Anda di halaman 1dari 17

Abstrak

Tujuan spesifik studi ini adalah untuk mengevaluasi efikasi dan keamanan formulasi
baru ibuprofen IV untuk managemen nyeri pasca operasi pada populasi Eropa
Dari 206 pasien dengan dengan berdah abdominal dan ortopedi, dirandomisasi
dengan rasio 1:1 untuk menerima 800 mg ibuprofen IV atau placebo tiap 6 jam.
Semua pasien memiliki akses morfin melalui PCA pump. Outcome utama adalah
median konsumsi morfin dalam 24 jam pasca operasi
MeanSEM dari kebutuhan morfin menurun dari 29,85,25 menjadi 14,223,23mg
(p=0,015) dan penurunan nyeri saat istirahat (p=0,02) diukur dengan VAS dari
meanSEM 3,340,35 menjadi 0,860,24, dan juga nyeri saat bergerak (p=0,02)
dari 4,320,36 menjadi 1,90,3 pada pasien dengan ibuprofen; sedangkan yang
dengan placebo VAS saat istiraht turun dari 4,680,4 menjadi 2,120,42 dan selama
bergerak dari 5,660,42 menjadi 3,380,44. Insidensi efek samping yang muncul
serupa antara kedua terapi
Pemberian ibuprofen IV 800mg tiap 6 jam pada pasien bedah abdomen menurunkan
kebutuhan morfin dan VAS. Selain itu, ibuprofen IV aman dan ditoleransi dengan baik
Introduksi
Nyeri moderate-severe paska operasi harus diterapi dengan multimodal terapi dan
analgesia opiod membantu memitigasi efek samping opioid dengan menurunkan
dosis yang diperlukan
Ibuprofen merupakan nonspesifik inhibitor COX, tingkat inhibisi COX-1 : COX-2 adalah
2,5:1 sehingga resiko rendah perdarahan atau masalah gastrointestinal, sedangkan
NSAID lain seperti ketorolac memiliki perbandingan 330:1 sehingga beresiko tinggi,
oleh karena itu penggunannnya kontroveri pada kebanyakan seting prioperatif.
Sampai sekarang terdapat 3 studi telah dilakukan untuk menilai penggunaan
Ibuprofen IV untuk terapi paska operasi. Ketiganya menunjukan efek yang
menguntungkan.
Tujuan spesifik studi ini adalah untuk mengevaluasi efikasi dan keamanan formulasi
baru ibuprofen IV dibanding placebo untuk manajemen nyeri pasca operasi. Titik
akhir efikasi yang utama adalah penurunan penggunaan morfin total selama 24 jam
pertama paska operasi. Tujuan kedua adalah untuk mengevaluasi toleransi dan
keamanan ibuprofen IV
Metode: Trial Design
Ini merupakan fase III, multicenter, randomized, double-
blind, parallel groups, placebo-controlled trial yang
didesain untuk mengevaluasi keamanan dan efikasi
ibuprofen IV untuk terapi nyeri paska operasi bedah
abdominal dan ortopedi pada pasien dewasa dengan
disiapkan hospitalisasi dan IV morfin selama minimal 24
jam
Pasien adalah yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak
memenuhi kriteria eksklusi dan dirandomisasi (1:1)
untuk menerima ibuprofen IV 800mg/200ml atau
placebo tiap 6 jam dalam 15 menit. Stratifikasi random
dilakukan berdasarkan baseline karakteristik, jenis
Metode: Participant and
Interventions
Perekrutan terbuka untuk dewasa 18-80 tahun yang terjadwal elektif untuk bedah
ortopedi di satu lokasi (pergantian sendi lutut atau hip, coursed ligament, column
atau bahu) atau bedah abdominal (hernia inguinal, cholecystectomy atau hiatus
hernia) dan yang membutuhkan hospitalisasi paska operasi dan IV morfin selama
minimal 24 jam.
Studi dihentikan bila pasien menerima narcotic pain medication (selain morfin) atau
non narcotic (NSAID lain), paracetamol atau metamizol, atau mampu minum obat
oral; nyeri teratasi; kehilangan akses IV; pasien discharge; atau pasien memutuskan
untuk keluar dari studi
Pasien dirandomisasi untuk menerima 800mg/200ml IV ibuprofen atau placebo (saline
200ml). Dosis pertama diberikan saat inisiasi penutupan kulit, selanjutnya tiap 6 jam
Pasien dengan general anestesi, obat yang digunakan adalah propofol atau golongan
flurane dan analgesic yang digunakan adalah fentanyl, penggunaan analgesia lain
termasuk NSAID dan atau catheter based regional anesthesia dilarang
Metode: Efficacy Assessment
Titik akhir efikasi yang utama adalah penurunan
penggunaan morfin total selama 24 jam pertama paska
operasi antara ibuprofen IV dan placebo
Intensitas nyeri diukur dengan VAS pada 1, 3, 6, 12, 18,
24 jam setelah operasi
Metode: Safety Assessments
Tolerabilitas dan keamanan ibuprofen vs placebo
dievaluasi dengan perbandingan efek samping yang
mucul, reaksi local karena infus (nyeri, eritem, indurasi),
juga tanda vital dan nilai kimia klinis, hematologi serta
nilai koagulasi
Lab rutin (hematologi, kimiawi, dan koagulasi) dilakukan
selama screening sebagai base line, dalam 24 jam
setelah dosis pertama untuk bedah abdominal, 48 jam
pada bedah hip, bahu, spine dan ligament, daan padaa
72 jam pada bedah lutut dan column dan pada saat
follow up
Hasil: Efficacy Results
Rata-rata jumlah konsumsi morfin dalam 24 jam pertama
setelah pembedahan lebih rendah pada pasien yang diterapi
dengn ibuprofen daripada pada pasien dengan placebo.
Nyeri saat istirahat maupun saat bergerak terkendali lebih
baik pada pasien yang diterapi dengan ibuprofen daripada
pada pasien dengan placebo. Pada ibuprofen meanSEM
3,340,35 menjadi 0,860,24, dan juga nyeri saat bergerak
dari 4,320,36 menjadi 1,90,3 pada pasien dengan
ibuprofen sedangkan yang dengan placebo VAS saat istirahat
turun dari 4,680,4 menjadi 2,120,42 dan selama bergerak
dari 5,660,42 menjadi 3,380,44.
Hasil: Safety Results
Dari 206 pasien, 107 diterapi dengan ibuprofen dan 99 diterapi dengan
placebo. 87 dari 107 pasien (81,33%) menerima semua dosis ibuprofen,
sedangkan pada placebo 83 dari 99 pasien (83,84%) menerima semua
dosis ibuprofen.
Total 91 AE dilaporkan selama studi, 45 dengan ibuprofen (42,1%) dan 46
dengan placebo (46.5%). Pada ibuprofen terdapat 27 pasien yang
setidaknya memiliki 1 AE selama studi, disbanding 33 pasien pada
kelompok placebo. Kebanyakan AE mild-moderate, hanya 2 pasien dengan
ibuprofen dan 1 pasien dengan placebo dengan severe AE dan semuanya
dinilai tidak ada kaitannya dengan studi terapi
AE tersering yang dilaporkan adalah gastrointestinal disorders
(ibuprofen:14; placebo:8), general disorder dan kondisi lokasi administrasi
(ibuprofen:10; placebo 10). Perbedaan antara kedua terapi tidak signifikan
secara statistic

Anda mungkin juga menyukai