Anda di halaman 1dari 39

Kematian pada Sepasang Suami

Istri di Ruang Tertutup


Kelompok D1
Christofher Sitanganga102012281
Manda Setyo Wulandari102013008
Zaneta Fajar102013129
Agnes Dua Nurak102013214
Ester Rita102013284
Wiyogo102013332
Tri Angela102013404
Shella 102013428
Ferdinan Sibarani102013451
Skenario 2
Suatu hari anda didatangi penyidik dan
diminta untuk membantu mereka dalam
memeriksa tempat kejadian perkara. Menurut
penyidik, TKP adalah sebuah rumah yang cukup
besar milik seorang pengusaha perkayuan yang
terlihat sukses. Tadi pagi si pengusaha dan
istrinya ditemukan meninggal dunia di dalam
kamarnya yang terkunci didalam. Anaknya yang
pertama kali mencurigai hal itu (pukul 08.00)
karena si ayah yang biasanya bangun untuk lari
pagi, hari ini belum keluar dari kamarnya. Dia
bersama dengan pak RT melaporkan ke polisi.
Skenario 2
Lanjutan
Penyidik telah membuka kamar tersebut dan
menemukan kedua orang tersebut tiduran di
tempat tidurnya dan dalam keadaan mati. Tidak
ada tanda-tanda perkelahian di ruangan tersebut,
segalanya masih tertata rapi sebagaimana biasa,
tutur anaknya. Dari pengamatan sementara tidak
ditemukan luka-luka pada kedua mayat dan tidak
ada barang yang hilang. Salah seorang penyidik di
telepon oleh petugas asuransi bahwa ia telah
dihubungi oleh anak si pengusaha berkaitan
dengan kemungkinan klaim asuransi jiwa
pengusaha tersebut.
Aspek Hukum Pidana & Prosedur Medikolegal

Aspek Hukum Pidana Prosedur Medikolegal


Diatur dalam : Diatur dalam :
Pasal 89 KUHP Pasal 133 KUHP
Pasal 338 KUHP Pasal 179 KUHP
Pasal 339 KUHP Pasal 180 KUHP
Pasal 340 KUHP Pasal 183 KUHP
Pasal 351 KUHP Pasal 184 KUHP
Pasal 353 KUHP
Pasal 216 KUHP
Pasal 354 KUHP
Pasal 222 KUHP
Pasal 355 KUHP
Pasal 224 KUHP
Pasal 356 KUHP
Pasal 522 KUHP
Prosedur Medikolegal
Pemberian
keterangan ahli pada
pemeriksaan masa sebelum
Pengadaan persidangan dan
kedokteran
visum et pemberian
terhadap keterangan ahli
repertum tersangka dalam persidangan

Tentang
Tentang fitness/kompetens
Kaitan visum penerbitan surat i pasien untuk
et repertum keterangan menghadapi
dengan kematian dan pemeriksaan
rahasia surat keterangan penyidik
medis
kedokteran
Thanatologi
Tanatologi adalah bagian dari Ilmu Kedokteran Forensik yang mempelajari
hal-hal yang berkaitan perubahan yang terjadi pada tubuh setelah terjadi
kematian dan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan tersebut.

Kegunaan:

Menetapkan hidup atau matinya korban

Memperkirakan lama kematian korban

Menentukan wajar atau tidak wajarnya kematian korban


Jenis Kematian

Mati Somatis Mati Suri Gangguan Mati seluler kematian


Terhentinya fungsi SSP, yang terdapat pada organ atau jaringan tubuh
syst kardiovaskular & syst ketiga sistem bersifat yang timbul beberapa saat
pernapasan yang menetap sementara. setelah kematian somatis.

Mati serebral Kematian akibat Mati otak Kematian dimana bila telah
kerusakan kedua hemisfer otak yang terjadi kerusakan seluruh isi neuronal
irreversible intrakranial yang irreversible
Tanda Kematian
Tidak Pasti
1. Pernapasan berhenti.
2. Terhentinya sirkulasi nadi karotis tidak teraba.
3. Kulit pucat.
4. Tonus otot menghilang dan relaksasi.
5. Pembuluh darah retina mengalami segmentasi
beberapa menit setelah kematian.
6. Pengeringan kornea
Tanda Kematian Pasti

1. Lebam mayat
2. Kaku mayat
3. Penurunan suhu tubuh
4. Pembusukan
5. Adipocere
6. Mummifikasi
Tanda kematian pasti

Livormortis (lebam mayat)


bercak atau noda besar merah kebiruan/ merah ungu
(livide) pada lokasi terendah tubuh mayat. Menetap 8-12
jam.

