Anda di halaman 1dari 38

PORTOFOLIO IGD RSD IDAMAN

BANJARBARU

PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK

Oleh : dr. Rini Resmina


penyakit paru kronik yang ditandai
oleh hambatan aliran udara di
saluran napas yang bersifat
progressif nonreversibel atau
reversibel parsial. PPOK ditandai
dengan adanya emfisema dan
bronkitis kronis
K
GOLD, 2013, PPOK adalah penyakit
paru yang dapat dicegah dan

PPO
diobati, ditandai dengan limitasi
aliran udara yang persisten dan
progresif, akibat respons infamasi
kronik pada jalan napas dan
parenkim paru yang disebabkan
gas atau partikel beracun
Definisi
Epidemiologi
PPOK menjadi Angka harapan hidup yang
masalah meningkat
kesehatan global
Diperkirakan 56,6 juta dengan
Asia prevalensi 6,3%

Diperkirakan 4,8 juta jiwa


Indonesia dengan prevalensi 5,6%

Akan semakin Seiring semakin banyaknya


jumlah perokok (90% PPOK
meningkat adalah perokok)
Etilogi

Merokok Faktor Hiperespons Defisiensi Sindom


mempengar lingkungan. if jalan Alfa-1 defisiensi
uhi Dapat napas antitripsin,
makrofag terjadi oada Asthma fraksi
melepaskan orang yang protein
faktor tidak serum
kemotaktik merokok. dapat
dan Namun menetralisir
elastase polusi udara elastase
merusak memiliki netrofil di
jaringan peran kecil. intersitium
paru
melindungi
paru dari
Patofisiologi
Manifestasi klinis
Diagnosis
Diagnosis klinis PPOK dipertimbangkan
pasien yang mengalami dispnea
batuk kronis atau produksi sputum berlebihan
dan riwayat terpajan faktor resiko penyakit.
Pasien PPOK dikatakan eksaserbasi akut bila
kondisi pasisen mengalami perburukan yang bersifat akut dari kondisi
sebelumnya yang stabil
variasi gejala harian normal
Eksaserbasi akut disebabkan oleh infeksi (bakteri atau virus),
Mendiagnosis PPOK sama seperti mendiagnosis penyakit
lain, yaitu;
anamnesis
pemeriksaan fisik
pemeriksaan penunjang.
Nilai spirometri dibutuhkan untuk membuat diagnosis dalam konteks
klinis. Adanya nilai FEV1/FVC postbronkodilator <0.70 memastikan
Lanjutan...
Anamnesa Pemeriksaan fisik Pemeriksaan penunjang

Usia pertengahan keatas Inspeksi tanda Darah rutin


Sesak napas progresif pembatasan aliran udara, Spirometri
menetap, memburuk hiperinfasi dan gangguan Radiologi
dengan OR/aktivitas mekanis dari bernapas AGDA
Batuk kronis barrel chest Evaluasi sputum
Eksaserbasi akut sesak pursed-lips breathing Pemeriksaan alfa-1
napas semakin bertambah, gerakan tidak normal dari antitripsin
batuk produktif dengan dada/abdomen
perubahan volume atau Palpasi ditemukan
purulensi sputum, malaise, fremitus melemah pada
fatigue dan gangguan emfisema
susah tidur. Perkusi penurunan letak
diafragma, suara timpani
karena hiperinfasi, hati
dapat teraba
Auskultasi suara napas
vesikuler normal, atau
melemah, terdapat ronki
dan atau mengi pada
waktu bernapas biasa atau
pada ekspirasi paksa,
ekspirasi memanjang,
bunyi jantung terdengar
jauh.
Tanda sistemik
Penilaian PPOK
Penilaian spirometri
dilakukan ketika tidak dalam eksaserbasi akut. Terbagi
menjadi 4 klasifikasi, berdasarkan VEP 1 setelah
penggunaan bronkodilator :
GOLD 1 : Ringan = VEP1 80% prediksi
GOLD 2 : Sedang = 50% VEP1 < 80% prediksi
GOLD 3 : Berat = 30% VEP1 < 50% prediksi
GOLD 4 : Sangat berat = VEP1 < 30% prediksi
Penilaian risiko eksaserbasi
Eksaserbasi pada PPOK diartikan sebagai kejadian akut
akibat gejala pernapasan yang memburuk dibandingkan
biasanya sehingga menyebabkan perubahan tata
laksana. Eksaserbasi dikatakan sering jika terjadi 2x /
tahun
Indikasi rawat inap untuk eksaserbasi

