Anda di halaman 1dari 17

Refarat

Obstruksi Saluran Nafas


Atas
Pembimbing : dr. Eman Sulaiman Sp. THT-KL

Oleh :
Sarah Nadia Rahmayanti
2012730097

DEPARTEMEN ILMU THT-KL


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KELAS B CIANJUR
2017
Obstruksi
Saluran Nafas
Atas

Sumbatan pada saluran napas atas yang


berlokasi di hidung, laring atau faring sehingga
ventilasi pada saluran pernapasan terganggu.
Etiologi
Etiologi
Gajala Klinis
Serak (disfoni) sampai afoni
Sesak napas (dispnea)
Stridor pada waktu inspirasi.
Cekungan yang terdapat pada waktu
inspirasi di suprasternal, epigastrium,
supraklavikula dan interkostal.
Gelisah
Sianosis karena hipoksia.
Stadium Obstruksi Saluran
Napas Atas
1.Stadium I : Adanya retraksi di suprasternal dan stridor. Pasien tampak
tenang
2.Stadium II : Retraksi pada waktu inspirasi di daerah suprasternal makin
dalam, ditambah lagi dengan timbulnya retraksi di daerah epigastrium.
Pasien sudah mulai gelisah.
3.Stadium III : Retraksi selain di daerah suprastrenal, epigastrium juga
terdapat di infraklavikula dan di sela-sela iga, pasien sangat gelisah dan
dispnea.
4.Stadium IV : Retraksi bertambah jelas, pasien sangat gelisah, tampak
sangat ketakutan dan sianosis, jika keadaan ini berlangsung terus maka
penderita akan kehabisan tenaga, pusat pernapasan paralitik karena
hiperkapnea. Pada keadaan ini penderita tampaknya tenang dan tertidur,
akhirnya penderita meninggal karena asfiksia.
Diagnosis

Gejala klinik dan pemeriksaan fisik


Pemeriksaan penunjang
- Disfoni sampai afoni
- Dispnea 1. Laringoskop.
- Stridor 2. Nasoendoskopi
- Retraksi suprasternal, 3. X-ray.
epigastrium, supraklavikula, dan 4. Foto polos sinus paranasal
intrakosta
5. CT-Scan kepala dan leher
- Sianosis
6. Biopsi
Penatalaksanaan
Tindakan konservatif Tindakan operatif/resusitasi
Memasukkan pipa endotrakeal
melalui mulut (intubasi
Pemberian antiinflamasi, orotrakea) atau melalui hidung
antialergi, antibiotika serta (intubasi nasotrakea), membuat
pemberian oksigen intermiten, trakeostoma yang dilakukan
yang dilakukan pada obstruksi pada obstruksi laring stadium
laring stadium I yang II dan III, atau melakukan
disebabkan oleh peradangan.5 krikotirotomi yang dilakukan
pada obstruksi laring stadium
IV.5
Penatalaksanaan Intubasi

Intubasi endotrakea merupakan tindakan


penyelamat (lifesaving procedure) dan
dapat dilakukan tanpa atau dengan
analgesia topikal dengan xylocain 10%.

Indikasi intubasi endotrakea :


Untuk mengatasi obstruksi saluran napas
bagian atas.
Membantu ventilasi.
Memudahkan mengisap sekret dari
traktus trakeobronkial.
Mencegah aspirasi sekret yang ada di
rongga mulut atau berasal dari lambung.

Komplikasi
stenosis laring atau trakea
Teknik Intubasi

Posisi pasien tidur telentang, leher fleksi sedikit dan kepala ekstensi
Laringoskop dengan spatel bengkok dipegang dengan tangan kiri,
dimasukkan melalui mulut sebelah kanan, sehingga lidah terdorong ke kiri.
Spatel diarahkan menelusuri pangkal lidah ke valekula, lalu laringoskop
diangkat keatas, sehingga pita suara dapat terlihat.
Dengan tangan kanan, pipa endotrakea dimasukkan melalui mulut terus
melalui celah antara kedua pita suara kedalam trakea.
Kemudian balon diisi udara dan pipa endotrakea difiksasi dengan baik.
Jika menggunakan spatel laringoskop yang lurus maka pasien yang tidur
telentang itu pundaknya harus diganjal dengan bantal pasir, sehingga kepala
mudah diekstensikan maksimal.
Laringoskop dengan spatel yang lurus dipegang dengan tangan kiri dan
dimasukkan mengikuti dinding faring posterior dan epiglotis diangkat
horizontal ketas bersama-sama sehingga laring jelas terlihat.
Pipa endotrakea dipegang dengan tangan kanan dan dimasukkan melalui
celah pita suara sampai di trakea. Kemudian balon diisi udara dan pipa
endotrakea difiksasi dengan plester.
Penatalaksanaan Laringotomi (Krikotirotomi)

Laringotomi dilakukan dengan membuat


lubang pada membran tirokrikoid
(krikotirotomi).

Krikotirotomi merupakan kontraindikasi


pada anak di bawah usia 12 tahun,
demikian juga pada tumor laring yang
sudah meluas ke subglotik dan terdapat
laringitis.

