Anda di halaman 1dari 32

Membangun Keluarga Sakinah,

Mawaddah Wa Rahmah
Kelompok 1

Prinanda De Aqila
Asri
Ahmad Khaibar
Widya Wahyuni
Naufal Rilanda
Devita Amelia
Sebenarnya apa sih tujuan dari
pernikahan ?
Tujuan yang luhur dari pernikahan
adalah
agar suami istri melaksanakan syariat
Islam dalam rumah tangganya. Hukum
ditegakkannya rumah tangga berdasarkan
syariat Islam adalah wajib. Oleh karena itu,
setiap muslim dan muslimah harus
berusaha membina rumah tangga yang
Islami.
Ajaran Islam telah memberikan
beberapa kriteria tentang calon
pasangan yang ideal, agar
terbentuk rumah tangga yang
Islami. Di antara kriteria itu adalah
harus kafaah dan shalihah. Untuk
membentuk keluarga sakinah
mawaddah wa rahmah
Apakah itu keluarga yang sakinah,
mawaddah wa rahmah ?
Mawaddah adalah jenis cinta
membara, yang menggebu-gebu
dan "nggemesi"

Rahmah adalah jenis cinta yang


lembut, siap berkorban dan siap
melindungi kepada yang dicintai
Bagaimanakah cara untuk
bisa meraih keluarga
sakinah mawaddah wa
rahmah ?
1. Memilih calon yang baik
A. WANITA

Wanita yang shalihah ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri bila
suami tidak ada, sebagaimana Allah telah memelihara (mereka). (QS. An
Nisa:34)
Menurut Al Quran dan Al Hadits yang shahih,
diantara ciri-ciri wanita yang shalihah adalah:
1. Taat kepada Allah dan taat kepada
Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam
2. Taat kepada suami dan menjaga
kehormatannya di saat suami ada atau tidak
ada, serta menjaga harta suaminya.
3. Menjaga shalat yang lima waktu tepat pada
waktunya.
4. Melaksanakan puasa pada bulan Ramadhan.
5. Banyak shadaqah dengan seizing suaminya.
6. Tidak berbincang-bincang dan berdua-duaan
dengan laki-laki yang bukan mahramnya, karena
yang ketiganya adalah syaitan.
7. Tidak menerima tamu yang tidak disukai oleh
suaminya.
8. Taat kepada kedua orang tua dalam kebaikan.
9. Berbuat baik kepada tetangganya sesuai dengan
syariat.
10. Mendidik anak-anaknya dengan pendidikan
Islami.
B. PRIA

1. Kuat amalan agamanya. Menjaga solat fardhu, kerap


berjemaah dan sholat pada awal waktu. Auratnya juga
Sifat ini boleh dilihat terutama sewaktu kesehariannya.
2. Akhlaknya baik yaitu seorang yang nampak tegas, tetapi
sebenarnya seorang yang lembut dan mudah bertolak
ansur. Pertuturannya juga mesti sopan, melambangkan
peribadi dan hatinya yang mulia.
3. Tegas mempertahankan maruahnya. Tidak berkunjung ke
tempat-tempat yang boleh menjatuhkan kredibilitinya.
4. Amanah yaitu tidak mengabaikan tugas yang diberikan
dan tidak menyalahgunakan kuasa dan kedudukan.
5. Tidak boros, tetapi tidak kedekut. Tahu
membelanjakan wang dengan bijaksana
6. Menjaga mata, hati dan pikiran dari hal yang
negatif
7. Pergaulan yang terbatas, tidak mengamalkan
cara hidup bebas walaupun dia tahu dirinya
mampu berbuat demikian.
8. Mempunyai rekan pergaulan yang baik. Rekan
pergaulan seseorang itu biasanya sama.
9. Bertanggungjawab. Lihatlah dia dengan
keluarga dan ibu bapaknya.
2. Memahami Tujuan dari Pernikahan

1. Untuk Memenuhi Tuntutan Naluri Manusia


Yang Asasi
2. Untuk Membentengi Akhlak Yang Mulia
3. Untuk Menegakkan Rumah Tangga Yang
Islami
4. Untuk Meningkatkan Ibadah kepada Allah.
5. Untuk Memperoleh Keturunan Yang Shalih
3. Memahami peran masing-masing

Memahami peran masing-masing membuat kita


lebih mudah dalam menjalani peranan baru
sebagai sang suami dan sang istri
Apakah peranan sang suami
?
>>Memberi nafkah kepada Istri harus sesuai kemampuan,
tidak boleh dilebih-lebihkan atau dikurang-kurangkan.

