Kelompok 7
KELOMPOK 7
Tarsiah Ningsih 03013186
Tiar Ilman Hernawan 03013188
Tiara Larasati WS 03013190
Tirany Octavia Sadha P 03013192
Uray Annisya Defia H 03013194
Venda Wulandari 03013196
Vina Amalia 03013202
Wenny Oktavia 03013204
Wilson Saputra W 03013206
Wiwied Prayudhani 03013208
Wulan Devi Fitria 03013210
Kasus 4
Ada perdarahan pada kehamilanku
Urin hCG +
Belum
USG
Perdarahan
berdak coklat
kemerahan Tidak
dari kemaluan mules
sejak 2 hari
First Trimester
Bleeding
Learning Objective
Proses kehamilan (oogenesis, spermatogenesis,
fertilisasi, konsepsi)
Proses terjadinya plasentasi
Menentukan usia kehamilan berdasarkan HPHT dan
TFU
Perubahan anatomi, histologi, dan fisiologi yang terjadi
pada ibu hamil
Pemeriksaan yang dilakukan saat ANC dan frekuensi
ANC
Perdarahan pada trimester awal kehamilan
PROSES TERJADINYA
KEHAMILAN
Gametogenesis
Siklus Haid
Proses Fertilisasi
Konsepsi
Proses terjadi plasentasi
Plasentasi berlangsung sampai 12-18 minggu setelah fertilisasi.
- Pada dasarnya, plasenta berasal dari sel trofoblas yang mulai terbentuk pada
stadium morula dan akhirnya berdifferensiasi sehingga membentuk satu lapisan sel
trofoblas yang mengelilingi blastosis. Trofoblas memiliki berbagai struktur, fungsi,
dan bentuk pertumbuhan pada semua komponen plasenta.
Pada hari ke-8 setelah fertilisasi, sel trofoblas berdiferensiasi menghasilkan dua
lapis trofoblas.
Lapisan dalam disebut sitotrofoblas dan lapisan luar disebut sinsitiotrofoblas
- Setelah aposisi, sel trofoblas akan menginvasi epitel endometrium lebih dalam,
sehingga sekitar hari ke-10, blastosis akan tertanam di dalam endometrium
seluruhnya.
- Dengan invasi blastosis ke dalam desidua yang semakin mendalam, sitotrofoblas ekstravili
akan membentuk vili pimer yang terdiri daripada sitotrofoblas yang diselubungi oleh sinsitium
sebelum hari ke-12 setelah fertilisasi.
- Setelah itu, tepat pada awal hari ke-12 setelah fertilisasi, vili korion mulai terbentuk. Tali
mesenkim yang terbentuk dari mesoderem ekstraembrio akan menginvasi kolum trofoblas yang
solid, membentuk vili sekunder. Setelah angiogenesis bermula, vili tertier akan terbentuk.
- Bagian luar vili dilapisi oleh sinsitium manakala di dalam merupakan lapisan sitotrofoblas.
Sitotrofoblas pada puncak vili akan berproliferasi menghasilkan sel kolumnar trofoblas yang
akan membentuk anchoring villi. Vili ini tidak diinvasi oleh mesenkim fetus dan akan tertanam
pada lapisan desidua di plat basalis. Oleh itu, dasar rongga intervili merupakan sisi maternal
plasenta yang terdiri daripada sitotrofoblas dari sel kolumnar, sinsiotrofoblas, dan lapisan
desidua pada plat basal. Sedangkan dasar untuk plat krion yang membentuk atap rongga
intervili terdiri daripada 2 lapisan- luar dilapisi oleh trofoblas dan dalam dilapisi oleh
mesoderem. Plat korion yang definit terbentuk pada minggu ke-8-10 bersamaan dengan amnion
dan plat korion bagian mesenkim bergabung.
- Pembentukan ini di lengkapi dengan pembesaran kantung amnion , dimana pada saat yang
sama, akan membentuk tali pusat
Perubahan fisiologi pada
kehamilan
1. Rahim atau uterus
Selama kehamilan, uterus akan berubah menjadi suatu organ yang
mampu menampung janin, plasenta, dan cairan amnion rata-rata
pada akhir kehamilan volume totalnya mencapai 5 liter bahkan dapat
mencapai 20 liter atau lebih dengan
berat rata-rata 1100 gram.
2. Vagina
-. peningkatan vaskularisasi dan hyperemia terlihat pada kulit dan
otot-otot di perineum dan vulva, sehingga pada vagina akan
keunguan yang dikenal dengan tanda Chadwicks.
-. Perubahan ini meliputi penipisan mukosa dan hilangnya sejumlah
jaringan ikat dan hipertrofi dari sel-sel otot polos.
3. Ovarium
Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan
folikel baru juga ditunda.