Bila kanul dibiarkan terlalu lama maka


akan timbul stenosis subglotik karena
kanul yang letaknya tinggi akan
mengiritasi jaringan-jaringan di sekitar
subglotis, sehingga terbentuk jaringan
granulasi dan sebaiknya diganti dengan
trakeostomi dalam waktu 48 jam
Teknik Laringotomi
(Krikotirotomi)

Pasien tidur telentang dengan kepala ekstensi pada artikulasi


atlantooksipitalis.
Puncak tulang rawan tiroid mudah diidentifikasi difiksasi dengan
jari tangan kiri.
Dengan telunjuk jari tangan kanan tulang rawan tiroid diraba ke
bawah sampai ditemukan kartilago krikoid. Membran krikotiroid
terletak di antara kedua tulang rawan ini. Daerah ini diinfiltrasi
dengan anestetikum kemudian dibuat sayatan horizontal pada kulit.
Jaringan di bawah sayatan dipisahkan tepat pada garis tengah.
Setelah tepi bawah kartilago terlihat, tusukkan pisau dengan arah ke
bawah.
Kemudian masukkan kanul bila tersedia. Jika tidak, dapat dipakai
pipa plastik untuk sementara.
Penatalaksanaan Trakeostomi

Trakeostomi adalah suatu tindakan bedah


dengan mengiris atau membuat lubang
sehingga terjadi hubungan langsung lumen
trakea dengan dunia luar untuk mengatasi
gangguan pernapasan bagian atas

Indikasi trakeostomi adalah5,6 :


Mengatasi obstruksi laring.
Mengurangi ruang rugi (dead air
space) di saluran pernapasan atas. Berdasarkan jenis trakeostomi :
Mempermudah pengisapan sekret Trakeostomi letak tinggi, yaitu di
dari bronkus.
cincin trakea 2-3.
Untuk memasang alat bantu
Trakeostomi letak tengah, yaitu
pernapasan (respirator).
setinggi trakea 3-4
Untuk mengambil benda asing di
subglotik, apabila tidak mempunyai Trakeostomi letak rendah, yaitu
fasilitas bronkoskopi. setinggi cincin trakea 4-5.
Teknik Trakeostomi

Penderita tidur telentang dengan kaki lebih rendah 30 untuk menurunkan tekanan vena di
daerah leher. Punggung diberi ganjalan sehingga terjadi ekstensi. Leher harus lurus, tidak
boleh laterofleksi atau rotasi.
Anestesi lokal subkutan, prokain 2% atau silokain dicampur dengan epinefrin atau adrenalin
1/100.000. Anestesi lokal atau infiltrasi ini tetap diberikan meskipun trakeostomi dilakukan
secara anestesi umum.
Insisi vertikal: dimulai dari batas bawah krikoid sampai fossa suprasternum, insisi ini lebih
mudah dan alir sekret lebih mudah
Insisi horizontal: dilakukan setinggi pertengahan krikoid dan fossa sternum, membentang
antara kedua tepi depan dan medial m.sternokleidomastoid, panjang irisan 4-5 cm.
Irisan mulai dari kulit, subkutis, platisma sampai fasia colli superfisial secara tumpul. Bila
tampak ismus, maka ismus disisikan ke atas atau ke bawah. Bila mengalami kesukaran dan
tidak memungkinkan, potong saja.
Bila sudah tampak trakea maka difiksasi dengan kain tajam. Kemudian suntikkan anestesi
lokal kedalam trakea sehingga tidak timbul batuk pada waktu memasang kanul.
Stoma dibuat pada cincin trakea 2-3 bagian depan, setelah dipastikan trakea yaitu dengan
menusukkan jarum suntik dan letakkan benang kapas tersebut. Kemudian kanul dimasukkan
dengan bantuan dilator.
Kanul difksasi dengan pita melingkar leher, jahitan kulit sebaiknya jahitan longgar agar udara
ekspirasi tidak masuk ke jaringan dibawah kulit.
Penatalaksanaan Heimlich Maneuver

suatu cara mengeluarkan benda asing yang


menyumbat laring secara total atau benda
asing ukuran besar yang terletak di
hipofaring. Prinsip mekanisme perasat
heimlich adalah dengan memberi tekanan
pada paru

Perasat heimlich ini dapat dilakukan pada


orang dewasa dan juga pada anak.

Komplikasi yang dapat terjadi adalah ruptur


lambung, ruptur hati dan fraktur iga
Teknik Heimlich Maneuver

Penolong berdiri di belakang pasien sambil memeluk badannya.


Tangan kanan dikepalkan dan dengqan bantuan tangan kiri, kedua
tangan diletakkan pada perut bagian atas.
Kemudian dilakukan penekanan pada rongga perut kearah dalam dan
kearah atas dengan hentakan beberapa kali. Diharapkan dengan
hentakan 4-5 kali benda asing akan terlempar keluar. Pada anak,
penekanan cukup dengan memakai jari telunjuk dan jari tengah kedua
tangan.
Pada pasien yang tidak sadar atau terbaring, dapat dilakukan dengan
cara penolong berlutut dengan kedua kaki pada kedua sisi pasien.
Kepalan tangan diletakkan di bawah tangan kiri di daerah epigastrium.
Dengan hentakan tangan kiri ke bawah dan ke atas beberapa kali udara
dalam paru akan mendorong benda asing keluar.

Anda mungkin juga menyukai