DT Pneumoniae
DT Pneumoniae
Click to edit
Master title style
Definisi
Pudjiadi AH, Hegar B, Handryastuti S, dkk. Pedoman pelayanan medis: Pneumonia . Ikatan
Dokter Anak Indonesia. Jilid 1,11. 2010. hal: 250-55.
Patofisiologi
Traktus respirasi normalnya dijaga steril oleh
mekanisme defens fisiologis seperti mukusilier,
mekanisme batuk, makrofag, sekresi IgA dan
imunoglobulin lainnya.
Pneumoniae viral disebabkan penyebaran infeksi
sepanjang jalan napas, diikuti kerusakan pada epitel
menyebabkan obstruksi jalan nafas karena
pembengkakan, sekresi abnormal, debris seluler.
Infeki virus pada traktus respirasi merupakan
predisposisi infeksi sekunder bakterial karena
mengganggu defens normal host, dan modifikasi
flora normal
Patofisiologi cont
Ketika mikroba memasuki parenkim paru-paru,
proses patologi bervariasi bergantung jenis bakteri
M. pneumoniae menempel pada epitel respiratory,
inhibisi kerja cilia, menyebabkan seluler destruksi
dan menyebabkan inflamsi respon di submukosa.
Infeksi progres, menyebabkan timbulnya debris
seluler, sel inflamasi, dan peningkatan mucus
menyebabkan obstruksi saluran napas.
S. pneumoniae menyebabkan edema lokal yang
membantu peningkatan proliferasi organisme dan
menyebar luas di paru, sering mengakibatkan
keterlibatan lobus secara fokal
Patologi dan Patogenesis
Hepatisasi merah: mikroorganisme terhisap ke paru
perifer melalui saluran respiratoriterjdi edema
mempermudah proliferasi dan penyebaran kuman
ke jaringan sekitar konsolidasi (serbukan sel PMN,
fibrin, eritrosit, cairan edema
Hepatisasi kelabu deposisi fibrin bertambah
terdapat fibrin dan leukosit PMN di alveoli proses
fagositosis yang cepat
Stadium resolusi jumlah makrofag meningkat di
alveoli sel degenerasi fibrin menipis kuman
dan debris menghilang
Said M. Buku ajar respirologi Anak. Pneumonia. Edisi Pertama. Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Jakarta. 2008. hal: 350-64.
Beberapa bakteri tertentu menimbulkan
gambaran patologis tertentu:
Streptococcus pneumoniae bercak-
bercak konsolidasi merata di seluruh
lapang paru (bronkopneumoniae)
Konsolidasi satu lobus (pneumoniae
lobaris)
Pneumotokel / abses-abses kecil
disebabkan oleh Staphylococcus aureus
(neonatus atau bayi kecil)
Manifestasi Klinis
Pudjiadi AH, Hegar B, Handryastuti S, dkk. Pedoman pelayanan medis: Pneumonia . Ikatan
Dokter Anak Indonesia. Jilid 1,11. 2010. hal: 250-55.
Diagnosa
Pemeriksaan Fisik
Penilaian keadaan umum,
kesadaran , kemampuan makan dan
minum TTV,
Gejala distres pernapasan: takipnea,
retraksi, batuk, krepitasi, suara
paru
Sianosis
Bayi muda: pernapasan tak teratur
hipopnea
Diagnosa
Pemeriksaan Penunjang
Radiologi: ro. Thorax
LAB:
DL, diff count
Kultur dan pewarnaan gram sputum:
pneumoniae berat
Anak < 18 bulan deteksi antigen virus
Pungsi cairan pleura
Tuberkulin : riwayat kontak dengan ps TB
Pilse oximetry
Rontgen Thorax Ap/lateral pada anak 14
tahun , tampak konsolidasi pada lobus
kanan bawah paru kanan (diduga kuat
sebagai pneumoniae bakterial (pneumoniae
pneumococcal))
Sandora TJ, Sectish TC. Community aquired pneumoniae: Dalam: Nelson textbook of pediatrics. Editor: Kliegman
RM, Stanton BF,Schor NF, Geme JWS, Behrman RE. Edisi 19. Phliladelphia. 2011. hal: 1474-9.
Klasifikasi (WHO)
Bayi < 2bulan
Berat : napas ceat , retraksi cepat
Sangat berat: tidak mau menetek,
kejang, letargis, demam, hipotermia,
bradipnea , napas irreguler
Anak umur 2 bulan 5 tahun
Ringan: napas cepat
Berat : retraksi
Sangat berat: tidak dapat minum,
kejang, letargi, malnutrisi
Berdasarkan Tempat Infeksi
Hospital Aquired
Community aquired pneumoniae pneumoniae
Infeksi terjadi di rumah
sakit
Disebut juga
Infeksi terjadi di pneumoniae
masyarakt nosokomial
Gejala, derajat , Sering merupakan
komplikasi lebih ringan infeksi sekunder
Gejala, derajat, dan
komplikasi lebih
kompleks
Kriteria Rawat Inap
Bayi Anak
SPO2 92% SPO2<92%
Frekuensi napas > 60 X
Frekuensi napas > 50X
Distress pernapasan,
Distress pernapasan
apnea intermitten,
Grunting
grunting
Tanda dehidrasi
Tidak mau minum
Keluarga tidak bisa
Keluarga tidak dapat
merawat
merawat
Tatalaksana
O2
IVFD , dilakukan balans cairan
Fisioterapi dada tidak
bermanfaat
Antipiretik dan analgetik
Nebulisasi dengan 2
agonis/Nacl : memperbaiki
mucosa clearence
Observasi/4 jam
Antibiotik
Anak < 5 tahun: amoksisilin
Efektif pada sebagian besar patogen,
ditoleransi baik, murah (alt: co-amaxiclav,
cefaclor, eritromisin, claritromisin, azitromisin,
Anak > 5 tahun : makrolid
(empiris)
Makrolid (M. pneumoniae, C,
pneumoniae,)
S. pneumoniae (amoksisilin)
IV bila ps tidak dapat oral
( cloramfenikol, co-amoxiclaz,
cefuraxime, ceftriaxon, cefotaxime
Rekomendasi
Untuk CAP
Neonatus 2 bulan:
Ampisilin+gentamisin
> 2bulan: lini pertama
ampisilin, 3 hari tidak
baikan + kloramfenikol
Lini kedua seftriakson
Nutrisi