Anda di halaman 1dari 51

Laboratorium/ SMF Kedokteran Keluarga

Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran
Universitas Mulawarman

Rheza Giovanni
1510029012
Pembimbing:
dr. Ronny Isnuwardana, MIH
dr. Opiansyah
dr. Kasiman
PENDAHULUAN
Prevalensi skizofrenia di Moftah dkk. (2013)
seluruh dunia sekitar 51 mendeskripsikan tentang
juta orang hubungan bermakna
Di Indonesia terdapat 1 antara pasien skizofrenia
juta penduduk dengan dengan penyakit kulit
gangguan jiwa berat (nilai P < 0,001)
Infeksi parasit menjadi
kasus tertinggi diikuti
jamur, bakteri & virus

Marthoenis dkk.
(2013) di jantho
general hospital:
Infeksi parasit dan
mikosis memiliki
angka tertinggi
Kasus

Identitas Pasien:
Nama : Nn. A.S
Umur : 31 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status perkawinan : Belum menikah
Pendidikan : SMA
Pekerjaan :-
Suku : Banjar
Alamat : Jl. Trikora RT. 3 Rawa Makmur
Sumber Heteroanamnesa
Keluhan Utama

Gatal pada paha sebelah kanan.

Riwayat Penyakit Sekarang

AUTOANAMNESA HETEROANAMNESA
gatal pada paha sebelah kanan rasa gatal semenjak 1 minggu yll.
Pasien tidak bekerja Lebih berat pada malam hari
Sering keluar rumah dan tidur di Muncul kemerahan menjalar sperti benang
tanah tanpa menggunakan sendal yang memanjang dan berliku
dan berkontak dengan tanah Keluhan kulit yang sama pada daerah sela jari
senang menggelandang hingga kaki maupun tangan, pergelangan tangan,
berhari-hari bokong, genital, ataupun tempat lain (-)
pasien tidak mandi atau Pasien mengalami skizofrenia sejak 10 tahun
membersihkan diri selama yll
menggelandang Pasien sering keluar rumah tanpa menggunakan
sendal
Status Psikiatri

KELUHAN UTAMA
Pasien terakhir kali dibawa berobat ke RSJ Atma Husada karena ditemukan warga
menggelandang di daerah samarinda seberang tanpa menggunakan baju.

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG (AUTOANAMNESA)


Senang berjalan-jalan keluar rumah sendirian tanpa mempunyai tujuan yang jelas.
Pasien mengaku tidak tahu kenapa dibawa ke rumah sakit jiwa.
Pasien merasa tidak mengalami gangguan jiwa.
mendengar bisikan bisikan orang berbicara (+)
Halusinasi visual (-)
Status Psikiatri
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG (HETEROANAMNESA)
Riwayat berulang kali keluar masuk RSJ Atma Husada.
Didiagnosis skizofenia dan sedang menjalani pengobatan sejak 10 tahun yll.
Faktor premorbid: orang tua pasien yang tidak menyetujui hubungan asmara pasien
dengan kekasihnya
Pasien menjadi lebih pendiam, sering menyendiri dikamar, menjadi lebih sensitif (+)
Mengurung diri di kamar dan tidak mau keluar, berbicara sendiri (bergumam) (+)
tertawa sendiri (+) dan menangis sendiri tanpa sebab.
Activity daily living terganggu (khususnya mandi dan makan).
Pasien dapat tiba-tiba hilang dari rumah tanpa disadari oleh keluarga.
keluar rumah hingga berhari-hari tanpa membawa pakaian (+) tidur dijalan, kadang
tanpa pakaian
Pasien tidak pernah diperiksakan secara rutin
Konsumsi obat tidak teratur

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU (HETEROANAMNESA)


Riwayat trauma kepala, kejang, penggunaan NAPZA (-)
Riwayat Medis dan Psikiatrik
Riwayat rawat inap beberapa kali di RSJD Atma Husada Mahakam
Samarinda sejak tahun 2008.
Riwayat trauma kepala (-) Riwayat stroke (-) Riwayat kejang pada
masa anak-anak (-)
Riwayat penggunaan NAPZA, rokok, alkohol, obat-obatan terlarang
dan ngelem disangkal.

Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat keluarga yang menderita keluhan serupa seperti pasien tidak


ada. Riwayat penyakit sistemik seperti DM (-) Hipertensi (-) dan
Penyakit jantung (+) pada ayah pasien.
Riwayat Keluarga dan Psikososial
GENOGRAM
Masa Kanak-kanak awal (0-3 tahun)
Pasien merupakan anak tunggal, anak yang dikehendaki.
Hubungan antar ayah dan ibu selama kehamilan harmonis.
Kelahiran: Pervaginam, usia kehamilan cukup, ditolong bidan, konsumsi obat
selama hamil (-) Masalah saat lahir (-) cacat kongenital (-)
Penderita disusui sampai usia 2 tahun kemudian disapih.
Pasien sejak lahir sampai usia 4 tahun dirawat oleh orang tua kandung pasien.
Usia 4 tahun kedua orang tua bercerai
Kepribadian dan tempramen dianggap normal

Masa Kanak-kanak pertengahan (3-11 tahun)


Sejak usia 5 tahun pasien tinggal dengan ayah kandung & ibu tirinya.
Ibu tiri pasien: penyabar, perhatian, merawat pasien dengan baik
Kesehatan, pertumbuhan fisik, perkembangan psikologis dan sekolah dalam batas
normal
Hubungan dengan adik tiri pasien cukup baik.
Akademis dan perilaku pasien (hubungan dengan teman dan guru) disekolah baik
Pasien merupakan pribadi yang ceria namun agak pemarah.
Masa kanak-kanak akhir (pubertas sampai remaja)
Menstruasi pertama pada usia 12 tahun.
Pasien memiliki hobi membaca buku.
Pasien menyelesaikan pendidikan SMP dan SMA, selepas itu bekerja selama 3 tahun
disuatu perusahaan.
Sering bertengkar dengan ayahnya (emosional dan keras)
Pernah bepacaran dengan teman sekantor, namun hubungannya tidak disetujui oleh
ayah kandungnya
Latar belakang agama penderita kurang, jarang sholat, ataupun mengaji.

Masa dewasa
Setelah 3 tahun berpacaran, pasien dilamar untuk menikah (tidak disetujui karena
masalah ekonomi)
Pasien dikurung sekitar 1 minggu. Pasien menangis dan mengamuk hingga akhirnya
dibawa ke IGD RSJ Atma Husada Samarinda.
Gejala muncul setelahnya (Memulai pengobatan tahun 2008)
Hubungan dengan ayah kandungnya buruk
Ayah kandung pasien meninggal 1 tahun yang lalu karena penyakit jantung.
Faktor Organobiologik
Riwayat kejang dan trauma disangkal

Riwayat Sosioekonomi
Keluarga ekonomi menengah kebawah.
Ayah pasien bekerja sebagai pegawai di perusahaan plywood.
Ibu tiri pasien berjualan sembako dan sayur di depan rumah.
Untuk kehidupan sehari-hari dianggap cukup oleh ibu tiri pasien.
PEMERIKSAAN FISIK
GCS E4V5M6 Komposmentis

TD 110/80 mmHg N 74x/i, reguler, kuat RR 22 x/i T 36,80 C


angkat ;

Head/neck Anemis (-/-), Ikterik (-/-), sianosis (-)

Thoraks Cor I = iktus kordis tidak terlihat


Pal = Iktus teraba di ICS V di axilaris anterior line
Per = Ba-ka: parasternal line dextra; Ba-ki: ICS V axilaris anterior line
sinistra
A = murmur (-), gallop (-), S1 S2 tunggal reguler

Pulmo I = bentuk normal, gerakan nafas simetris dextra/sinistra


Pal = fremitus suara simetris dextra/sinistra
Per = sonor di kedua lapangan paru
Aus = vesikuler (+) Rhonki (-) wheezing(-)

Abdomen Soefl, timpani, BU (+) , asites(-) nyeri tekan epigastrium (-), organomegali (-)

Ekstremitas Akral hangat, Edema (-/-)