Peningkatan gejala yang nyata, seperti sesak


napas mendadak waktu istirahat.

Riwayat PPOK berat

Munculnya gejala fisik yang baru, (sianosis, edema


perifer)

Eksaserbasi tidak responsif terhadap pengobatan

Kormobiditas signifikan

Aritmia baru

Diagnosis yang meragukan

Usia lanjut

Perawatan rumah tidak memadai


Indikasi rawat ICU

Sesak berat setelah tata laksana di


IGD/ruang rawat

Penurunan kesadaran, kelemahan otot


respirasi, hemodinamik tidak stabil

Setelah pemberian oksigen, terjadi


hipoksemia atau PaO2 < 50 mmHg atau
PaCO2 >50 mmHg, memerlukan ventilasi
mekanis.

Perlu ventilasi mekanis.


2 agonis kerja cepat dengan/tanpa
antikolinergik kerja cepat:
Nebulizer: agonis 2 kerja cepat
(salbutamol) + antikolinergik, lama kerja: 4- Bronkodilator
8 jam.
Xantin IV (Bolus atau drip).
Contoh: aminofilin (sediaan oral: 200mg, IV:
240 mg, lama kerja: 4-6 jam)
oksigen
Pemberian
Analisis gas darah, darah perifer lengkap, foto penunjang
toraks, EKG, Spirometri tidak
direkomendasikan untuk dilakukan ketika
Pemeriksaan
kondisi akut.
Derajat PPOK Penilaian awal
kesadaran
farmakologis
Penatalaksanaan
Obat Dalam Pelaksanaan
GOLONGAN OBAT PPOK JENIS OBAT SEDIAAN
Nebullizer: 0,25 o,5
LAMA KERJA

Antikolinerg
Ipratropium bromida mg 6-8 jam
Oral: -
ik IDT: 20 ; 40 g
IDT: 100-200 g
Nebulizer : 2,5 5
Salbutamol
mg
4-6 jam
Agonis 2 Oral : 2-4 mg
IDT: 100-200 g
Nebulizer : 02,5 2
kerja Fenoterol
mg
4-6 jam
Oral : 0,05 % (sirup)
singkat IDT: 250-500 g
Nebulizer : 5 10
Terbutalin
mg
4-6 jam
Oral : 2,5-5 mg
Agonis 2 kerja Formoterol IDT : 4,5 12 g 12 jam

lama Salmeterol IDT : 50 100 g 12 jam


Oral : 200 mg
Metilsantin Aminofilin
Injeksi : 240 mg 4-6 jam
IDT : 75 + 15 g
Salbutamol +
Nebulizer : 2,5 + 0,5 4-8 jam
ipratropium mg
Kombinasi Fenoterol +
ipratropium
IDT : 200 + 10 g 4-8 jam
Budesonid + IDT : 80/160 + 4,5
formoterol g
12 jam
IDT : 100 ; 200 ; 400