Penyebab bercak makin lama semakin meluas dan


menetap:
Ekstravasasi dan hemolisis sehingga hemoglobin keluar.
Kapiler sebagai bejana berhubungan.
Lemak tubuh mengental saat suhu tubuh menurun.
Pembuluh darah oleh otot saat rigor mortis.
Lima warna lebam mayat
merah kebiruan normal lebam

merah terang menandakan keracunan CO, keracunan CN, atau suhu


dingin

merah gelap asfiksia

Biru keracunan nitrit

Coklat keracunan aniline


Kaku mayat (rigor mortis)

Cadaveric spasme
atau instantaneous Heat Stiffening Cold Stiffening
rigor
kekakuan pada kekakuan yang kekakuan yang
sekelompok otot terjadi akibat suhu terjadi akibat suhu
dan kadang-kadang tinggi, misalnya rendah
pada seluruh otot pada kasus
segera setelah kebakaran
terjadi kematian
somatis dan tanpa
melalui relaksasi
primer
Penurunan suhu tubuh (algormortis)

penurunan suhu tubuh mayat akibat


terhentinya produksi panas dan terjadinya
pengeluaran panas secara terus- menerus
disebabkan perbedaan suhu antara mayat
dengan lingkungannya
Pembusukan (dekomposisi)

proses degradasi jaringan terutama protein


akibat autolisis dan kerja bakteri pembusuk
terutama Klostridium welchii.
Syarat terjadinya degradasi jaringan yaitu
adanya mikroorganisme dan enzim proteolitik
telah terjadi setelah kematian seluler dan baru
tampak oleh kita setelah kira-kira 24 jam
kematian
Tanda pembusukan
wajah dan bibir membengkak
mata menonjol
lidah terjulur, lubang hidung dan mulut
mengeluarkan darah
lubang lainnya keluar isinya seperti feses (usus),
isi lambung, dan partus (gravid), badan gembung
bulla atau kulit ari terkelupas, aborescent
pattern/ marbling yaitu vena superfisialis kulit
berwarna kehijauan
pembuluh darah bawah kulit melebar dinding
perut pecah, skrotum atau vulva
membengkak, kuku terlepas, rambut terlepas,
organ dalam membusuk, dan ditemukannya
larva lalat 36-48 jam pasca kematian
kematian dapat kita perkirakan dengan cara
mengukur panjang larva lalat
Faktor yang mempengaruhi cepat-
lambatnya pembusukan mayat
Mikroorganisme bakteri pembusuk
Suhu optimal yaitu 21-370C mempercepat
pembusukan.
Kelembaban udara yang tinggi mempercepat
pembusukan.
Bayi, anak-anak dan orang tua lebih lambat
terjadi pembusukan.
Konstitusi tubuh. Tubuh gemuk lebih cepat
membusuk daripada tubuh kurus.
Sifat medium. Udara: air: tanah(1:2:8).
Keadaan saat mati. Oedem akan mempercepat
pembusukan. Dehidrasi memperlambat
pembusukan.
Penyebab kematian. Radang, infeksi, dan
sepsis mempercepat pembusukan. Arsen,
stibium dan asam karbonat memperlambat
pembusukan.
Seks. Wanita baru melahirkan (uterus post
partum) lebih cepat mengalami pembusukan.
Adipocere (lilin mayat)

keadaan dimana tubuh mayat mengalami


hidrolisis dan hidrogenisasi pada jaringan
lemaknya, dan hidrolisis ini dimungkinkan oleh
karena terbentuknya lesitinase, suatu enzim
yang dihasilkan oleh Klostridium welchii, yang
berpengaruh terhadap jaringan lemak
Pemeriksaan Mayat pada
Kematian Akibat Keracunan
Pemeriksaan Luar
petunjuk racun yang telah ditelan korban.
Bau: Pakaian, lubang hidung, mulut, rongga badan

bercak-bercak tercecernya racun


Pakaian: Perhatikan perluasannya

kelainan warna
Lebam mayat:
menemukan luka bekas suntikan
Kulit:
Suatu tanda kematian akibat racun.
Perubahan kulit:
identifikasi racun
Kuku:
Identifikasi racun
Rambut:
perubahan warna sclera
Sklera:
Pemeriksaan Dalam
Inspeksi in situ:
otot-otot & alat-alat dalam.