STATUS NEUROLOGIS
Panca indera : Sekilas nampak normal
Tanda meningeal : Tidak dilakukan pemeriksaan (tidak ada
indikasi)
Nervus kranialis : Gerakan mata normal (+) pupil isokor (+)
refleks pupil (+)
Refleks fisiologis : Tidak dilakukan pemeriksaan
Refleks Patologis : Tidak dilakukan pemeriksaan
STATUS PSIKIATRI
Kesan umum : Pasien tampak rapi, wajah dan penampilan sesuai dengan usia pasien,
tampak tenang, kooperatif.
Bicara : Kualitatif: bicara dengan volume pelan, Kuantitatif: bercerita sedikit,
Laju bicara: lambat, agak terputus-putus.
Emosi : Mood labil, terbatas. Mood dan afek sesuai minimal.
Pikir :
Arus Pikir : Koheren
Isi Pikir : Waham (-), obsesi kompulsi (-)
Gangguan bahasa : Tidak ditemukan
Persepsi : Halusinasi auditori (+), halusinasi visual (-) ilusi (-) depersonalisasi (-)
derealisasi (-)
SENSORI
Kesadaran : Komposmentis, atensi SDE, orientasi tempat, orang dan waktu baik.
Kontak : Verbal (+) baik, kontak visual (+) baik
Konsentrasi : SDE
Ingatan : Baik
Intelegensi : Kesan cukup, sesuai dengan pendidikan pasien.
Kemauan : ADL diarahkan
Psikomotor : Normal
Tilikan :1
STATUS DERMATOLOGIS
Lokalisas : Regio femoralis sisi medial dekstra
Effloresensi : Papul-plak eritematosa, multipel, polisklik, serpiginosa
dan membentuk alur memanjang, berbentuk ireguler dan linear,
berkelok-kelok, menimbul, ukuran lebar 3-5 mm dan panjang hingga 3-4
cm, dan berwarna kemerahan. Batas tidak tegas, sebagian terdapat erosi
dan ekskoriasi.
Diagnosis

Aksis I : F20.3 Skizofrenia Tak Terinci


DD : Gangguan afektif bipolar
Aksis II : Tidak ada diagnosa pada aksis II
Aksis III : Cutaneous Larva Migrans
Aksis IV : Ketidak teraturan minum obat
Aksis V : GAF Scale 60-51
PENATALAKSANAAN
PSIKOTERAPI
Psikoterapi perilaku
Pikoterapi berorientasi keluarga
Psikoterapi individu
Psikoterapi kelompok
Terapi perilaku kognitif (CBT)

PSIKOFARMAKOLOGI
Risperidone 2 mg tablet 2 x 1 (P.O)
THD 2 mg tablet 2x1 (P.O)
Clozapin 25 mg tablet 1x1 (0-0-I)
Mempertimbangkan penggantian regimen terapi menjadi terapi long acting berupa
injeksi. Salah satu regimen yang memungkinkan:
Haloperidol decanoate 0,5 cc setiap 2 minggu yang kemudian ditingkatkan menjadi 1
cc setiap bulan
PENATALAKSANAAN
FARMAKOLOGI
Albendazol 400 mg tablet 1x1 (P.O) selama 3 hari
Albendazol 400 mg dalam vaselin alb 10 gr 2x1 app selama 7 hari
Cetirizine 1x10 mg tablet jika gatal
Bila
pasien menolak untuk meminum obat secara teratur terapi bisa diganti dengan
pemberian semprotan kloretil sepanjang lesi hingga terbentuk bunga es untuk
membunuh cacing.
PROGNOSIS
Psikiatrik
Dubia ad bonam jika:
Pasien minum obat secara teratur
Pasien memiliki keinginan untuk sembuh disertai dukungan dan kasih sayang
keluarga.

Dermatologis
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam
Quo ad kosmetikam : dubia
ANALISIS KEDOKTERAN KELUARGA
IDENTITAS KELUARGA
No. Keterangan I. Kepala Keluarga II. Pasangan
1. Nama Tn. S (alm.) Ny. A
2. Umur 52 tahun 48 tahun
3. Jenis kelamin Laki-laki Perempuan
Status
4. Menikah Menikah
perkawinan
5. Agama Islam Islam
6. Suku bangsa Banjar Jawa
7. Pendidikan SMA SMP
Pegawai di Perusahaan Ibu Rumah Tangga (buka
8. Pekerjaan
Plywood warung dirumah)
Alamat Jl. Trikora RT. 3 Rawa Makmur, Kecamatan Palaran,
9.
lengkap Samarinda
IDENTITAS KELUARGA
Serumah
Anggot
a Pekerja Hub. Stt.
No. Usia
Keluar an Klrg. Nikah Ya Tdk Kdg