Budesonid g

Kortikostero Nebulizer : 0,5 mg

Flutikason Nebulizer : 0,5 mg


id Beklometaso
IDT : 100 ; 200 g
n
Prednison Oral : 5 ; 30 mg

Kortikostero IDT : 10 1000 g


Methylpredni
id sistemik son
Oral : 4; 8 ; 16 mg

Injeksi : 125 mg
diindikasikan jika terdapat salah satu gejala kardinal
pada pasien yang membutuhkan ventilasi mekanik
Pemilihan regimen antibiotik bergantung dari data prevalensi
bakteri setempat
Dianjurkan pemberian antibiotik spektrum sempit jika belum
memiliki riwayat penggunaan antibiotik sebelumnya
(amoksisillin 500 mg 3x/hari PO 3-14 hari atau doksisiklin 100
Antibiotik
mg 2x/hari PO 3-14 hari)
spektrum luas jika diketahui terdapat resistensi antibiotik
(amoksisilin/klavulanat 875 mg 2X/hari atau 500 mg 3x/ hari
PO 5 hari atau levofoksasin 500 mg 1x/ hari PO 5 hari).
Dapat diberikkan secara intravena jika dirawat di rumah
sakit.
mempercepat waktu pemulihan
meningkatkan fungsi paru dan hipoksemia arteri
sistemik
menurukan risiko relaps
kegagalan terapi
eksaserbasi ringan sedang prednison 30-40 mg selama 10-

oid
14 hari PO
eksaserbasi berat diberikan IV Pemberian sebaiknya < 2
Kortikoster
minggu mencegah ES.
Lanjutan....
Antibiotika untuk PPOK eks.
akut
Eksaserbasi ringan sampai sedang Eksaserbasi sedang sampai berat

Lini pertama Sefalosporin


Doksisiklin (vibramycin), 100 mg 2x/ hari Ceftriaxone, 1-2 gr IV/ hari
Trimethoprim-sulfametoksazol, satu tablet 2x/hari Cefotaxime, 1 gr IV tiap 8-12 jam
Ceftazidime , 1-2 gr IV tiap 8-12 jam

Amoksisilin-klavulanat Penisilin antipseudomonal


Satu 500 mg/125 mg tablet 3x sehari atau satu 875 mg tablet 2x sehari Piperasiliin-tazobaktam, 3.375 g IV tiap 6 jam
Ticarcilin-clavulanate potassium, 3.1 g IV tiap 6-jam

Makrolides Fluoroquinolones
Klaritromisin, 500 mg 2x sehari Levofloksasin, 500 mg IV 1x/hari
Azitromisin, 500 mg pertama , sekanjutnya 250 mg/hari Gatifloksasin, 400 mg IV 1x/hari

Fluoroquinolones Aminoglikosid
Levofloxasin, 500 mg/hari Tobramisin, 1 mg per kg IV tiap 8-12 jam, atau 5 mg per kg IV/hari
Gatifloksasin, 400 mg/hari
Moksifloksasin, 400 mg/hari
pemberian mukolitik pada pasien
dengan sputum kental hanya
memberi sedikit keuntungan,
terutama pada keadaan akut
eksaserbasi, sehingga jarang
lainnya:
dipakai secara rutin.
Antioksidan : hanya bermanfaat
an
pada keadaan akut eksaserbasi dan
tidak dipakai pada penggunaan
secara rutin.
tambah
Imunoregulator : terdapat
penelitian yang menyatakan bahwa
obat
obat-obat ini dapat menurunkan
beratnya akut eksaserbasi.
Obat-
Penggunaan secara rutin belum
dianjurkan.
Antitusif dan narkotik : penggunaan
secara rutin merupakan kontra
indikasi. Lanjutan...
Terapi non-farmakologis
Stop merokok
penurunkan
rehabilitasi
progresivitas
pulmonal
FEV1-nya dapat
diperkecil.

aktivitas fisik
Diagnosis banding
Asma PPOK SOPT

Timbul pada usia muda ++ - +

Sakit Mendadak ++ - -

Riwayat Merokok +/- +++ -

Riwayat Atopi ++ + -

Sesak dan Mengi berulang +++ + +

Batuk Kronik Berdahak + ++ +

Hiperaktivitas Bronkus +++ + +/-

Revesibilitas Bronkus ++ - -

Variabilitas Harian ++ + -

Eosinofil Sputum + - ?

Neutrofil Sputum - + ?

