
QRS kompleks
menggambarkan seluruh fase depolarisasi
ventrikel
Gelombang T
Menggambarkan fase repolarisasi ventrikel
Arah normal: sesuai denhgan gelombang utama

QRS kompleks
Amplitudo normal:

- <10 mm disandapan prekordial


- <5 mm disandapan ekstremitas
- minimum 1 mm
Guna : - menandakan adanya iskemia/ infark
- menandakan adanya kelainan elektrolit
Gelombang U
Asal usul tidak diketahui dan paling jelas terlihat
disandapan prekordial V1 V6
Guna :
- Bila amplitudo U > T menandakan adanya
hipo kalemia
- Gelombang U yang terbalik, terdapat pada
iskemia dan hipertrofi
PR interval
Merupakan penjumlahan dari waktu depolarisasi atrium
dan AV node delay
Adalah jarak antara permulaan gelombang P s/d permulaan
QRS kompleks
Nilai normal : ditentukan oleh frekwensi jantung.
Bila denyut jantung lambat, maka PR internal akan menjadi
panjang
Normal : 0,12 0,20 det
Guna: PR interval:
- <0,12 det : terdapat pada accelerated conduction
( syndrom
W. P. W )
- >0,20 det : terdapat pada AV blok
- Berubah ubah : terdapat pada Wandering pace
maker
QRS interval
Menggambarkan lamanya aktivitas depolarisasi
ventrikel
Adalah jarak antara permulaan gelombang Q
sampai akhir gelombang S
Nilai normal : < 0,12 det
Guna : QRS interval 0,12 det, terdapat pada :
- BBB
- Hiperkalemia
QT interval
Adalah jarak antara permulaan gelombang Q s/d
akhir gelombang T jadi menggambarkan
lamanya aktivitas depolarisasi dan repolarisasi
ventrikel
Nilai QT interval ditentukan oleh frekwensi
jantung ( tabel )
ST Segmen
Mulai dari titik J sampai permulaan gelombang T
Normal : isoelektris ( -0,5 mm s/d +2 mm )
Guna
1. Elevasi ST segmen terdapat pada :
- infrak miokard
- aneurisma ventrikel
- perikarditis
2. Depresi ST segmen terdapat pada :
- angina pektoris
- efek digitalis
- Ventricular strain
Pembacaan Rekaman EKG
Sebelum membaca rekaman EKG lihatlah dahulu
apakah standarisasinya sudah 1 mV.
1. Irama
Apakah pembentukan impuls berasal dari simpul

SA, ektopik atrial, simpul AV atau dari ventrikel.


Irama dari sinus bila gelombang P (+) di I, II, (-)

di aVR dan (+) di aVF


Apakah iramanya teratur atau tidak
Jadi irama sinus normal ialah irama yang
ditentukan oleh simpul SA dan disebut irama
sinus dan mempunyai ciri ciri :
1. Frekwensi antara 60 100 x/l

2. Teratur

3. Gelombang P (-) di aVR dan (+) di II

4. Tiap gelombang P diikuti oleh kompleks QRS-T

Penyimpangan dari ciri- ciri diatas disebut Aritmia


2. Frekwensi
Frekwensi jantung normal = 60 100 x/ menit apabila:
- > 100x/ menit = (sinus) takikardia
- <60 x/menit = (sinus) bradikardia
- 140 250 x/ menit = abnormal takikardia
- 250 350 x/ menit = flutter
- >350x/ menit = fibrilasi
Bila denyut jantung teratur, maka untuk menghitung
frekwensi yaitu dengan:
1500
R-R interval

Mis : R-R interval =15 mm frekwensi =1500= 100x/mnt


15
Atau tentukan satu gelombang R (P) yang tepat
berimpit pada garis vertikal kotak sedang.
Cari puncak gelombang R (P) ke 2
Hitung jarak R (P) 1 dan 2 ( kotak sedang )
Pakai rumus:
Bila jarak 1 kotak sedang = frekwensi 300x/ menit