ga
1. Tn.S 52 th Pegawai Kepala Menika Ya - -
(Alm.) di Keluarga h
Perusaha (Ayah
an Kandung)
Plywood
2. Ny. A 48 th IRT Istri (Ibu Menika Ya - -
tiri) h
3. Nn. A. S 31 th - Pasien Belum - - -
Menika
h
STATUS FISIK, SOSIAL, EKONOMI &
LINGKUNGAN
No. Ekonomi Keluarga Keterangan
1. Luas tanah 30 x 12 meter
2. Luas Bangunan 20 x 12 meter
3. Pembagian ruangan Rumah ini ialah rumah pasien sendiri. Rumah
terbuat dari beton, terdiri dari lantai
berkeramik, dengan 1 warung sembako, 1
garasi, 1 ruang tamu, 1 ruang keluarga, 3
kamar, 1 kamar mandi, 1 ruang makan yang
bergabung dengan dapur. Kamar mandi
tergabung dengan WC dan berada di dalam
rumah, berdekatan dengan tempat dapur.
4. Besarnya daya listrik 1200 Watt
5. Tingkat pendapatan keluarga pasien
: Rp 3.140.000,00
a.Pengeluaran rata-rata per bulan
Rumah
Bahan makanan : Rp 250.000,00
-Beras Rp 1.000.000,00
-Lauk/ikan, sayur Rp 90.000,00
-Air minum
Diluar bahan makanan Rp 600.000,00
-Belanja Anak -
-Kesehatan Rp. 400.000,00
-Listrik dan Air PDAM Rp. 800.000,00
-Lain-lain Rp 3.500.000,00 3.750.000,00
STATUS FISIK, SOSIAL, EKONOMI &
LINGKUNGAN
No. Perilaku Kesehatan
1. Pelayanan promotif/preventif Puskesmas Palaran
2. Pemeliharaan kesehatan Puskesmas Palaran
anggota keluarga lain
3. Pelayanan pengobatan Puskesmas Palaran
4. Jaminan pemeliharaan KIS
kesehatan
No Pola Makan Keluarga
1. Pasien Makan 3 kali sehari (pagi, siang
dan malam), tergantung
perasaan pasien, jika tidak
mau makan tidak bisa dipaksa.
Pasien makan hanya bila
dibawakan oleh keluarga. Menu
terdiri dari nasi, ikan, sayur.
STATUS FISIK, SOSIAL, EKONOMI &
LINGKUNGAN
No. Aktivitas Keluarga
1. Aktivitas fisik
a. Pasien Pasien tidak bekerja. Keseharian pasien bila
dirumah hanya menyendiri di kamar tidur.
Tidak mau keluar kamar. Bila diminta ibu
pasien untuk membantu bekerja pasien
cenderung menolak dan marah. Pasien dapat
keluar rumah dan menggelandang di jalan
sampai beberapa hari tidak pulang.
Pasien tidak pernah berolahraga.

Merupakan ibu rumah tangga yang baik dengan


b. Ny.H (Ibu tiri) merawat pasien selama sakit. Memberikan
perhatian dan sering mengajak komunikasi
dengan pasien. Selain itu juga membuka
warung sembako di depan rumah.

Kuliah di jurusan teknik mesin universitas


c. Tn. N (Adik tiri) Polnes Samarinda. Sambil membantu mengurus
warung jika tidak kuliah.