Pemeriksaan darah:
Perhatikan warna darah
coklat kemerahan gelap: racun hemolisis
Bercak-cercak darah: racun trombosit.
Cair & tdk beku: racun penyebab kematian cepat
Lidah:
Lihat ada/tidak noda obat, tablet, kapsul atau zat korosif.

Esofagus:
Lihat ada/tidak regurgitasi & selaput lender hiperemi atau korosif.

Epiglotis & glottis:


Lihat ada/tidak hiperemi, edema

Paru-paru:
Tidak spesifikperbendungan.

Lambung & usus dua belas jari:


Lambng: lihat warna, isi, selaput lender (hiperemi atau nekrosis)

Usus-usus:
Diikat agar isi tidak keluar.
Hati:
Lihat degenerasi lemak atau nekrosis
Ginjal:
Racun masuk perubahan degeneratif
Urin:
diambil keseluruhan dari
Otak:
Lihat ada/tidak perdarahan kecil-kecil dalam otak.
Jantung:
degenerasi sel otot-otot jantung sehingga menjadi lunak, berwarna merah pucat, atau coklat
kekuning-kuningan & ventrikel mulai melebar.
Limpa:
perbendungan akut
Empedu:
bahan mendeteksi morfin, heroin dsb.
Jaringan lemak:
Racun diasbsorbsi baik keluar ke darah
Jaringan sekitar tempat suntikan:
Dicurigai keracunan akibat suntikan.
Rambut dan kuku:
kecurigaan keracunan arsen.
PEMERIKSAAN LAIN
Pemeriksaan Di Tempat Kejadian
membantu menentukan penyebab kematian
dan cara kematian
mengumpulkan keterangan sebanyak mungkin
dan sedetail-detailnya
Perhatikan bila ada hal-hal yang mecurigakan
disekitar korban seperti surat wasiat dan
sebagainya
Temukan barang bukti
Pemeriksaan Di Tempat Kejadian
Membantu Penyebab kematian
Cara kematian
menentukan
Kumpulkan Pola korban sewaktu hidup
Riwayat kesehatan pada saat hidup
keterangan
Perhatikan hal Surat wasiat

mencurigakan
Temukan Muntahan
Darah
barang bukti Suntikan dll
pengambilan bahan

Analisis Toksikologi pemeriksaan toksikologik

wadah bahan
pemeriksaan toksikologik

bahan pengawet

cara pengiriman
Pengambilan Bahan Pemeriksaan Toksikologik

Darah
Jantung kiri & kanan secara terpisah 50 ml (per jtg)
Darah tepi 30-50 ml, dari vena iliaka komuni

Urin
Hasil eksresi racun diambil keseluruhan spot test (pendahuluan)

Bilasan lambung
Diambil keseluruhan

Usus
Diambil dengan diikat.
Pengikatan pada usus tiap 60 cm l
Pengikatan : batas usus halus & usus besar & anatar usus besar & poros usus.

Hati
Detoksifikasi racun ambil keseluruhan

Empedu
Jangan dibukamencegah aliran ke hati

Ginjal
Kedua-duanya diambil

Otak
Diambil keseluruhan
Uji Tambahan
Pemeriksaan
Histopatologi Penentuan COHb
Intoksikasi
Masing-masing Alkohol dan larutan Uji difusi alkali
organ diambil garam jenuh pada COHb saturasi 20%
sediaan sebesar 2 x sample padat atau pink selama
2 x1 cm kubik dan organ. beberapa detik,
difiksasi dalam NaF 1% dan Na 1 menitcoklat
formalin10%. sitrat untuk kehijauan.
sample cair.
Natrium benzoate
dan phenyl
mercuric nitrate
untuk pengawet
urine
Uji Tambahan
Uji Formalin (Eachlolz- Pemeriksaan kuantitatif
Liebmann) CO
tambahkan formalin Gettler-Freimuth
40% Spektrofotometrik
COHb 25% koagulat Kromatografigas
berwarna merah yang
mengendap pada dasar
tabung dalam darah juga
dapat melalui
penentuan secara
spektroskopis
Uji Tambahan
Dengan kertas saring

Larutan KCl Natrium HO3

Beri lar KCL Berikan larutan asam Beri larutan HO3 1%


keringkan dan pikrat jenuh + satu + larutan kanji 1%
dipotong potong tetes isi lambung keringkan +ludah
kecil. /darah korban (+) biru, (ragu) biru
Celupkan ke dalam kering + teteskan muda, (-) merah
darah korban (+) Na2CO3 10% muda
merah terang karena Hasil positif warna
terbentuk ungu.
sianmethemoglobin
Jenis-jenis
Keracunan yang
Menyebabkan
Kematian
Keracunan bahan pembunuh serangga Pemeriksaan luar: Pemeriksaan
Insektisida sering & mudah didapatkan 1. Luka bakar kimiawibercak berwarna coklat, toksikologi:
(golongan karbamat) mencekung kulit sekitar mulut atau tempat lain darah, isi
kematian: bunuh diri. 2. Warna lebam mayat : biru gelap & ujung jari & lambung dan
kuku yang kebiru-biruan. jaringan hati.
pemeriksaan dalam:
1. perbendungan alat dalam.
2. Lambung: terdapat dua lapisan cairan lapisan
carian lambung & lapisan larutan insektisida.

Keracunan gas tidak berwarna, tidak Matiwaktu singkat lebam mayat berwarna Diagnosis
karbon berbau & tidak merangsang merah terang (ikatan CO-Hb darah> 20%-30% keracunan gas
Monoksida selaput lendir, sedikit lebih saturasi) CO dapat
ringan dari udara mudah Pemeriksaan Lab. Sederhana: pengenceran alkali ditegakan
menyebar atau percobaan formalin dengan
Kematian: gangguan anoksi jaringan otak bantuan hasil
Pemeriksaan dalam: bintik perdarahan pda otak pemeriksaan
atau gambaran infark TKP.

Keracunan sangat toksik takaran kecil Tertelan rusaknya system enzim pernapasan sel Pemeriksaan
Sianida kematian cepat oksigen tdak terlepas oxy-Hb kadar oxy-Hb toksikologii:
Kematian: bunuh diri, tinggi lebam mayat warna merah terang darah dan isi
pembunuhan, kecelakan Lab, Pemeriksaan: bau khas CN (bau amandel) lambung.
penyemprotan (fumigasi)
pertanian & penyemprotan
gudang-gudang kapal
Keracunan Arsen racun : membunuh Akut: Pemeriksaan
Kecelakaan: industry pemeriksaan luar: dehidrasi hebat toksikologi:
& pertainian Pemeriksaan dalam: kelainan saluran pencernaan darah, isi
Tidak mecurigakan perdarahan submukosa, erosi, & ulserasimasa lambung & urin
gejala gangguan berupa bubuk putih Kronik: rambut,
gastrointestinal Kronik: kuku & tulang
Pemeriksaan luar: kelainan pigmentasi kulit, garis positif.
putih kuku tubuh kaheksia
Pemeriksaan dalam: kelainan saluran pencernaan
ringan.
Kelainan histologic degenerative hati dan ginjal.

