3.3. METODE
3.3.1. RANCANGAN
3.3.2. PROSEDUR
3.3.3. PENGAMATAN
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan bulan
Desember 2015, bertempat di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan
Fakultas Teknologi dan Industri Pertanian Universitas Halu Oleo Kendari
3.2. BAHAN DAN
ALAT
SKRIPSI
UHO
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu alat gelas meliputi
seperangkat alat ekstraksi reflux, soxlet, gelas piala, gelas ukur, gelas kimia,
batang pengaduk, botol timbang, pipet tetes, mikro pipet, corong, tabung reaksi,
labu takar, viscometer oswold, erlenmeyer, desikator, dan termometer. Alat yang
digunakan untuk uji analisis proksimat antara lain spektrofotometer UV-Vis,
oven, tanur, timbangan analitik, dan sentrifus serta alat-alat lainnya yang
mendukung penelitian ini yaitu cawan porselin, kertas saring, botol semprot,
gunting, blender, ayakan 70 mesh, pisau, baskom, aliminium foil dan plastik jenis
polipropilen (PP) dan toples modifikasi.
Bahan yang digunakan terdiri atas bahan utama dan bahan kimia untuk analisis.
Bahan utama terdiri dari ubi kayu pahit (Manihot esculenta crantz). Bahan kimia
yang digunakan untuk analisis proksimat terdiri dari aquades,reagen biuret,
reagen Nelson-Smogy, Reagen Arsenomolybdat, larutan standar glukosa, larutan
standar protein, alkohol 80%, petroleum eter, asam sulfat, dan natrium
hidroksida. Sedangkan bahan kimia yang digunakan untuk analisis karakteristik
tepung wikau maombo terdiri dari asama sulfat, natrium hidroksida, larutan
asam pH (4,5 dan 6) larutan basa pH (8, 9, dan 10), air, ragi instan dan soda kue.
Sedangkan untuk penentuan umur simpan, bahan kimia yang digunakan terdiri
dari MgCl2, K2CO3, NaCl, NaOH, KCl, KI, BaCl2.
Komentar :
Dalam skripsi ini masih terdapat kesalahan dimana
masih terdapatnya alat bahan-bahan yang digunakan
masuk dalam point alat
3.3. METODE
3.3.1. RANCANGAN
Pembuatan wikau maombo menjadi tepung dilakukan dengan cara wikau maombo
dihaluskan menggunakan blender hingga menjadi tepung dan selanjutnya diayak dengan
menggunakan ayakan ukuran 70 mesh dan dipanaskan menggunakan oven pada suhu 60
Oc selama 2 jam berdasarkan hasil penelitian Hamidah (2014) untuk menstabilkan tepung.
4. Penilaian Organoleptik produk tepung wikao maombo dari ubi kayu pahit
(Manihot esculenta Crantz)
Untuk menentukan yang disukai oleh panelis dari setiap perlakuan, dilakukan penilaian
organoleptik terhadap mutu produk yang meliputi warna, aroma, rasa dan tekstur. Pengujian ini
berdasarkan pada pemberian skor panelis terhadap mutu dari segi warna, aroma, rasa dan tekstur.
Pengujian menggunakan 11 orang panelis. Skor penilaian yang diberikan berdasarkan kriteria penilaian
organoleptik terdapat pada Tabel 10 dan 11.
5. Analisis nilai gizi produk tepung wikau maombo terpilih dari hasil penilaian organoleptik
Produk tepung wikao maombo dari penilaian organoleptik terpilih selanjutnya dianalisis
nilai gizi produk meliputi analisis kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar lemak, kadar glukosa, dan
serat kasar.
6. Analisis karakteristik tepung wikau maombo terpilih dari hasil penilaian organoleptik
dibandingkan dengan karakteristik tepung terigu.
Karakteristik tepung wikau maombo terpilih dilihat dari aspek daya gelatinisasi yang
mencakup: suhu dan waktu gelatinisasi, serta viskositas tepung wikau maombo pada kondisi pH yang
berbeda-beda (pH = 4, pH = 5, pH = 8, pH = 9). Analisis daya fermentasi oleh ragi instan yang
mencakup analisis waktu yang dibutuhkan dalam pengembangan adonan dan volume pengembangan
adonan yang dihasilkan. Ananlisis daya pengembangan adonan oleh soda kue yang mencakup analisis
waktu yang dibutuhkan dalam pengembangan adonan dan volume pengembangan adonan yang
dihasilkan (Prosedur pada lampiran 12).
7. Analisis pendugaan umur simpan produk tepung wikau maombo terpilihdari hasil penilaian
organoleptik dengan metode ASLT (Accelerated Shelf Life Testing), dengan pendekatan kurva
sorpsi isotermis, (Labuza, 1982)
Produk tepung wikao maombo dari hasil penilaian organoleptik terpilih dilanjutkan dengan
penentuan umur simpan tepung dan diperlukan beberapa langkah yang dimulai dengan penentuan kadar
air awal, penentuan kadar air kritis, tahap ketiga penentuan kadar air kesetimbangan, penentuan kurva
isotermis sorpsi, penentuan model isotermis sorpsi dan uji ketepatan model isotermis sorpsi, penentuan
nilai kemiringan kurva sorpsi isotermis, dan penentuan parameter pendukung. Semua parameter yang
telah diukur digunakan untuk menghitung umur simpan menggunakan rumus (labuza, 1982).
3.3.3. VARIABEL PENGAMATAN
1. Uji organoleptik tepung wikau maombo (Soekarto,1985)
Variabel pengamatan pada penelitian ini yaitu analisis uji organoleptik yaitu: tekstur,
aroma, warna, dan rasa terhadap tepung wikao maombo dari perendaman yang tepat dan lama
fermentasi yang terpilih.
2. Analisis nilai gizi tepung wikau maombo (AOAC, 1995 dan Sudarmadji etal., 1996)
Variabel pengamatan untuk analisis nilai gizi: kadar air, kadar abu, kadar lemak, kadar
protein, kadar pati dan serat kasar terhadap tepung wikau maombo terpilih, berdasarkan
penilaian organoleptik dari metode perendaman yang tepat dan fementasi yang terpilih.