2. Aktivitas mental Pasien jarang beribadah selama sakit.


STATUS FISIK, SOSIAL, EKONOMI &
LINGKUNGAN
No. Lingkungan
1. Sosial Hubungan dengan lingkungan sekitar
tidak baik. Jarang berkomunikasi dan
berkumpul dengan tetangga. Dari
keterangan keluarga, selain karena
pasien yang tidak mau berkomunikasi,
para tetangga masih takut untuk
berkumpul karena mendengar riwayat
keluar masuk RSJ. Pasien hampir tidak
memiliki teman lagi selama pasien
sakit.
STATUS FISIK, SOSIAL, EKONOMI &
LINGKUNGAN
2. Fisik/Biologik :
Perumahan dan fasilitas Cukup
Luas tanah 30 x 12 m2
Luas bangunan 20 x 12 m2
Jenis dinding terbanyak Beton
Jenis lantai terluas Keramik
Sumber penerangan utama Lampu listrik
Sarana MCK Kamar mandi tergabung dengan WC.
Mencuci pakaian didalam kamar mandi dan
mencuci alat makan bersebelahan dengan
kamar mandi
Sarana Pembuangan Air Limbah Melalui saluran air ke parit di belakang
rumah
Sumber air sehari-hari Air PDAM, atau air PDAM yang telah
ditampung di tendon jika air PDAM mati
Air isi ulang (galon)
Sumber air minum Sampah basah atau sampah kering
Pembuangan sampah dikumpulkan kemudian dibuang di tempat
pembuangan sampah sekitar 20 meter dari
rumah di samping jalan besar.
STATUS FISIK, SOSIAL, EKONOMI &
LINGKUNGAN
2. Fisik/Biologik :
Perumahan dan fasilitas Cukup
Luas tanah 30 x 12 m2
Luas bangunan 20 x 12 m2
Jenis dinding terbanyak Beton
Jenis lantai terluas Keramik
Sumber penerangan utama Lampu listrik
Sarana MCK Kamar mandi tergabung dengan WC.
Mencuci pakaian didalam kamar mandi dan
mencuci alat makan bersebelahan dengan
kamar mandi
Sarana Pembuangan Air Limbah Melalui saluran air ke parit di belakang
rumah
Sumber air sehari-hari Air PDAM, atau air PDAM yang telah
ditampung di tendon jika air PDAM mati
Air isi ulang (galon)
Sumber air minum Sampah basah atau sampah kering
Pembuangan sampah dikumpulkan kemudian dibuang di tempat
pembuangan sampah sekitar 20 meter dari
rumah di samping jalan besar.
STATUS FISIK, SOSIAL, EKONOMI &
LINGKUNGAN

Lingkungan kerja
- Nn. AS Risiko kecelakaan kerja (-)
- Ny. A Risiko kecelakaan kerja (-)
- Tn. S Risiko kecelakaan kerja (-)
STATUS FISIK, SOSIAL, EKONOMI &
LINGKUNGAN

Lingkungan kerja
- Nn. AS Risiko kecelakaan kerja (-)
- Ny. A Risiko kecelakaan kerja (-)
- Tn. S Risiko kecelakaan kerja (-)
APGAR KELUARGA
Hampir Kadang Hampir tidak
Kriteria Pernyataan
Selalu (2) Kadang (1) pernah (0)

Adaptasi Saya puas dengan keluarga saya karena


masing-masing anggota keluarga sudah
menjalankan sesuai dengan seharusnya


Kemitraan Saya puas dengan keluarga saya karena
dapat membantu memberikan solusi
terhadap permasalahan yang dihadapi

Pertumbuhan Saya puas dengan kebebasan yang


diberikan keluarga saya untuk
mengembangkan kemampuan yang saya
miliki

Kasih sayang Saya puas dengan kehangatan dan kasih
sayang yang diberikan keluarga saya

Kebersamaan Saya puas dengan waktu yang
disediakan keluarga untuk menjalin
kebersamaan
Total 9
POLA HIDUP BERSIH & SEHAT
KELUARGA
Perilaku sehat : 5 (Ya) 4 (Tidak)
Lingkungan sehat : 5 (Ya) 2 (Tidak)
Indikator sehat : 2 (Ya)
Total : 12
Interpretasi : Klasifikasi SEHAT III
RESUME FAKTOR RISIKO LINGKUNGAN
KELUARGA
Faktor Resiko

