Anda di halaman 1dari 37

MANAJEMEN ASUHAN

KEBIDANAN DI KOMUNITAS
BAIK DI RUMAH, POSYANDU
DAN POLINDES DENGAN
FOKUS MPS

ERAVIANTI,S.Si.T, MKM
I. ASUHAN ANTENATAL
1. STANDAR ASUHAN KEBIDANAN
A. Identifikasi Ibu Hamil
B. Pemeriksaan dan pemantauan Antenatal
C. Palpasi abdominal
D. Pengelolaan anemia dalam kehamilan
E. Pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan
F. Persiapan persalinan
A. Identifikasi Ibu Hamil
Tujuan:
Mengenali dan memotivasi ibu
hamil untuk memeriksakan
kehamilannya
Pernyataan Standar
Bidan melakukan kunjungan rumah dan
berinteraksi dengan masyarakat secara
berkala untuk memberikan penyuluhan
dan motivasi ibu, suami dan anggota
keluarganya agar mendorong ibu untuk
memeriksakan kehamilannya sejak dini
dan secara teratur
Hasil Yg Diharapkan:
Ibu memahami tanda dan gejala kehamilan
Ibu, suami, anggota masyarakat menyadari
manfaat pemeriksaan kehamilan secara dini
dan teratur serta mengetahui tempat
pemeriksaan kehamilan
Meningkatnya cakupan ibu hamil yg
memeriksakan diri sebelum kehamilan 16
minggu
Prasyarat:
Bidan bekerjasama dengan toma dan kader utk
menemukan bumil dan memastikan bahwa
semua bumil telah memeriksakan kehamilannya
secara teratur
Bidan harus memahami:
Tujuan pelayanan antenatal
Tanda dan gejala kehamilan
Keterampilan berkomunikasi secara efektif
Bahan penyuluhan sudah tersedia dan sudah
siap digunakan oleh bidan
Mencatat hasil pemeriksaan pd KMS
bumil/Buku KIA dan kartu Ibu
Transportasi utk melakukan kunjungan
kemasyarakat tersedia bagi Bidan
Proses
Bidan harus:
Melakukan kunjungan rumah dan
penyuluhan masyarakat secara teratur
untuk menjelaskan tujuan pemeriksaan
kehamilan kepada bumil, suami, keluarga
maupun masyarakat
Bersama kader kesehatan mendata Bumil
serta memotivasinya agar memeriksakan
kehamilannya sejak dini (segera setelah
terlambat haid atau diduga hamil)
Melalui komunilasi dua arah dgn
beberapa kelompok kecil masyarakat,
dibahas manfaat pemeriksaan kehamilan.
Ajak mereka memanfaatkan pelayanan
KIA terdekat atau sarana kesehatan
lainnya untuk memeriksakan kehamilanya
Melalui komunikasi dua arah dgn Pamong,
Toma, Ibu, Suami, keluarga dan dukun
bayi jelaskan prosedur pemeriksaan
kehamilan yg diberikan.
Tekankan bahwa tujuan pemeriksaan
kehamilan adalah ibu dan bayi yg sehat
pada akhir kehamilan
Berikan penjelasan pd ibu ttg tanda
kehamilan dan fungsi tubuhnya.
Bimbingan kader untuk
mendata/mencatat semua ibu hamil di
daerahnya. (lakukan kunjungan rumah bg
mereka yg tidak memeriksakan
kehamilannya. Pelajari alsannya, mengapa
ibu tidak memeriksakan kehamilannya.
Perhatikan ibu bersalin g tidak pernah
memeriksakan kehamilannya. Lakukan
kunjungan rumah, pelajari alasannya.
Berikan penyuluhan dan koenseling yg
sesuai untuk kehamilan berikutnya, KB
dan penjarangan kehamilannya
Jelaskan dan tingkatkan penggunaan
KMS bumil / Buku KIA dan Kartu Ibu
Penyebab ibu yg tidak
memeriksakan kehamilannya
Ibu seringkali tidak berhak memutuskan
sesuatu, karena hal itu hak suami atau
mertua.
Fasilitas untuk pelayanan antenatal tidak
memadai, harus menunggu lama atau
perlakuan petugas yg kurang memuaskan
Beberapa ibu tidak engetahui mereka
harus memeriksakan kehamilanya
Transportasi yg sulit
Kurangnya dukungan tradisi dan keluarga
ygmengizinkan seorang wanita
meninggalkan rumah
Takhyul dan keraguan utk memeriksakan
kehamilannya ke nakes
Ketidak senangan kepada petugas
Ibu dan anggota keluarganya tidak mampu
membayar atau tidak mempunyai waktu