4. Payudara
Perkembangan payudara tidak dapat dilepaskan dari pengaru hormone saat
kehamilan, yaitu estrogen, progesterone, dan somatromatropin
5. Traktus urinarius
- bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih akan tertekan oleh
uterus yang mulai membesar sehingga menimbulkan sering kemih.
- Keadaan ini akan hilang dengan makin tuanya kehamilan bila
uterus keluar dari rongga panggul.
- Pada akhir kehamilan, jika kepala janin sudah mulai turun ke pintu
panggul, keluhan itu akan timbul kembali.
7. Metabolisme
Dengan terjadinya kehamilan, metabolisme tubuh mengalami
perubahan yang mendasar, dimana kebutuhan nutrisi makin
tinggi untuk pertumbuhan janin dan persiapan pemberian ASI.
Ante Natal Care
Pemeriksaan kehamilan yang dilakukan
untuk memeriksa keadaan ibu dan janin
secara berkala, yang diikuti dengan upaya
koreksi terhadap penyimpangan yang
ditemukan.
Frekuensi ANC:
Satu kali pada Trisemester I
Satu kali pada Trisamester II
Dua kali pada Trisemester III
Kesehatan K. Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu. [Internet]. 2010 [cited 31 March
2016];:4-20. Available from: http://www.kesehatanibu.depkes.go.id/wp-
content/uploads/downloads/2013/12/Pedoman-ANC-Terpadu.pdf
Standard Minimal ANC
Timbang Berat Badan
Ukur Lingkar Lengan Atas
Ukur Tekanan Darah
Ukur Tinggi Fundus Uteri
Hitung Denyut Jantung Janin
Tentukan Persentasi Janin
Beri Imunisasi Tetanus Toxoid
Beri Tablet Tambah Darah (Zat Besi)
Periksa Laboratorium
Tatalaksana
Kesehatan K. Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu. [Internet]. 2010 [cited 31 March
2016];:4-20. Available from: http://www.kesehatanibu.depkes.go.id/wp-
content/uploads/downloads/2013/12/Pedoman-ANC-Terpadu.pdf
Patogenesis Penyebab
Perdarahan Kehamilan
Fisiologi
Akibat implantasi pada fase
blastokista pada dinding
endometrium/desidua basalis uterus
perlukaan fisiologis
Mola Hidatinosa
Terjadi fertilisasi 1 ovum oleh 2 sperma
Komplit ovum kosong kromosom 46 XX atau XY
Inkomplit/parsial ovum normal kromosom 69 XXX,
XXY/XYY (triploid)
Abortus iminens
ancaman abortus pada kehamilan, janin masih bisa
dipertahankan
Abortus insipien
abortus sedang berlangsung, perdarahan banyak
Klasifikasi Abortus
Abortus komplet
seluruh hasil konsepsi keluar dari rahim
Abortus inkomplet
sebagian dari hasil konsepsi keluar dari rahim
Abortus habitualis
berkali-kali abortus
Abortus septik
Abortus medicinalis
Manifestasi klinis abortus
Terlambat haid
Perdarahan pervaginam
Rasa mulas atau keram pada perut dan nyeri
pinggang karena kontraksi uterus
Penegakan Diagnosis
Anamnesis
amenorrhea
Jumlah perdarahan (apakah adanya jaringan yg ikut keluar?)
Rasa sakit / kram perut di daerah atas simpisis.
Riwayat kehamilan sebelumnya
Riwayat abortus
Riwayat trauma
Riwayat kebiasaan (merokok, minum alkohol, obat-obatan
yang digunakan).
PF (Pemeriksaan ginekologi dan Pemeriksaan
obstetri) Penunjang
Manuver leopold Laboratorium periksa
DJJ darah lengkap (ukur hormon
Inspeksi ostium serviks kehamilan), -HCG
(terbuka/tidak) Periksa fibrinogen pada
Vagina Toucher lihat Missed Abortion
portio, periksa besar uterus, USG masih adanya janin /
periksa jaringan hasil tidak
konsepsi. Periksa jaringan
TFU memastikan abortus benar-
benar terjadi
Penatalaksanaan
1. Abortus imminens
.Istirahat, tirah baring agar aliran darah ke uterus bertambah dan
rangsang mekanik berkurang.
.Progesteron 10 mg sehari untuk terapi substitusi dan untuk
mengurangi kerentanan otot-otot rahim.
.Tes kehamilan dapat dilakukan. Bila hasil negatif, mungkin janin
sudah mati.
.Pemeriksaan USG untuk menentukan apakah janin masih hidup.
.Berikan obat penenang; fenobarbital 3 x 30 mg.
.Pasien tidak boleh berhubungan seksual dulu sampai lebih kurang 2
minggu.
Abortus Insipiens Abortus Inkomplit Abortus Komplit