Bentuk rumah merupakan rumah permanen dengan dinding beton


pada seluruh dinding. Berlantai keramik dan karpet. Langit-langit
rumah menggunakan plafon. Pencahayaan matahari kedalam tidak
cukup, tidak setiap ruangan memiliki ventilasi. Beberapa ruangan
memiliki ventilasi namun ukurannya kecil. Ukuran 1 kamar tidur
berukuran 4x3 m2 dan barang-barang kurang tertata rapi.
Fisik
Penempatan barang kurang beraturan. Lantai kamar mandi dan WC
terbuat dari keramik. Bentuk jamban jongkok dan terdapat drum
plastik dengan tutup sebagai penampung air. Tempat mencuci piring
di dekat WC/ kamar mandi. Tempat memasak dan tempat alat makan
juga diletakkan di dapur (rak piring).
Rumah pasien menggunakan air PDAM sebagai sumber air mandi
dan memasak.
RESUME FAKTOR RISIKO LINGKUNGAN
KELUARGA

Pasien menderita gangguan kejiwaan skizofrenia disertai


penyakit kulit berupa cutaneous larva migrans pada bagian paha
sebelah kiri.
Riwayat penggunaan NAPZA, rokok, alkohol, obat-obatan
terlarang dan ngelem disangkal. Tidak memiliki riwayat

Biologi menggunakan tatto dan transfusi darah.


Riwayat gangguan jiwa pada keluarga tidak ada. Anggota
keluarga yang memiliki CLM atau penyakit kulit lain tidak ada.
Riwayat stres sebagai pemicu onset (+).
Riwayat trauma benturan keras pada kepala sebelum onset gejala
terjadi. Riwayat stroke (-) Riwayat epilepsi (-)
Riwayat penyakit kulit sebelumnya pada pasien (-)
Riwayat gangguan jiwa pada keluarga tidak ada.
RESUME FAKTOR RISIKO LINGKUNGAN
KELUARGA

Kehidupan sosial dengan sekitar tetangga tidak baik.


Pasien dan keluarga memiliki kartu jaminan kesehatan
berupa KIS.
Psiko-sosio-ekonomi
Pasien tidak bekerja
Pasien tidak ada interaksi atau berhubungan dengan teman
pasien.
Pasien dibiayai oleh ibu tiri pasien.

Aktifitas fisik pasien kurang.


Tidak memiliki teman diluar rumah
Gaya hidup Selama pasien sakit tinggal dirumah bersama keluarga dan
tidak memiliki kegiatan tertentu didalam atau diluar rumah
Pasien lebih banyak menghabiskan watku didalam kamar
atau menggelandang di jalan.
Lingkungan Kerja (-)
RESUME FAKTOR RISIKO LINGKUNGAN
KELUARGA

Kesadaran akan higiene pribadi kurang. Higiene pasien harus


diarahkan oleh anggota keluarga.
Pasien meminum obat skizofrenia secara tidak teratur.
Keluarga pasien rutin mengambil obat pasien di puskesmas.
Pasien jarang ikut ke puskesmas dengan keluarga untuk mengambil
obat sehingga tidak dilakukan pemeriksaan rutin. Pasien hanya