utk memeriksa kehamilan
Hal-hal yg harus diingat
Jika terdapat salah satu hal di atas bidan harus
bekerjasama dgn masyarakat untuk
mengembangkan strategi dalam mengatasi
masalah ini
Setiap ibu harus memeriksakan kehamilan
paling sedikit 4 kali selama kehamilan
Bekerjasama dgn setiap ibu, suami dan
keluarganya untuk membuat suatu strategi yg
memungkinkan ibu untuk melakukan perawatan
antenatal
B. Pemeriksaan dan Pemantauan Ibu hamil
Tujuan
Memberikan pelayanan antenatal berkualitas dan deteksi
dini komplikasi kehamilan
Pernyataan Standar
Bidan memberikan sedikitnya 4 kali pelayanan antenatal.
Pemeriksaan meliputi anamnesis dan pemantauan ibu
dan janin dgn seksama utk menilai apakah
perkembangan berlangsung normal. Bidan jg hrs
mengenal kehamilan risti/kelainan, khususnya anemia,
kurang gizi, hipertensi, PMS/HIV, memberikan pelayanan
imunisasi, nasehat dan penyuluhan kesehatan serta
tugas terkait lainnya yg diberikan oleh piuskesmas.
Mereka harus mencatat data yg tepat pada setiap
kunjungan. Bila ditemukan kelainan, mereka harus
mampu mengambil tindakan yg diperlukan dan
merujuknya untuk tindakan selanjutnya
Hasil
Ibu hamil mendapatkan pelayanan
antenatal minimal 4 kali selama kehamilan
Meningkatnya pemanfaatan jasa bidan
oleh masyarakat untuk deteksi dini dan
penanganan komplikasi kehamilan
Bumil, suami, keluarga dan masyarakat
mengetahui tanda bahaya kehamilan dan
tahu apa yg harus dilakukan
Mengurus transportasi rujukan jika
sewaktu2 terjadi kedaruratan
Prasyarat
Bidan mampu memberikan pelayanan antenatal
berkualitas, termasuk penggunaan KMS ibu
hamil dan kartu pencatatan hasil pemeriksaan
(kartu ibu)
Alat utk pelayanan ANC tersedia dalam keadaan
baik dan berfungsi
Tersedia obat dan bahan lain misalnya vaksin,
tablet Fe dan asam folat dan alat pengukur Hb
sahli
Menggunakan KMS ibu hamil/buku KIa , kartu
ibu
Terdapat sistem rujukan yg berfungsi dgn baik.
Proses
Bidan Harus:
Bersikap ramah, sopan dan bersahabat pd
setiap kunjungan
Pada kunjungan pertama Bidan
Menanyakan anamnesis riwayat dan mengisi KMS
ibu hamil/Buku KIA dan kartu ibu secara lengkap
Memastikan bahwa kehamilan itu diharapkan
Tentukan TP, jika HPHT tidah diketahui, tanyakan
kapan pertama kali merasakan gerakan janin dan
cocokkan dgn hasil pemeriksaan TFU
Memeriksa HB
Berikan Imunisasi TT
Pada setiap kunjungan bidan harus:
Menilai keadaan umum (fisik) dan psikologis ibu hamil
Memeriksa urine utk tes protein dan glukosa urine
atas indikasi. Bila ada kelainan rujuk
Mengukur BB dan LILA
Jika BB naik > kg perminggu segera rujuk
Mengukur TD
Periksa Hb pd kunj pertama dan pd kehamilan 28 mg
atau lebih sering jika ada tanda2 anemia
Tanyakan apakah bumil meminum tablet tambah
darah.Tanyakan dan periksa gejala PMS
Tanyakan bumil apakah merasakan (perdarahan,
nyeri epigastrium, sesak nafas, nyeri perut, demam)
Lakukan pemeriksaan fisik bumil secara lengkap.
Ukur TFU dgn cm (sesudah kehamilan > 24 mg)
Tanyakan apakah janin sering bergerak dan dengarkan
DJJ.
Berikan nasehat ttg cara perawatan diri selama
kehamilan, perawatan payudara, kurang gizi dan anemia
Dengarkan keluha ibu dgn penuh minat dan beri
nasehat, rujuk jika perlu
Bicarakan ttg tempat persalinan, persiapan transportasi
utk rujukan ila diperlukan. Beri nasehat ttg persiapan
persalinan
Catat semua temuan pada KMS ibu hamil/Buku KIA dan
kartu ibu. Pelajari semua temuan untuk menentukan
tindakan selanjutnya
Hal2 yg harus diingat

