KEBIJAKAN PROG.

ELIMINASI
FILARIASIS DI INDONESIA

Dr. I Nengah Darna, M. Kes

Kepala subdirektorat Filariasis
& Schistosomiasis
Ditjen PP & PL Depkes RI
 FILARIASIS
PENYAKIT MENULAR MENAHUN DISEBABKAN
CACING FILARIA , DITULARKAN BERBAGAI
JENIS NYAMUK
TERSEBAR LUAS DI PEDESAAN , PERKOTAAN
TERUTAMA DI PEDESAAN
BILA TIDAK ADA INTERVENSI PROG,
MENIMBULKAN KECACATAN MENETAP,
STIGMA SOSIAL, GANGGUAN PSIKOLOGIS, &
EKONOMI
MENURUNKAN KUALITAS SDM
 Situasi Filariasis Di Indonesia

- Rata-rata Proporsi Slide Positif Mf 19 %

(4 site survey diperiksa tiap kab/kota)

- Sampai th. 2008, 304 Kab/Kota endemis filariasis

(64,54%)
Jumlah pdd. di daerah endemis beresiko tertular
filariasis (at risk) 125 juta

- Kasus kronis s/d th 2008, kumulatif 11.473 dari

378 Kab./Kota, Dari th ke th kasus dilaporkan
meningkat krn
- surveilans kasus filariasis
- pengetahuan dan ketrampilan petugas
- advokasi & sosialisasi
Situasi Filariasis Di Indonesia

- Cakupan MDA
th 2006, 5.325.106 pdd di 77 Kab/Kota
th 2007 , 8.411.263 pdd di 94 Kab/Kota
th 2008 , 12.310.959 pdd di 97 Kab/Kota

- Rencana MDA
th 2009, 50 juta pdd di 200 Kab/Kota
@ ELIMINASI Filariasis
Waktu, Tempat & Orang

@ Pemberantasan (Control)

@ Eradikasi
Membikin penyakit menjadi nol
Misal, Polio

@ Reduksi
Menekan penyakit, sampai batas
minimal, tapi bisa muncul kembali
bila lingkungan tidak memadai
Misal, kecacingan ,diare dll
 P E N Y E B A B FILARIASIS
3 SPESIES CACING filaria

Mf dari spesies Wuchereria bancrofti Mf dari spesies Brugia malayi

Mf dari spesies Brugia timori

Gambar Cacing Dewasa
Filaria di Sal & Klj Limfe
 NYAMUK PENULAR
FILARIASIS

Semua nyamuk dpt jadi vektor penular filariasis !!

(saat ini sdh diketahui 23 spesies nyamuk dari 5 genus yaitu
Anopheles, Aedes, Armigeres, Culex & Mansonia).
 DAERAH ENDEMIS FILARIASIS
DAERAH ENDEMIS FILARIASIS S/D
TH.
S/D 2007
TH. 2007

AR 64,54%
 PETA DISTRIBUSI GLOBAL FILARIASIS

Dunia : 5 Endemic Region Afrika,South East Asia (Indonesia),

Eastern Mediterenian,Western Pacifik and Amerika
1,1 Miliyar population at risk yang harus mendapatkan MDA
118 juta kasus (1 juta Cryptic Infection,
74 juta Asymptomatic,
27 juta Hydrocele
16 juta Lymphoedema)
 ELIMINASI FILARIASIS
(PENYAKIT KAKI GAJAH)

WHA TH 1997

KOMITMEN GLOBAL WHO TH2000

The Global Goal of Elimination of Lymphatic Filariasis
as a Public Health Problem by the year 2020

KOMITMEN NASIONAL
Program Prioritas PPM & PL th 2002
Pencanangan oleh Menteri Kesehatan RI : 8 April 2002
 Tujuan Eliminasi
Filariasis
Tujuan Umum :
Filariasis tidak menjadi masalah dalam kesht masy