Keracunan sedative, hipnotik, Kematian depresi pada pusat pernapasan Pemeriksaan


Barbiturat antikonvulsan, hipoksia toksikologi:
anestetik atau Pemeriksaan luar: lebam mayat akan berwarna darah& urin, isi
kombinasi gelap. lambung
(pirazolon, saisilat Pemeriksaan dalam: (pendahuluan)
& para-aminofenol) 1. perbendungan alat dalam,
potensiasi efek 2. paru edmatosus,
analgetik 3. busa halus di saluran pernapasan, bintik-bintik
Kematian: bunuh perdarahan substansi otak,
diri atau kecelakaan 4. lambung mngkin ada sisa obat.
dosis berlebihan.
Keracunan Obat Pemeriksaan luar : bekas suntikan baru/lama. Pemeriksaan
Narkotika menghilangnyeri & semasa hidupnya suntik pembesaran kelenjar toksikologi:
menyebabkan limfe regional. darah, urin,
keadaan stupor tattoo cairan empedu,
Kematian: sering Kematian akibat: depresi pernafasan. suntikan, nasal
disebabkan Pemeriksaan : kelainan paru pembendungan swab bila
kecelakaan hebat & edema. dengan sniffing,
isi lambung
Asuransi Jiwa
Tata Cara Pengajuan Klaim
Secara Umum
Klaim adalah suatu tuntutan atas suatu hak, yang
timbul karena persyaratan dalam perjanjian yang
ditentukan sebelumnya telah dipenuhi.
Secara Khusus
Klaim Asuransi Jiwa adalah suatu tuntutan dari pihak
Pemegang polis/ yang ditunjuk kepada pihak Asuransi,
atas sejumlah pembayaran Uang Pertanggungan (UP)
atau Nilai Tunai yang timbul karena syarat-syarat dalam
perjanjian asuransinya telah dipenuhi.
Asuransi Jiwa
Penyebab Terjadinya Klaim
Tertanggung meninggal dunia
Pemegang polis menghentikan pembayaran preminya dan
memutuskan perjanjian asuransinya pada saat polisnya
sudah mempunyai nilai tunai.
Perjanjian asuransi sudah berakhir sesuai dengan jangka
waktu yang tercantum dalam polis dan kewajiban
pemegang polis telah terpenuhi atau polis dalam keadaan
lapse tetapi telah mempunyai nilai tunai (habis kontrak
bebas premi)
Tertanggung mendapat kecelakaan
Tertanggung karena suatu penyakit perlu diopname atau
rawat jalan.
Asuransi Jiwa
Persyaratan Klaim Meninggal :
1. Polis asli atau duplikat jika polis asli hilang atau surat
keterangan pengganti polis/ pengakuan hutang jika polis
asli dijadikan sebagai jaminan pinjaman.
2. Tanda terima pembayaran asli dari premi terakhir.
3. Surat keterangan kematian dari Lurah/ Kepala Desa yang
dilegalisir oleh Camat, atau Sertifikat Kematian.
4. Surat Keterangan dari Kepolisian atau pihak berwenang
jika penerima manfaat meninggal dunia karena kecelakaan.
5.Pengajuan klaim atas kematian.
6. Kuesioner klaim.

Jakarta, 15 Desember 2015


PRO JUSTITIA
VISUM ET REPERTUM
No. /TUM/VER/VIII/2015
Yang bertandatangan di bawah ini, (nama dokter) , dokter spesialis forensik pada Ruma
Sakit Cipto Mangunkusumo , atas permintaan dari kepolisian Jakarta dengan suratnya
nomor B/37/VeR/VIII/Reskrim tertanggal 15 Desember 2015 maka dengan ini
menerangkan bahwa pada tanggal (tanggal dan waktu pemeriksaan) di RSCM, telah
melakukan pemeriksaan korban dengan nomor registrasi 123456 yang menurut surat
tersebut adalah:
Nama : xxxx
Umur : xxxx
Jenis Kelamin : Laki-laki
Warga negara : Indonesia
Pekerjaan : xxxx
Agama : xxxx
Alamat : xxxx

HASIL TEMUAN

1. Ditemukan sepasang suami istri yang sudah tidak bernyawatertidur di tempat tidurnya
di dalam kamarnya yang terkunci di dalam.____________________________________
2. Tidak ada tanda-tanda perkelahian di ruang tersebut, segalanya masih tertata rapi ___
3. Tidak ditemukan luka-luka pada kedua mayat dan tidak ada barang yang hilang_____

Kesimpulan
Tidak ada tanda-tanda perkelahian di ruang tersebut, segalanya masih tertata rapi
sebagaimana biasanya Tidak ditemukan luka-luka pada kedua mayat dan tidak ada barang
yang hilang. Sepasang suami istri meninggal di sebabkan oleh keracunan
Demikianlah saya uraikan dengan sebenar-benarnya berdasarkan keilmuan saya yang
sebaik-baiknya mengingat sumpah sesuai dengan KUHAP

Dokter pemeriksa
( )

Anda mungkin juga menyukai