Perilaku Kesehatan berobat ke puskesmas jika mengalami keluhan kesehatan. Pasien


dibawa ke RSJ Atma Husada oleh warga jika ditemukan
menggelandang.
Pengetahuan mengenai konsumsi obat antipsikotik masih kurang
Pengetahuan mengenai pola perkembangan klinis pasien dengan
pengobatan skizofrenia masih kurang
Pengetahuan mengenai pola hidup bersih dan sehat tidak baik.
Pengetahuan keluarga yang mengurus cukup baik, namun masih
kurang dalam menerapkan ke pasien dalam kehidupan sehari-hari.
DIAGNOSIS KELUARGA
DIAGNOSIS KELUARGA
RENCANA PENATALAKSANAAN MASALAH
KELUARGA
No. Masalah kesehatan Pengobatan/Tindakan
1. Individu Diagnosis kerja pada pasien ini adalah skizofrenia tak
terinci dan cutaneous larva migrans
Memotivasi pasien agar tetap rutin teratur mengkonsumsi
obat anti psikotik dan obat anti parasit untuk
penatalaksanaan penyakitnya, menjaga higiene diri dan
lingkungan untuk menurunkan risiko mengalami penyakit
kulit lainnya.
Memotivasi pasien untuk mau ikut setiap kontrol agar
diperiksa keluhan, pemantauan kemajuan pengobatan dan
efek samping obat anti psikotik yang muncul, setiap bulan
dengan dr. Sp. KJ.
Merujuk pasien untuk dilakukan penatalaksanaan
psikoterapi kepada Sp. KJ.
RENCANA PENATALAKSANAAN MASALAH
KELUARGA
2 Keluarga Memberikan psikoterapi berorientasi keluarga untuk memberikan
edukasi dan pengertian terhadap kondisi pasien.
Edukasi pentingnya mengawasi pasien selama di rumah agar
pasien tidak kabur keluar rumah.
Memberikan kegiatan-kegiatan positif pada pasien seperti
membantu menjaga warung, menyapu atau membersihkan rumah
yang bertujuan agar pasien tidak bosan dan mengurung diri di
kamar.
Edukasi mengenai pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat
dengan menjaga kebersihan rumah dan lingkungan sekitarnya.
Edukasi keluarga untuk mengawasi dalam setiap pemberian obat
agar memastikan obat telah benar diminum oleh pasien.
Edukasi tentang efek samping pengobatan agar keluarga dapat
mengawasi efek tersebut dan cepat membawa pasien ke fasilitas
kesehatan.
MANDALA OF HEALTH
Skoring Kemampuan Penyelesaian
Masalah Dalam Keluarga
Skor Upaya
Masalah
Awal Penyelesaian
Fungsi Biologis
-Pasien menderita penyakit skizofrenia dan -Memotivasi pasien agar tetap rutin teratur
CLM. mengkonsumsi obat anti psikotik dan obat
anti parasit untuk penatalaksanaan
4
penyakitnya
-Merujuk pasien untuk dilakukan
penatalaksanaan psikoterapi kepada Sp. KJ.
-Edukasi tentang efek samping pengobatan.
Skoring Kemampuan Penyelesaian
Masalah Dalam Keluarga
Faktor Perilaku Kesehatan Keluarga
-Higiene pribadi kurang baik Memotivasi pasien untuk mau ikut setiap
-Pasien tidak teratur meminum obat kontrol agar diperiksa keluhan, pemantauan
antipsikotiknya kemajuan pengobatan dan efek samping obat
-Pengetahuan mengenai konsumsi obat anti psikotik yang muncul, setiap bulan dengan
antipsikotik masih kurang dr. Sp. KJ.
-Pengetahuan mengenai pola perkembangan 4 Merujuk pasien untuk dilakukan
klinis pasien dengan pengobatan skizofrenia penatalaksanaan psikoterapi kepada Sp. KJ.
masih kurang Memberikan psikoterapi berorientasi keluarga
-Pasien tidak pernah ikut keluarga untuk Edukasi pengawasan pasien
kontrol ke puskesmas atau RSJ. Memberikan kegiatan positif pada pasien
-Pengetahuan mengenai pola hidup bersih dan Edukasi pentingnya PHBS dan penerapan ke
sehat pada keluarga cukup baik, namun masih pasien
kurang dalam menerapkannya pada pasien di Edukasi pengawasan pemberian obat
kehidupan sehari-hari.
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
PENATALAKSANAAN
PSIKOTERAPI
Psikoterapi perilaku
Pikoterapi berorientasi keluarga
Psikoterapi individu
Psikoterapi kelompok
Terapi perilaku kognitif (CBT)

PSIKOFARMAKOLOGI
Risperidone 2 mg tablet 2 x 1 (P.O)
THD 2 mg tablet 2x1 (P.O)
Clozapin 25 mg tablet 1x1 (0-0-I)
Mempertimbangkan penggantian regimen terapi menjadi terapi long acting berupa
injeksi. Salah satu regimen yang memungkinkan:
Haloperidol decanoate 0,5 cc setiap 2 minggu yang kemudian ditingkatkan menjadi 1
cc setiap bulan
PENATALAKSANAAN
FARMAKOLOGI
Albendazol 400 mg tablet 1x1 (P.O) selama 3 hari
Albendazol 400 mg dalam vaselin alb 10 gr 2x1 app selama 7 hari
Cetirizine 1x10 mg tablet jika gatal
Bila
pasien menolak untuk meminum obat secara teratur terapi bisa diganti dengan
pemberian semprotan kloretil sepanjang lesi hingga terbentuk bunga es untuk
membunuh cacing.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai