Pemadam Kebakaran Kelompok 3
Pemadam Kebakaran Kelompok 3
Kelompok 3
Angga Erlangga
Euis Riska Yunita
Hasan Abdul Rohman
Kebakaran
Kebakaran a. Oksigen
Oksigen atau gas O2 yang terdapat diudara bebas
( O2 ), Panas dan listrik, pusat energi mekanik, pusat reaksi kimia dan
sebagainya.
c. Bahan yang mudah terbakar ( Bahan bakar )
Material yang Bahan tersebut memiliki titik nyala rendah yang
merupakan temperatur terendah suatu bahan untuk
mudah terbakar dapat berubah menjadi uap dan akan menyala bila
tersentuh api. Bahan makin mudah terbakar bila
( bahan bakar ). memiliki titik nyala yang makin rendah. Dari ketiga
unsur unsur di atas dapat digambarkan pada segitiga
api.
Proses kebakaran berlangsung melalui beberapa tahapan, yang
masing masing tahapan terjadi peningkatan suhu, yaitu
perkembangan dari suatu rendah kemudian meningkat hingga
mencapai puncaknya dan pada akhirnya berangsur angsur menurun
sampai saat bahan yang terbakar tersebut habis dan api menjadi mati
atau padam. Pada umumnya kebakaran melalui dua tahapan, yaitu :
a. Tahap Pertumbuhan ( Growth Period )
b. Tahap Pembakaran ( Steady Combustion )
Pada suatu peristiwa kebakaran, terjadi perjalanan yang arahnya
dipengaruhi oleh lidah api dan materi yang menjalarkan panas. Sifat
penjalarannya biasanya kearah vertikal sampai batas tertentu yang
tidak memungkinkan lagi penjalarannya, maka akan menjalar kearah
horizontal. Karena sifat itu, maka kebakaran pada gedung gedung
bertingkat tinggi, api menjalar ketingkat yang lebih tinggi dari asal api
tersebut.
Saat yang paling mudah dalam memadamkan api adalah pada
tahap pertumbuhan. Bila sudah mencapai tahap pembakaran,
api akan sulit dipadamkan atau dikendalikan.
Kemajuan
Alam Perkembangan
Teknologi
Penduduk
Matahari
Gempa Ulah manusia :
bumi Listrik sengaja
Petir Biologis tidak sengaja
Kimia awam
Gunug
( ketidakpahaman )
merapi
Penyebab kebakaran dapat dilihat secara mendalam dari beberapa faktor berikut di
bawah ini :
b. Faktor Fisik
1. Keterbatasan jumlah personil dan unit pemadam kebakaran serta peralatan.
2. Kondisi gedung, terutama gedung tinggi yang tidak teratur.
3. Kondisi lalu lintas yang tidak menunjang pelayanan penanggulangan bahaya
kebakaran.
Pola Meluasnya Kebakaran
Dari segi cara api meluas dan menyala, yang menentukan ialah
meluasnya kebakaran. Bedanya antara kebakaran besar dan kebakaran kecil
sebetulnya hanya terletak pada cara meluasnya api tersebut.
Perhitungan secara kuantitatif tentang cara meluasnya kebakaran sukar
untuk ditentukan. Tetapi berdasarkan penyelidikan penyelidikan, kiranya
dapat diperkirakan pola cara meluasnya kebakaran itu sebagai berikut :
a. Konveksi ( Convection ) atau perpindahan panas karena pengaruh
aliran, disebabkan karena molekul tinggi mengalir ke tempat yang
bertemperatur lebih rendah dan menyerahkan panasnya pada molekul yang
bertemperatur lebih rendah.
Panas dan gas akan bergerak dengan cepat ke atas ( langit langit atau
bagian dinding sebelah atas yang menambah terjadinya sumber nyala yang
baru ).
Panas dan gas akan bergerak dengan cepat melalui dan mencari lubang
lubang vertikal seperti cerobong, pipa pipa, ruang tangga lubang lift, dsb.
b. Konduksi ( Conduction ) atau perpindahan panas
karena pengaruh sentuhan langsung dari bagian temperatur
tinggi ke temperatur rendah di dalam suatu medium.
Panas akan disalurkan melalui pipa pipa besi, saluran
atau melalui unsur kontruksi lainnya diseluruh bangunan.
Karena sifatnya meluas, maka perluasan tersebut dapat
mengakibatkan keretakan di dalam kontruksi yang akan
memberikan peluang baru untuk penjalaran kebakaran.
c. Radiasi ( Radiation ) atau perpindahan panas yang
bertemperatur tinggi kebenda yang bertemperatur rendah bila benda
dipisahkan dalam ruang karena pancaran sinar dan gelombang
elektromagnetik. Permukaan suatu bangunan tidak mustahil terbuat dari
bahan bahan bangunan yang bila terkena panas akan menimbulkan api.
Penanggulangan Kebakaran
B. Tepung Kimia
Menurut kelas kebakaran yang dipadamkan tepung kimia dibagi menjadi sebagai
berikut :
1. Tepung kimia reguler (untuk kebakaran kelas B dan C).
Misalnya : Purple K, Plus 50 C, Monnex, Super K.
2. Tepung kimia serbaguna (multipurpose), untuk kebakaran kelas ABC. Misalnya
:Monoamonium Phosphate (MAP).
3. Tepung khusus untuk kebakaran logam (kelas D), misalnya : Met-L-X, TEC, Lith X
Powder dll.
Ciri-ciri tepung kimia (dry powder) adalah :
1. Butiran relatif seragam dengan diameter 15-60 mikron,
2. Tidak beracun
3. Untuk mencegah sifat higrokopis (mengisap air) dan penggumpalan,
serta untuk memberikan daya pengaliran yang lebih baik, maka ditambah
logam stearate serta bahan-bahan tambahan (additives tambahan).
4. Walaupun cocok untuk kebakaran kelas C (listrik), tetapi dapat merusak
instalasi atau peralatan elektronik karena meninggalkan kotoran/kerak.
5. Bagi manusia, segi bahayanya adalah dapat merusak pandangan dan
mengganggu pernafasan.
Alat Pemadam Api Ringan (APAR) adalah : suatu peralatan ringan yang berisi
tepung, cairan atau gas yang dapat disempurnakan bertekanan, untuk tujuan
pemadaman kebakaran
Dayaguna (effisiensi) dan hasil guna (efektivitas) penggunaan APAR tergantung
pada beberapa faktor, yaitu :
4. APAR cocok terhadap api yang mungkin timbul.
5. APAR diletakan secara tepat dan dalam keadaan siap pakai (in working order).
6. Kebakaran ditemukan pada saat masih cukup kecil untuk dipadamkan dengan
APAR.
7. Kebakaran ditemukan oleh orang yang siap, mau dan mampu mempergunakan
APAR tersebut
TERIMA KASIH