Makrofag Sputum + - ?
Komplikasi
1. Gagal napas

Gagal napas kronik Hasil analisis gas darah Po2 < 60


mmHg dan Pco2 > 60 mmHg, dan pH normal,
penatalaksanaan : Jaga keseimbangan Po2 dan PCo2,
Bronkodilator adekuat, Terapi oksigen yang adekuat,
Antioksidan, Latihan pernapasan dengan pursed lips
breathing
Gagal napas akut pada gagal napas kronik ditandai oleh :
Sesak napas dengan atau tanpa sianosis, Sputum bertambah
2.dan
Infeksi berulang
purulen, Demam, Kesadaran menurun

produksi sputum yang berlebihan menyebabkan terbentuk


koloni kuman terjadi infeksi berulang

3. Kor pulmonal

Ditandai oleh P pulmonal pada EKG, hematokrit > 50 %,


dapat disertai gagal jantung kanan
Laporan kasus
Nama Lengkap : Tn. MR

Tanggal Lahir : 22 Agustus 1956 Umur : 60 Thn Jenis Kelamin : Laki - laki

Alamat : Jl. Merbabu RT 23/05 Kemuning BJB No. Telepon : -

Pekerjaan : Tukang ojek Status: Menikah

Pendidikan : Tamat SMP Jenis Suku : Banjar Agama : Islam


Anamnesa
Keluhan Utama : Sesak Napas

RPS :
Pasien datang dengan keluhan sesak nafas sejak 9 jam SMRS. Sesak dirasakan
semakin memberat, sesak disertai dengan nafas mengik, sesak muncul disertai
dengan batuk yang produktif, sesak tidak berhubungan dengan cuaca, suhu, waktu,
aktifitas dan perubahan posisi. Sesak tidak disertai dengan pembengkakan
ekstremitas (-), ataupun nyeri dada (-).
Keluhan ini diawali dengan batuk berdahak yang produktif sejak 4 hari SMRS
yang tidak membaik dengan obat-obatan warung, dengan dahak berwarna bening,
demam (+) penurunan berat badan (-), keringat malam (-), penurunan berat badan
(-). Sebelumnya keluhan batuk dirasakan hilang timbul dalam beberapa tahun ini,
dan membaik ketika pasien berobat atau meminum obat-obatan warung.
Sebelumnya ke rumah sakit pasien sudah menggunakan obat semprot berotec 6
semprot, dan sudah berobat ke bidan dan disuntikkan dexamethason injeksi, namun
tidak membaik.
Riwayat merokok (+) sejak usia 25 tahun dan baru berhenti 2 tahun yang lalu, os
menghabiskan rokok sebanyak 1 bungkus dalam sehari.. Hipertensi (-). BAB dan
BAK dalam batas normal
Anamnesa
RPD :
Asthma (+)
Hipertensi (-)
Diabetes Melitus (-)
RPK :
Ibu = asthma (+)
Riwayat Pengobatan
berotec inhaler
Pemeriksaan fisik
Keadaan : Tampak sakit berat
Kesadaran : Compos Mentis (GCS 4-5-6)
Nadi : Frekuensi 120 kali/menit reguler
Tekanan Darah : 120/80
Suhu: 37,7 C
Pernafasan : 30 kali/menit, dispnea

Kepala dan leher


Conj. Anemis -/- Sklera ikterik -/-
RC +/+ isokor 3mm
KGB membesar -/-
Lanjutan...
Thorak
Inspeksi : Dinding dada simetris, tampak penggunaan otot bantu
napas, barrel chest.
Palpasi : pelebaran sela iga +/+ , Fremitus taktil ka=ki
Perkusi : hiperonor +/-
Auskultasi Pulmo : Vesikuler +/+ melemah, Ronkhi -/-, wheezing +/
+
Auskultasi Cor : S1-S2 tunggal, murmur (-) gallop (-)

Abdomen
Inspeksi : Distended (-) jejas (-)
Auskultasi : Bising usus (+)
Perkusi : Timpani (+)
Palpasi : Nyeri tekan epigastrik (+). Hepar dan limpa ttb.