Tujuan Khusus :
Menurunnya Prevalensi /Micro Filaria (MF) rate < 1%
setelah minimal 5 kali MDA
Menurunnya serangan akut pada pend. kasus kronis
Tidak bertambahnya kasus kronis baru
Mencegah dan membatasi kecacatan
 KEBIJAKAN
1. Eliminasi Filariasis merupakan prioritas
nasional pemberantasan penyakit menular.
2. 2 kegiatan pokok dl Eliminasi:
- MDA didaerah endemis
- Penatalaksanaan kasus klinis (Mandiri)
3. Satuan lokasi MDA (Implementation
Unit) adalah kabupaten / kota.
4. Mencegah penyebaran filariasis antar kab,
prop dan negara.
 CARA PEMBERIAN OBAT
MDA (DEC, Albendazole & Paracetamol) dosis
tunggal, diminum sekali setahun, minimal 5 th.
Dosis DEC 6 mg/kg BB, Albendazole 400 mg untuk
semua gol. umur &Paracetamol 10 mg/Kg BB.
Obat diminum sesudah makan, di depan petugas.
Untuk memudahkan pemberian obat
dimasy, dosis obat berdasarkan kelompok
umur.
Kelompok Umur DEC Albendazole Paracetamol
(Tahun) (100 mg) (400 mg) (500 mg)
(Tablet) (Tablet) (Tablet)
2-5 1 1 0,25
6 - 14 2 1 0,5
> 14 3 1 1
PETA PELAKSANAAN MDA TH. 2007
Sp dg Agust 2008 tcatat minimal 11.473 Kasus
kronis filariasis yg dilaporkan daerah, tersebar di
378 Kab/kota. (Yg belum terlaporkan ???)
 SITUASI MIKROFILARIA RATE
DI INDONESIA

ISLAND MIKROFILARIA RATE (%)

SUMATERA 1,00 - 18,50

KALIMANTAN 1,00 - 26,00
JAWA+BALI+NTB 1,00 - 9,20
SULAWESI 1,10 - 28,21
MALUKU + PAPUA + IJB +
1,14 - 38, 57
NTT + MALUT
RATA-RATA INDONESIA 1,00 - 38,57 (19,78)
 KEMITRAAN
Dengan Depdagri, Depdiknas, Depag, TNI & Kepolisian,
Org. Profesi (IDI, P4I, dll), Universitas, Donor Internasional
(WHO),NGO, ORMAS Keagamaan (Aisyiyah, Fathayat,
Misionaris, dll), PKK, Swasta (Perusahaan
perkebunan,pertambangan) dll

Peran/Bentuk Kemitraan
- Penggalangan sumber dana nasional,internasional
- Sosialisasi , advokasi, training
- Penemuan kasus & Penentuan daerah endemis
- Pengobatan massal & tatalaksana kasus
- Monitoring & Evaluasi
- Pengendalian vektor
- Penelitian & Pengembangan program
 Tindak Lanjut Kemitraan
Depkes - Depdagri

Legal aspek Srt Edaran

Mendagri

Advokasi Pertemuan lintas

sektor
 GEJALA KLINIS FILARIASIS
I. Gx Klinis Brugia
a. Gx. Acute
Mual, muntah, pusing, nyeri otot
demam, Lymphangitis, Lymphadenitis,
ADL, Abses
b. Gx. Kronis
Limfedema lengan bawah, kaki bag
bawah, siku / lutut masih normal.
II. Gx Klinis Bancrofti
a. Gx. Acute tidak jelas
b. Gx. Kronis
Limfedema seluruh lengan, kaki,
kelamin, mammae.
 PERAWATAN KASUS KLINIS
FILARIASIS
A. Perawatan kasus akut
- Istirahat
- Obat Simptomatik
- bersihkan dengan air bersih dan sabun
- Salep u/k luka-luka
- DEC dosis standar
B. Perawtan kasus kronis
- perawatan mandiri bersihkan anggota tubuh yang
bengkak dengan air bersih dan sabun minimal satu
kali sehari sebelum tidur.
- Khusus Hidrokel dan Limfodema scrotum dapat
dioperasi.
PENDERITA LIMFEDEMA
(Kaki Gajah)
 PENDERITA LIMFEDEMA
(Kaki Gajah)

TIDAK HANYA
DI KAKI DAN
KEMALUAN !!!
Juga dapat
menyerang
lengan,payu
dara
Penderita Hidrokel
Limfedema Payudara
 SOLUSI
PARTISIPASI AKTIF MASYARAKAT
PHBS (Perilaku Hidup Bersih & Sehat)
serta
Lingkungan sehat

KERJA SAMA LINTAS SEKTOR