Anda di halaman 1dari 12

SYOK HIPOVOLEMIK

OLEH
KELOMPOK 2

1.Andi Aspita 6.Verawati


2.Damayanti 7.Dimas .P
3.Harsida 8.Agnes Lempa
4.Haris 7.Edo Alfian
5.Firman 10.Hardiyanti .Y
8.Alfin Syahrir

AKPER SAWERIGADING PEMDA LUWU


TAHUN AKADEMI 2017/2018

A.DEFENISI
Syock dapat pula didefinisikan sebagai suatu keadaan tidak adekuatnya perfusi
jaringan, Keadaan akut yang menyebar secara luas dimana terjadi penurunan perfusi
jaringan dan tidak adekuatnya sirkulasi volume darah intravaskuler yang efektif, Suatu
bentuk sindroma dinamik yang akibat akhirnya berupa kerusakan jaringan sebab
substrat yang diperlukan untuk metabolisme aerob pada tingkat mikroseluler dilepas
dalam kecepatan yang tidak adekuat oleh aliran darah yang sangat sedikit atau aliran
maldistribusi (Candido, 1996).

Syok hipovolemik adalah Suatu bentuk sindroma dinamik yang akibat akhirnya
berupa kerusakan jaringan sebab substrat yang diperlukan untuk metabolisme aerob
pada tingkat mikroseluler dilepas dalam kecepatan yang tidak adekuatoleh aliran darah
yang sangat sedikit atau aliran maldistribusi (Candido, 1996).
B. ETIOLOGI

Kehilangan darah

Kehilangan plasma, merupakan akibat yang umum dari luka bakar, cidera berat dan
inflamasi peritorial

Kehilangan cairan (dehidrasi), dapat disebabkan oleh hilangnya cairan secara


kelebihan melalui jalur gastrointestinal, urinarius atau kehilanganlainnya tanpa
adanya pengganti yang adekuat.
C.PATOFISIOLOGI
Tubuh manusia berespon terhadap perdarahan akut dengan mengaktivasi sistem fisiologi
utama sebagai berikut: sistem hematologi, kardiovaskuler, ginjal, dan sistem neuroendokrin.

Sistem hematologi berespon terhadap kehilangan darah yang berat dan akut dengan
mengaktivasi kaskade koagulasi dan vasokonstriksi pembuluh darah (melalui pelelepasan
tromboksan A2 lokal).

Sistem kardiovaskuler pada awalnya berespon terhadap syok hipovolemik dengan


meningkatkan denyut jantung, meningkatkan kontraktilitas miokard, dan vasokonstriksi
pembuluh darah perifer.

Sistem renalis berespon terhadap syok hemoragik dengan peningkatan sekresi renin dari
apparatus juxtaglomeruler. Renin akan mengubah angiotensinogen menjadi angiotensin I,
yang selanjutnya akan dikonversi menjadi angiotensin II di paru-paru dah hati..
Sistem neuroendokrin berespon terhadap syok hemoragik dengan meningkatan Antidiuretik
Hormon (ADH) dalam sirkulasi. ADH dilepaskan dari glandula pituitari posterior sebagai
respon terhadap penurunan tekanan darah (dideteksi oleh baroreseptor) dan terhadap
penurunan konsentrasi natrium (yang dideteksi oleh osmoreseptor).
D.MANIFESTASI KLINIS
a. Status mental
Perubahan dalam sensorium merupakan tanda khas dari stadium syok. Ansietas, tidak bisa
tenang, takut, apati, stupor, atau koma dapat ditemukan. Kelainan-kelainan ini menunjukkan
adanya perfusi darah cerebral yang menurun.

b. Tanda-tanda vital
a.Tekan darah
b.Denyut nadi
c.Pernapasan
C . Kulit
a. Kulit dapat terasa dingin, pucat, dan berbintik-bintik. Secara keseluruhan mudah berubah
menjadi pucat.
b. Vena-vena ekstermitas menunjukkan tekanan yang rendah ini dinamakan vena perifer
yang kolaps. Tidak ditemukan adanya distensi vena jugularis.

d. Gejala-gejala lain
Pasien mengeluh mual, muntah lemah atau lelah. Sering ditemukan rasa haus yang sangat cepat.
D.KOMPLIKASI

1. kegagalan multi organ akibat penurunan aliran darah dan hipoksia yang berkepanjangan