>>Suami menerima apa adanya dari Istri yang dimilikinya.

>>Suami selalu lemah lembut terhadap Istri, sekalipun Istrinya


dalam keadaan lalai.

>>Suami selalu menunjukan jalan-jalan yang lurus, jalan-jalan


menuju kebaikan, jalan-jalan menuju akhirat yang baik kepada
Istrinya.

>>Suami senantiasa mengajari Istrinya tentang pengetahuan


beribadah,pengetahuan dari cara bersuci sampai tatacara
berhaji dan pengetahuan-pengetahuan lain yang bisa
mendekatkan diri si Istri pada Allah SWT
Dan apakah peranan sang
istri?
*Istri selalu berusaha memperlihakan
kecantikannya pada Suami. Bukan memperlihatkan
kecantikan pada laki-laki lain yang bukan
mahramnya.

*Tidak boleh Istri menolak ketika diajak tidur


oleh Suaminya,
Tidak boleh keluar rumah, tanpa ijin Suaminya.

*Istri senantiasa berhati-hati agar tidak samapai


mengeluarkan kata-kata kasar yang dapat
menyakiti Suaminya.

*Istri tidak boleh membuka wajah kepada selain


Mahramnya (Mahram: anak-anaknya, Ibu-
Bapaknya, Kakek-Neneknya.,Suaminya, orang-
orang yang tidak boleh dinikahi).
*Sebagai Istri, tidak boleh memukul anaknya
yang belum baligh.Hanya Istri yang dilarang,
karena hanya Istri yang selalu ada di rumah,
sedangkan Suami kebanyakannya di luar
rumah, mencari nafkah.