Ekstremitas :
Akral hangat, nadi kuat angkat. CRT <2 detik. Edema (-)
Follow up
Tanggal Anamnesa Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Tatalaksana
Penunjang
23/01/17 -Sesak berkurang KU: TSR ; Kess: CM DL : - IVFD RL +
Aminophyllin 1 amp
-Demam (+) TTV: Hb : 14,6 gr/dl
drip 20 tpm
-Batuk (+) TD: 130/90 ; Leu : 5800 /mm 3

- Ceftriaxone 2 x 1 gr
HR:100x/m ; RR:
Tromb:119.000 /mm 3
IV
24x/m ; T: 38,3
Ht : 40 %
- Methylprednisolone
Torak:
LED : 3mm/jam 1 x 125 mg IV
Inspeksi: Barrel Chest
Hitung Jenis: - Ranitidine 2 x 50 mg
(+)
IV
Ba : 0 %
Palpasi : kuat angkat
- Recustein 3 x 1 cap
saat statis-dinamis Eo : 0 %
- Tismalin 3 x 1 tab
Perkusi: sonor Batang : 0%
- Nebule
Auskultasi: wh+/- Seg : 90 %
Ventoline+Flexotide /
Lim : 10%
8 jam
Mon : 0%
Lanjutan
24/01/17 -Sesak berkurang KU: TSR ; Kess: CM GDS : 154 mg/dL - IVFD RL +
Aminophyllin 1 amp
-Demam (-) TTV: GD2PP : 160 mg/ dL
drip 20 tpm
-Batuk (+) mulai TD: 110/80 ; HR:
- Ceftriaxone 2 x 1 gr
berkurang 88x/m ; RR: 24x/m ;
IV
T: 36,7
- Methylprednisolone
Inspeksi: Barrel
1 x 125 mg IV
Chest (+)
- Ranitidine 2 x 50 mg
Palpasi : kuat angkat
IV
saat statis-dinamis
- Recustein 3 x 1 cap
Perkusi: sonor
- Tismalin 3 x 1 tab
Auskultasi: wh-/-
- Nebule
Ventoline+Flexotide /
8 jam
Diagnosis kerja
Penyakit Paru Obstruktif Kronik
Eksaserbasi Akut
Penatalaksanaan
Saat di IGD (22/02/2017)
O2 2l
Nebule Combivent 2 X
IVFD RL 20 tpm
Methylprednisolon 125 mg
Antrain 1 amp

Konsultasi dengan dr. Dainuri, SpPD, advice :


IVFD RL + Aminophyllin1 amp 20 tpm
Ambroxol 3 x 1 tab
Tismalin 3 x 1 tab
Nebule Ventoline + fexotide / 8 jam
Ceftriaxone 1 gram / 12 jam
Pembahasan

Anamnesa Teori
Pasien datang dengan keluhan sesak
nafas sejak 9 jam SMRS. Sesak PPOK adalah : penyakit paru kronik
dirasakan semakin memberat, sesak yang ditandai oleh hambatan aliran
disertai dengan nafas mengik, sesak udara di saluran napas yang bersifat
muncul disertai dengan batuk beradahak progressif nonreversibel atau reversibel
sejak 4 hari SMRS yang tidak membaik parsial. PPOK ditandai dengan adanya
dengan dahak berwarna bening, demam emfisema dan bronkitis kronis.
Usia pertengahan keatas
(+) Sebelumnya keluhan batuk dirasakan
hilang timbul dalam beberapa tahun ini, Sesaknapas progresif menetap, memburuk
dan membaik ketika pasien berobat atau dengan OR/aktivitas
meminum obat-obatan warung. Batuk kronis
Sebelumnya ke rumah sakit pasien sudah Eksaserbasi akut sesak napas semakin
menggunakan obat semprot berotec 6 bertambah, batuk produktif dengan
semprot, dan sudah berobat ke bidan dan perubahan volume atau purulensi sputum,
disuntikkan dexamethason injeksi, namun malaise, fatigue dan gangguan susah tidur.
90 % PPOK dengan riwayat merokok.
tidak membaik. Riwayat merokok (+) >20
th dan baru berhenti 2 tahun yang lalu, os Merokok mempengaruhi makrofag
melepaskan faktor kemotaktik dan elastase
menghabiskan rokok sebanyak 1
merusak jaringan
bungkus dalam sehari.
Asma PPOK SOPT