2.sidrom distress pernafasan dewasa akibat destruksi pertemuan alveolus kapiler


karena hipoksia

3. DIC (koagulasi intravascular diseminata ) akibat hipoksia dan kematian jaringan yang luas
sehingga terjadi pengaktifan berlebihan jenjang koagulasi
E.PEMERIKSAAN
DIAGNOSTIK
1.Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Inspeksi dapat dilakukan secara umum untuk melihat perubahan yang terjadi secara umum
dan secara lokal untuk melihat perubahan- perubahan lokal sampai yang sekecil- kecilnya.
Bantuan pemeriksaan dengan kaca pembesar dapat dilakukan. Pemeriksaan ini mutlak
dilakukan dalam ruangan yang terang.

b.Palpasi
Palpasi merupakan pemeriksaan dengan meraba, mempergunakan telapak tangan sebagai
alat peraba.

c.Auskultasi
Auskultasi merupakan pemeriksaan menggunakan stetoskop. Dengan cara auskultasi
dapat didengar suara pernapasan, bunyi dan bising jantung, peristaltik usus, dan alirah darah
dalam pembuluh darah. Pada auskultasi perlu diperhatikan adalah frekuensi denyut jantung.
NEXT.
2.Pemeriksaan Penunjang
a.Laboratorium
1. Darah
Leukosit,LED,.Eritrosit,.Trombosit,.Hematokrit
2. Lumbal Punksi
Lumbal punksi adalah suatu cara pengambilan cairan cerebrospinal melalui pungsi pada
daerah lumbal atau upaya pengeluaran cairan serebrospinal dengan memasukan jarum ke
dalam ruang subarakhnoid. Tujuan dari lumbal punksi :
a. Mengambil cairan cerebrospinal untuk kepentingan pemeriksaan/diagnostik (kecurigaan
meningitis) maupun kepentingan terapi
b. Pemeriksaan cairan serebrospinal
c. Mengukur & mengurangi tekanan cairan serebrospinal
d. Menentukan ada tidaknya darah pada cairan serebrospinal
e.Mendeteksi adanya blok subarakhnoid spinal
f. Memberikan antibiotik intrathekal ke dlm kanalis spinal terutama kasus infeksi
NEXT
3. Elektrolit
Ada dua tipe elektrolit yang ada dalam tubuh, yaitu kation
(elektrolit yang bermuatan positif) dan anion (elektrolit yang
bermuatan negatif). Masing-masing tipe elektrolit ini saling
bekerja sama mengantarkan impuls sesuai dengan yang
diinginkan atau dibutuhkan tubuh. Beberapa contoh kation dalam
tubuh adalah Natrium (Na+), Kaalium (K+), Kalsium (Ca2+),
Magnesium (Mg2+). Sedangkan anion adalah Klorida (Cl-),
HCO3-, HPO4-, SO4-. Dalam keadaan normal, kadar kation dan
anion ini sama besar sehingga potensial listrik cairan tubuh
bersifat netral.
F. PENANGANAN

1.Pencegahan

Baringkan korban dan longgarkan pakaian yang ketat


Topang dan tinggikan kaki korban setinggi mungkin
Tangani semua penyebab syok, seperti perdarahan, dll
Selimuti korban agar tidak kedinginan dan mempertahankan panas
tubuh
Jangan ijinkan korban untuk minum, makan atau berjalan
Jangan tinggalkan korban sendirian tanpa pengawasan
Tetap lakukan pemeriksaan sampai bantuan datang.
Lakukan Pemantauan
Penatalaksanaan pernafasan
j.Pemberian cairan
NEXT..

2.Penanganan
Berikan Obat Anti Sekretorik , Obat ini memiliki efek vasokonstriksi dan dapat mengurangi
aliran darah ke sistem porta.

Somatostatin (Zecnil)
Secara alami menyebabkan tetrapeptida diisolasi dari hipotalamus dan pankreas dan sel
epitel usus. Berkurangnya aliran darah ke sistem portal akibat vasokonstriksi. Memiliki efek
yang sama dengan vasopressin, tetapi tidak menyebabkan vasokonstriksi arteri koroner.
Cepat hilang dalam sirkulasi, dengan waktu paruh 1-3 menit.
Ocreotide (Sandostatin)
Oktapeptida sintetik,dibandingkan dengan somatostatin memiliki efek farmakologi yang
sama dengan potensi kuat dan masa kerja yang lama.Digunakan sebagai tambahan penanganan
non operatif pada sekresi fistulakutaneus dari abdomen, duodenum, usus halus (jejunum
dan ileum).

Anda mungkin juga menyukai