*Seorang Istri tidak boleh memberikan sesuatu


apapun kepada orang lain tanpa seijin Suami,
meski yang diberikan itu adalah harta/sesuatu
hasil Istri itu sendiri.
Menurut hadis Nabi, pilar keluarga sakinah
itu ada empat (idza aradallohu bi ahli baitin
khoiran dst)
(a) memiliki kecenderungan kepada
agama,
(b) yang muda menghormati yang tua
dan yang tua menyayangi yang muda,
(c) sederhana dalam belanja,
(d) santun dalam bergaul dan
(e) selalu introspeksi.
NASEHAT UNTUK KELUARGA
BARU
=> Memasuki dunia baru bagi pasangan baru, atau
lebih dikenal dengan pengantin baru memang
merupakan suatu yang membahagiakan. Tetapi bukan
berarti tanpa kesulitan. Dari pertama kali melangkah ke
pelaminan, semuanya sudah akan terasa lain. Lepas
dari ketergantungan terhadap orang tua, teman,
saudara, untuk kemudian mencoba hidup bersama
seseorang yang mungkin belum pernah dikenal
sebelumnya. Semua ini memerlukan persiapan khusus
agar tidak terjebak dalam sebuah dilema rumah tangga
yang dapat mendatangkan penyesalan di kemudian
hari.
Beberapa persiapan yang
harus dilakukan oleh pasangan
baru yang akan mengarungi
bahtera rumah tangga
1. Persiapan Mental
Perpindahan dari dunia remaja ke fase dewasa, di
bawah naungan perkawinan akan sangat berpengaruh
terhadap psikologis, sehingga diperlukan persiapan
mental dalam menyandang jabatan baru, sebagai ibu
rumah tangga atau kepala rumah tangga. Ananda bisa
mempersiapkan mental ananda lewat buku-buku
bacaan tentang cara-cara berumah tangga, atau
ananda dapat belajar dari orang-orang terdekat, yang
dapat memberikan nasehat bagi rumah tangga ananda
mengenali pasangan hidup.
2. Menyusun Agenda
Kegiatan
Kesibukan ananda sebagai ibu rumah tangga atau kepala rumah
tangga tentunya akan lebih banyak menyita waktu di banding
ketika ananda masih sendiri. Hari-hari kemarin bisa saja ananda
mengikuti segala macam kegiatan yang ananda sukai kapan saja
ananda mau. Persoalannya sekarang adalah ananda tidak sendiri
lagi, kehadiran pasangan ananda disamping ananda tidak boleh
ananda abaikan. Tetapi ananda tak perlu menarik diri dari
aktifitas atau kegiatan yang ananda butuhkan. Ananda dapat
membuat agenda untuk efektifitas kerja, ananda pilah, dan
ananda pilih kegiatan apa yang sekiranya dapat ananda ikuti
sesuai dengan waktu yang ananda miliki dengan tanpa
mengganggu tugas ananda sebagai ibu rumah tangga atau kepala
rumah tangga.
3. Mempelajari Kesenangan
Pasangan
Perhatian-perhatian kecil akan mempunyai nilai tersendiri bagi pasangan
ananda, apalagi di awal perkawinan ananda. Ananda dapat melakukannya
dengan mempelajari kesenangan pasangan ananda, mulai dari selera
makan, kebiasaan, hobby yang tersimpan dan lainnya. Tidak menjadi
masalah jika ternyata apa yang disenanginya tidak ananda senangi. Ananda
bisa mempersiapkan kopi dan makanan kesukaannya disaat pasangan
ananda yang punya hobby membaca disaat sedang membuka-buka buku.
Atau ananda bisa sekali-kali menyisihkan waktu untuk sekedar mengantar
pasangan ananda berbelanja, untuk menyenangkan hatinya. Atau kalau
mungkin ananda bisa memadukan hobby ananda yang ternyata sama,
dengan demikian ananda telah memasang saham kasih sayang di hati
pasangan ananda sebagai kesan pertama, karena kesan pertama akan selalu
diingatnya. Dan ananda bisa menjadikannya sebagai kebiasaan yang
istimewa dalam rumah tangga ananda.
4. Adaptasi Lingkungan
Lingkungan keluarga, famili dan masyarakat baru sudah pasti
akan ananda hadapi. Ananda harus bisa membawa diri
untuk masuk dalam kebiasaan-kebiasaan (adat) yang ada di
dalamnya. Kalau ananda siap menerima kehadiran pasangan
ananda, berarti pula ananda harus siap menerimanya
bersama keluarga dan masyarakat disekitarnya. Awalnya
mungkin ananda akan merasa asing, kaku, tapi semuanya
akan terbiasa jika ananda mau membuka diri untuk bergaul
dengan mereka, mengikuti adat yang ada, walaupun ananda
kurang menyukainya. Sehingga akan terjalin keakraban
antara ananda dengan keluarga, famili dan lingkungan
masyarakat yang baru.
5. Menanamkan Rasa Saling
Percaya
Tidak salah jika suatu saat ananda merasa curiga dan cemburu.
Tetapi harus ananda ingat, faktor apa yang membuat ananda
cemburu dan seberapa besar porsinya. Tidak lucu jika ananda
melakukannya hanya dengan berdasar perasaan hati. Hal itu
boleh saja untuk sekedar mengungkapkan rasa cinta, tetapi tidak
baik juga kalau terlalu berlebihan. Sebaiknya ananda
menanamkan sikap saling percaya, sehingga ananda akan merasa
tenang, tidak diperbudak oleh perasaan sendiri. Yakinkan, bahwa
pasangan ananda adalah orang terbaik yang ananda kenal, yang
sangat ananda cintai dan kalau perlu buktikan juga bahwa
ananda sangat membutuhkan kehadirannya, kemudian
bersikaplah secara terbuka.
6. Musyawarah
Persoalan-persoalan yang timbul dalam rumah tangga
harus dihadapi secara dewasa. Upayakan dalam
memecahkan persoalan ananda mengajak pasangan
ananda untuk bermusyawarah. Demikian juga dalam
mengatur perencanaan-perencanaan dalam rumah tangga,
sekecil apapun masalah yang ananda hadapi, semudah
apapun rencana yang ananda susun. Ananda bisa memilih
waktu-waktu yang tepat untuk saling tukar pikiran, bisa di
saat santai, nonton atau dimana saja sekiranya pasangan
ananda sedang dalam keadaan rilex dan segar bugar.
7. Menciptakan Suasana
Islami
Suasana Islami ini bisa ananda bentuk melalui
penataan ruang, hiasan kaligrafi, tingkah laku
keseharian ananda dan lain-lain. Shalat
berjamaah bersama pasangan ananda, ngaji
bersama (tidak perlu setiap waktu, cukup habis
maghrib atau shubuh), mendatangi majlis talim
bersama atau membuat kegiatan yang Islami
dalam rumah tangga ananda. Hal ini akan
menambah eratnya ikatan bathin antara ananda
dan pasangan ananda. Dari sini akan terbentuk
suasana Islami, sebuah keluarga yang Sakinah,
Mawaddah wa Rahmah. Insya Allah.
Jadi
bagaimanakah inti
dari pada
membina keluarga
yang di idam-
idamkan itu ???
* Di mulai dari niat awal dalam
menjalani rumah tangga

* Dari diri sendiri untuk menjadi


pasangan terbaik bagi pasangannya

* Harus saling percaya

*Mensyukuri terhadap apa yang kita


miliki dan menerima pasangan apa
adanya bukan ada apanya

Anda mungkin juga menyukai