Timbul pada usia muda ++ - +

Sakit Mendadak ++ - -

Riwayat Merokok +/- +++ -

Riwayat Atopi ++ + -

Sesak dan Mengi


+++ + +
berulang

Batuk Kronik Berdahak + ++ +

Hiperaktivitas Bronkus +++ + +/-

Revesibilitas Bronkus ++ - -

Variabilitas Harian ++ + -

Eosinofil Sputum + - ?

Neutrofil Sputum - + ?

Makrofag Sputum + - ?
Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik Teori


Keadaan : Tampak sakit berat Inspeksi tanda pembatasan aliran udara,
Kesadaran: Compos Mentis (GCS 4-5-6) hiperinflasi dan gangguan mekanis dari
Nadi : Frekuensi 120 kali/menit reguler bernapas
Tekanan Darah : 120/80 barrelchest
Suhu : 37,7 C
Pernafasan: 30 kali/menit, dispnea pursed-lips breathing
Thorak
Inspeksi : Dinding dada simetris,
gerakan tidak normal dari
tampak penggunaan otot bantu dada/abdomen
napas, barrel chest. Palpasi ditemukan fremitus melemah
Palpasi : pelebaran sela iga +/+ , pada emfisema
Fremitus taktil ka=ki Perkusi penurunan letak diafragma, suara
Perkusi : hiperonor +/- timpani karena hiperinflasi, hati dapat teraba
Auskultasi Pulmo : Vesikuler +/+ Auskultasi suara napas vesikuler normal,
atau melemah, terdapat ronki dan atau
melemah, Ronkhi -/-, wheezing +/+ mengi pada waktu bernapas biasa atau pada
Auskultasi Cor : S1-S2 tunggal, ekspirasi paksa, ekspirasi memanjang, bunyi
murmur (-) gallop (-) jantung terdengar jauh.
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan DR dan
Teori
Radiologi
LED yang meningkat menandakan
adanya suatu proses infeksi.
Radiologi - Emfisema

Diafragma letak
rendah dan datar
DL : Hb : 14,6 gr/dl ; Leu : 5800 /mm3 ; Gambaran
Tromb:119.000 /mm3 ; Ht : 40 % ; LED : vaskularisasi
3mm/jam menurun
Jantung tampak
sempit memanjang
jantung
pendulum
Penatalaksanaan

Penatalaksanaan Teori
Saat di IGD (22/02/2017)

O2 2l
Nebule Combivent 2 X
IVFD RL 20 tpm
Methylprednisolon 125 mg
Antrain 1 amp Oksigen
Bronkodilator

Konsultasi dengan dr. Dainuri, SpPD, advice :


Kortikosteroid sistemik
IVFD RL + Aminophyllin1 amp 20 Antibiotik
tpm Obat tambahan lainnya.
Ambroxol 3 x 1 tab
Tismalin 3 x 1 tab
Nebule Ventoline + fexotide / 8 jam
Ceftriaxone 1 gram / 12 jam
Penutup
Telah dilaporkan kasus atas nama Tn. M.
Ruslan , 60 tahun dengan diagnosa PPOK
Eksaserbasi Akut DD/ Asthma. Telah dilakukan
penatalaksanaan kegawatdaruratan dan
perbaikan kondisi umum pasien. Pada tanggal
22/01/2017 pasien dirawat sampai tanggal
25/01/2017 dengan perbaikan klinis. Dan
dijadwalkan kontrol kembali.

Anda mungkin juga menyukai