Bila jarak 2 kotak sedang = frekwensi 150x/ menit

Bila jarak 3 kotak sedang = frekwensi 100x / menit

Bila jarak 4 kotak sedang = frekwensi 75x / menit

Bila jarak 5 kotak sedang = frekwensi 60x/ menit

Bila jarak 6 kotak sedang = frekwensi 50x/ menit

Hafalkan : 300 150 100 75 60- 50 300


kotak sedang
3. Sumbu Deviasi
Untuk menentukan sumbu lihatlah QRS
komplek di I dan III. Masing masing sandapan di
jumlahkan dari defleksi yang (+) dan (-), hasilnya
letakkan pada sandapan I dan III pada bidang
frontal.
Tariklah vektor arah vektor itulah yang
menunjukkan arah sumbu
Hasilnya dapat normal ( tak ada deviasi ),
deviasi ke kiri atau ke kanan
Tak ada deviasi : bila sumbu vektor terletak +
110 s/d -30
( 0 s/d 90 pengarang lain )
4. Gelombang P
Bentuknya tinggi, betuk M, difasik atau
normal disadapan mana
5. PR Interval
Interval berapa detik
6. QRS kompleks
Lebar ( interval )
Bentuknya : - normal

- Rr ,rsR , qs, q patologis dsb


- S lebar
Kelainan bentuk ini disandapan mana
7. ST Sigmen
Depresi
Elevasi disandapan mana
Merata
8. Gelombang T

Rendah
Negatif disandapan mana

Tinggi dan simetris


9. Gelombang U

Negatif disandapan mana


Prominent
10. Lain lain?
Kesimpulan EKG : ..

Anjuran / Nasehat :.
Hipertrofi
1. Atrium kiri
Gelombang P lebar dan 2 puncak ( notch ) = P
mitral
Paling jelas di I, II
Di V1 bentuk gelombang P bifasik ( P terminal
force )
2. Atrium kanan
Gelombang P tinggi dan lancip ( P pulmonal ) >
2,5 mm
Paling jelas di II, III, aVF
Gelombang P ( + ) di V1
3. Ventrikel Kiri
RV5/RV6 > 25 mm ( 27 mm )
SV1 + RV5 atau SV1 + RV6 > 36 mm ( 37 mm )
RV6 > RV5
RaVL > 13 mm
RaVf > 20 mm
R I + S III > 26 mm
Perubahan ST segmen dan gelombang T :
- Depresi St segmen
- Inverted T disebut strain
pattern
4. Ventrikel Kanan
RAD ( > + 110 )
RV1 > SV1 ( R/S ratio >1 )
Gelombang R tinggi di aVR
Perubahan ST segmen dan gelombang T
- Depresi St segmen
- Inverted T Disebut strain Pattern
Iskemia dan Infark
1. Angina Pektoris
Ditandai dengan perubahan ST segmen dan
Gelombang T
ST segmen :

- Depresi ( khas )
- Elevasi
Gelombang T :

- Flat
- Bifasik
- Inverted ( arrow head )
2.Infark miokard
Fase hiperakut : hanya terlihat dalam beberapa
jam permulaan dari suatu serangan infark
( sering lolos dari perhatian )
Ciri ciri
Stope elevation dari ST segmen

Gelombang T tinggi dan lebar

Gelombang Q belum nampak

Fase fully evoived : terlihat 1 2 hari kemudian

ciri ciri :
- Gelombang Q patologis
- Ilevasi ST segmen yang cembung keatas
- Gelombang T yang terbalik ( arrow head )
Fase revolusi terjadi beberapa minggu/ bulan
kemudian
Ciri ciri :
Gelombang Q patologis tetap ada

ST segmen mungkin sudah kembali isoekletris

Gelombang T mungkin sudah menjadi normal


Lokasi
Letak infark Kelainan tampak di

Extensive anterior I, aVL, V1 V6


Anteroseptal V1 V4
Lateral wall I, aVL, V5 V6
Inferior wall II, III, aVF

Anda mungkin juga menyukai