Segera rujuk jika ditemukan kelainan yg


memerlukan pemeriksaan lanjutan
Tindak lanjut setiap rujukan
Rujukan sebaiknya dilakukan tepat waktu,
untuk menghindari komplikasi
c. Palpasi Abdominal
Tujuan
Memperkirakan usia kehamilan, pemantauan
pertumbuhan janin, penentuan letak posisi dan
bagian bawah janin
Pernyataan Standar
Bidan melakukan pemeriksaan abdomen dgn
seksama dan melakukan palpasi utk
memperkirakan usia kehamilan. Bila umur
kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian
terendah, masuknya kepala janin ke dalam
rongga panggul untuk mencari kelainan serta
melakukan rujukan tepat waktu
Hasil:
Perkiraan usia kehamilan yg lebih baik
Diagnosis dini kelainan letak dan
merujuknya sesuai dgn kebutuhan
Diagnosis dini kehamilan ganda dan
kelainan lain serta merujuknya sesuai dgn
kebutuhan
Prasyarat
Bidan telah di didik ttg prosedur palpasi
abdominal yg benar
Alat tersedia dalam kondisi baik
Menggunakan KMS ibu hamil/Buku KIA
dan kartu ibu utk pencatatan
Adanya sistem rujukan yg berlaku bagi
bumil yg memerlukan

Proses
Pemeriksaan yg memerlukan pemeriksaan
lanjutan adalah seperti:

TFU berbeda dgn usia kehamilan dalam


minggu
Kelainan letak, bokong, let-li
DJJ < 100 x /menit atau > 160 x / menit
atau iramanya tdk teratur
Gerak janin lemah atau menurun (< 10 x
dlm 12 jam) pd bulan terakhir kehamilan
Cairan amnion berlebihan (dinding perut
bulat dan mengkilap) atau berkurang
(bagian janin mudah terlihat dari luar)
d. Pengelolaan Anemia pada kehamilan
Tujuan:
Menemukan anemia pd kehamilan secara
dini dan melakukan tindak lanjut yg
memadai utk mengatasi anemia sebelum
persalinan berlangsung
Pernyataan Standar
Bidan melakukan tindakan pencegahan,
penemuan, penanganan dan atau rujukan
semua kasus anemia pd kehamilan sesuai
dgn ketentuan yg berlaku
Hasil
Ibu hamil dengan anemia berat segera
dirujuk
Penurunan jumlah ibu melahirkan dengan
anemia
Penurunan jumlah bayi baru lahir dengan
BBLR
Prasyarat:
Ada pedoman pengelolaan anemia pada
kehamilan
Bidan mampu :
Mengenali dan mengelola anemia pada kehamilan
Memberikan penyuluhan gizi untuk mencegah anemia
Alat utk mengukur kadar Hb yg berfungsi baik
Tersedia tablet zat besi dan asam folat
Obat cacing
Menggunakan KMS ibu hamil/Buku KIA/Kartu
Ibu

Proses
PROSES MANAJEMEN
ASUHAN KEBIDANAN

Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan


Menginterpretasikan data
Mengidentifikasi diagnosa/masalah potensial
Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera
Menyusun rencana asuhan
Melaksanakan asuhan
Mengevaluasi keefektifan pelaksanaan rencana
asuhan.
Langkah 1 :

Mengumpulkan semua data yang


dibutuhkan baik melalui anamnesa maupun
pemeriksaan untuk menilai keadaan klien
secara menyeluruh.
Langkah II :

Menginterpretasikan data dengan


tepat untuk mengidentifikasi
Diagnosa atau masalah
Diagnosa Kebidanan :

Kehamilan Normal Anemia Berat


Partus Normal Atonia Uteri
Syok Postpartum Normal
Abortus Infeksi Mammae
Solutio Placenta Pembengkakan
Mammae
Langkah III :

Mengidentifikasi diagnosa atau masalah


potensial/mungkin timbul agar dapat di
antisipasi penanganannya
Langkah IV:

Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan


segera, sehingga segera dapat direncanakan
untuk melakukan tindakan, konsultasi, atau
kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain
sesuai dengan kondisi klien.
Langkah V :

Menyusun rencana asuhan secara


menyeluruh dengan tepat dan rasional
sesuai langkah langkah sebelumnya.
Langkah VI:

Pelaksanaan asuhan yang telah direncanakan


dengan memperhatikan efisiensi dan
keamanan tindakan.
Langkah VII:

Melakukan evaluasi efektivitas pelaksanaan


rencana asuhan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai